All Chapters of Aku Perawan: Chapter 81 - Chapter 90
96 Chapters
Kamu Cemburu
Kevin mengerang kuat dan menenggelamkan wajahnya di dada istrinya. Puas dengan penyaluran hasratnya yang terpendam selama ini, laki-laki itu tersenyum dan mengelap peluh keringat yang keluar dari dahi wanita yang ditindihnya. Ia mencabut miliknya dan tak ingin membuat Kinan kesakitan karena menindihnya terlalu lama. Menjatuhkan tubuhnya di samping Kinan dan mengatur napas menatap langit-langit kamar itu. Kinan mengambil selimut dan menutupi tubuhnya sampai bagian dada. Napasnya masih terengah, tapi ia sangat menyukai sentuhan yang Kevin berikan. “Mau minum?” tanya Kevin yang memiringkan tubuhnya menatap istrinya yang bersemu. Kinan mengangguk mengiyakan tawaran itu. Ia juga perlu untuk memulihkan tenaganya. Kevin mengambilkan segelas air mineral yang kebetulan ada di meja di dekatnya. Kinan duduk dan meneguk air itu hampir habis. Ia begitu kehausan, “Sakit nggak?” Kevin bertan
Read more
Terjungkal Ke Dalam Lesung Pipimu
Satu kecupan secepat kilat mendarat di bibir Kevin. Kinan mendorong tubuh laki-laki itu agar tak mengetahui jika pipinya kini seperti kepiting rebus. Ia berjalan cepat menuju meja makan dan membuka nasi Padang favoritnya. Kevin menggeser tempat duduk dan makan di dekat Kinan. Laki-laki itu masih saja tersenyum menyeringai menatap Kinan, memamerkan lesung pipi yang ia miliki pada wanitanya. “Kamo jangan senyom-senyom sama janda itu!” seru Kinan dengan mulut penuh dan terpaksa ia segera telan. “Oke. Aku jadi sekarang nggak boleh senyum ke Kak Nurlaela itu lagi?” Kevin mengangguk dan mencebikkan bibir. “Kak?” sindir Kinan dengan memajukan wajahnya mendekati Kevin. “Bisa besar kepala dia, kalau kamu panggil, ‘Kak’!”  “Tadi, aku panggil, ‘Bu’! Dianya nggak mau. Katanya terkesan tua.” 
Read more
1-0
“Aku nggak salah ‘kan menjadikanmu objek fantasi sedari dulu?” Kinan menghentikan gerakannya. “Maksudmu apa? Kamu membayangkanku saat ....” Kevin mengangguk dan menyunggingkan bibir atasnya. “Aku selalu membayangkan di posisi ini. Sejak kita berciuman dulu di taman sekolah. Kamu masih ingat?” Wanita itu masih terdiam menatap Kevin aneh. “Bibirmu indah, aku nggak bisa lupain saat itu sampai sekarang. Aku ketagihan,” ucap Kevin sembari menarik dagu Kinan dan melumatnya. Kinan mencoba mendorong Kevin untuk menghentikan serangan pada bibirnya. Ia mencebikkan bibirnya tak percaya. Menjadi objek fantasi memang tak mengurangi apa yang ada dalam dirinya. Untung saja laki-laki itu suaminya.  Jika tidak, ia akan tak terima. Namun, bukankah Kevin sering mencium wanita lain di sekolahnya? “Terus, kenapa kamu malah menciumi wanita lain?” ketus
Read more
Sikap Menyebalkan
Pagi ini Kevin bersiap untuk bekerja setelah surat lamarannya diterima. Ini pengalaman pertamanya bekerja di perusahaan lain. Ditambah lagi jabatan yang hanya sebagai manajer membuatnya sedikit kecewa. Namun, ia juga tak mau berpangku tangan menjadi pengangguran saat istrinya hamil. Kinan menyiapkan semua keperluannya. Ada perasaan tak lega yang masih wanita itu simpan karena pertanyaan yang selama ini menjadi bayangan buruk tentang suaminya itu belum juga terjawab. “Kamu itu kenapa, sih?” ketus Kevin dengan mengerutkan wajah menatap Kinan yang hanya memainkan nasi goreng di piringnya. “Ingat pesan dokter kemarin, kamu harus makan yang banyak. Berat badanmu kurang!” timpalnya lagi. Kinan tak memedulikan itu. Ia hanya ingin setiap hari Kevin mengungkapkan rasa cinta padanya. Salahkah itu? Namun, tidak bagi Kevin. Ia sangat kecewa dengan pertanyaan Kinan yang meragukan perasaann
Read more
Tunggu Aku
“Apa kamu nggak mau hidup susah sama aku? Pakai acara nyuruh ngemis-ngemis ke Papa terus?” ketus Kevin yang kini tak berselera makan dan membanting sendoknya di piring. “Siapa wanita yang mau diajak hidup susah?” Kinan memalingkan wajahnya. Ia berkata jujur, tapi membuat Kevin geram dengan kenyataan yang tak sejalan dengan pikirannya selama ini. “Aku kira kamu beda sama wanita lain, ternyata sama aja!” “Maksudmu sama apa?” tanya Kinan dengan intonasi nada tinggi. “Ya sama-sama matre.” “Bukannya matre, tapi realistis,” Kinan mencoba membela dirinya. “Oh, jadi kamu udah nggak cinta lagi sama aku gara-gara aku yang sekarang?” “Aku cuma ingin kita berbaikan dengan Papa. Kamu tuh yang nggak cinta sama aku!” tuduh Kinan. Kevin be
Read more
Jangan Goda Suamiku
“Kabar apa?” Kevin mencium tangan wanita yang menunggunya sedari tadi di atas tempat tidur. Wajah Kinan tampak berseri membuat Kevin tak sabar lagi mendengarnya. Apakah Papanya itu sudah memaafkan dan menerimanya kembali? “Tadi Papa sebenarnya nyariin kamu, ya aku bilang aja kamu lagi kerja. Terus kabar baiknya, semua harta Papa bakal dikasihkan sama calon anak kita.” Kinan tersenyum lebar. Namun, Kevin mengubah wajahnya menjadi berkerut. “Papa nggak ngasih ke aku?” Kinan menggelengkan kepalanya. “Kamu sih, nggak mau minta maaf ke Papa. Coba kalau mau, pasti Papa mengizinkanmu untuk bekerja di perusahaannya lagi.” “Aku nggak butuh dikasihani. Lagian kerjaan nggak hanya di perusahaannya.” Kevin membaringkan tubuhnya menghadap langit-langit. Sepertinya tak ada harapan lagi menjadi pewaris Daniel Arkananta. Ia memalingkan wajahnya kesal. 
Read more
Undangan Reuni
“Kamu capek?” tanya Kevin yang kini membuka pintu apartemennya. Ia masuk ke dalam diikuti Kinan. “Capek lah, habis berantem sama janda kegatelan itu!” ketusnya dengan membuang muka kesal. “Sebenarnya aku mau ngajak kamu jalan-jalan sebelum menciptakan desahan di dalam sana. Tapi, berhubung kamu capek, ya udah di dalam apartemen aja!” Kevin berjalan cepat menuju kamar. Kinan sedikit menyesali ucapanya. “Kamu mau ngajak jalan-jalan ke mana?” tanyanya dengan mengerutkan kening. Kevin menghentikan langkah dan menoleh ke arah Kinan. “Kamu mau ke mana?” “Kita ke pantai yuk, Vin! Kamu udah dulu janjiin aku bulan madu, tapi mana?” Kinan berjalan mendekati tempat tidur mahal milik Kevin dengan merengut kesal dan melempar bokongnya. “Kita juga nggak pernah pacaran, ‘kan? Hanya menghabiskan waktu di kamar sa
Read more
Lepas Dari Genggaman
“Aku janji akan membahagiakan kalian! Tanpa mengharap harta dari Papa. Percayalah, aku bisa, Kinan!” Kevin menyelipkan anak rambut Kinan ke telinga kiri dan kanannya. Kinan mengangguk pasrah dengan terus aktif bergerak naik turun memposisikan di pangkuan Kevin. Sementar Kevin mengeratkan pelukannya ke pinggang Kinan. Kinan juga menyesapi bibir suaminya itu dengan lembut. Rasa manis dari filter rokok yang dihisapnya sebenarnya masih terus membekas di bibir itu. Namun, ia seperti sudah terbiasa. Tatapan sendu penuh gairah ada dalam mata mereka. “Kamu janji, besok jangan dekati wanita-wanita masa lalumu!” Kinan menghentikan gerakannya yang membuat Kevin berdecak kesal. “Kan ada kamu. Kenapa pikiranmu buruk sekali? Mereka bukan masa laluku. Masa laluku kamu!” Kevin kembali menyatukan bibir mereka. Suara kecupan bibir dan rintihan tertahan yang menggema di seluruh sudut kamar semakin menamb
Read more
Perubahan Sikap
“Halo ... kamu lagi sibuk, Vin?” tanya Diva yang sedari meneleponnya, tapi dibiarkan saja oleh Kevin. Semenjak reuni empat bulan lalu, wanita itu terus mencoba menghubunginya. Obsesi memiliki Kevin sudah tertanam dalam di dalam hatinya sejak dulu. Tak peduli apa status Kevin sekarang, ia hanya ingin mewujudkan keinginannya. “Nggak, ada apa? Aku lagi baru pulang kerja.” Kevin berjalan keluar kamar. Ia selesai mandi dan melihat Kinan sudah memejamkan matanya. Laki-laki itu sudah berusaha sebisa mungkin untuk menghindari Diva. Tawaran untuk berselingkuh terus Kevin abaikan, ini membuatnya merasa bersalah pada Kinan yang kini tengah mengandung calon buah hatinya. Kinan membuka matanya lebar setelah Kevin keluar kamar. Ia tak sanggup menahan laju air mata setiap mendengar telepon dari wanita yang terus berusaha menggoda suaminya itu. Berusaha tetap baik-baik saja dan tak mengetahui apa dibalik semua in
Read more
Pukulan Keras Dari Papa
“Keanu?” “Ayo cepat, Kean! Air ketuban Kinan keluar terus!” Desakan Clara membuat Keanu bertambah gugup. “Ada apa ini?” Papa Kevin berjalan mendekati mobil Keanu. “Kinan harus segera dibawa ke rumah sakit, Pa!” Wajah khawatir tersirat jelas pada Papa Kevin. Tanpa berlama-lama Keanu masuk ke dalam mobil dan disusul oleh Sang Papa. Perasaan tak enak terus mengganggu pikiran Kevin di kantor. Ia berusaha beberapa kali menelepon Kinan, tapi tak diangkat. Jelas saja, keadaan Kinan saat ini sedang tak baik-baik saja. Bahkan ponselnya pun terjatuh di lantai kamarnya. Diva dengan nekat menemui Kevin di depan kantornya. Kevin yang tengah berjalan cepat menuju tempat parkir tiba-tiba dihadang oleh wanita itu. “Vin, aku mau bicara serius!” “Ada apa lagi, sih?” Kevin terlihat risi
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status