All Chapters of Derita Istri Simpanan Pria Angkuh: Chapter 71 - Chapter 80
212 Chapters
71. milyuner
 Ditatapnya wajah istrinya yang saat ini tertidur dengan sangat lelap. Arga merasa begitu sangat tidak tega ketika akan membangunkan istrinya. Nadira sedikit menggerakkan tubuhnya dan membuka matanya. "Hubby, Dira ketiduran," sesalnya. Bagaimana mungkin dirinya bisa ketiduran seperti ini di saat ayahnya sedang ada di ruangan operasi. Nadira Tadi hanya berencana untuk mengistirahatkan tubuhnya karena pinggangnya yang sudah terasa sakit. "Iya nggak apa-apa, Ayah operasinya sudah selesai." Arga memberitahu istrinya. "Kenapa hubby nggak bangunin Dira?" Nadira memandang suaminya dengan memajukan bibirnya. "Operasinya berjalan dengan lancar jadi nggak perlu cemas," ucapan Arga. Nadira begitu sangat senang ketika mendengar apa yang disampaikan oleh suaminya. "By, Dira mau lihat Ayah sekarang," pinta Nadira. Dirinya begitu sangat mencemaskan kondisi ayahnya. Nad
Read more
72. Istri yang cerdik
 Arga tersenyum melihat sikap istrinya tersebut."istri yang pintar." Pria itu mencium bibir istrinya.   "Hubby Maaf ya Dira lupa." Nadira melepaskan tangan suaminya yang sudah melingkar di pinggangnya.   Pria itu sudah tidak ingin melepaskan tangannya yang saat ini sudah melingkar ditinggal istrinya. "Apa?"  tanya Arga mengerutkan keningnya ketika mendengar ucapan istrinya.   "Dira simpan uang Dira dulu ya By." Nadhira tersenyum lebar.   "Nanti saja," jawab Arga. Pria itu begitu sangat gemas ketika melihat sikap istrinya yang seperti ini. Selalu ada saja yang membuat istrinya membatalkan niatnya yang sudah menggebu-gebu.   "Nggak bisa By, uang Dira banyak nanti hilang. Buku tabungan Dira juga, belum disimpan, isin
Read more
73. Lola kembali
75   Lola berada di bandara, agar dirinya tidak menjadi perhatian pengunjung yang ada di bandara tersebut. Lola memakai kacamata hitam dan juga topi. Meskipun ada dua orang pengawal pribadinya yang sudah siap pasang badan untuk melindunginya namun Lola tetap tidak ingin bila ada yang mengejar-ngejarnya karena itu akan membuat dirinya sangat gerah, dan pastinya akan membuang banyak waktunya.     Lola membawa barang yang sangat banyak. Dirinya begitu sangat kesal melihat suaminya yang sampai saat ini tidak bisa dihubungi."Padahal aku maunya Mas Arga jemput aku, tapi sampai sekarang dia masih gak bisa aku hubungi." Lola begitu sangat kesal dan juga marah karena tidak bisa memberitahu suaminya tentang kepulangannya ke Indonesia.    Beberapa minggu tidak berjumpa dengan suaminya, harusnya kepulangannya ke Indonesia men
Read more
74. Bujuk mama
 "Ada apa?" Arga memandang pria yang menjadi orang kepercayaannya tersebut. "Saya ingin memberitahu tentang Nyonya Lola." Iswandi berkata dengan sedikit memandang wajah bosnya. Pria itu selalu merasa tegang bila berada di dekat Arga. Meskipun ia harus mengakui bahwa sikap bosnya sudah tidak seperti biasanya. "Apa?" jawab Arga. "Nyonya Lola sudah sampai di Indonesia Tuan," jelasa Iswandi. "Dia sudah datang?" tanya Arga. "Iya Tuan, Apa Anda masih memblokir nomor ponsel milik Nyonya Lola?" Iswandi memberanikan dirinya untuk bertanya.  "Aku lupa untuk membuka blokiran no ponsel dia." Arga begitu sangat kesal ketika dirinya menyadari keteledoran yang dilakukannya. "Di mana keberadaannya saat ini?" Tanya Arga. "Dia sudah kembali ke rumah Tuan." Arga diam sejenak setelah mendengar informasi dari orang keper
Read more
75. Pulang cepat
 Arga begitu sangat bingung apa yang harus dilakukannya. Pria itu memijat-mijat pelipis keningnya dengan terus memikirkan apa yang harus dilakukannya. Dirinya tidak ingin sampai salah melangkah. Apa yang dilakukannya harus terlihat sangat natural tanpa menimbulkan kecurigaan. "Permisi tuan Apa Anda memanggil saya?" Iswandi duduk di depan meja milik bosnya. "Hari ini semua agenda penting sudah selesai?" tanya Arga "Sudah Tuan," jawab Iswandi. Aku akan pulang ke rumah Jadi tolong selesaikan semua urusan yang ada di sini," perintahnya. "Baik tuhan, anda akan pulang ke rumah yang mana?" tanya Iswandi. "Aku akan pulang ke rumah istri ku Nadira," jawabnya. Iswandi menganggukkan kepalanya. "Bagaimana dengan Nyonya Lola?" tanya Iswandi. "Sore nanti aku akan pulang ke sana," Jawab Arga. "Baik
Read more
76. Tidak ingin berbagi
 "Kenapa gak pakai baju?" Tanya Nadira ketika suaminya menolak memakai pakaian yang disiapkannya. "Ngapain juga dipakai, Nanti juga bakalan dibuka lagi." Arga tersenyum memandang wajah istrinya.  Nadira hanya diam ketika mendengar ucapan suaminya, ia sudah memahami apa yang diinginkan oleh suaminya. Arga memeluk istrinya dan mencium bibir istrinya.  "Apa mau sekarang?" Tanya Nadira.  Arga tersenyum dan menganggukkan kepalanya."Habis ini kita ke supermarket," bujuknya. Dengan sangat cepat Nadira menganggukkan kepalanya. Nadira merasakan kelembutan bibir suami yang saat ini menempel dengan bibirnya. Ia menutup matanya ketika tangan suaminya sudah mengangkat daster yang dipakainya.  Siang ini Arga ingin menghabiskan waktunya bersama dengan istrinya. Pria itu seakan tidak ingin mengakhiri
Read more
77. Cemburu
 Nadira berada di dalam kamarnya. Dirinya seakan tidak ingin melakukan apa-apa saat ini. Dadanya terasa panas dan sesak terbakar api cemburu. "Rasanya sakit sekali." Nadira memegang dadanya. Air matanya menetes Begitu saja. Ia menangis dengan terus memegang dadanya yang terasa sangat sakit dan juga perih. Dirinya mencoba untuk menerima kenyataan bahwa ia hanya istri simpanan namun tetap saja perasaan itu tidak bisa membuat hatinya menjadi tenang. Nadira begitu sangat gelisah, bayangan suaminya yang bergelut dengan istri pertamanya membuat dirinya begitu sangat tidak terima. "Kenapa Dira jadi seperti ini?" Nadira bertanya di dalam hatinya. "Nadira sadarlah, tahulah posisimu. Dia menikahimu karena hanya kasihan terhadap dirimu dan juga anakmu. Jadi jangan egois Jangan berharap lebih." Bisikan itu terdengar nyaring di telinganya.  "Mana ada wanita yang mau dijadikan istri simpanan. Kamu harus bisa merebut
Read more
78. Merayu
 "Mas, kamu sudah pulang dari masjid?" Lola tersenyum. Dirinya sudah menunggu suaminya pulang dari masjid sejak tadi. Saat ini ia berpenampilan begitu sangat menggoda. Arga sedikit tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Pria itu membuka kain sarung yang dipakainya. Ia melipat kain sarung itu dengan sangat rapi, seperti apa dilihatnya Nadira melakukannya. Setelah melipat kain sarung itu dengan rapi. Ia menggantungnya di hanger dan menggantungnya di gantungan hanger di dalam lemari. Ia membuka pecinya dan meletakkannya di tempatnya. "Lihat ini Mas, aku belinya di Perancis," Lola menunjukkan lingerie yang saat ini dipakainya.  Arga memandang tampilan istrinya yang begitu sangat menggodanya.  "Tapi aku sekarang sedang dalam keadaan datang bulan Mas." Lola tersenyum nyengir. "Bila kamu sedang datang bulan Kenapa menggoda aku seperti ini," Arga memandang istrinya
Read more
79. Rasa rindu
 Setelah menghubungi Nadira dan memastikan bahwa istrinya sudah makan. Arga meninggalkan ruang kerjanya. Pria itu kemudian masuk ke dalam kamarnya. Arga memandang Lola yang ternyata sudah tertidur. "Bila mungkin aku tidak menikah dengan Nadira, mungkin aku masih mau tidur dengannya dan mengikuti alur permainan yang sudah dibuat. Namun entah mengapa, setelah aku menikah dengan Nadira, aku sudah tidak menginginkannya lagi. Bahkan untuk tidur bersamanya aku rasa tidak mau. Apa karena aku sudah mengetahui siapa dia." Arga berkata di dalam hatinya memandang wanita cantik yang berpenampilan sangat menggoda tersebut. Arga memandang Lola dengan tatapan yang tidak bisa dibaca. Arga pergi meninggalkan kamar yang saat ini ditempati oleh Lola. Ia lebih memilih untuk tidur di kamar yang berbeda.  Arga merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Dirinya memandang ke langit-langit kamarnya. Mengapa aku melihat wajah Nad
Read more
80. Salah paham
81 Nadira duduk di tempat tidur dengan terus menata punggung pelayan yang sedang berada di dalam kamarnya.Ia hanya diam memandang pelayan yang saat ini sedang sibuk memasukkan pakaiannya ke dalam tas yang berukuran besar.  Mulutnya seakan terkunci tanpa ada yang lolos satu kalimat dari bibirnya. Semua ini terasa begitu sangat menyakitkan untuknya. "Mengapa para pelayan  memasukkan baju-baju Dira  ke dalam tas? Apa bang Arga udah nggak mau lagi dengan Dira. Apa ini artinya Dira diusir dari rumah ini?" Nadira hanya berani berbicara di dalam hatinya. "Nyonya muda, pekerjaan saya sudah selesai, Saya permisi dulu," ucap kepala pelayannya setelah selesai memasukkan pakaian serta barang-barang milik Nadira kedalam travel
Read more
PREV
1
...
678910
...
22
DMCA.com Protection Status