All Chapters of Kedai Juni & Juli: Chapter 21 - Chapter 30
62 Chapters
Bab 21. Luka dan Cinta
Pemakaman Syam pagi itu berlangsung khidmat. Mei Ling tidak henti-hentinya menangis di pelukan Rustam sementara Zalma berusaha terlihat tegar meski di dalam hati ia masih belum bisa menerima kenyataan bahwa Syam harus meninggalkan mereka semua untuk selamanya secara tragis.Pihak kepolisian yang mengusut kematian Syam akhirnya menyimpulkan bahwa hal itu terjadi karena kecelakaan atau kelalaian karena tidak ditemukan unsur kekerasan di tubuh Syam. Rustam dan Mei Ling tidak berkeinginan untuk melanjutkan penyelidikan lebih jauh karena selain akan membutuhkan waktu yang lama, mereka pasti akan teringat Syam terus menerus. Biarkan Syam beristirahat dengan tenang dan kami melanjutkan kehidupan, begitu perkataan Rustam kepada pihak kepolisian ketika ia memilih untuk menghentikan kasus itu dan menerima kesimpulan pihak kepolisian dengan ikhlas.Ah Chen, Jauhari dan Cahyo juga hadir di pemakaman dan selalu berusaha untuk tidak jauh dari Zalma. Mereka mengerti bahwa di saat sep
Read more
Bab 22. Mendua
Sudah hampir satu bulan lamanya Jauhari meninggalkan kota Bandung dan Zalma, selama itu pula tidak ada kabar darinya. Zalma bertanya-tanya, apakah Jauhari sedemikian sibuk sehingga lupa berkirim surat kepadanya. Meskipun begitu, Zalma tidak khawatir Jauhari akan melupakannya, ia mengenal persis sisi kepribadian Jauhari yang tidak mudah jatuh cinta. Rustam sudah kembali menyibukkan diri di peternakan, meski Zalma tahu kesedihan terkadang masih nampak di matanya. Mei Ling pun nampak berusaha keras untuk tetap bisa menjalani hari seperti biasa. Sepeninggal Syam, Mei Ling kini yang kerap kali menemani Rustam ke Lembang. Kesendirian Zalma di rumah membuatnya bisa menyibukkan diri dengan resep bakmi Nuang Na. Ia mencoba dengan berbagai bumbu yang bisa dapatkannya di pasar untuk membuat resep yang sama persis. Beberapa kali ia gagal sampai akhirnya ia menemukan bahan-bahan yang cocok untuk menciptakan tiruan dari resep itu. Zalma sangat puas dengan hasilnya. Rasa da
Read more
Bab 23. Beban
“Halo Putri, ini Briptu Larso.”“Ya Pak.” Suara Putri terdengar lemah. Bayangan tubuh Hadi yang tergeletak berlumuran darah masih belum juga bisa hilang dari ingatannya.“Apakah kita bisa bertemu?”“Boleh, kapan Pak?”“Bagaimana kalau siang ini? Apakah Putri ada urusan?”“Gak ada Pak, saya sudah mengajukan izin tidak masuk di kampus untuk beberapa hari.”“Oke, nanti saya kabari untuk tempatnya ya.”“Oke Pak.”Setelah menutup telepon, Putri kembali termenung. Kejadian kemarin malam membuatnya sangat shock dan masih belum mampu berpikir jernih bahkan sampai ia tidak bisa memejamkan mata barang sejenak untuk tidur.Dimas memerintahkan Jono untuk segera mengantarkan Putri langsung ke rumah setelah dari tempat kost Hadi. Dimas pulalah yang melaporkan kejadian itu kepada Briptu Sularso yang langsung bergerak menuju ke lokas
Read more
Bab 24. D & R
Dimas mencium kening Rahadi dengan lembut. Rahadi pun balas menatap Dimas sambil tersenyum, sesekali tangannya memainkan rambut Dimas yang sedikit ikal. Mereka berdua masih berada di atas tempat tidur bernuansa putih itu.“Tadi luar biasa, thanks Baby,” kata Rahadi setengah berbisik.“Thanks to you too sayang. Kayaknya kamu harus sering-sering ke Malaysia deh,” sahut Dimas sambil tertawa.Rahadi ikut tertawa sambil menegakkan posisi tidurnya.“Ngomong-ngomong soal Malaysia, aku udah ketemu sama legal di sana, dan…”“Sssttt..” Jari telunjuk Dimas ditaruh di depan bibir Rahadi. “Hari ini aku gak mau bahas soal pekerjaan, hari ini hanya soal kita.”“Oke, besok aja kalau begitu ya.”“Lusa aja deh, besok aku masih mau berduaan sama kamu.”“Nanti dicariin sama mama kamu loh.”“Dia lagi sibuk ngurusin A
Read more
Bab 25. Bukan Pilihan
Juli menatap foto hitam putih di atas piano itu lagi. Setelah mendengar kisah yang dituturkan Zalma kemarin, ia masih tidak menyangka bahwa neneknya tega melakukan perselingkuhan dengan Cahyo. Tapi ia tidak marah kepada Zalma karena itu merupakan bagian dari masa lalu. Setiap orang berhak untuk mendapat kesempatan menjadi yang lebih baik lagi terlepas dari masa lalu yang paling kelam sekalipun. Masa lalu tidak bisa diubah, yang bisa diubah hanya masa kini untuk masa depan.Hari ini, Zalma berjanji akan melanjutkan kisahnya. Ada begitu banyak pertanyaan di benak Juli yang semakin dipikirkan membuatnya semakin penasaran. Apa yang tejadi selanjutnya setelah Zalma berselingkuh? Apakah Jauhari akhirnya akan tahu? Bagaimana dengan Ah Chen?Juli menatap ke arah jam dinding yang menunjukkan waktu pukul tujuh pagi.Tumben nenek belum bangun, pikirnya. Biasanya jam enam nenek sudah bangun untuk menyiapkan sarapan bersama dengan Asih.Juli berjalan mondar mandir di
Read more
Bab 26. Secarik Kertas
“Yo, aku hamil.”Kabar itu disampaikan Zalma ketika Cahyo sedang bertandang ke rumahnya bersama dengan Ah Chen. Mereka berencana akan pergi bersama ke alun-alun untuk menikmati pertunjukan lampion yang diadakan pada Sabtu sore ini. Ketika Ah Chen meminta izin ke kamar mandi, barulah Zalma melihat itu sebagai peluang untuk memberitahu Cahyo.“Kamu…hamil?” tanya Cahyo dengan mata terbelalak karena terkejut, mengulang perkataan Zalma.Zalma mengangguk.“Karena kejadian waktu itu?”“Cuma kamu yang pernah melakukan hal itu sama aku. Kamu pasti tahu aku belum pernah dijamah oleh laki-laki manapun.”Cahyo teringat kembali peristiwa di kamar Zalma dua bulan yang lalu. Mereka berdua begitu dimabuk hasrat yang membara sehingga lupa akan segalanya. Keperawanan Zalma direnggut begitu saja oleh Cahyo. Hal yang seharusnya dijaga sampai masuk kepada kesakralan pernikahan kelak akhirnya harus dikorbanka
Read more
Bab 27. Terpukul
Ah Chen membuka lipatan kertas yang ada di tangannya dan membaca isinya dengan perlahan. Mendadak wajahnya menjadi memerah dan tangannya gemetar seperti menahan emosi yang tidak tertahankan. Ia lalu menatap Cahyo dan Zalma yang sedang berdiri mematung di hadapannya dengan mata menyala karena amarah.“Surat ini…..kalian sudah….” Ah Chen tidak sanggup melanjutkan kata-katanya, air matanya langsung tumpah saat itu juga.“Chen, aku…aku minta maaf…ini terjadi karena..”“Diam kamu Zalma! Aku tidak menyangka kamu bisa berbuat hina seperti itu. Dasar manusia tidak tahu diri!”Zalma hanya tertunduk lesu. Semua persendian tubuhnya terasa lemas dan tidak bertenaga, ia mulai menangis perlahan.“Chen, aku bisa jelaskan…” Cahyo berusaha menenangkan Ah Chen. Ia ingin memeluk tubuhnya tapi langsung di tepis oleh Ah Chen.“Kamu kelewatan Yo! Kamu..kamu…” Ah
Read more
Bab 28. Saikhan
“Jadi, mamah Nenek meninggal?” tanya Juli pelan sambil menatap Zalma yang tengah mengusap aliran air matanya dengan selembar tissue.Zalma mengangguk. Air matanya masih mengalir turun dengan deras.Juni berdiri lalu duduk di samping Zalma sambil memeluk tubuhnya. Zalma membalas pelukan Juni sambil menangis tersedu-sedu.“Sudah Nek…jangan nangis yah…itu semua kan udah berlalu,” kata Juni mencoba menenangkan Zalma.“Nenek menyesal….gara-gara Nenek, mamah meninggal Jun.”Juni dan Juli saling berpandangan. Mereka tidak mengerti maksud perkataan Zalma namun mereka hanya berdiam diri.Tidak lama kemudian, Zalma sudah bisa kembali mengendalikan dirinya. Juli mengambil segelas air hangat dari dapur dan diberikan ke Zalma yang langsung meminumnya.“Gara-gara Nenek, mamah Nenek meninggal.” Zalma kembali mengulang perkataannya dengan lirih.“Maksudnya gimana Nek?&r
Read more
Bab 29. Tamu
Tidak membutuhkan waktu lama, kedai bakmi Saikhan telah menjadi buah bibir masyarakat Bandung saat itu. Hampir setiap orang membicarakan keunikan rasanya. Setiap hari, kedai Saikhan selalu dipenuhi oleh pembeli bahkan orang sampai rela mengantre demi mencicipi bakmi itu.Kesuksesan Saikhan membuat Cahyo dan Zalma mempekerjakan beberapa karyawan. Halaman kosong di depan rumahnya dijadikan bangunan untuk para tamu kedai bersantap yang sebelumnya dilakukan di ruang tamu. Mereka juga menyewa lahan kosong di sebelah rumah untuk dijadikan tempat parkir sepeda, motor bahkan mobil para tamu yang datang.Rustam akhirnya memilih untuk menetap di Lembang. Segala urusan yang berhubungan dengan peternakan sementara dikerjakan oleh Oding sambil menunggu ia sehat kembali. Cahyo dan Zalma mempekerjakan satu orang perawat laki-laki untuk memperhatikan serta memantau kesehatan Rustam setiap hari.Pagi itu, seperti biasanya, Cahyo dan Zalma sudah bersiap-siap untuk membuka kedai.
Read more
Bab 30. Firasat
Ah Chen datang menghampiri Cahyo dan Zalma sambil tersenyum. Wajahnya kelihatan lebih tirus, demikian juga tubuhnya terlihat lebih langsing. Tangannya diulurkan ke arah Cahyo dan Zalma dengan anggun. Tidak terlihat sedikitpun rasa marah atau sikap sinis.“Selamat ya atas ulang tahun pertama Anita.”Zalma menerima uluran tangan Ah Chen dengan canggung, begitu pula dengan Cahyo.“Te..terima kasih Chen,” sahut Zalma sedikit gugup.“Aku tahu kalian kaget melihat kedatangan aku hari ini. Aku sudah lama berpikir dan menerima semuanya. Jadi aku harap kita masih dapat berteman seperti dahulu.”Suara Ah Chen yang tenang dan lembut membuat Zalma kembali merasa bersalah tapi buru-buru ia menepis perasaan itu.“Terima kasih Chen. Sekali lagi, aku sangat minta maaf.”“Aku juga berharap hubungan pertemanan kita tidak putus.” Kali ini Cahyo yang berbicara.Ah Chen tersenyum.&
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status