All Chapters of Mantan dan selingkuhan : Chapter 61 - Chapter 70
89 Chapters
Episode 60
Hari minggu pagi dirumah Devano yang kini hanya dihuni oleh dua orang wanita yang tengah bertentangan rasa. Kasandra dan Andini, keduanya tidak pernah akur didalam hati mereka masing-masing. Bagaimana tidak, Andini adalah istri sah Dendi, sedangkan Kasandra yang katanya adalah cinta suci lelaki yang menjadi pangkal musabab ketidak akuran kedua wanita itu. Walaupun tinggal serumah, Kasandra dan Andini jarang bertegur sapa.Seperti biasa setiap hari Andini selalu bangun lebih pagi. Ia menyapu lalu mengepel seluruh lantai rumah kemudian menyiapkan sarapan untuk seluruh penghuni rumah yang memang tidak banyak itu. Andini cukup tahu diri sebagai orang yang menumpang tinggal dirumah itu.Sebelum Andini tinggal dirumah itu, Devano sudah sering menyarankan agar Kasandra memperkerjakan seorang pembantu yang bisa mengerjakan pekerjaan rumah, tapi Kasandra selalu menolaknya dengan alasan mereka sering berada diluar dan rumah tidak terlalu kotor. Padahal saat itu Kasandra hanya tidak
Read more
Episode 61
"Apa-apaan kamu memukulku San..!” Teriak  Dendi menatap Kasandra sambil memegang pipinya yang baru saja menjadi landasan pendaratan tamparan telapak tangan Kasandra yang cukup keras.“Apa-apaan katamu hah ??? Setelah kamu menghamili aku, kini kamu merayu Andini untuk kembali kepadamu. Lalu kamu anggap apa aku Dendi..??? Bentak Kasandra dengan sangat marah. Ia tidak memperdulikan kalau beberapa orang warga telah mulai berkumpul sejak Dendi berteriak kencang kepada Andini tadi. Namun Kasandra dan Dendi tidak sadar kalau mereka sudah menjadi objek tontonan gratis warga perumahan itu.Sontak pengakuan Kasandra membuat sepuluh orang warga yang berkumpul terperanjat kaget. Mereka adalah tetangga terdekat yang cukup terganggu dengan kegaduhan yang dibuat Dendi dan Kasandra.“Oh, itu kan istri Mas Devano. Ternyata dia selingkuh dengan lelaki itu.” Ucap seorang ibu-ibu yang dari tadi menyaksikan pertengkaran Dendi dengan Kasandra.“Lha,
Read more
Episode 62
Sementara itu Andini dan Rio tengah berada didalam perjalanan menuju rumah Rika tempat Andini menitip asuhkan Rehan putra semata wayangnya.Andini agak sedikit shock dengan kejadian yang barusan mereka alami. Wajahnya nampak gugup. Selama mengenal Dendi, Andini belum pernah melihatnya berbuat senekat itu.“Sudahlah An, tidak perlu dipikirin. Toh kamu sudah aman sekarang.” Ucap Rio berusaha menenangkan Andini.Andini menghela nafas panjang lalu membuangnya perlahan.“Kadang aku tidak habis pikir, Yo. Apa yang mereka lakukan sungguh sangat memalukan.” Ucap Andini yang kini lebih akrab memanggil nama Rio dengan singkatan ‘Yo’.Rio hanya mengangguk-anggukkan kepalanya tanda ia setuju dengan pendapat Andini.“Dan yang lebih membuat aku tidak mengerti lagi, mengapa Dev tidak melakukan apapun, aku yakin sebenarnya Dev mengetahui semua ini. Tapi ia memilih bungkam dan tidak peduli.” Sambung Andini menggeleng-gelen
Read more
Episode 63
“Kamu tinggal di kost kayak gini Den ?” Tanya Kasandra sambil membelalakkan matanya begitu Dendi membuka pintu kamar tempat ia tinggal.Kamar sempit yang hanya diisi oleh dipan ukuran lajang dan sebuah kipas angin yang tidak begitu besar. Pakaian Dendi disimpan di dalam kotak kardus rokok Gudang Garam terletak dipojok kamar dan berukuran sekitar 3x3M persegi yang hanya berlantai keramik tanpa karpet tebal seperti yang ada dikamar Kasandra dirumah mewah milik Devano.“Iya, hanya kamar seperti ini yang sanggup aku sewa San, maklumlah gajiku sebagai kuli ditoko bangunan itu tidaklah seberapa.”“Kamu tidurlah diatas, biar aku yang tidur dilantai.” Sambung Dendi lalu menggolekkan tubuhnya dilantai.Pikirannya kalut memikirkan sumber dana yang harus ia cari untuk bisa memenuhi kebutuhan dirinya dan Kasandra. Belum lagi peraturan yang cukup ketat yang diterapkan dirumah kost tersebut bahwa pasangan suami istri yang tinggal disana ha
Read more
Episode 64
“Apa yang harus kita lakukan sekarang Dev ? Kita tidak mungkin membiarkan Kasandra tinggal diluar sana. Dirinya tengah hamil besar.” Ucap Andini nampak risau.“Sebaiknya kita carikan ia tempat tinggal yang layak, setidaknya sampai ia melahirkan anaknya.” Ucap Rio memberikan usulan.“Aku rasa juga begitu yang terbaik.” Jawab Dr. Silva yang disusul anggukan kepala Andini.“Yang aku pikirkan bagaimana caranya aku menjelaskan kepada Mami dan Papi. Mereka pasti bertanya-tanya dan bisa-bisa jatuh sakit.” Kata Devano lirih.Ketiga orang yang duduk bersama Devano juga terlihat mengangguk-angguk. Mereka dapat memahami keresahan hati Devano.“Mami sangat mengharapkan bayi Kasandra. Ia sudah menghias kamar untuk menyambut kelahiran cucunya itu” Sambung Devano lirih.Ucapan Devano membuat hati mereka sedih. Alangkah kecewanya Mirna jika mengetahui apa yang telah terjadi sesungguhnya.“Aku akan m
Read more
Episode 65
Sebuah mobil mewah berhenti didepan toko bangunan tempat Dendi bekerja. Seorang wanita cantik dengan body padat berisi turun dari mobil itu menenteng tas branded.“Silahlan Nyonya, mau beli apa ?” Tanya si Koko yang langsung berdiri dibelakang meja kasir.“Saya mau ketemu karyawan Bapak yang bernama Dendi.” Jawab wanita cantik itu setelah menghempaskan bokongnya diatas sebuah kursi didepan meja kasir.“Oh, Dendi haa... Sebental saya panggil dulu.” Jawab lelaki pemilik toko itu dengan logat Tionghoa-nya yang cadel.Ia lalu memerintahkan seorang anak buahnya untuk memanggil Dendi yang berada didalam gudang kayu.“Andini !” Seru Dendi senang melihat kedatangan Andini istrinya. Seketika hatinya berbunga. Andini ternyata mencarinya seminggu setelah kejadian dikomplek perumahan yang sempat membuat heboh warga disana.Koko Cina terheran melihat anak buahnya memanggil tamunya dengan sebutan nama saja. Sedang ia menyapa wanita yang nampak kaya itu dengan sebutan Nyonya.
Read more
Episode 66
Hari kelahiran putra Kasandra akhirnya datang juga. Jenis kelamin calon bayi itu memang sudah diketahui berdasar hasil USG yang sudah beberapa kali dilakukan sebelumnya.“Selamat Kasandra, anakmu tampan dan menggemaskan.”ujar Dr. Silva sambil menyerahkan bayi yang masih merah kepada Kasandra.Kasandra dengan senang menerimanya.“Tampan sekali, mirip kamu sayang.” ujarnya kepada Devano yang berdiri disisi tempat tidur.Devano hanya tersenyum pahit, Dr. Silva melotot memandang Devano lalu lelaki itu mengganti mimik wajahnya menjadi gembira atau pura-pura gembira. Dalam hati sebenarnya ia menyimpan rasa sakit. Dan hanya Dr. Silva-lah yang mengetahui rasa sakit yang ia rasakan itu.“Kita harus memperbaiki rumah tangga kita demi putra kita, sayang.” ucap Kasandra menyerahkan bayi yang dipangkunya kepada Devano. Tak lupa ia melempar senyuman sinis kepada Dr. Silva yang masih berada disana.Dr. Silva segera undur diri dari k
Read more
Episode 67
“Ayo Pi, jangan lambat jalannya. Mami sudah tidak sabar bertemu cucu kita.” Dengan tergopoh-gopoh Mirna dan Hamdani mendatangi rumah sakit begitu mendengar kabar cucu mereka sudah lahir ke dunia. Di tangan Mirna dijinjing sebuah rantang berisi makanan kesukaan Kasandra. Ia sengaja memasak sendiri makanan itu sebagai tanda rasa bahagianya karena Kasandra telah melahirkan cucu yang mereka idam-idamkan selama ini.“Iya Mi, ini Papi sudah cepat jalannya.” jawab Hamdani memperlebar langkah di samping istrinya.Tak lama kemudian mereka sampai juga di ambang pintu kamar Kasandra dan langsung membukanya.“Saaaa...Belum sempat Mirna mengucapkan satu kalimat ia sudah dikejutkan dengan pemandangan tak biasa di kamar itu.Dendi yang sedang mencium kening Kasandra buru-buru mengangkat wajahnya dari wajah Kasandra karena terkejut mendengar suara yang datang tiba-tiba dari ambang pintu.“Apa-apaan ini?” tanya Mirna nampak san
Read more
Episode 68
“Aku rasa ini terlalu kejam untuk Kasandra Dev. Coba kamu pikirkan kembali masak-masak. Bagaimanapun juga, Kasandra itu adalah istrimu.” ucap Dr. Silva begitu mereka berdua disertai Andini dan Rio duduk di kantin rumah sakit.“Sebentar lagi dia bukan lagi istriku.” jawab Devano mantap yang langsung di jawab anggukan kepala Rio.Dr. Silva dan Andini hanya berpandangan. Sebagai sesama perempuan tentu saja mereka dapat merasakan kesedihan hati Kasandra. Tapi mereka juga tidak bisa menyalahkan Devano, Devano sudah cukup menahan luka selama ini.“Waktu istirahat sudah habis. Aku harus balik ke kantor.” ucap Andini melirik jam tangan mewah yang melingkar di pergelangan tangannya lalu berdiri.“Aku juga. Aku harus mengantar calon istriku.” sambung Rio ikut berdiri.Devano dan Dr. Silva tersenyum mengangguk. Mereka melanjutkan percakapan setelah Andini dan Rio pergi.“Bagaimanapun juga Dean itu darah daging
Read more
Episode 69
“Tolonglah Ko, saya masih ingin bekerja. Saya akan memperbaiki kinerja saya.” Suara Dendi menghiba memohon agar pemilik toko bangunan tidak memecat dirinya. Dari rekaman cctv terlihat Dendi banyak menggunakan ponsel sementara rekannya yang lain sedang bekerja, itulah alasan pemilik toko itu memecat Dendi.“Wa sudah seling kasih tahu lu olang haa, tidak boleh main-main kalau sedang bekelja. Tapi lu tidak belubah. Haayyaaa.... Lebih baik lu wa pecat saja. Bulan ini saja lu sudah tiga hali tidak masuk keja. Wa pusinglah..haayya..” si Koko terus saja merepet memarahi Dendi dengan logatnya yang cadel.Pemilik toko itu kemudian menyerahkan gaji Dendi bulan itu dan menolak untuk melanjutkan mempekerjakan Dendi.Dengan wajah memerah Dendi menerima gaji terakhirnya lalu melangkah gontai meninggalkan toko bangunan tersebut. Ia sudah menjadi pengangguran kembali.“Kemana lagi aku harus mencari pekerjaan? Untuk bisa bekerja di toko bangunan ini
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status