All Chapters of In Relationship: Chapter 11 - Chapter 20
37 Chapters
11. Remember.
Setelah pertemuan singkat tadi, Alya menyarankan untuk tidak langsung membawa Tristan atau Gibran pulang bersama mereka hari ini. Setidaknya, Dinah dan Jafran harus menceritakan perihal ini pada keluarga mereka sendiri, dan keluarga Tristan juga tentu saja.Tepat pukul tujuh malam, Dinah dan kakaknya pulang. Setelah mengucap salam Dinah dan Jafran memilih untuk membersihkan tubuh mereka dan makan malam terlebih dahulu. Ada rasa gugup saat Dinah memilih kata tepat yang akan ia katakan pada orang tuanya nanti. Dinah takut ayah dan ibunya tak percaya, tapi sepertinya Dinah lupa. Jafran akan membela tanpa diminta, karena abangnya itu tahu pasti apa yang mereka alami hari ini.Saat ini mereka tengah bersantai di ruang keluarga. Ayah dan bunda terlihat asik menonton, sedangkan Dinah dan Jafran saling melempar kode masing-masing. Melihat jam dinding yang baru memasuki jam delapan malam. Sepertinya belum terlalu malam jika mereka harus mengundang
Read more
12. The New Pain.
Hari ini ada yang berbeda, Dinah dan teman-temannya tengah mengantar seseorang di bandara. Salah satu di antara mereka akan melanjutkan pendidikannya di luar negeri. Orang itu tak lain ialah Yuna, mengingat di antara mereka Yuna merupakan murid yang paling menonjol dalam hal akademik. Selain itu, orang tua Yuna sudah merancang pendidikannya sedemikian rupa.Tersiar kabar sewaktu mereka masih SMA. Bahwasannya Yuna akan menjalankan perusahaan keluarga. Yuna terhitung sebagai salah satu siswi dengan kondisi ekonomi yang sangat bagus. Ayahnya sebagai pendiri perusahaan yang bergerak di bidang lokomotif. Sedangkan ibunya merupakan perancang busana terkenal. Bahkan beberapa karya ibunya telah digunakan oleh aktor dan aktris hollywood.Namun, Yuna hanya anak tunggal. Ia seringkali merasa kesepian. Terlebih, baik ibu dan ayahnya sama-sama sibuk dengan urusan bisnis masing-masing. Parahnya, orang tua Yuna seolah memberikan beban berupa tuntutan nil
Read more
13. We're Done?
Arsyana memeluk Dinah dengan sabar, sedangkan tangannya sibuk mengusap lembut punggung mungil milik sahabatnya itu. Entah apa yang terjadi pada Dinah, sampai gadis itu menangis sesenggukkan dan sekacau ini. Dinah tak pernah terlihat semenyedihkan ini sebelumnya. Itu jika berkaitan tentang cinta, bahkan ketika putus dari Arga pun. Kondisi Dinah dikatakan jauh dari ini.Perlahan Dinah melerai pelukannya pada Arsyana, menghapus jejak air mata pada wajahnya. Lalu mengatur napasnya yang memburu sejak tadi. Dinah semakin pusing, dan suhu tubuhnya juga masih sama. Rasanya emosi dan kecewa membaur dan menyatu dalam dada Dinah menjadi amarah."Din, ada apa? Kenapa lo nangis kejer kayak gini? Si Arga nyakitin lo, iya?" tanya Syana membuka obrolan. Biar bagaimanapun, mereka harus saling membagi cerita agar masalah lekas selesai.Dinah menggeleng pelan, kemudian gadis itu pun menceritakan semuanya tanpa mengurangi, atau melebihkan fak
Read more
14. About Nara.
Tristan kembali terlihat dingin setelah ia tak lagi menjalin komunikasi dengan Dinah beberapa minggu belakangan ini. Bahkan beberapa teman dan rekan kerjanya, merasa aneh atas sikap Tristan yang kembali seperti dulu. Jika dulu pria itu masih bisa diajak bercanda, sekarang diajak bicara pun jarang direspon kalau tidak terlalu penting.Tidak ada yang tahu. Meskipun pria itu memang sudah putus dari Dinah, tapi ia tak langsung menjalin hubungan dengan Nara. Entah apa alasan Tristan melakukan hal itu. Namun tentu saja membuat Nara kebingungan setengah mati.Kendati demikian, Tristan malah bingung untuk memberitahukan perihal ini pada keluarganya. Bukan karena ia takut. Namun, karena hatinya sendiri masih bimbang. Ia ingin benar-benar memastikan, bahwa hatinya akan memilih siapa nanti. Boleh saja Dinah menganggap hubungan mereka selesai, tapi bagi Tristan hal seperti itu tidak berlaku. Hubungan yang terjalin di antara mereka, disetujui ole
Read more
15. Beautiful like you.
Suara derap langkah kaki berkejaran dari arah gerbang bangunan kosong tersebut, dua orang pria tinggi tegap memasuki kawasan gedung dengan tampang cemas pada wajah masing-masing. Napas memburu diatur untuk kesekian kalinya, tapi tetap saja di setiap tarikannya terasa begitu berat. Ini bukan perihal oksigen yang tak tersalurkan ke paru-paru. Namun, ini tentang seberapa khawatirnya mereka saat ini.Tristan mengedarkan pandangannya ke segala penjuru bangunan. Tak ada penerangan yang memadai dari dalam gedung. Cahaya hanya berasal dari lampu-lampu kecil di beberapa tiang saja. Jangankan malam hari, bahkan saat siang bolong pun, sepertinya gedung ini masih akan tetap terlihat menyeramkan dan angker. Lantas, bagaimana bisa ponsel Nara terlacak di sini? Dari yang Tristan ketahui, Nara tak begitu suka dengan tempat yang pencahayaannya minim. Kecuali, gadis itu hanya berpura-pura di depannya. Entah apa alasannya.Masalah utamanya, Nara tak bisa dih
Read more
16. Jafran.
Tangan mungil itu sedikit terburu ketika menalikan sepatunya. Gadis itu bangun kesiangan karena memikirkan peristiwa semalam. Astaga, sebegitu kepikirannya Dinah hingga tak sadar malah begadang. Lagipula, gadis mana yang akan bersikap biasa saja setelah mencium pipi seorang pria dewasa? Mungkin insiden semalam bisa disebut sebagai sebuah ketidak sengajaan, tapi tetap saja. Just Dinah being Dinah. Dirinya akan selalu menjadi gadis pemikir ekstra. Kalau kata Nancy, Dinah salah satu jenis manusia yang sulit untuk bahagia. Karena mau menghabiskan separuh waktu dalam hidupnya, hanya untuk memikirkan perkataan, atau reaksi orang-orang terhadapnya. Karena Dinah dengan langkah tergesa menuruni anak tangga, gadis itu malah terkena teguran dari ayahnya yang sedang bersiap sarapan. Danar khawatir jika putrinya terluka. Seandainya laki-laki paruh baya itu tahu, apa yang kemarin Dinah rasakan. Bagaimana kiranya reaksi
Read more
17. From Jafran to Tristan.
Pagi ini kediaman keluarga besar pensiunan TNI itu nampak lebih ramai dari biasanya. Dinah menatap berkeliling ke setiap sudut, orang-orang begitu sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Acara pernikahan kakak satu-satunya itu hanya tinggal menghitung waktu. Besok adalah upacara pernikahan secara kemiliteran. Tristan juga ikut berpartisipasi sebagai pemimpin sangkur pora yang akan dilaksanakan esok pagi. Sedangkan Dinah? Entahlah, gadis itu tengah gundah seorang diri. Sebenarnya Dinah bahagia, tapi juga sedikit. Hanya sedikit sedih.Upacara sangkur pora, adalah semacam penyambutan untuk seorang calon istri prajurit. Ini bertujuan untuk mengenalkan si istri prajurit, secara keseluruhan kepada khalayak sekaligus rekan sesama prajurit. Sangkur pora untuk TNI Angkatan Darat, sama dengan pedang pora (upacara pernikahan untuk TNI Angkatan Laut). Menjadi kebanggaan tersendiri bagi mereka yang akan menjadi istri seorang prajurit TNI, ketika upacara ini berlangsung
Read more
18. Just With You.
Malam ini Dinah hanya duduk seorang diri sambil membaca novel di kamarnya. Sebenarnya gadis bermanik cokelat itu bosan. Karena biasanya di waktu seperti ini, Jafran yang akan mengajaknya pergi entah ke manapun. Mungkin sekadar berjalan-jalan malam mengitari taman komplek, atau juga melakukan hal lain bersama. Misalnya, menonton, membaca buku, bahkan memasak bersama. Ah, Dinah rindu masa seperti itu. Masa di mana mereka tak perlu khawatir jika harus berjauhan satu sama lain. Namun sekarang, sepertinya Dinah harus belajar berkawan rindu. Padahal Jafran menikah pun, belum dua bulan.Ingin sekali Dinah mengajak Arsyana dan Nancy keluar. Namun, sepertinya keinginan itu perlu Dinah tekan kuat. Kedua gadis itu juga tengah sibuk dengan pasangan mereka masing-masing. Mana boleh Dinah egois. Bagaimanapun, baik Arsyana atau Nancy. Mereka tentu butuh waktu bersama pasangan."Argh ...," jeritan frustrasi akhirnya meluncur dari bibir mungil gadis berman
Read more
19. D & T
"Duh, perut gue kok sakitnya nambah parah, ya?" keluh gadis itu sendiri.Dinah meremas perutnya yang terasa amat nyeri. Entah apa yang ia makan, hingga kini keadaan Dinah malah terlihat seperti minta dikasihani saja. Bibirnya memucat, tatapannya sayu, juga tubuh yang terasa begitu lemas. Gadis itu masih bergelung di dalam selimut, sesekali mengumpat pelan karena rasa sakitnya kian menjadi.Kesialan bagi Dinah, kedua orang tuanya sedang tak ada di rumah. Sudah hampir tiga hari mereka mengunjungi sang abang tercinta. Tepat setelah ia dan Tristan kembali dari curug sewaktu itu. Kabarnya Alya sedang menjalani trimester pertama kehamilannya. Dinah senang mengetahui kabar itu. Namun, cukup prihatin juga dengan keadaan Jafran. Pria dengan senyum menawan itu sampai kelimpungan sendiri melayani keinginan aneh dari istrinya. Yah. Dari fakta yang Dinah dengar melalui Danar, mengidam memang membuat para suami susah.Melupakan persoala
Read more
20. Stretch
"Akhirnya ... selesai juga. Walaupun baru dikit yang, sih," ujar gadis itu lega.Dinah mengembuskan napasnya perlahan. Ia baru saja selesai mengerjakan tugas dari dosennya. Entah mengapa, saat masa menstruasi seperti ini, Dinah cenderung rajin mengerjakan tugasnya. Gadis itu paling tak suka menumpuk tugas. Catat, hanya saat dia mengalami masa menstruasi.Di tengah kesibukannya, tiba-tiba saja pintu ruang kelas mereka dipukul keras oleh seseorang dari luar. Semua mata secara serentak menoleh ke arah sumber suara, tak terkecuali dengan Dinah sendiri. Sementara orang yang berada di ambang pintu, Nancy. Malah terkekeh canggung karena berhasil membuat dirinya menjadi pusat perhatian.Namun, pada dasarnya Nancy malas peduli. Mau ditatap sedemikian tajam pun, Nancy tak akan pernah ambil pusing tentang cara orang lain berpikir tentangnya. Mungkin itu juga yang menjadi alasan utama, mengapa Nancy selalu terlihat bahagia dengan kead
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status