All Chapters of ISTRIKU KUYANG: Chapter 51 - Chapter 60
64 Chapters
Bab 6
BismillahMINYAK KUYANG#Part_6#by: R.D.Lestari.Pov AuthorPagi itu, seorang gadis berperawakan oriental, bermata sedikit tipis dan berhidung mancung dengan kulit putih bersih keluar dari dalam kamar mandi dengan tergesa.Tangannya gemetar menggenggam sebuah alat dengan dua garis merah terang terukir di sana. Tatapannya nanar dan matanya berkaca-kaca.Berulang kali ia mencoba menghubungi kekasih gelapnya, tapi sayang, si lelaki baj*ngan yang ia cintai tak jua mengangkat telponnya..Ia gusar. Antara takut, sedih dan kecewa. Sebenarnya sedikitpun ia tak ingin menghubungi lelaki yang beberapa bulan ini selalu intens nengunjungi dan mencurahkan cinta kasih untuknya.Ia tahu jika Si Lelaki sudah punya istri, ya, dialah Damar. Suami sah dari D
Read more
Bab 7
BismillahMINYAK KUYANG#part_7#by: R.D.Lestari.Diana melihat menatap nanar kepergian suaminya yang mengendap-endap. Ia amat yakin ada yang tidak beres dengan suaminya, Damar. Namun, ia tak mau gegabah. Melihat suaminya yang menjadi lembut itu sudah jadi kebahagiaan tersendiri baginya.Wanita berparas cantik itu beranjak dari tempat tidurnya dan melangkah menuju ujung lemari. Merogoh sesuatu yang tersembunyi dibalik lemari. Sebuah kendi yang terbuat dari tanah liat yang sudah di tutupi kain kafan putih.Apalagi kalau bukan ari-ari bayi yang ia buru tempo hari. Benda itu belum sempat ia berikan pada Bu Wingsih sebagai mahar dari minyak kuyang yang di berikannya.Gegas Diana bersiap-siap dan melangkah keluar rumah. Tak lupa ia melilitkan selendang di lehernya, karena sejak menjadi kuyang di bagian lehernya
Read more
Bab 8
Bismillah MINYAK KUYANG #part_8#by: R.D.Lestari."Bang! siapa gadis ini," suaraku menggema diseluruh ruangan, menahan geram yang tak tertahankan."Kenalkan, Mbak Diana. Saya Saras, Saraswati! saya terpaksa mengejar Bang Damar kemari karena dia ingin lepas dari tanggung jawab!" seru si gadis dengan berlinang air mata.Darahku serasa mendidih. Aku menajamkan indra pendengaranku. Memejamkan mataku untuk sesaat. Menghirup udara sebanyak-banyak, dan ...Wangi apa, ini? aromanya kuat dan lidahku mengecap. Wangi yang punya rasa manis, serasa sudah berada di ujung lidah. Tak salah lagi, ini bau darah bayi. Cairan nikmat dan lezat dengan rasa manis seperti madu, memikat dan bikin ketagihan. Itu berasal dari... wanita muda di hadapanku ini. Perlahan kubuka mata. Dia hamil? wanita muda itu hamil?Seharusnya aku marah. Menjambak dan menendang wanita yang tentu saja akan merusak rumah tanggaku bersama
Read more
Part_9
Bismillah               MINYAK KUYANG#part_9#by: R.D.Lestari.Setelah drama tak berkesudahan antara Saraswati dan Damar, Diana akhirnya memberi solusi yang terbaik di antara mereka."Dek, tapi Abang belum punya duit untuk nikahin dia, Dek," wajah Damar memelas. Lelaki berkulit putih itu memang tak lagi memiliki uang di saku celananya. Modal untuk menyenangkan Saraswati sudah merogoh koceknya terlalu dalam.'Cih, dah kere banyak tingkah lagi,' batin Diana."Ehem, kebetulan aku baru saja membeli emas, Bang. Kau bisa jual. Ya, walaupun ga banyak, aku rasa cukuplah untuk sekedar sedekahan biasa. Yang penting aibmu tertutupi dan bayi dalam perut Saras punya Bapak,"Mata Damar seketika itu juga berbinar. Ia tak menyangka istri yang sudah ia khianati mal
Read more
Part_10
BismillahMINYAK KUYANG #Part_10#by: R.D.Lestari.Kretek-kretek!Slapsss!Kepala beserta jeroan lepas dari tubuhnya. Mata merah beserta benda berkelip di antara jeroannya membuat Diana tampak amat mengerikan. Dia terbang melalui ventilasi kamar dan menghilang di tengah gelapnya malam.Semakin dekat semakin wangi darah Ibu hamil membuat Diana semakin dahaga. Lidahnya terus mengecap seolah darah sudah diujung lidah.Sangat kebetulan, Ibu hamil incarannya sedang berada di luar rumah. Ia seperti menunggu seseorang.Sedangkan Diana bertengger di atas pohon di antara ranting dan dedaunan yang lebat. Mata merahnya mengawasi gerak-gerik si Ibu hamil."Bang! cepatlah! udah ga sabar ini," teriak si Ibu."Ya, sabar Beti, Abang lagi ambil helm," jaw
Read more
Part 11
BismillahMINYAK KUYANG#part_11#by: R.D.Lestari.Diana tersenyum lebar kala mendapati dagangannya laris manis tak kalah dengan dagangan Bu Wingsih di seberang lapaknya. Mereka yang sama-sama menggunakan hijab untuk menutupi bekas di lehernya itu pun melempar senyum seolah saling mendukung.Diana amat cekatan melayani pembeli walaupun berjualan seorang diri. Saat-saat seperti ini selalu ia nanti dari dulu. Lapak ramai dengan hadirnya pengunjung.Tak lupa ia mengoleskan minyak kuyang berwarna putih di uang lembar lima puluh ribuan, berharap uang berwarna biru itu kembali hadir dalam lemarinya dan menambah kekayaannya.Tak terhitung banyaknya lelaki yang mengantri di lapak Diana. Pujian demi pujian terlontar dari mulut manis mereka. Diana hanya mengulas senyum menggoda membuat para lelaki semakin gencar ingin memiliki dirinya. Begitupun Damar yang sejak tadi sengaja datang ke lapak istrinya. Pria yang mendekati paruh baya
Read more
Bab 12
Bismillah                      MINYAK  KUYANG#Part_12#by: R.D.Lestari.Sementara di luar seonggok kepala dengan rambut acak-acakan menatap nyalang dengan mata merah semerah darah. Kepala itu melayang dengan usus dan jeroan hampir menyentuh tanah.Sosok yang tak lain adalah Diana itu meniupkan mantra dan mengawasi Saras dari luar jendela. Ia bernafas lega saat Saras mulai terlelap. Aksi nya bisa dengan mudah ia lancarkan.Sembari tersenyum riang, Diana dengan sigap menghisap darah Saras hingga dahaga yang ia rasakan perlahan hilang. Saat sedang asyik melancarkan aksinya, tiba-tiba ...Tong-tong-tong!Bunyi kentongan yang terbuat dari bambu terdengar bertalu-talu. Kuyang Diana terkesiap dan segera melesat terbang ke at
Read more
Part 13
Bismillah             MINYAK KUYANG#part_13#by: R.D.Lestari."Gito! Salim!" Damar berlarian kearah dua temannya yang saat ini tak sadarkan diri. "Gito!" Damar memukul pelan pipi Gito hingga membuat Bapak dua anak itu sadar dan membuka mata."Gito, ngapain kamu baring di sini!" cecar Damar."Wah! mana Salim!" tiba-tiba Gito langsung terduduk dan pandangannya mengedar sekitar."Mana, mana kuyang itu!" dengan bibir bergetar dan gemeretuk gigi yang beradu, Gito menatap nanar sekitar."Kuyang? tak ada apa-apa di sekitar sini," sanggah Damar. Walau tengkuknya sedikit merinding, dia berusaha berpikir positif."Sudah, nanti saja cerita. Kita tolongin Salim dulu," ajak Damar.Angin berhembus cukup kencang menggoyang pohon dan menyibak dedaunan hingga menciptakan suasana seram.Damar membantu Gito untuk berdiri dan melangkah menghampiri Sali
Read more
Part 14
Bismillah MINYAK KUYANG#part_14#by: R.D.Lestari.Hari itu Saras hendak bertandang ke rumah istri pertama suaminya, Damar. Keinginan itu sudah ia ungkapkan jauh-jauh hari sebelumnya. Lelaki berumur empat puluh tahun lebih itu pun mengiyakan apa yang diinginkan isteri keduanya.Ia amat bersyukur punya istri dua yang akur. Istri pertama cantik dan bijaksana, Istri kedua pun tak kalah baiknya.Namun, beberapa hari ini Damar melihat keanehan pada diri Saras. Wanita cantik itu terlihat mudah lelah dan pucat."Bener kamu ga apa-apa? nanti kamu pingsan di jalan, Ras," ujar suaminya khawatit."Ga apa, Bang. Sayang aku dah masak gulai untuk Mbak Diana. Semenjak kita nikah belum pernah ke rumah Mbak Diana. Aku pengen dekat dengan anak-anakmu juga," sahut Diana. Rasa iba kian menyelusup ruang hatinya kala melihat Saras yang semakin susah bergerak dengan perut nya yang kian membesar.Dengan susah payah Saras mena
Read more
Part_15
Bismillah MINYAK KUYANG #part_15#by: R.D.Lestari."Mak? Mak ngapain di depan kamar Tante?"Degh!Diana terdiam dan menoleh keasal suara. Diah? Diah sama shocknya saat menatap mata mamaknya yang merah menyala. Tanpa mengucap sepatah katapun Diana berlalu dari hadapan Diah yang masih terdiam. Jantungnya berdegup kencang melihat tatapan dan sikap mamaknya yang aneh.Sekilas Diah tak sengaja melihat garis merah di leher mamaknya, persis seperti yang di bicarakan ibu-ibu komplek saat mereka sedang bergunjing di lapak Mamang sayur.Diah mundur perlahan, menghirup udara sebanyak-banyaknya. Menetralisir perasaan takut yang berkecamuk dalam dada.Tubuhnya bergetar hebat saat naik ke atas ranjang. Ia meraih selimut dan menutup wajahnya. Rasa takut kian mencengkeram kepalanya. Tak bisa ia bayangkan jika benar maknya seorang kuyang. Hingga pagi menjelang, Diah tak jua bisa menutup
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status