All Chapters of Brave Heart: Chapter 11 - Chapter 20
48 Chapters
Chapter 11
Seharusnya setelah mobil berguling, akan terdengar suara benturan-benturan keras yang disertai dengan serpihan kaca-kaca yang berterbangan. Tetapi kali ini tidak. Wajahnya yang menghantam keras dashboard pun tidak sakit sama sekali. Kakinya juga tidak terasa nyeri. Padahal saat itu ia melihat pintu mobil terbuka sesaat sebelum mobil terbalik dan menjepit keras kaki kanannya.  Aneh bukan? Alih-alih merasa sakit luar biasa, ia malah seperti berada dalam buaian. Hangat, aman dan nyaman. Atau jangan-jangan ini hanya mimpi? Padahal sudah lama sekali ia tidak pernah memimpikan kejadian ini. "Tidak apa-apa, Seruni. Tidak ada apa-apa. Tenang saja. Bersama saya kamu akan aman. Percayalah."  Seruni mengerjap-ngerjapkan mata. Ia heran mengapa seperti ad
Read more
Chapter 12
"Memangnya kamu polisi bisa memenjarakan orang seenaknya? Kamu ini sebenarnya siapa sih?" Pak Herry kesal melihat seorang anak muda yang terus menghalang-halanginya mendekati Seruni. Padahal gara-gara anak tiri tidak tau diri inilah hidupnya kumpal kampil tidak jelas selama seminggu ini. Pak Nyoto benar-benar ingin memenjarakannya karena kaburnya Seruni."Oh, jangan-jangan kamu ini backingnya Seruni ya?" cetus Pak Herry. Melihat betapa protektifnya pemuda ini pada Seruni, membuatnya menyadari sesuatu. Seruni berani pulang karena membawa bodyguard rupanya. Pak Herry mendengus. Pemuda kota pesolek ini sedang menggali kuburannya sendiri karena sudah berani mengusik incaran Pak Nyoto."Kalau iya, kenapa? Ada masalah?" tantang Antonio santai."Kalau iya, berarti kamu sudah mencari masalah dengan Pak Nyoto. Kamu harus tau kalau Seruni itu akan segera menjadi istrinya Pak Nyoto. Bisa habis kamu di tanga
Read more
Chapter 13
Antonio membolak balik tubuhnya dengan gelisah. Ia merasa begitu sengsara saat harus tidur di kursi kayu keras seperti ini. Belum lagi kakinya lebih panjang daripada kursi. Ia jadi terpaksa harus menekuknya atau membiarkan kakinya menjuntai begitu saja melewati batas kursi. Kerasnya kayu membuat punggungnya sakit, walau Seruni telah melapisinya dengan sprei kain sederhana. Penderitaannya itu masih ditambah dengan serangan nyamuk yang begitu beringas keroyokan ingin menghisap darahnya. Ia sedikit menyesal karena menolak dibakarkan obat anti nyamuk oleh Seruni. Bukan apa-apa. Ia seolah-olah merasa seperti sate yang akan diasapi. Belum lagi aromanya membuat kepalanya pusing tujuh keliling. Menghirup asapnya bukan hanya nyamuk yang akan lari. Tapi ia juga bisa mati. Antonio kembali menepuk nyamuk yang hinggap di pipinya. Astaga, ternyata menjadi orang miskin itu sengsara luar biasa!Antonio membalikkan tubuhnya sekali lagi. Ia benar-benar kesulitan untuk memej
Read more
Chapter 14
"Nggak ada apa-apa kok Tu--""Anda siapa?" Widuri memotong kalimat Seruni dengan tidak sabar. Ia penasaran dengan laki-laki gagah yang tiba-tiba berdiri di belakang Seruni. Widuri memindai Antonio dari atas ke bawah. Berbagai dugaan melintasi kepalanya. Laki-laki ini boleh juga. Dan kalau ia mau jujur laki-laki ini terlihat menarik justru karena gaya songongnya."Anda sendiri siapa?" celetuk Antonio seraya merangkul bahu Seruni santai. Widuri terkesima. Kedua bola matanya nyaris menggelinding dari rongganya, melihat intimnya laki-laki songong ini memperlakukan Seruni. Siapa sebenarnya laki-laki sombong ini? Mengapa ia berani sekali merangkul-rangkul Seruni?Sementara Seruni sendiri tak kalah kaget. Ia bingung. Apa maksud si tuan besar ini merangkul-rangkul bahunya seperti ini? Biasanya Antonio ini jijikan orangnya. Ia bahkan pernah mengatakan kalau ia alergi bila berdekatan dengan orang-orang miskin seperti dirinya.
Read more
Chapter 15
Seruni gelisah. Semakin jarum jam bergerak ke arah kanan, debaran jantungnya juga semakin kencang. Hari ini adalah hari ulang tahun ayah Xander. Dan Xander akan menjemputnya pada pukul tujuh tepat nanti. Sementara waktu sekarang telah menunjukkan pukul 18.30 WIB. Itu artinya setengah jam lagi Xander akan segera tiba. Jujur, ia tidak percaya diri. Bayangkan saja, ia yang hanya seorang gadis kampung sederhana, dengan fisik yang kurang sempurna pula, harus berperan sebagai pacar Alexander Delacroix Adams. Putra kebanggaan mafia berdasi negeri ini, Axel Delaroix Adam. Bagaimana ia tidak panas dingin karenanya?Satu jam yang lalu ia tidak setegang ini. Karena pada saat itu ia belum tau seperti apa keluarga Xander yang sebenarnya. Tetapi setelah ia iseng mencari informasi tentang keluarga besar Delacroix Adams di internet, nyalinya ciut seketika. Ia sedang bermain-main dengan seorang mafia internasional rupanya. Ia khawatir kalau ia akan dilenyapkan, apabila san
Read more
Chapter 16
Seruni mengalihkan pandangan. Sungguh ia tidak tega melihat binar mata jahil Nuri meredup. Ia dan Nuri sama-sama perempuan. Istimewa ia juga baru ditinggalkan Bian. Melihat orang yang kita cinta bersama dengan wanita lain, sakitnya memang tidak terkira. Kita seperti dipaksa untuk mengakui bahwa diri kita tidak berarti meski kita mencintai mereka setengah mati."Saya--saya keluar sebentar ya?" Nuri meminta diri dengan suara tergagap-gagap. Kesedihan jelas tergambar di raut wajahnya. Seruni merasa rangkulan Xander di bahunya kian mengetat. Seruni mendongak. Mengamati air muka Xander. Wajah Xander berubah kaku dengan mulut membentuk satu garis lurus. Xander marah. Dan semua itu pasti dikarenakan ia menyaksikan kesedihan Nuri. Seruni meringis. Makin lama cengkraman Xander kian kuat. Sepertinya Xander tidak sadar kalau ia telah menyakitinya."Mas, sakit." Seruni berbisik pelan. Kaget, Xander melepas cengkramannya. Selanjutnya ia menyusul Nuri y
Read more
Chapter 17
"Ini pada mau ke mana sih Mas? Nggak jadi ya acara makan-makannya?"  Tante Raline, ibunya Xander, menghadang langkah Om Axel. Di samping Tante Raline, ada seorang wanita paruh baya lain yang mengikuti. Seruni merasa familiar dengan sorot mata jahil tante-tante cantik ini. Oh iya, garis wajah dan cengirannya sebelas dua belas dengan Om Axel. Pasti tante ini yang namanya Liberty Delacroix Adams alias si flawless Lily. Adik satu-satunya Om Axel. Untung saja ia sempat membaca tentang silsilah keluarga Xander di internet. Jadi sedikit banyak, ia bisa memahami keunikan keluarga ini. Walau jujur ia tidak mengira ternyata mereka semua segila ini."Jadi dong, Sayang. Tapi anak-anak pada mau olahraga dulu. Sebagai tuan rumah yang baik, ya Mas harus menjamu mereka dong. Kamu dan Lily mau ikut nonton tidak? Lumayan bisa nonton MMA live, gratis lagi." Ta
Read more
Chapter 18
"Sakit tidak, Mas?" Seruni dengan hati-hati membersihkan luka di pelipis Xander. Pertarungan telah usai. Para petarung yang terluka saat ini tengah berkumpul di ruang perawatan. Ruangan ini memang diperuntukkan bagi para anak buah Om Axel yang terluka selama latihan fisik. Dan di sinilah ia berada. Merawat kekasihnya yang terluka tentu saja. Perannya masih harus ia lanjutkan. Ia tidak mau lagi membuat orang-orang salah paham lagi, tentang perasaannya pada Antonio."Hm," jawaban irit Xander yang berupa lenguhan, tidak dimengerti dengan baik oleh Seruni. Hmnya itu menyatakan sakit, atau bisa jadi karena tenggorokannya seret bukan? Tetapi tentu saja Seruni tidak berani bertanya. Takutnya dijawab tidak, dipelototin yang ada.Seruni menuang sedikit alkohol pada kapas. Kemudian ia mulai membersihkan luka-luka di wajah Xander dengan hati-hati. Sembari bekerja, ia berkali-kali mendesis lirih sendiri. Ia ngeri melihat luka-luka di
Read more
Chapter 19
"Hadiah? Hadiah apa, calon Kakak ipar?" Alexa siap pasang badan untuk melindungi calon kakak iparnya. Nalurinya mengatakan ada apa-apa antara si anak sultan sialan ini dengan calon kakak iparnya. Bukan apa-apa, biasanya si songong ini orangnya tidak pedulian. Sombong hingga ke upilnya. Terhadap Gerhana yang ia cintai mati-matian saja, si mulut jahanam ini masih ngegedein gengsi. Lah ini mendadak sontak menagih hadiah pada gadis yang, maaf kurang sempurna nan sederhana ini. Rasanya tidak mungkin tidak ada sesuatu di antara mereka bukan? Jangan-jangan si anak sultan ini mau menikung kakaknya? Hah, tidak bisa!"Bu--bukan apa-apa kok, Lexa. Kamu duluan ke depan saja. Nanti saya menyusul. Ada hal yang ingin saya bicarakan sebentar dengan Tuan Anton," Seruni berusaha bersikap sewajar mungkin di hadapan Alexa. Ia ingin membereskan masalahnya dulu dengan Antonio, sebelum si mulut mercon ini membuat heboh dengan menagih hadiahnya di depan Xander.
Read more
Chapter 20
Seruni merasa pandangannya menggelap, sebelum seseorang menahan bahunya sigap. Lengan kuat itu juga yang kemudian merangkul bahunya lembut, dan mendudukkannya kembali ke kursi."Kamu tidak apa-apa, Seruni?" seru Xander dan Antonio berbarengan. Seruni mengangguk. Ia memang tidak apa-apa. Ia hanya kaget melihat Xander yang tiba-tiba saja muncul dari balik tembok. Tembok-tembok di ruangan ini memang diberi wallpaper bermotif kubus. Hanya saja Seruni tidak menyangka kalau kubus-kubus ini juga berfungsi sebagai pintu rahasia. Rumah seorang mafia memang berbeda dengan rumah orang kebanyakan sepertinya."Lepasin tangan lo dari pacar gue, Ton. Orangnya juga udah kagak kenapa-kenapa."Celetukan Xander membuat Seruni baru menyadari bahwa Antoniolah yang menahan tubuhnya, bukan Xander. Kini gantian Xander yang mengelus punggungnya lembut. Memijat-mijatnya perlahan sembari menggumankan kata maaf karena telah mengagetkannya. A
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status