Semua Bab MENYESAL SETELAH MENDUA: Bab 21 - Bab 30
36 Bab
Talak
Safira tersentak kaget, bahkan Rava yang mulai memejamkan matanya kembali terjaga dan menangis sejadi-jadinya, lantaran kaget dengan suara Gibran. Dengan emosi Safira beranjak menghampiri suaminya, ia tidak tahu apa yang terjadi, dan apa penyebab suaminya bisa semarah itu. "Ada apa sih, Mas. Kamu tahu, Rava jadi kebangun gara-gara denger suara kamu itu." Safira menatap mata suaminya yang sudah memerah. Namun tiba-tiba pandangan Safira beralih pada ponsel miliknya yang kini ada di tangan Gibran. "Ini apa! Selama ini kamu udah bohongi aku. Dan anak itu, anak itu bukan anak aku. Tapi anak orang lain iya kan!" teriak Gibran. Mata elangnya menatap tajam wanita yang ada di hadapannya. Seketika nyali Safira menciut mendengar teriakan sang suami, lantaran selama mereka menikah, Safira tidak pernah melihat Gibran semarah ini. Bahkan kini wajahnya sudah pucat pasi, ia tidak berani menatap mata suaminya. Sementara Gibran yang sudah tersulut emosi, ia tida
Baca selengkapnya
Cemburu
Ratna merasa menang karena usahanya untuk menjodohkan Gibran dengan Kania berhasil. Awalnya Kania ragu, tetapi akhirnya wanita itu setuju, sedangkan Gibran hanya menurut dengan apa yang sang ibu inginkan. Mungkin benar, jika mereka menikah nanti, Gibran bisa membalas sakit hati pada keluarga Alya. Setelah pertemuan itu, kini Gibran kembali pada rutinitasnya, yaitu ngojek. Meski hasil tidak seberapa, tetapi bisa untuk makan, sedangkan untuk membayar kontrakan, Gibran menggunakan sisa uang dari mantan istrinya. Sejujurnya, Gibran masih sangat mencintai Alya, tetapi dirinya sudah kehilangan kepercayaan dari wanita itu. "Alya, jujur aku tidak rela melihat kamu bersanding dengan pria lain. Ingin rasanya aku membawamu pergi jauh dari kota ini. Bahkan negeri ini, aku ingin memilikimu seutuhnya," batin Gibran. Bayangan masa lalu bersama Alya, kembali berputar di benaknya. "Kania, cantik juga. Nggak ada salahnya aku coba, aku ingin tahu reaksi Alya baga
Baca selengkapnya
Bertemu Kembali
Setibanya di rumah, Alya langsung masuk ke dalam kamar, kecewa dan marah berubah menjadi satu. Ia tidak pernah menyangka jika Reyhan bisa berbuat seperti itu. Alya pikir Reyhan adalah pria baik-baik, tapi ternyata sama saja seperti yang lain. Alya takut jika pernikahan keduanya akan kandas seperti pernikahan pertamanya. Rasa trauma sejujurnya masih menyelimuti hati Alya. Perlakuan yang ia terima selama menjadi istri Gibran pun masih berputar-putar di benaknya. Selama ini ia mencoba untuk bersikap biasa, lantaran ia nyaman berada di dekat Reyhan. Saat ini Alya berada di kamar mandi, wanita berambut panjang itu tengah menumpahkan kesedihannya. Ia begitu takut jika kejadian di masa lalu akan terulang kembali. Setegar apapun seorang wanita, pasti tetap bisa merasakan sakit. Karena wanita mempunyai hati. "Aku tidak mau pernikahan keduaku gagal lagi. Aku tidak mau, kamu tega, Mas. Belum genap seminggu kita menikah, tapi kamu sudah berbuat seperti ini
Baca selengkapnya
Positif
Alya tidak menyangka, setelah sekian lama tidak melihatnya, kini mereka dipertemukan kembali. Ia mencoba untuk bersikap tenang dan biasa saja, sementara Reyhan merasa heran, kenapa Kania bisa bersama dengan Gibran. Iya, orang yang mereka lihat adalah Gibran, mantan suami Alya. Reyhan menggenggam tangan Alya, lalu mengajaknya untuk menghampiri Kania. Sorot mata Gibran terus saja melirik ke arah mantan istrinya itu, mungkin ia menyesal karena telah menduakan Alya. Sebisa mungkin Alya bersikap tenang, begitu juga dengan Reyhan, meski dalam pikirannya banyak sekali pertanyaan yang melintas. "Reyhan, apa kabar," sapa Kania dengan tersenyum. "Baik." Reyhan pun tersenyum, begitu juga dengan Alya. Setelah itu kini mereka berempat sudah duduk, di atas meja sudah tersaji makanan dan juga minuman. Reyhan sibuk berbincang dengan Kania, sementara Alya memilih untuk diam. Namun berbeda dengan Gibran, pria itu terus mencuri pandang dengan mantan
Baca selengkapnya
Badai Datang Kembali
Alya masih berdiri menatap wanita yang berdiri di hadapannya itu. Ia tidak menyangka, setelah lama menghilang dan kini dia kembali lagi. Untuk apa dia hadir kembali, Alya takut jika kehadirannya akan membawa petaka dalam rumah tangganya. Sebab wanita itu pernah menjalin hubungan dengan Reyhan. "Maaf, cari siapa?" tanya Alya. Ia berusaha untuk bersikap tenang. "Reyhan ada," jawabnya. "Sayang, siapa yang .... " ucapan Reyhan terhenti saat melihat Andin berdiri di hadapan istrinya. Iya, wanita itu adalah Andin, mantan kekasihnya. "Eh, Mas dia nyariin kamu," ucap Alya seraya berjalan menghampiri suaminya, dan berdiri di sebelahnya. Reyhan mengernyitkan keningnya. "Nyariin aku, ada apa kamu ke sini."Andin tersenyum. "Aku ke sini untuk ngasih ini sama kamu. Kemarin kamu buru-buru sih, jadi ketinggalan."Andin menyerahkan amplop berwarna putih, dengan ragu Reyhan menerima amplop tersebut. Berbagai pertanyaan me
Baca selengkapnya
Berpisah Sementara
Alya menyeka air matanya yang semakin deras mengalir, setelah itu ia bangkit dan beranjak menuju almari. Alya mengambil beberapa pakaiannya, dan memasukannya ke dalam koper yang berukuran kecil. Setelah itu Alya keluar dari kamar. Setibanya di bawah, Widya terkejut saat melihat menantunya berjalan seraya membawa koper. Detik itu juga Widya bangkit dari duduknya, lalu menghampiri menantunya itu. "Alya kamu kenapa?" tanya Widya dengan lembut. "Alya mau tinggal sama, Mama boleh," jawab Alya, sebisa mungkin ia menahan air matanya agar tidak terjatuh. Widya terdiam sejenak. "Memangnya ada apa? Kok tiba-tiba ingin tinggal sama, mama. Apa kamu bertengkar sama Reyhan.""Alya belum bisa cerita sekarang, Ma. Alya pengen nenangin diri dulu," sahut Alya. "Ya sudah, tapi kita nunggu Reyhan pulang dulu ya," ujar Widya. "Nggak usah, Ma. Alya pengen sekarang saja," sahut Alya. "Ya sudah, ayo." Widya me
Baca selengkapnya
Pernikahan Gibran & Kania
Setelah kejadian pagi itu, Reyhan memilih untuk menemui Alya terlebih dahulu sebelum berangkat kerja. Semalam tidak tidur bersama, rasanya seperti sudah seminggu. Kangen, mungkin itu lebih tepatnya, rasanya Reyhan sudah tidak sabar ingin bertemu dengan Alya. Setelah menempuh perjalanan kurang lebih satu jam, kini mobil Reyhan sudah berhenti di pelataran rumah ibunya. Gegas ia turun dan berjalan masuk ke dalam rumah. Setibanya di dalam, Reyhan berjalan menghampiri ibunya yang saat ini tengah berada di ruang makan. "Assalamu'alaikum, Ma." Reyhan mencium punggung tangan ibunya. "Wa'alaikumsalam, tumben masih pagi udah ke sini. Pasti semalam nggak bisa tidur iya kan," celetuknya, Widya terkekeh sendiri melihat ekpresi wajah putranya. "Mama bisa saja. Alya mana, Ma?" tanya Reyhan. "Masih di kamar, sejak bangun muntah-muntah terus. Obat sama vitamin katanya lupa nggak dibawa," jelas Widya. "Ya udah, Reyhan ke ka
Baca selengkapnya
Ngidam
Alya tidak menyangka jika Gibran bisa senekat itu, bukankah pria itu tengah berada di atas pelaminan. Namun kenapa tiba-tiba Gibran ada di toilet, mungkinkah pria itu mengikuti mantan istrinya. Takut terjadi fitnah, Alya mengibaskan tangan mantan suaminya itu. "Sayang, aku .... "Plak, satu tamparan mendarat tepat di pipi kanan Gibran. "Aku nggak suka dengan cara kamu yang seperti ini. Ingat, kita sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi. Dan satu hal, kamu sudah menikah, bagaimana perasaan Kania, jika melihat suaminya masih saja menggoda mantan istrinya.""Alya, aku tidak rela kamu bahagia dengan pria lain. Aku masih sangat mencintai kamu, tolong kembali lagi padaku. Aku janji akan .... "Plak, Alya kembali menampar pipi mantan suaminya itu. "Hubungan kita sudah berakhir, dan semua ini terjadi juga karena ulah kamu. Aku bahagia menikah dengan mas Reyhan, dia pria baik, tegas, dan punya pendirian."Gibran terdiam mendengar penuturan mantan istri
Baca selengkapnya
Kejadian Buruk
Waktu terus bergulir, hubungan Alya dan Reyhan semakin hari semakin romantis. Saat ini Reyhan tengah menikmati perannya sebagai seorang suami dan calon ayah butuh ekstra kesabaran dalam menghadapi sikap istrinya yang berubah-ubah. Tak jarang, Reyhan harus mempunyai stok kesabaran yang cukup banyak. Seperti malam ini, saat Reyhan tengah sibuk dengan pekerjaannya. Alya terus saja mengganggunya, entah itu meminta di pijit kakinya, dan masih banyak lagi. Beruntung, Reyhan termasuk orang yang penyabar, tetapi orang juga mempunyai batas kesabaran. "Sudah ya, aku selesein kerjaan dulu, biar nanti tinggal nemenin kamu tidur," ujar Reyhan seraya bangkit dari duduknya. "Tapi jangan lama-lama," sahut Alya. "Iya, nggak lama kok." Reyhan mencolek hidung istrinya. Setelah itu ia beranjak menuju meja kerjanya. Baru saja Reyhan menjatuhkan bobotnya di kursi, tiba-tiba Alya sudah memanggilnya lagi. Reyhan menghela napas, entah apa lagi
Baca selengkapnya
Tamu Tak diundang
Dokter itu terdiam seraya menatap pria yang ada di hadapannya. "Maaf, kami .... "Reyhan semakin merasa panik dan khawatir, saat dokter yang menangani istrinya menggantung ucapannya. Reyhan hanya bisa berdoa semoga istri serta calon anaknya dalam keadaan baik. Meski kemungkinan besar, itu tidak mungkin terjadi. "Tolong jelaskan, Dok," ujar Reyhan. "Kami harus melakukan tindakan operasi, karena detak jantung bayi yang ada di dalam perut istri, Bapak lemah," jelas Dokter Irma. Bagai disambar petir di siang hari, mendengar hal itu, persendian Reyhan berasa lemas. Haruskah ia kehilangan calon anaknya, haruskah Alya mengalami hal buruk itu untuk kedua kalinya. Reyhan tidak biasa membayangkan jika itu sampai terjadi. "Tolong lakukan yang terbaik untuk istri dan calon anak kami, Dok." Reyhan pasrah, apa pun yang akan terjadi nantinya. Reyhan hanya bisa berdo'a, semoga keajaiban terjadi. "Baik, kalau begitu, Bapak ikut
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status