Semua Bab Perjuangan Cinta Surga: Bab 21 - Bab 30
100 Bab
Part 21 Perkelahian Antara Daniel Dengan Kenzo
"Kau tak mengerti, bagaimana perasaanku, sakitnya ditinggali di saat aku sangat mencintainya. hiks!" ucap Kenzo mengeluarkan buliran kristal yang membasahi wajah tampannya. "Sakitnya tuh disini." lanjut Kenzo mendudukkan kepala. Daniel merasa kasihan dengan kehidupan Kenzo dan ia berniat untuk menenangkan Kenzo agar tidak bersedia lagi. Daniel melangkahkan kakinya menuju ke arah Kenzo yang berdiri di depan Diki. Baru saja Daniel berjalan mendekati Kenzo, ia menatap Kenzo yang mengangkat kepalanya ke arahnya dan terlihat sorot matanya berubah menjadi merah. Giginya yang rapi berwarna putih, kini mengeluarkan taring tajam dari giginya. Kenzo tersenyum miring dan langsung menyerang ke arah Daniel. Daniel yang belum mengeluarkan jurus taekwondo, mau tidak mau ia harus menangkis serangan lawan di depannya dan terjadilah baku hantam di dalam ruangan. "Dissa, jangan bergerak biarkan aku yang melepaskan semua ikatan yang berada pada tubuhmu," ucap Budi mulai
Baca selengkapnya
Part 22 Berdamailah Dengan Masa Lalu
"Apa yang kalian lakukan? Dimana Tuan Kenzo?" tanya Dissa. Walaupun Kenzo telah melakukan kesalahan dan menyakitinya tetapi ia tetap menanyakan keberadaan Kenzo, karena di matanya Kenzo perlu bimbingan agar ia tidak terjerumus melakukan kesalahan yang sangat fatal. "Maaf nyonya, Tuan sedang bertengkar dengan seorang pria yang terluka di pelipis kepalanya dan sekarang, mereka berada di gasebo mension." jawab kepala maid menunduk di depan Dissa. "Apa!" pekik Dissa terkejut. Dissa menutup mulutnya dan ia langsung menarik lengan Budi untuk membantunya berjalan. "Baiklah, terima kasih atas informasinya. Kau bisa kembali bekerja," ucap Dissa. "Baik Nyonya, terima kasih," ucap Kepala Maid undur diri dan berjalan menuju ke arah dapur mension. "Dissa, kau baik-baik saja?" tanya Budi khawatir dengan keadaan Dissa. "Kasian sekali nasib Dissa, ia sudah diculik dan tubuhnya terkena suntik. Suaminya pun kena imbasnya oleh keegoisan Kenzo." kata Budi dalam h
Baca selengkapnya
Part 23 Kenzo Yang Sebenarnya
Kenzo mengalihkan pandangannya menuju ke arah Dissa. Kenzo tersenyum miring saat melihat Dissa berjalan pelan menuju ke arahnya. "Tolong hentikan semuanya! Aku mohon, tidak baik memiliki sikap dendam. Aku mengerti, kamu patah hati karena semua apa yang kamu alami selama ini. Tetapi ingatlah, agama Islam mengajarkan bahwa sikap dendam dan benci itu dibenci oleh Allah dan sebaiknya berdamailah dengan masa lalu." jelas Dissa di hadapan Kenzo. Kenzo menyentuh pipi cabi Dissa. "Kau bisa semudah itu berkata bahwa harus berdamai dengan masa lalu. Tetapi, coba saja kau menjadi aku, pasti kau akan melakukan hal-hal yang sama seperti yang aku lakukan semua ini," ucap Kenzo dengan menunjukkan sisi lemahnya. Dissa menatap kasihan dengan keadaan Kenzo. Semua orang-orang yang dicintainya meninggal dunia, istrinya, kedua orang tuanya, saudaranya hingga teman-teman dekatnya pun meninggalkannya. Kenzo hidup sebatang kara dan ia berusaha bangkit dari keterpurukannya tanpa adan
Baca selengkapnya
Part 24 Berhasil Menyelamatkan Dissa
"Baiklah, terima kasih atas informasinya dan bisakah kau memberikan tempat penyimpanan vaksin itu. Aku sangat membutuhkannya sekarang, adikku sedang terjangkit virus dari senjata biologis dan ia tidak punya waktu yang banyak lagi untuk diobati. Jika terlambat, maka temanku akan berubah menjadi mayat hidup. Dunia pun akan berubah dengan keadaan yang tidak baik-baik saja dan dipenuhi oleh mayat hidup yang berkeliaran dimana-mana." jelas Diki panjang lebar di hadapan Lela. "Hem..." deheman Lela. "Ayolah, aku tidak menipumu. Aku lelaki baik-baik dan pastinya masih sendiri. Apakah kau tidak mau membantuku untuk berbuat kebaikan dengan menolong kehidupan orang lain. Pahalanya besar loh kalau menolong orang yang sedang kesusahan." bujuk Diki menyentuh telapak tangan Lela. Lela yang menerima sentuhan dari Diki, ia merasa tersipu malu. "Baru kali ini, aku dihargai oleh orang lain. Walaupun aku hanyalah anak dari seorang maid tetapi ia mau berbicara baik denganku dan m
Baca selengkapnya
Part 25 Albert?
"Kakak," ucap Dissa pelan membuka kedua matanya yang terlihat sayup. "Kau jangan bergerak dulu, tubuhmu masih lemah dan kau cukup diam saja. Nanti aku akan menyuruh Daniel untuk mengangkat tubuhmu menuju ruang kesehatan di dalam helikopter." titah Diki menatap wajah pucat Dissa. Dissa mengangguk setuju dan ia menatap ke sekelilingnya. Ia menoleh ke arah Daniel yang memberikan senyuman paksa ke arahnya. "Terima kasih kak, kau sudah menyelamatkanku," ucap Dissa tulus. "Tidak perlu mengucapkan terima kasih padaku, aku lah yang berterima kasih padamu karena mau mengakui diriku sebagai kakakmu. Aku sangat bahagia, kau datang dengan sendirinya untuk menemui ku walaupun secara tidak langsung. Aku sangat bersyukur, aku diberikan kesempatan untuk bertemu dengan keluargaku." balas Diki dengan mengeluarkan buliran kristal yang membasahi wajah tampannya. Daniel berjalan menuju ke arah Diki dan Dissa. Diki mengalihkan pandangannya menuju ke arah Da
Baca selengkapnya
Part 26 Nick Mengecek Suhu Tubuh
Dila berdiri dari duduknya sambil mengangkat dua plastik besar yang berisi beberapa peralatan pakaian dan barang branded yang tidak dibutuhkannya. Dila menaruh plastik itu di atas meja dan ia mengambil telepon mension yang letaknya di atas meja sofa kamarnya. "Bisakah kau memanggil semua maid untuk berkumpul di ruang keluarga." ucap Dila melalui telepon mension. "Baik Nyonya." jawab Kepala Maid. "Dan satu lagi, cepat datang ke kamarku. Bantu aku membawakan plastik besar ini." titah Dila mulai menutup panggilan dari telepon mension. Tidak membutuhkan waktu yang lama, kini kepala maid datang untuk membawakan kedua plastik hitam ukuran besar di kedua tangannya. "Ayo cepatlah, jangan lambat seperti siput." titah Dika berjalan memimpin dan diikuti kepala maid yang berada di belakangnya. "Iya Nyonya." jawab Maid itu cepat dan terus mengikuti langkah kaki Nyonya besar menuju ke arah ruang keluarga mension. Dila menghentikan langkah ka
Baca selengkapnya
Part 27 Dila Baik Hati
Ting! Pintu lift terbuka dan Diki berjalan keluar lift. Baru saja, ia melangkahkan kaki berjalan keluar lift, ia mendengar suara teriakan histeris dari Daniel, Criss, dan Budi. "Izinkan aku memberikan vaksin ini kepada Dissa," ucap Diki meminta izin di depan Daniel. Daniel mengangguk dan melihat Diki sedang mendudukan diri dan mengambil beberapa alat suntik dari saku celananya. Diki mengarahkan jarum suntik itu di lengan kiri Dissa dan ia berhasil memberikan satu vaksin. Menurut takaran yang ia pelajari, jika Kenzo memberikan suntikan langsung ke dalam tubuh orang lain maka orang itu harus menerima vaksin sebanyak tiga suntikan. Diki mengambil alat suntik itu lagi dan mulai menyuntikkan ke arah tubuh Dissa. Terakhir, Diki pun melakukan hal yang sama untuk menyuntikkan Dissa dan tubuh Dissa yang dipenuhi oleh berbagai guratan berwarna biru. Sedikit demi sedikit telah hilang dan memudar. "Berhasil," ucap Diki menatap ke arah tubuh Dissa yang kem
Baca selengkapnya
Part 28 Diki Anakku
Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama dari negara Amerika menuju ke Indonesia. Akhirnya, tibalah mereka di tanah kelahiran.   "Alhamdulillah, perjalanan kita berjalan dengan lancar dan selamat sampai tujuan," ucap Daniel meregangkan kedua ototnya yang terasa pegal.   Untunglah Daniel pernah belajar menyetir helikopter kalau tidak ia tidak membayangkan bagaimana caranya untuk menyelamatkan Dissa dan Jesika.   Dissa bangun dari tempat tidurnya dan ia berusaha berdiri.   "Kau jangan banyak bergerak dulu, jika kau butuh apapun bisa langsung memanggilku." imbuh Nick yang sedang menjaga Jesika dan berjalan menuju ke arah Dissa.   "Aku sudah baik-baik saja dan tolong ambilkan aku air putih karena tenggorokanku terasa haus." jawab Dissa menatap kedua bola mata Nick yang berdiri di depannya.   "Sayang,Apakah masih terasa sakit?" tanya Daniel yang berdiri mendeka
Baca selengkapnya
Part 29 Diki Reandi Richard
Budi turun dari helikopter itu dan ia membawakan kedua tas yang dipegangnya. "Criss, cepatlah! Kau lama sekali aku sudah tidak sabar lagi untuk pulang menemui Mama ku tersayyy..." ucapan Budi terhenti saat menatap beberapa orang yang sedang melakukan adegan teletabis yang letaknya tidak jauh darinya. Budi mengerutkan keningnya dan ia menaruh kedua tas itu di atas lantai. Budi mengamati mereka dengan seksama. Dari kejauhan, Ia menatap Diki menangis di dalam pelukan Tuan Dedi dan bergantian Diki memeluk Dissa di depan Daniel. "Apa yang sedang Diki lakukan itu? Tumben sekali, Daniel tidak mengeluarkan aura mematikannya. Criss yang baru saja menyelesaikan hajatnya, ia keluar dengan membawakan tas koper beserta tas ransel yang dikenakannya. Criss melangkahkan kakinya keluar pintu helikopter dan ia melihat Budi termenung di tempat. "Hey! Apa yang kau lihat?" tanya Criss yang berhasil mengagetkan Budi yang sedang asyik memperhatikan mereka di depannya.
Baca selengkapnya
Part 30 Maafkanlah Aku
Dia memang wanitaku, ia terlahir kembali dengan sosok jiwanya yang berbeda. Kata-kata itu selalu berputar di otak Kenzo, Lihatlah keadaan seorang Kenzo Albert yang terkenal kejam dan pengusaha muda sukses. Kini berubah menjadi sosok yang sangat menyedihkan. Saat ini, Kenzo sedang di rawat di Rumah sakit jiwa mawar di pusat kota z. Iya, seperti orang yang tidak memiliki semangat hidup. Putus sudah harapannya dan keinginannya untuk membangun masa depan dengan seorang wanita yang serupa dengan wanitanya. "Kau milikku! Kau tetap Milikku! Dissa kau Milikku!" teriak Kenzo yang selalu ia ucapkan di dalam kamar rumah sakit yang merawatnya. "Ini tidak adil bagiku, mengapa hidupku berantakan seperti ini? Masih adakah orang lain yang mau menerimaku dan mencintaiku setulus jiwanya.hiks," gumam Kenzo menangis seraya duduk di atas lantai yang dipenuhi beberapa pecahan kaca lemari yang berhasil ia hancurkan dengan telapak tangannya. Telapak tangan kanan Kenz
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status