All Chapters of Rather Than My Fiancé, I Will Choose You!: Chapter 61 - Chapter 70
139 Chapters
Chapter 59 - I Do, Wanna Be Loved Too
“Aku tak mau pergi.” “Kenapa tidak mau pergi?” Ruffin yang selalu muncul di mana saja, dan dalam waktu yang kapan saja itu, sudah membuat Lancient tak merasa aneh lagi. Padahal, sudah sedari habis mandi sore tadi, Lancient jelas-jelas berada di ruangan tempatnya belajar secara sendirian. Eh sekarang, malah mendadak ada suara orang yang sudah dipastikan kalau itu adalah Ruffin seorang, dibalik dinding di bawah jendela luar. “Ibumu, sang Ratu, … telah mengundangmu untuk makan malam bersama secara khusus loh,” Mendengar suara benda terbuka yang berbunyi dengan cara berderit itu, menjadikan Lancient langsung kembali menegakkan punggungnya dan duduk dengan benar, bersama kepala pirangnya yang sudah ia tolehkan ke arah asal suara.Ruffin, yang merasa telah terpergok saat memasuki ruangan belajar Lancient dari luar, lewat jalur jendela itu &hell
Read more
Chapter 60 - Love From Older Brother
Di waktu sore, selepas Lancient tak jadi menemui Zelvin pada pagi hari tadi, … yang kini sedang disibukkan dengan belajar membaca dan menulis sejak dini ini, … telah diundang oleh si kakak berambut pirangnya itu, untuk segera hadir ke pesta minum teh kecil, yang tengah diadakan oleh gadis yang bertunangan secara politik dengan sang kakak. -“Salam, Your Highness, … the second Prince of Aethelred. Saya, Jihan Bentala Van Camerine, menyapa bintang kecil kerajaan Aethelred yang mulia ini.”- Seorang gadis berambut putih keperakan, lengkap dengan mata uniknya yang bermanik putih bening, … sebening es kristal, … menyapa Lancient yang berada di balik kaki jenjang Zelvin, dengan sapaan yang penuh akan sifat mengagungkan. Bersembunyi dengan wajah yang merona malu, Lancient segera membalas sapaan dari gadis itu, … dengan balasan yang tak kalah sopan. -“Salam u
Read more
Chapter 61 - He's Back When He's Dead
//Kepada Adikku yang tersayang, Lancient Re Aethelred. Sudah seminggu berlalu semenjak Kakak meninggalkan kastel, bukan? Akan tetapi, dalam waktu seminggu ini, Kakak justru baru sampai ke kamp militer yang didirikan oleh Duke Gracious, … yang bertempatkan dekat dengan perbatasan, antara kerajaan Camerine dan Aethelred.Begitu malam tiba, kami semua memutuskan untuk bergiliran saling berjaga. Tatkala yang lain tidur, maka sebagian lainnya pula mengawasi kondisi di sekitar. Ah, sayang sekali. Di waktu musim panas yang berhawa gerah ini, Kakak harus jauh darimu. Padahal, Kakak ingin menghabiskan waktu musim panas kali ini dengan melatihmu berbagai hal. Terutama, berlatih menggunakan pedang. Namun, sepertinya, Kak Zeze rasa … tidak perlu terlalu mengkhawatirkannya. Ada Fennel yang akan selalu berada di sana, bersama-sama denganmu dan menemanimu dari kedekatan. 
Read more
Chapter 62 - The Kind Typically Older Brother, Has Gone Forever
-“Kematian, tak akan pernah bisa dipisahkan dari yang namanya kehidupan. Tak ada yang namanya hidup, jika tak ada mati. Dan tak akan ada yang namanya mati, kalau kita tak merasakan terlebih dahulu yang namanya hidup.”-Memakai pakaian berkabung yang memiliki warna serba hitam, di tengah-tengah kedua orang tuanya yang sama-sama berdiri di hadapan peti mati mendiang sang kakak tertua, … Lancient memperhatikan betul-betul penampilan terakhir dari Zelvin yang ditunjukkan kepadanya, sembari mendengarkan dengan khidmat apa yang diceramahkan oleh sang pemuka agama.-“Kematian, adalah sebuah takdir terakhir yang akan diterima oleh manusia, dari Tuhan yang maha kuasa, … setelah beberapa takdir besar lain yang telah kita terima sebelumnya. Kelahiran, kepangkatan, kekayaan, kekuasaan, kecintaan, keberhasilan, yang kemudian diakhiri oleh kematian, … sebagai penutupnya.”-Di peti mati yang memiliki pahatan-pahatan khusus di sekeliling, dan juga disimpani oleh banyaknya rangkaian berpuluh-puluh tan
Read more
Chapter 63 - He's Can Be Envy Too
-“Iri?" Memandangi Lancient dengan pandangan yang tampak mengkhawatirkan, Aira melontarkan beberapa patah kalimat tanya. “Iri kenapa? Karena apa? Dan … kepada siapa?”--“Hanya, ….” Lancient menundukkan wajahnya akibat dari tak berani-beraninya menatap Aira secara langsung. Meski demikian, ia menetapkan diri untuk bergumam, “… Aku merasa iri dengan teman-teman yang mendapatkan sebuah surat dari orang yang mereka sayang, atau juga orang yang menyayangi mereka.”--“Ah~”--“Menyedihkan, bukan? Aku merasa iri terhadap hal kecil, sampai-sampai membuatku menjadi bersifat kekanak-kanakan.”-Menghibur Lancient dengan cara menyenggol lengan yang diselingi oleh senyuman menawan, Aira berkata ria, -“Hei, apa salahnya bersikap kekanak-kanakan? Kita kan memang masih kanak-kanak.”-Menurut Aira, usia dua belas tahun itu masih termasuk ke dalam kriteria anak-anak.Jadi, tidak ada salahnya juga kan, … untuk Lancient yang diharuskan bersikap lebih dewasa dibandingkan usia sebenarnya, … supaya bisa lebi
Read more
Chapter 64 - Pleased By A Wish
“Ha! Sulit dipercaya! Apa-apaan kau itu? Kau ini bisa atau tidak sih, untuk mengenai sedikitnya tubuh Mastermu yang hebat ini?”“Berisik! Mendengarmu membicarakan semua omong kosong itu, malah semakin membuatku ingin mengenaimu lalu memukulmu sepuasnya, … Master.”Ini adalah hari ke lima Lancient berlatih pedang kayu bersama Ruffin. Namun, dalam lima hari pelatihan pula, ia sama sekali masih belum bisa mengenai badan masternya barang sedikit pun. Jangankan badannya langsung. Rambutnya yang panjang serta menjuntai setelah diikat dengan gaya ekor kuda saja, … ia tak sampai mengenainya.“Master? Kau tidak curang dengan menggunakan Mana untuk bergerak lincah seperti itu, kan?”“Heh, meragukan kemampuanku ya?” terkekeh remeh, dan memain-mainkan pedang kayu di tangan dengan mengayunkannya semacam seorang pemimpin kelompok parade, Ruffin berujar menantang, “Kalau begitu, mau berganti posisi denganku?”“Maksudnya, Master jadi penyerang, dan aku yang diserang?”"Tepat! … Apa kau takut?”“Taku
Read more
Chapter 65 - See You Again~
“Tunggu dulu, Master. Sebelum memulai pelatihan ini, … apa kau yakin memberiku pedang sungguhan untuk berlatih denganmu? Kau kan hanya mengandalkan pedang kayu. Bagaimana jika ayunan dari pedangku ini sampai bisa melukaimu?”Lancient yang bertanya karena merasa tidak enak dan juga sedikit khawatir, akibat mendapatkan senjata pedang asli untuk latihan bersama Ruffin seperti biasa itu, … malah terkena sahutan bernada meremehkan.“Jangan khawatirkan aku. Khawatirkanlah dirimu saja, anak manja. Kau mungkin akan langsung menyerah begitu aku mengerahkan seluruh keseriusanku dalam pelatihan kali ini. Ini akan dipenuhi oleh banyaknya kejutan!”“Oh, benarkah? Kalau begitu, perlihatkan kepadaku dengan segera … Master.”“Ha! Dengan senang hati.”“His Highness, … pasti akan baik-baik saja, … kan?” gumam seseorang yang mengawasi latihan dua pangeran itu dari kejauhan, yang tak lain dan tak bukan ialah Yureth, si Butler-nya istana kediaman Lancient. Pelatihan pedang dimulai dengan Ruffin melempark
Read more
Chapter 66 - In The End Of Summer
*Dua bulan yang lalu, di waktu Fennel sampai ke kediaman Eiren atas perintah dari Ruffin.*“Apa? Ruffin memerintahkan Anda untuk mengawal Saya setiap saat?!” Di keesokan paginya, hari dimulai dengan keterkejutan tuan putri Violegrent, Rosalina, … dikala Fennel menghadap kepadanya dan juga kepada sang kaisar, di aula lantai dasar kediaman Marquess Eiren. “Benang merah yang seindah sutra berbahan kelopak mawar merah ini, memang benar rambutnya Ruffin,” tukas Howard, si kaisar Violegrent, dengan burung rajawali Garu di pundaknya, dalam mengamati secara teliti terkait helaian rambut Ruffin yang Fennel berikan sebagai bukti atas titahan.“Si anak kopianku itu, tidak akan dengan mudah memberikan bulu kepalanya kepada orang yang tidak ia inginkan begitu saja. Jadi, ini memang betul titahannya.”“Tetapi, itu …! Untuk memiliki pengawal pribadi yang mengikutiku ke mana pun aku berlalu, akan sangat membuatkan risi, Papa." Rosalina mencicit. Dia mengungkapkan isi hatinya dengan jujur.“Namun, i
Read more
Chapter 67 - In The End Of Summer (2)
“Sir Eglantine. Tolong bantu Saya membuat tiang jemuran ya?"….“Sir Eglantine. Ayo kita menambang batu di perut gunung, untuk kebutuhan barang bangunan dan kebutuhan membuat jalan!”….“Sir Eglantine. Bisa tolong ajari anak-anak Saya, untuk belajar menggunakan pedang?"….“Sir Eglantine~”….“Sir Eglantine, ….”….“Sir Eglantine.” "…?!"Seseorang memanggil si pemuda bernama belakang Eglantine tersebut dengan lembut, … sampai-sampai membuat Fennel–si pemilik nama–yang saat ini tengah memberi anak-anak desa, terkait bahasan pembelajaran bermacam-macam ilmu bela diri … langsung menolehkan kepalanya ke asal suara.“Anda pasti sangat kelelahan, bukan? Istirahat terlebih dahulu saja,” tawar orang itu, yang tak lain dan tak bukan, ialah Alesya.Ini sudah memasuki waktu yang ke tiga minggu lamanya, semenjak mereka berdua menetap di rumah kepala desa sini. Dengan tujuan, untuk membenahi sedikitnya tata struktur kesejahteraan para penduduk pedesaan, … yang kini telah menunjukkan hilalnya dal
Read more
Chapter 68 - In The End Of Summer (3)
“Oh! Ayolah Ayah! Ajarkan aku lebih banyak lagi tentang bela diri dengan tangan kosong! Agar nanti, … aku jadi bisa melindungi Ibu dari kedekatan.” “Benar, Sir! Sama seperti yang dikatakan oleh Ray, kami juga ingin bisa belajar ilmu bela diri untuk melindungi desa kami dari para penjahat!” “Yah, itu pun, kalau penjahatnya betulan ada dan muncul di depan kami sih.” Hari ini, masih sama seperti biasanya. Fennel yang sudah seperti terjadwal untuk memenuhi tugas harian barunya di pagi hari, dalam mengajari semua anak-anak desa pada belajar itu, … hanya menjawab permintaan yang terlontarkan barusan, dengan menghela nafas yang pasrah. “Haah~ baiklah. Aku akan mengajarkan itu kepada kalian nanti. Tetapi, sebelum itu, … Ray.” Memanggil nama panggilan anak laki-laki berumur 10 tahun yang memanggilnya dengan sebutan "Ayah" itu, Fennel lekas menegurnya dengan tangan yang sengaja berkacak pinggang. “Tolong berhentilah memanggilku dengan sebutan 'Ayah' … oke? Aku kan bukan Ayahmu. Hal itu b
Read more
PREV
1
...
56789
...
14
DMCA.com Protection Status