Semua Bab ISTRIKU KUYANG: Bab 21 - Bab 30
64 Bab
Pov Wingsih
Bismillah           "TEROR KUYANG"# part_6#by: Ratna Dewi Lestari. Pov: Wingsih, ibu Arini.     Sore yang teduh. Langit berwarna jingga. Angin semilir menerpa wajah senduku. Airmata ku tak henti mengalir, walaupun sudah lima tahun Arini pergi meninggalkanku selamanya.   Namun, ada yang berbeda dengan sore ini. Angin semilir membawa bau yang sangat aku hafal. Bau tubuh Yusuf, menantu biadab yang telah menewaskan Arini, anak perempuanku satu-satunya.   Jantungku berdegup kencang. Ku hirup udara sebanyak-banyaknya. Ya, bau tubuh Yusuf tercium sangat dekat. Berarti ia tak jauh dari kediamanku.     Senyum tersungging di wajahku yang mulai keriput. Semenjak kematian Arini, aku sudah sangat jarang berburu dan menghisap darah. Aku tak semangat lagi menjalani hidup. Memangsapun itu sangat terpaksa. Akibat dari tuntutan ilmu hitam yang di turunka
Baca selengkapnya
Dilema
Bismillah           "TEROR KUYANG"#part_7#by: Ratna Dewi Lestari.  Pov: Dini, istri Yusuf.      "Huh, menyebalkan! gara-gara hal sepele, aku jadi gagal makan malam di luar!" sungutku ketika masuk ke dalam kamar.     "Sebenarnya kuyang itu apa?" pikirku. Ku rebahkan paksa tubuhku ke ranjang. Lupa kalau sedang mengandung. Perlahan ku elus si utun di dalam perut. "Maafkan mama, ya Nak," lirihku.    Semenjak datang ke kota ini, orang-orang yang bertemu denganku selalu mewanti-wanti untuk menjaga diri, termasuk Mas Yusuf dan juga bi Inah. Bi Imah orang yang paling cerewet kepadaku.     Ia selalu menganggapku seperti anak kecil. Tidak boleh masak, mencuci, dan yang lebih membuatku geram yaitu aku dilarang keras pergi sendiri walaupun siang hari.     Berlebihan sekali, bukan? aku yang terbiasa bekerja sendiri, masak
Baca selengkapnya
Pov Yusuf
Bismillah         "TEROR KUYANG"# part_8#by: Ratna Dewi Lestari.   POV: Yusuf.    "Mas, kita pulang hari ini, ya? Mas kan udah baikan," ujar Dini begitu masuk keruanganku. Ia sudah tampak sangat rapi pagi ini.    "Yakin kita pulang, Dek? Mas ragu," jawabku pelan.  "Ga usah ragu, Mas. Kita punya Allah," Dini menatapku dengan senyum yang merekah.  Dini. Terkadang istriku ini memang bisa menentramkan hatiku. Namun, dilubuk hatiku aku benar-benar takut hal buruk terjadi padanya.  Dengan cekatan Dini membereskan semua barang-barangku. Perutnya yang mulai membuncit tak menyulitkannya. Ia dengan cekatan menggandengku menuju parkiran rumah sakit dimana taksi online sudah menungguku.    Di sepanjang perjalanan Dini tak banyak berbicara. Ia asik dengan gawainya. Tak nampak rasa takut sedikitpun di matanya.   "Apa
Baca selengkapnya
POV Dini
Bismillah         "TEROR KUYANG"#Part_9#by: Ratna Dewi Lestari.  Pov : Dini.         "Bibi sudah berpesan sama Nyonya, jangan ada orang yang menyentuh perut Nyonya atau Nyonya akan celaka," ucap Bibi dengan raut wajah di tekuk pertanda marah.     Tak pernah kulihat Bi Inah seperti ini. Mungkin ia terlalu mengkhawatirkanku. Ya, selama di sini Bi Inah sudah seperti Ibu bagiku.     Ia begitu telaten dan sabar menghadapiku. Ia tak pernah marah ketika tak sengaja aku berkata kasar. Pekerjaannya rapi dan masakannya enak.   "Iya, Bi. Maafkan aku. Tadi aku seperti terhipnotis dan tak bisa menolak semua ucapan Ibu tadi," paparku.   "Seperti itulah kuyang. Nyonya tak akan bisa membedakan mana manusia biasa yang memang berniat baik atau kuyang yang ingin menjadikan Nyonya sebagai mangsa. Maka pesan saya, Nyon
Baca selengkapnya
Teror Datang
Bismillah          "TEROR KUYANG"#part_10#by:Ratna Dewi Lestari.      "Dini ... Dini ...,"   Lagi-lagi suara itu bergema di telingaku. Sesuatu terasa meniup kakiku. Dingin. Walau dalam keadaan limbung, aku berusaha menormalkan kesadaranku. Masih terhuyung dan tertatih kupaksakan untuk bangun.   "Akhhhhhhhh," suaraku seakan tercekat. Tepat di hadapanku makhluk itu mengambang dengan kepala dan usus terburai. Bau darah anyir menyengat masuk hingga ke rongga membuatku ingin muntah. Jarak kami hanya sekilan. Makhluk itu tersenyum lebar menampakkan gigi-gigi taringnya. Lidahnya keluar seolah sedang menatap makanan nikmat di hadapannya.   Shhhhhh! Shhhhhhhh!  Ia mendesis seperti ular. Matanya merah menatap penuh amarah. Aku benar-benar takut. Semua kekuatannya seakan terbang entah kemana. Tubuhku melemah tak berdaya.   
Baca selengkapnya
Pertolongan wargq
Bismillah         "TEROR KUYANG"#Part_11#by:Ratna Dewi Lestari.     "Ha-ha-ha, mau kemana kalian?"      Makhluk itu menyeringai seolah mengejek ketakutan kami.   "Mas!" pekikku sembari mencengkeram tangan suamiku.   "Sudah! tutup saja matamu, Dek. Malam ini kita akhiri semua ini!" sahut Mas Yusuf. Tanpa di suruh pun mata ini refleks terpejam. Sungguh seumur hidup aku baru menjumpai makhluk yang benar-benar menakutkan seperti ini.     "Khihihihi, kau tak akan bisa lari dariku, Yusuf!" bentak makhluk itu.     "Aku pasti bisa mengalahkanmu! kau akan bernasib sama seperti anakmu!" gertak Mas Yusuf.    Brummmmm!   Mobil melaju semakin kencang. Aku memasang telinga dengan seksama. Mataku perlahan kubuka. Sialan. Makhluk itu masih saja menempel di kaca depan. Masih tertawa te
Baca selengkapnya
Kekuatan Ibu Arini
Bismillah          "TEROR KUYANG"#part_12#by: Ratna Dewi Lestari.       "Sebelum kita menemukan tubuhnya. Kita masukkan duri,beling atau sebagainya hingga ia tak bisa bersatu kembali dengan tubuhnya. Atau bisa juga kita sembunyikan tubuhnya dan kita bakar sekalian," papar Pak RT diiringi anggukan setuju bapak-bapak lainnya.    "Yang jadi soal, kita tak tau dia itu siapa, Pak. Kalau kita tau, kita bisa dengan mudah mencari tubuhnya. Karena pasti tubuh itu tak jauh dari kediamannya," Bapak berbaju koko coklat menimpali.    "Iya benar, Pak. Susah kalo kita tidak tau siapa orangnya," Bapak berbaju biru ikut komentar. Yang lain cuma mengangguk. Aku mendengarkan dengan seksama.    "Mohon maaf sebelumnya, Pak. Saya tau siapa kuyang itu. Dan saya adalah menantunya," jawabku pelan. Aku sengaja menggigit bibir karena takut mereka akan mengusirku. 
Baca selengkapnya
Teror kembali
Bismillah        "TEROR KUYANG"#part_13#by: Ratna Dewi Lestari.Pov : DINI    Sretttttt!    "Aaaa ... kuyang!" pekik Bu RT.    Gubrakkkk!    Bu RT langsung pingsan begitu melihat kuyang itu mengambang dibalik jendela dengan senyum yang menyeringai . Matanya merah dan melotot ke arah Bu RT.     Aku hanya bisa melihat nanar pemandangan ngeri di hadapanku saat ini. Keadaanku lemah. Aku hanya bisa meremas perutku yang terasa amat sakit dan nyeri.    Deg!   Jantungku seolah berhenti berdetak. Keberanian ku hilang dalam sekejap. Kepala terbang dengan usus terburai dan jeroan mengambang itu memalingkan wajahnya dan menatapku amat tajam.    Mulutnya bergerak membaca mantra dan kemudian mulutnya bergerak seperti menyedot.     Anehnya tubuhku seperti tersedot mendekati
Baca selengkapnya
Tubuh tanpa kepala
Bismillah          "TEROR KUYANG"#part_14#by: Ratna Dewi Lestari.   "Istri saya ... ada apa Bapak mencari istri saya?" tanya si Bapak berpura-pura tak tau siapa jati diri istrinya. Aura kebohongan tampak jelas di matanya.   "Bapak jangan berpura-pura tidak tau, Pak. Jelas-jelas dulu Bapak menyuruh saya untuk pergi dan bukankah kita dulu pernah melihat langsung ketika Arini dan ibunya menjadi kuyang?" cecar Yusuf dengan nada tinggi. Membuat bapak Arini terdiam dan merasa tersudut.   "Jika Bapak sengaja menyembunyikan istri Bapak, maka Bapak harus menanggung resikonya!" ancam Pak RT.   "Hmmm, saya tidak tau, Pak. Istri saya tidak nampak sejak tadi," Bapak Arini menunduk takut.  "Apa Bapak tau seberapa mengerikan dan berbahayanya istri Bapak bagi kami? Ibu hamil banyak yang kekurangan darah dan lama-lama meninggal. Bayi banyak yang gugur sebelum sem
Baca selengkapnya
Bakar
Bismillah           "TEROR KUYANG"#part_15#TAMAT#by: Ratna Dewi Lestari.     "Bakar! bakar!" teriak warga.    "Saya mohon, Pak! jangan bakar istri saya!" seru Pak Rusdi, bapaknya Arini seraya mengiba . Ia berlutut di kaki Yusuf dan Pak RT.    "Tidak bisa, Pak! istri Bapak sudah membuat banyak nyawa melayang karena sakit dan kehabisan darah. Sangat meresahkan!" bentak Pak RT.    Yusuf menatap nanar. Air matanya tiba-tiba merembes. Mengingat kebaikan Wingsih, sang mertua dikala ia masih menjadi menantu kesayangannya.    "Tolong, Pak! izinkan istri saya bertobat. Kalaupun ia harus meninggal, saya harap masih bisa mengebumikan ia secara layak," pinta Pak Rusdi.    "Bakar saja, Pak! biar kesiksa sekalian! iblis itu!" ujar warga geram.    "Bakar! bakar! bakar!" yang lain mulai tersulut emosi.&n
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status