Semua Bab Adikku Dihamili Keponakan Suami: Bab 11 - Bab 20
66 Bab
11 Judul komitmen baru
Bab 11 Mereka tidak bertemu lagi dalam perjalanan pulang karena memang pada keesokan harinya mereka langsung pulang menuju Bandar Lampung.  Sebelumnya Karin sudah menghubungi Dani mengenai rencananya pulang ke Lampung untuk mengurus masalah pernikahannya dengan Steven. Walau bagaimanapun ia masih memiliki tanggung jawab dalam pekerjaannya. Steven mendiamkannya selama beberapa hari setelah kepulangan mereka. Karin tidak mencoba membujuk Steven karena ia sudah mengenal tabiat suaminya itu. Kalau emosinya sudah mereda Steven akan luluh dengan sendiri.  “Katakan padaku,  apakah kau menikmatinya? “ tanya Steven ketika Karin akan tidur. “Apa kau mencoba untuk melebarkan masalah atau memperkecil? Bila kita begini terus, aku rasa lebih baik kita menjauh dulu sementara.“ “Dan kau akan kembali lagi kepadanya? Apakah sangat nikmat bercinta dengannya sampai kau melupakan kenyataan bahwa kau masih bersuami!?“ 
Baca selengkapnya
12 judul Firasat
 Bab 12 Jalan yang ia pilih ternyata tidak salah. Steven menggunakan kesempatan yang telah diberi Karin dengan sangat baik. Tambah hari, Steven bertambah romantis dan selalu menyediakan waktu untuk Karin dan Matthew.  Rencana untuk menambah momongan menjadi perbincangan yang alot diantara mereka.  Karin tidak berencana memiliki anak lainnya selain Matthew tetapi Steven selalu membujuknya agar memberikan adik pada Matthew agar dia tidak kesepian nantinya.    “‘kan Matthew banyak sepupu. Dia tidak akan pernah kesepian. Hampir setiap hari mereka ke sini.“ “Beda dong sayang. Coba bayangkan, bagaimana kalau nanti kita sudah tidak ada bersama Matthew lagi, dia akan sendirian?“ “Yah, kalau kita tidak ada 'kan masih banyak sepupu-sepupunya yang bisa menemaninya,“ timpal Karin masih tetap berkeras sambil mengelus dada suaminya. “Sayang, cobalah untuk mengerti,“ kata Steven putus asa. “Aku
Baca selengkapnya
13 judul Melepas Steven
Bab 13 Steven membelai pipinya membangunkan Karin dari tidurnya.  Karin membuka matanya. Wajah Steven tampak tenang dan sangat bercahaya. Karin merasa sangat lega karena telah mendapati Stevennya telah pulang. Ternyata firasatnya salah! Karin langsung tertawa bahagia dan  memeluk tubuh Steven sambil menangis. Ia memeluk tubuh suaminya dengan erat, tanpa mau melepaskannya lagi. Tapi ia tidak mengerti mengapa Steven begitu pendiam saat ini dan ia hanya memandanginya saat ini dengan pandangan yang aneh, Karin tidak mengerti.  “Tahu tidak, aku cemas sekali tadi. Papi bilang mobilmu terperosok dalam jurang. Kamu jahat, kenapa kamu tidak memberi kabar padaku. Aku merasa sangat cemas! Rasa mau mati karenanya. Jangan pernah tinggalkan aku lagi,yah!? Aku takut. Aku …“ Steven menenangkan Karin. “Maafkan aku, tapi kita tidak bisa bersama lagi.“ Steven menangkup wajah Karin dengan lembut. Karin bingung mendengar
Baca selengkapnya
14 judul tidak bisa mengelak
Bab 14 Karin semakin bersemangat membantu menjalankan kembali usahanya yang telah lama dikelola oleh Chika. Ia sangat menikmati pekerjaannya karena ia bisa meluangkan waktu untuk menemani Matthew kapanpun dia mau. Ia selalu ada untuk Matthew, di setiap saat Matthew membutuhkannya, itulah yang membuat Karin merasa bahagia. Semangatnya kembali menyala dalam mengembangkan konsep bisnisnya. Dia mulai merambah usaha wedding planner yang menawarkan konsep one stop wedding shoping jadi calon pengantin bisa mengurus sendiri segala keperluan pengantinnya di dalam satu tempat. Sedangkan Chika tetap mengurus showroom bridal besar miliknya. Saat ini ia memiliki janji temu dengan seorang klien yang ingin dibuatkan jas pengantin dan jas pendamping desain terbaru karena sudah melewati jam kerja, akhirnya Karin mengijinkan karyawannya untuk pulang duluan sementara dia sendiri yang akan menunggu kliennya datang. Untuk membuat kliennya nyaman ia tetap menyalaka
Baca selengkapnya
15 judul Pasrah
Bab 15 Wilson menangkap tangan Karin dan memeluknya dengan cepat. “Aku merindukanmu, yah Tuhan. Jangan bergerak! Atau kau berniat membuatku bergairah?“ bisik Wilson di telinga Karin. Karin langsung berhenti berontak dan tidak berani bergerak. “Bisakah kau melepaskan aku? Aku sudah terlambat pulang. Matthew sedang menungguku saat ini,“ pinta Karin dengan pelan. “Maaf.“ Wilson melepaskan pelukannya. “Terima kasih.“ Karin berusaha menyelesaikan tugasnya dengan cepat lalu mempersilahkan Wilson mengenakan kemejanya kembali dan langsung beranjak meninggalkan Wilson tanpa memberi kesempatan pada Wilson untuk bicara lagi. Ia melarikan diri! Karin berusaha menguasai dirinya lalu tersenyum kepada Cattherine dan Jason. “Pembuatannya akan memakan waktu lebih kurang satu bulan. Saya akan menghubungi anda saat fitting terakhir untuk pengepasan.“ Wilson sudah mengenakan kembali jaketnya ketika keluar dari ruang fitting. Karin bersalaman dengan mereka termasuk dengan Wilson dan mengucapkan
Baca selengkapnya
16 judul usaha Edward
Bab 16 Karin menyibukkan dirinya dengan segudang kegiatan untuk mengisi setiap detik dalam hidupnya agar bisa hidup normal lagi dan menjadi ibu yang terbaik bagi anaknya. Matthew selalu diikutsertakan kemanapun ia melakukan  pergi, pengecekan gedung atau apapun juga jika dia sudah pulang dari sekolahnya.  Karin selalu menjaga jarak dengan lawan jenisnya dan memberitahu dengan tegas bahwa ia tidak sedang tertarik untuk menjalin hubungan kasih selain hubungan bisnis.  Edward menyukai tantangan dan yang pasti ia menyukai tantangan yang diberikan Karin kepadanya.  Baru kali ini dia ditolak tanpa basa basi. Seharusnya ia menjauhi Karin tapi ia tidak bisa melupakan Karin. Ia ingin Karin menerimanya sebagai kekasih.  Tadinya ia mengajak Karin makan malam hanya iseng-iseng saja karena mendengar sikap dingin Karin dalam urusan asmara dari teman-temannya dan mereka menantang Edward agar bisa menaklukan hati Karin.
Baca selengkapnya
17 judul bertemu Tia
Bab 17 Karin tampil memukau dengan balutan gaun malam panjang berwarna silver. Di sampingnya tampak setia Matthew dengan balutan jas resmi lengkap dengan dasi kupu-kupu mini-nya. Dengan diam-diam Edward menunjukkan Karin kepada Tia. Tia mengangguk dan bersiap dengan sandiwaranya. “Pantas saja Paman kelepek-kan, dia memang benar-benar sangat cantik rupanya!“ kata Tia berlagak dewasa. Edward hanya meringgis sambil terkekeh. Tia duduk di bangku sendirian dan dia mulai menangis ketika Karin menoleh ke arahnya. Edward tersenyum bangga akan bakat akting keponakannya itu dan melihat dari kejauhan. Karin mengajak Matthew mendekati Tia. “Halo Anak Manis, siapa namamu?“ Karin mendudukan Matthew di sebelah Tia dan berlutut menghadap Tia. “Namaku Tia!“ katanya sambil mempertahankan isakan sedihnya. “Nah, Tia kenapa kamu menangis?“ tanya Karin dengan lembut sambil mengusap air mata Tia. “Pamanku
Baca selengkapnya
18 judul bertemu Wilson lagi
Bab 18 Karin memastikan bagian catering, sound system dan berbincang sejenak dengan tuan rumah, Ronaldo ketika berpapasan jalan dengannya. Ronaldo merasa sangat puas dengan hasil kerja Karin dan tim. Apa yang telah digambarkan Karin sebelumnya memang telah berhasil direalisasikan oleh Karin. Dia juga dapat melihat pancaran kagum dari semua tamu-tamunya saat naik ke kapal miliknya. Karin tersenyum manis menanggapi pujian dari Ronaldo. Dalam hatinya, ia juga puas melihat hasil kerja timnya dalam menyiapkan semua persiapan hingga bisa memuaskan semua mata dan lidah setiap orang yang datang ke kapal ini. Dari kejauhan Edward merasa iri melihat Karin bisa begitu lepas berbincang dan tertawa dengan Ronaldo. Ingin rasanya ia berlari dan menyembunyikan Karin dari pesona Ronaldo tapi dengan tanggung jawab yang saat ini ia emban rasanya tidak mungkin. Edward menunduk kecewa sambil menghela napas melihat Tia dan Matthew sedang asyik melihat kilauan air laut. Karin menolak ketika Ronald
Baca selengkapnya
19 judul mengingkari perasaan hati
Bab 19 Karin seperti dipaksa berjalan meninggalkan tamu-tamu undangan yang lainnya. “Tolong lepaskan tanganku, tamu-tamu lain sedang memperhatikan kita saat ini! Dan aku masih harus berada di sini sampai akhir acara.“ Wilson hanya tersenyum menanggapi teguran Karin tapi ia tidak mengindahkan permintaan Karin. Ia dan Matthew saling bertukar pandangan aneh lalu sama-sama tersenyum. Karin tidak mengerti apa yang ada di pikiran kedua lelaki dihadapannya itu tapi ia yakin melihat persekongkolan di antara mereka. “Hei, kalian sudah mau pergi?“ tanya Ronaldo dengan heran sambil melirik genggaman tangan Wilson pada Karin. Ia meringgis dalam hati. Rupanya rekan bisnisnya sudah terlebih dahulu memenangkan hati Karin, desahnya dalam hati. "Yah, kami pamit dulu.“ “Terima kasih karena sudah menggunakan jasa kami, semoga …“ Tangan Karin ditarik paksa sehingga Karin tidak dapat meneruskan kata-katanya. Ia merasa kesal sekaligus jengkel. Ia merasa diperlakukan seperti anak kecil dan tidak so
Baca selengkapnya
20 judul Pinangan Wilson
Bab 20 “Karin kau harus mendengarku!“ seru Wilson merasa frustrasi dengan penolakan Karin “Tidak ada yang mesti aku dengarkan. Aku mau pulang!“ balas Karin sambil memanggil Matthew.   “Kau harus mendengarku!“ sahut Wilson memaksa Karin untuk mendengarnya.  Karin menggandeng tangan Matthew dengan paksa sambil meninggalkan Wilson.  Wilson mengejar Karin dan tidak membiarkannya pergi darinya. Matthew tidak bertanya apa-apa dan hanya mengikuti Karin tanpa mengatakan apapun juga. “Karin, please kumohon!“ ucap Wilson menghentikan langkah Karin. “Tolong tinggalkan aku!“ ucap Karin dengan kesal. Air matanya mengalir tanpa bisa dicegah. Ia ingin Wilson segera meninggalkannya agar ia bisa mencegah dirinya luluh.  Wilson sadar ia sudah terlalu memaksa Karin. Ia menyesal karena telah menyudutkan Karin. “Maafkan aku, aku …“ “Karin …apa kau tidak apa-apa?“ ta
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status