Semua Bab GET MARRIED TO KARINA: Bab 1 - Bab 6
6 Bab
Kehidupan Yang Berbeda-beda
Jakarta 2017, Indonesia.....Pagi ini, keluarga Karina sarapan bersama sebelum memulai aktivitas mereka. Seperti biasa, ibu nya akan sibuk mempersiapkan semua makanan dan minuman untuk sarapan pagi, sedangkan Karina tetap fokus menatap buku tulis untuk puisinya.Karina membaca sambil berjalan menuju ke meja makan, disusul lebih dulu oleh ayahnya, “Pagi, Sayang!” sapa ayah seraya membelai rambut Karina dengan lembut.Karina membalas dengan senyuman, “Pagi juga, yah,” ia duduk di kursinya.Ibunya terus memperhatikan Karina yang tetap sibuk dengan buku tulisnya itu, “Karina, udah deh, letakin dulu bukunya! Entar kan bisa di tulis lagi, sekarang makan dulu tuh rotinya.”“Iya, bu.” j
Baca selengkapnya
Sok Kenal, Sok Dekat
Karina melepas jabatan tangan mereka dan kembali fokus menulis puisinya, “Nah, sekarang kan udah tahu nih, nama masing-masing, kamu sekolah di mana sih?” “Aku gak sekolah di sekolah umum. Aku Homeschooling, jadi harus belajar di rumah.” “Owh, gitu. Kalau boleh tahu, emang kamu kenapa harus Homeschooling, padahal kamu punya bakat bagus kayak gitu?” tanya Ardana dengan wajah penasaran. Karina berhenti menulis sejenak, lalu menatap Ardana dengan serius, “Emm, aku gak sekolah umum, karena orang tuaku melarang aku dekat dengan banyak orang, karena .... aku akan segera melanjutkan sekolah ke luar negeri.” Jawabnya dengan nada gugup, mencoba mengatakan hal yang berbeda dari kenyataan sebenarnya. Ardana tersenyum, “Kalau kamu gagap gitu, lucu banget liatnya.” Karena Ardana bilang kalau wajahnya sangat lucu ketika berbicara ngelantur, ia pun mengambil ponsel yang ada di dalam tas sandangnya dan melihat ke layar ponselnya untuk melihat
Baca selengkapnya
Jalan-Jalan Untuk Puisi Karina
Keesokan harinya .....Seperti biasa, Karina akan duduk di dekat jendela kamarnya untuk menulis puisi. Tapi, berbeda dengan hari-hari sebelumnya, ia selalu terlihat sedih dan kesepian, sekarang Karina terlihat jauh lebih banyak tersenyum setiap kali menulis puisinya.Ping! Karina langsung bergegas membuka ponselnya dan melihat pesan yang masuk. Ia terlihat bersemangat karena yang memberi pesan adalah Ardana.ArdanaGimana, jadi gak nih jalan-jalannya?Karina memikirkan sangat lama sekali tentang jawabannya pada Ardana. Ia masih ragu, ia takut ibunya tidak mengizinkannya pergi keluar dari rumah. Oleh karena itu, ia lebih baik bertanya langsung pada orang tuanya sebelum menjawab pesan Ardana. Ia keluar dari dalam kamar sambil membawa ponsel di tangannya, lalu menghampiri ayah dan ibunya yang masih duduk di meja makan dan tengah berbincang.“Ayah, ibu. Karina mau nanya sesuatu.”Ayahnya mencoba mendengark
Baca selengkapnya
Jalan_Jalan Untuk Puisi Karina part 2
Ia merapikan tatanan rambutnya kembali seperti semula, Ardana turun dari motornya seraya menunjuk ke arah yang ada di depan mereka.“Liat, tuh. Kamu belum pernah ke sini, kan?” tanya Ardana.Karina menggeleng sambil menatap kagum pada pemandangan Taman yang mengagumkan, “Iya, belum pernah. Mereka terlalu sibuk dengan dunia mereka, sampai gak pernah mengajakku jalan-jalan.”“Wah, bagus juga. Bentuknya seperti ...... candi gitu gak sih? Cantik, ayo, masuk!” ajaknya sambil menarik tangan Ardana, ia sungguh lupa dengan suasana canggung tadi. Ardana tak menolaknya, mereka pun masuk bersama ke dalam tempat wisata itu.Saat masuk ke taman itu, wajah Karina langsung berubah menjadi berseri-seri dan penuh dengan kegembiraan. Ardana yang melihat hal itu, menjadi salah fokus. Perasaan Karina tengah senang, karena akhirnya bisa pergi ke tempat yang ramai dan menyenangkan, apalagi bersama dengan seorang teman seperti Ardana.
Baca selengkapnya
Satu Hari Bersamanya
Setelah kejadian kemarin, ia tidak menceritakan apapun tentang kondisinya pada kedua orang tuanya supaya mereka tidak khawatir dan tidak melarangnya untuk bertemu dengan Ardana lagi. Lagipula, semua itu terjadi memang bukanlah kesalahan dari Ardana, tetapi Tuhan lah yang sudah mengatur semuanya untuk Karina. Ardana juga tidak mengatakan apapun padanya setelah ia mengatakan kalau hal itu sudah sering terjadi padanya. Entah sampai kapan ia akan terus menyembunyikan hal itu dari Ardana, tetapi hal itu pasti akan terbongkar juga.Seperti biasa, jika kembalinya hari senin, Karina harus belajar dengan guru yang datang ke rumahnya untuk mengajarnya pelajaran yang juga dipelajari oleh sekolah umum. Sekarang sudah jam 9 pagi, ia sedang duduk di ruang tamu sambil mengerjakan soal-soal yang telah diberikan oleh guru privatnya. Karina terlihat sangat fokus, tentu saja, karena mata pelajaran yang sedang ia pelajari adalah mata pelajaran fisika. Baginya, mata pelajaran itu sangat membuat k
Baca selengkapnya
Merasa Bahagia Saat Bersama Dengannya
Tin! Tin! Suara klakson sebuah motor ada di depan rumahnya.Karina bergegas secepat mungkin untuk melihat siapa yang datang, ia mendorong gerbangnya supaya ia bisa melihat siapa yang datang. Tentu saja, siapa lagi yang mengendarai motor sport berwarna hitam itu, kalau bukan Ardana.Ardana membuka helmnya, lalu ia menatap sambil tersenyum pada Karina, “Cie, udah nungguin dari tadi, ya?” tanya Ardana.Karina tersenyum malu-malu, “Ah, gak tuh. Siapa juga yang lagi nungguin, aku tadi kebetulan lagi di depan pintu aja,” ia menyangkal apa yang dikatakan Ardana.Ardana turun dari motornya, “Terserah kamu deh, Rin.”Karina memperhatikan dari ujung kaki sampai kepala Ardana, ia tidak memakai seragam sekolahnya, “Kamu tadi pulang ke rumah? Terus langsung ke sini?” tanya Karina.Ardana mengangguk, “Emm, iya lah. Mana mungkin aku langsung ke sini, harus bersih dong kalau jadi cowok. Bukan co
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status