All Chapters of Derita Istri Simpanan Pria Angkuh: Chapter 61 - Chapter 70
212 Chapters
61. Jujur
 Nadira duduk dengan menundukkan kepalanya. Ia menyadari bahwa kedua orang tuanya sedang menunggu penjelasan darinya. "Adek, apa nggak mau jalan-jala" Nadira memandang adik laki-lakinya yang saat ini masih sedang memakan burger. "Iya kak aku ingin jalan-jalan, lihat-lihat pekarangan rumah ini," ucap Fahri.  "Ya sudah, kalau gitu adek jalan-jalan. Ini burger nya dimakan nanti aja." Bujuk Nadiar. "Aku sudah kenyang kak, apa boleh tidak aku habiskan." Fahri tersenyum. Iya sudah memakan 3 burger dan tidak sanggup untuk memakan satu burger lagi.  "Tadi katanya mau habiskan semua," Sindir Nadira.  "Aku kirain tadi, aku bakalan sanggup ngabisin semua burger nya, he...he...Tapi ternyata nggak, aku tidak mampu kak. Perut aku sudah sangat kenyang." Fahri akhirnya menyerah  Nadira tertawa mendengar ucapan adi
Read more
62. Tidak tenang
 Arga menganggukkan kepalanya. "Ayah saat ini Ayah masih dalam tahap pengobatan. Jadi nanti saya akan membawa Ayah ke rumah sakit untuk melakukan check up dengan beberapa dokter terbaik di sini," jelas Arga. Pria itu sudah menyiapkan Rumah Sakit terbaik dan juga dokter-dokter terbaik yang akan menangani Ayah mertuanya.  "Gak usah nak, jangan buru-buru. Kalian itu pengantin baru, pasti butuh waktu banyak untuk berdua," ucap Ahmad yang tidak ingin merepotkan menantunya. Arga tersenyum mendengar ucapan mertuanya tersebut. "Saya juga ingin bawa Nadira kontrol ya. Ini ayah lihat aja, badannya kurus gini," kecap Arga. Pria itu memegang pergelangan tangan istrinya. Erna diam ketika mendengar ucapan Arga. Dipandanginya putrinya yang saat ini duduk berada di depannya. "Biasanya kalau wanita hamil badannya pasti akan mengalami kenaikan. Tapi Nadira sepertinya berat badannya tidak tidak bertambah." Komentar Erna.
Read more
63. Boo-boo
 Sejak tadi Nadira merasa sangat grogi dan salah tingkah ketika berada di dalam kamar berdua dengan suaminya. Berulang kali ia memandangi jam yang ada di ponselnya dan kembali melirik suaminya. "Kapan berangkat kerjanya?" Nadira bertanya di dalam hatinya. Namun dirinya sangat takut untuk menanyakan hal itu kepada suaminya.  Nadira memandang suaminya yang saat ini duduk diatas tempat tidur dengan menyandarkan punggungnya di kepala tempat tidur. Tangan pria itu sedang asyik berada di atas layar ponselnya. Nadira tidak memahami apa yang saat ini sedang dikerjakan oleh suaminya. Melihat raut wajah suaminya yang  tampak jelas bahwa ia sedang sangat fokus dengan layar ponselnya.  Meskipun suaminya sudah mencarikan film yang menarik untuk ditontonnya, namun, Nadira sangat tidak fokus dengan layar televisi yang ad
Read more
64. Candu
 "Ayo dibuka mulutnya," Arga mengarahkan sendok yang berisi potongan buah anggur ke mulut istrinya.   Nadira tersenyum dan membuka mulutnya. Ia mengunyah potongan anggur yang ada di dalam mulutnya. Rasa buah itu terasa begitu sangat menyegarkan tenggorokannya    "Bagaimana apa manis?" tanya Arga.    "Iya manis," jawab Nadira yang sedang mengunyah potongan anggur di dalam mulutnya.    "Apa iya?" Tanya Arga.    "Iya tapi Ada asam-asamnya juga." Nadira tersenyum lebar.   "Tadi katanya manis, sekarang ada asam-asamnya." Arga memandang istrinya dengan tatapan tidak percaya.     Melihat sikap suaminya seperti ini membuat Na
Read more
65. Laki-laki
    "Apa kabar pak Arga?" sapa dokter wanita yang berwajah cantik dan berkacamata. Dokter Della tersenyum memandang Arga. Beberapa hari ini dokter Della selalu disibukkan dengan berbagai pertanyaan yang diberikan oleh pria yang saat ini duduk di depannya. Pria tersebut menanyakan masalah kehamilan. Bukan hanya masalah makanan yang sehat dan aman untuk dikonsumsi wanita hamil saja yang dipertanyakan oleh pria itu. Pria yang duduk dengan gaya angkuh di depannya itu, tidak malu-malu untuk menanyakan masalah berhubungan dengan istrinya. Bagaimana cara berhubungan yang tidak membahayakan kandungan istrinya. Dalam satu hari berapa kali dirinya boleh melakukan hubungan dengan istrinya. Pria itu juga menanyakan gaya apa saja yang boleh dilakukan nya.     "Baik," jawab Arga.   Dokter Della tersenyum memandang Nadira. "Ternyata Ibu Nadira masih sangat muda dan cantik," puji dokter tersebut.   "T
Read more
66. Menolak
 Nadira duduk di meja makan yang ada ada di dalam kamar rawat ayahnya. Dirinya mau makan bakso bersama dengan mama mertua dan juga Ibu serta adiknya.    "Kenapa nggak mau makan bakso Boo?" tanya Nadira memandang suaminya.   Luna tersedak saat mendengar menantunya memanggil putranya dengan panggilan Boo-boo. Dengan sangat cepat Nadira memberikan air putih kepada Mama mertuanya tersebut. "Mama Makanya jangan buru-buru keselek jadinya," ucap Nadira.   Luna menganggukkan kepalanya. Ia merasa mampu menahan ketawanya hingga hingga perutnya terasa sakit. Luna memandang wajah putranya yang mulai terlihat sangat tidak baik   Tanpa merasa memiliki dosa, Nadira melanjutkan memakan bakso yang ada di dalam mangkuknya. Hingga bakso di dalam mangkuknya kosong tanpa sisa.  
Read more
67. Pendonor
 Nadira berbaring di samping suaminya dengan melingkar tangannya di pinggang milik suaminya. Nadira masih mengatur nafasnya yang belum stabil.  Arga tersenyum memandang istrinya, pria itu mencium kening istrinya dengan sangat lembut. "Apa capek?" Tanyanya. "Hubby terlalu lama," protes Nadira. "Lama apanya?" Arga sengaja menggoda istrinya.  "Lama itunya By."  "Apa itu?" Arga bertanya dengan mengerutkan keningnya.  "Hubby jangan pura-pura nggak tahu." Nadira begitu sangat kesal menatap wajah suaminya. Arga tertawa mendengar ucapan istrinya. "Sebenarnya tadi niatnya ingin buru-buru, hanya saja hubby masih kangen sama anak." Arga beralasan. Nadira hanya tersenyum memandang wajah suaminya. "Apa mau makan sesuatu?" tanya Arga. Pria itu selalu menanyakan apa yang diingink
Read more
68. Perubahan
  Nadira terbangun ketika merasakan kecupan di keningnya. Ia membuka matanya secara perlahan-lahan dan memandang suaminya yang sudah berpakaian rapi. "Hubby mau ke mana?" tanya Nadira.   "Hubby mau mau ke kantor dear." Arga tersenyum.   "Kenapa pagi sekali." Nadira memandang jam yang tertempel di dinding.   "Rumah kita, posisinya cukup jauh dari kantor. Jadi hubby berangkatnya jam segini. Soalnya nanti pagi ada rapat penting," jelas Arga.    Nadira memandang suaminya dan menganggukkan kepalanya. "Hubby bentar lagi ya berangkatnya," pinta Nadira.    "Kenapa?" tanya Arga.   "Bentar lagi adzan salat subuh, kita shalat dulu." Nadira menginginkan suaminya.   Arga diam mendengar apa yang dikatakan oleh istrinya tersebut.   Nadira tersenyum dan kemudian mengecup bibir suaminya. "Dira lupa belum gosok g
Read more
69. Kecemasan Lola
 Hari ini Arga begitu sangat sibuk. Pria itu harus memimpin rapat penting yang tidak bisa diwakilkan oleh asisten dan juga wakil direktur nya. Apa yang telah dilakukan oleh Tio terhadap perusahaannya, begitu sangat berefek buruk. Pria yang menjadi penghianat di perusahaannya itu telah membongkar dan membocorkan semua rahasia penting perusahaannya. Setelah menyelesaikan rapatnya Arga kembali ke ruangannya. Ia duduk di kursi kerja, kepalanya terasa begitu amat pusing.  Arga memandang layar ponselnya yang berdering. Ia tersenyum ketika memandang Nadira yang memanggil. "Halo," sapa Arga. "Halo Assalamualaikum hubby," jawab Nadira. "Waalaikumsalam, Ada apa Dear?" Arga tersenyum memandang layar ponselnya. "Apa hubby masih sibuk?" tanya Nadira. Arga menganggukkan kepalanya.  "Ya sudah kalau gitu nanti aja Dira telepon lagi
Read more
70. Mengikuti maunya
71 Arga menyandarkan punggungnya di sandaran kursi. Ia memandang ke arah pria yang saat ini hanya berdiri tidak jauh dari  mejanya. "Kirimkan uang untuk dia," perintah Arga. "Baik Tuan," jawab Iswandi. "Aku tidak ingin dia curiga, jadi lakukan semuanya seperti biasa," jelas Arga. "Saya tahu Tuan," jawab Iswandi. "Kamu tau, bahwa aku sudah banyak menghabiskan uang ku hanya untuk mengikuti permainan ini." Arga memandang Iswandi. "Iya Tuan saya mengerti," jawab Iswandi. "Apa sudah ada kabar? "Arga memandang Iswandi. 
Read more
PREV
1
...
56789
...
22
DMCA.com Protection Status