All Chapters of Mon Amour: Chapter 61 - Chapter 70
128 Chapters
part 60
“A-a, aku tidak menyangka jika hal ini menjadi sejauh itu,” kilah Vian. Ia tersenyum kecut dan mengakui jika tidak membaca proposal sebelumnya dan hanya mengandalkan asumsi. Alhasil, kini ia tengah dipermalukan kliennya sendiri. Ah, tidak. Tak hanya klien tapi juga wanita dari masa lalunya.“Ya ampun! Aku tidak menyangka jika aku pernah menyukai lelaki bodoh sepertimu ini, Vi.”Lena menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa. Sama sekali tidak menyangka jika pria yang dulu menjadi idola karena sikap dingin dan kepintarannya kini bahkan tak bisa menangkap maksud dari proyek besar yang dijalankan perusahaan. Jika begini, ia ragu bagaimana nanti Vian mengambil alih dari tangan kakaknya yang licik.Jika boleh jujur, Lena memang masih menyimpan rasa untuk Vian. Sejak awal, ia memang menolak proyek besar yang akan melibatkan lahan warisan keluarganya ini. Sudah banyak perwakilan perusahaan yang Avan pimpin datang. Mulai dari menawarkan keuntun
Read more
part 61
“Jangan menghindariku seperti itu, Sialan! Aku butuh pelampiasan!”“He-hei. Kau tidak bisa melakukan hal ini padaku!”“Aku bisa, dan aku tak akan segan padamu!”Lena ingin terus menyerang, tetapi sayangnya Vian lebih gesit darinya dan menghindari secapat yang ia bisa. Namun, meski begitu tetap saja Vian telah menerima beberapa lebam di mukanya.“Hentikan, Len! Kau tidak tahu betapa fatal apa yang kau lakukan ini?!” bentak Vian. Ia geram karena Lena sama sekali tidak mendengarnya dan semakin liar saja. Rumah yang luas untuknya begitu terasa sempit saat ia hanya bisa menghindar di tempat itu-itu saja. Tak jarang, ada beberapa hiasan yang jatuh saat ia tak sengaja menyenggolnya. Jika nanti kerusakan ini di total, mungkin gaji sebulan setelah kenaikan pangkat tak akan bersisa lagi.Vian hanya tak tahu bagaimana cara menghadapi Lena yang sekarang. Jika dulu, saat mereka masih dalam romansa tujuh belasan ha
Read more
part 62
Kembali saat mereka di cafe ....“Len, aku tidak bermaksud apa pun. Hanya saja ....”“Vi, aku tahu. Aku hanya wanita rendah yang dulu pernah mencintaimu. Aku kini hanya seorang janda yang berusaha bertahan di tengah-tengah kekangan keluarga. Aku sadar, kau sudah memiliki istri dan dia jauh lebih baik dariku. Sampai kapan pun, aku tak akan pernah bisa menyamainya di hatimu.” Lena berusaha merendahkan dirinya demi membuat Vian iba. Ia pernah bersama Vian selama beberapa tahun. Hal seperti ini sudah pasti tak akan luput dari pengamatannya tentang Vian.“Ti-tidak, Len. Aku sama sekali tak pernah memandangmu dengan serendah itu. Kamu adalah kamu, dan selamanya tidak akan pernah bisa dibandingkan dengan siapa pun. Bahkan jika itu adalah istriku.”Mendengar kata istri dari Vian. Lena kembali menyadari dirinya. Ah, iya. Vian telah memiliki wanita pujaan dan impian yang telah ia puja sejak kecil. Tak perlu pengakuan langsung dar
Read more
part 63
Kali ini keputusan Vian sudah bulat. Ia harus menyelesaikan masalahnya dengan Lena di hotel atau tidak sama sekali. Mungkin terkesan mengada-ada, mencari kesempatan, atau memanfaatkan keadaan. Akan tetapi, hanya itu yang bisa ia lakukan dan pikirkan. Ada banyak resiko mengintai untuk saat ini. Dan ia rasa pilihan ke hotel memberinya resiko terkecil untuk saat ini.Untuk saat ini, bukan untuk jangka panjang karena ia tak akan menjamin ada hal apa yang mengancam di masa depan. Masa depan adalah hal yang perlu diwaspadai. Namun, Vian abai akan masa depan hingga tanpa sadar, ada seseorang yang mengikutinya.Tok! Tok! Tok!“Aku datang,” ujarnya. Ia khawatir jika tak menunjukkan kedatangannya, Lena tak akan membukakan pintu.“Sebentar!” Suara dari dalam sana terdengar, dan tak lama, pintu terbuka menampilkan Lena yang masih berpakaian lengkap seperti tadi. Sebelum ini, ia telah menerima pesan berisi nomor kamar yang dipesan Lena.Ja
Read more
part 64
“Katakan padaku apa syaratnya,” tegas Vian. Ia tak bisa lagi menahan diri karena ini menyangkut banyak hal. Termasuk kebahagiaan Farrin di dalamnya.“Aku akan menyetujuinya jika kau sudah menjadikan aku sebagai istrimu.”“Apa?!” Vian tersentak kaget saat ia mendengar syarat yang Lena ajukan untuknya. Syarat yang sebenarnya cukup mudah, tetapi sulit di saat yang bersamaan. Mudah karena ia hanya perlu datang ke kantor cacatan sipil atau pendeta, dan sulit karena ia tak berniat untuk mengkhianati Farrin.“Hanya itu saja, Vi. Aku tak meminta apa pun. Begitu hubungan kita resmi, tak ada apa pun lagi untuk semuanya dan aku akan menyetujui yang sudah kujanjikan. Kau bisa memegang ucapanku. Aku juga berani mengundang pengacara untuk menyimpan perjanjian kita.”“Tapi, Len. Aku hanya akan menikahimu jika kau hamil. Bagaimana jika tidak?”Ada keraguan saat Vian mengatakan hal itu. Bagaimanapun juga,
Read more
part 65
“Jika boleh memilih, aku ingin menjadi satu-satunya orang yang ada di hati dan sisimu, Vi,” ujar Lena. Ia memandang pemandangan kota dari balik kaca yang ada di kamarnya. Melihat kota dari sudut pandang yang lebih tinggi dari biasanya memiliki sebuah keuntungan tersendiri. Kini, ia baru saja menyadari mengapa kamar hotel yang berada di lantai lebih atas memiliki harga yang berbeda dengan yang di bawahnya.Vian sudah tak lagi bersamanya di ruangan ini. Setelah tadi ia menumpahkan tangisnya di pelukan Vian, ia merasa lebih lega. Seolah beban berat yang menghimpitnya saat ini berkurang sedikit demi sedikit. Kehadiran Vian yang kembali ke hidupnya seolah membawa angin segar dalam kepahitan yang ia rasakan.Lena mungkin dipandang iri oleh sebagian orang karena memiliki kehidupan yang sempurna sejak kecil. ia memiliki dua orang tua yang mneyayanginya. Sebagai anak tunggal, tentu kasih sayang mereka hanya berpusat padanya. Tidak ada halangan apa pn meski ia seoran
Read more
part 66
“Maafkan aku, Fa,” batin Vian. Ia mengoper tuas gear mobil yang ia kendarai agar bisa mendapat kecepatan yang stabil. Setelah bertemu dengan Lena di hotel tadi, ia tak ingin kembali ke kantor. Ia sudah menghubungi Avan dan kakak kembarnya itu menerima alasannya dengan baik. Sepertinya, ia tak memiliki keinginan lain selain mengunjungi Farrin di sekolahnya. Jika melihat jam sekarang, pastilah wanita itu sedang beristirahat atau makan siang.Vian tahu jika beralah. Hanya saja, ia selalu merapal doa semoga kesalahan yang ia buat ini tak meninggalkan hal buruk di masa depan. Farrin yang sudah menjadi cinta pertamanya sejak lama adalah berlian berharga yang tak ingin dilepas begitu saja.Untuk Lena, Vian menyadari secara penuh jika ia adalah seorang pendosa. Ia sadar telah melakukan kesalahan karena tak bisa menjaga hasrat dengan baik. Jika ada hal yang sangat ia inginkan saat ini adalah Lena tak datang untuk memisahkan mereka. Vian mencintai Farrin, itu kenyata
Read more
part 67
Tidak!Bukankah sebelumnya Farrin sudah setuju untuk berhenti bekerja setelah mereka memiliki anak? Ia harus fokus pada perkembangan sang anak dan merelakan karir yang sudah ia miliki untuk sebuah hal yang tak bisa dibeli dengan uang. Farrin menyadari, jika semandiri apa pun ia, tetap akan membutuhkan seorang pria untuk bersandar.Mungkin beberapa waktu itu tak akan lama lagi, tetapi tak ada salahnya, kan, untuk menikmati hasil kerja kerasnya saat ini? Setelah ini ia berjanji, untuk bergantung sewajarnya pada sang suami. Mungkin saat itulah ia akan menjadi ibu rumah tangga sepenuhnya.“Ah, mimpi yang indah,” batin Farrin. Ia tersenyum sendiri saat membayangkan akan datang masa di mana ia akan sibuk dengan tingkah menggemaskan anak kecil di antara mereka. Laki-laki atau perempuan tak akan menjadi masalah baginya. Yang terpenting adalah ia yang menjadi seorang ibu.“Sedang memikirkan apa?”Lamunan Farrin buyar saat ia mendenga
Read more
Part 68
“Silakan menunya. Ingin pesan apa?” tanya pelayan saat mengantarkan makanan untuk mereka dan memutus pembicaraan antar keduanya. Suasana cafe sedang tak begitu ramai, jadi mereka bisa memilih tempat duduk dengan leluasa. Karena mereka berencana untuk makan sambil berbincang, maka mereka memilih tempat duduk dekat jendela. Bagi Vian, tempat di dekat jendela adalah tempat sempurna untuk berbincang.“Salad sayur, dengan air jeruk hangat,” ujar Farrin dan membuahkan kernyitan di dahi Vian. Di siang terik seperti ini, istrinya memesan minuman hangat?“Berat badanku naik dua kilo. Dan aku butuh penyeimbang untuk menurunkannya,” lanjut Farrin. Ia memang sengaja memilih makanan dan minuman yang tak mengandung banyak lemak untuk menjaga berat badannya agar tetap seimbang. Padahal menurut pandangan Vian, jika Farrin menambah berat dua kilo pun tak akan menjadi masalah. Farrin akan tetap cantik dan menarik di matanya.“Aku pesan ay
Read more
part 69
“Setelah ini kau akan ke mana?” tanya Vian begitu mereka menyelesaikan makan siang. Meski banyak pekerjaan di kantor yang menunggu untuk ia kerjakan, ia sama sekali tak ingin kembali. Persetan dengan amukan Avan dan Rizuki yang akan menyudutkannya. Ia ingin menenangkan diri untuk saat ini. Bagaimanapun juga, bertemu dan berbincang dengan Lena cukup membuatnya berpikir berat.Bagaimana jika sebulan dari sekarang Lena dinyatakan hamil? Bagaimana dengan Farrin, orang yang sejak dulu ia inginkan dan kini sudah berada di sampingnya? Sebagai seorang pria, ia harus mmiliki komitmen yang baik. Namun, kini ia sendiri yang menodai komitmen dan melukai istrinya secara diam-diam.Andai saja, sejak awal ia tak bermain-main atau keburu nafsu, mungkin tidak akan berada di dalam kondisi seperti ini.“Seperti biasa, kembali ke kelas. Meski bukan jadwalku untuk menjaga atau mengajar les, tapi aku harus berada di sana untuk kmengecek pekerjaan rumah anak-anak,&rd
Read more
PREV
1
...
56789
...
13
DMCA.com Protection Status