Semua Bab Mantan dan selingkuhan : Bab 71 - Bab 80
89 Bab
Episode 70
“Ada apa kamu mencariku?” Tiba-tiba Devano sudah berdiri di ambang pintu.Kasandra bergegas menjatuhkan tubuhnya bersujud di kaki Devano.“Sayang, maafin aku. Aku akui kesalahanku. Berikanlah maafmu untuk sekali ini saja hiks..hiks..” Kasandra meratap di kaki Devano.“Berdirilah, aku bukan Tuhan yang patut kamu sembah !” ujar Devano namun enggan menyentuh bahu Kasandra walau hanya sekedar untuk membantu berdiri. Ia hanya memasukkan kedua tangannya ke dalam kantong celananya.“Aku akan terus bersujud sampai kamu mau memaafkan dan menerimaku kembali hiks..hiks...” Kasandra terus saja bersujud dan meratap berharap hati Devano melunak.Mirna dan Hamdani menggeleng-gelengkan kepalanya melihat perbuatan Kasandra yang nampak norak.“Ya sudah, bersujudlah seberapa kamu mampu. Aku sudah mengantuk dan pengen tidur.” ucap Devano sambil menutup mulutnya yang terbuka karena menguap. Devano bersiap membalikkan badan untuk meninggalkan ambang pintu.“Deeev..!” Tubuhnya tiba-ti
Baca selengkapnya
Episode 71
“Kamu selalu saja ingin mengacaukan kehidupanku! Kenapa sih, An?”“Hubunganku dengan Dendi, kamu yang hancurkan, sekarang aku ingin memperbaiki pernikahanku dengan Devano juga kamu halangi.”“Kamu sengaja, kan? Membawa aku tinggal dirumahmu ini, agar aku kehilangan kesempatan untuk memperbaiki hubunganku dengan Dev?” Kasandra mengomeli Andini yang baru saja kembali dari kantor. Setelah pembicaraannya dengan Devano tadi pagi dikantor, ternyata Devano langsung memerintahkan sopirnya untuk menjemput Kasandra kerumah orang tuanya lalu mengantarkan ke rumah Andini.Hal itu yang membuat Kasandra semakin marah kepada Andini. Ia sudah berusaha melakukan berbagai cara untuk bisa kembali kepada Devano, namun selalu gagal kembali.  Andini dianggap Kasandra sebagai penghalangnya.“Kalau dijalanan atau di kolong jembatan kamu anggap tempat yang lebih nyaman dari pada rumahku, kamu boleh pergi kapanpun kamu mau!”
Baca selengkapnya
Episode 72
“Apa? Silva diserang orang...?”“Aaa..aku langsung ke rumah sakit sekarang Dev!” Andini berlari dari dapur menuju kamarnya. Tak sampai lima menit kemudian ia sudah keluar lagi dari kamarnya dengan memegang kunci mobil di tangannya. Ia hanya melewati Kasandra yang sedang duduk di sofa ruang tamu sambil menimang anaknya. Tak lama kemudian terdengar mesin mobil dihidupkan dan suara itu segera menjauh.“Silva di serang?”“Hm, baguslah! Mudah-mudahan dia mati dan aku bisa kembali bersama Dev. Aku bisa hidup enak seperti dulu lagi.” gumam Kasandra sendiri sambil tersenyum.Ia kemudian bangkit dan mengitari seluruh ruangan dan pajangan yang ada di rumah Andini. Semua barang-barang disana sangat mewah dan berselera tinggi.“Sekarang kehidupanku dengan Andini sudah terbalik. Dulu Andini yang iri melihat ruang kerja dan rumahku, tapi sekarang dia memiliki semua yang aku miliki dulu. Dan aku menjadi dirinya yang dul
Baca selengkapnya
Episode 73
“Bagaimana keadaan Silva, An?”“Masih belum siuman!” ujar Andini bermalasan menjawab pertanyaan Kasandra. Jawaban Andini justru membuat wajah Kasandra cerah. Ia memiliki harapan baru untuk memperbaiki rumah tangganya kembali dengan Devano.“Mengapa kamu senyum-senyum? Kamu senang mendengar kabar buruk ini?” tanya Andini sinis. Kasandra mendekati Andini yang tengah menikmati sarapannya, lalu menarik sebuah kursi yang berhadapan dengan Andini. Senyum masih mengambang dibibirnya.“Kamu lihat kan An? Nasib pelakor justru lebih buruk. Ia mati dibunuh oleh mantan suaminya sendiri.” jawab Kasandra terlihat senang.Mata Andini melotot mendengar penuturan Kasandra yang masih saja tersenyum.“Silva belum meninggal. Ia hanya koma.” desis Andini.“Koma? Hahhaha... Kamu tahu kan? Setelah koma itu apa? Kalau kalau kamu tidak tahu lebih baik aku beri tahu. An, setelah koma itu titik. Dan titi
Baca selengkapnya
Episode 74
Dr. Silva sudah sadar walau kondisinya masih lemah. Tim Dokter melakukan obsevasi ketat untuk memompa kestabilan kesehatan Dr. Silva demi mempersiapkan operasi pencangkokan ginjal. Devano dan seluruh keluarga setiap saat menemani Dr. Silva untuk memberi semangat kepadanya. Andini juga mempersiapkan mental dan kesehatannya untuk menjalani operasi pencangkokan ginjal tersebut. Tim dokter memberikan pengawasan kesehatan yang ketat kepada Dr. Silva maupun Andini. Syukurlah golongan darah dan jaringan tubuh Andini sangat cocok dengan Dr. Silva. Operasi bisa segera dilaksanakan.Hari itu.Andini sudah siap untuk menjalani proses operasi transplantasi atau pencangkokan ginjal. Andini berbaring diatas dipan dorong, satu jam lagi akan masuk ke kamar operasi. Para dokter yang berkompeten bersiap-siap dan sedikit melakukan edukasi di ruangan khusus. “Kamu harus kuat ya sayang, kamu telah mengambil satu keputusan yang sangat mulia. Aku akan selalu berdoa un
Baca selengkapnya
Episode 75
Ning nong...Suara bel berbunyi di ruang tengah. Kasandra baru saja selesai menyusui bayinya.“Siapa sih? Ganggu orang saja.” Gerutu Kasandra dengan malas berjalan menuju pintu, tapi ia berhenti diruang tengah dan nampak berfikir.“Atau si Andini yang pulang ya? Ah, tidak mungkin. Andini baru kemarin menjalani operasi. Paling tidak satu minggu ia akan di rawat di rumah sakit.” gumam hati Kasandra.Ning nong..Bel berbunyi kembali, dan Kasandra melanjutkan langkah kakinya menuju pintu lalu membukanya.“Rio?”“Ya, aku membawa Bapak dan Ibu Andini kesini. Semalam mereka sudah dijamu di rumah Silva, jadi mulai dari sekarang mereka akan tinggal disini.” Rio menjelaskan.“Ayo Pak, Bu. Ini rumahnya Andini!” ujar Rio kepada kedua orang tua Andini yang baru saja turun dari mobilnya. Dendi membantu membawakan barang-barang calon mertua bos-nya tersebut.“Taruh di dalam kamar utama!&r
Baca selengkapnya
Episode 76
Hari minggu pagi yang cerah.Sebuah mobil mewah akan memasuki perkarangan rumah kediaman Kasandra. Kasandra yang tengah berjemur dengan bayinya menoleh keluar pagar dan wajahnya langsung sumringah melihat mobil yang datang adalah kendaraan pribadi milik Devano. Sejumput harapan kini bermekaran di hatinya. Kasandra berharap Devano akan memaafkan kesalahannya dan membuka lembaran baru bagi rumah tangga mereka demi Dean buah hati yang sudah ada.“Aku senang melihat kamu datang, sayang” sambut Kasandra lalu mencium pipi Devano. Nampaknya Devano sudah cukup tenang.“Sini aku gendong! Muuah.. udah gede aja kamu Dean. Papa rindu padamu!” ucap Devano sambil menimang Dean yang sudah berumur lebih dari tiga bulan.Kasandra tersenyum senang melihat perubahan sikap Devano. Ia kini sudah mulai membuka pertemuan dengan Kasandra dan Dean.“Minum Dev!” Kasandra menaruh secangkir teh manis hangat di hadapan Devano. Saat itu mereka sudah du
Baca selengkapnya
Episode 77
Flash back.(Udah jam makan siang nih, An. Ayo dong kita makan. Kita kan udah janji sama Kak Dev dan Silva makan bersama siang ini)Rio mengirimkan sebuah pesan ke ponsel Andini, karena sudah sepuluh menit menunggu, Andini belum juga terlihat keluar dari kantornya. Padahal tadinya mereka janji akan bertemu di halaman parkir kantornya.(Sorry, sayang. Aku masih ada tamu. Kamu duluan kesana ya, aku akan menyusul lima belas menit lagi) balas Andini segera. Ia masih berbincang dengan dua orang tamu dari perusahaan lain.(Baiklah sayang) balas Rio lalu mengemudikan mobilnya menuju sebuah rumah makan yang tidak begitu jauh dari kantor Andini.Sepuluh menit kemudian ia sudah sampai di rumah makan itu. Tapi baru saja ia akan turun dari mobilnya, Rio melihat Dr. Silva bergegas pergi dengan mengendarai mobilnya sendiri, sedangkan mobil Devano masih ada di parkiran itu.Naluri Rio menjadi terusik, ia merasa ada yang tidak beres antara Dr. Silva dan Devano. Tidak b
Baca selengkapnya
Episode 78
"Kamu dimana, San?” Devano menelepon Kasandra.“Aku di rumah, Dev.” jawab Kasandra senang menerima telepon dari Devano.“Aku akan datang sekitar satu jam lagi.” ucap Devano yang langsung membuat Kasandra bertambah senang.“Beneran Dev?” “Iya San, aku rindu sama Dean.” sahut Devano dari ujung telepon.“Syukurlah Dev, kamu sudah mengerti betapa anakmu sangat membutuhkan ayahnya.” ucap Kasandra dengan hati berbunga-bunga.“Iya San, aku tahu itu. Tunggulah, aku akan datang sebentar lagi.” sahut Devano lalu menutup pembicaraan.Kasandra langsung berdandan secantik mungkin dan kini mulai memilih pakaian yang seksi. Ia ingin memikat hati Devano kembali.“Hm, akhirnya..! Setelah Silva pergi, Devano ingat juga pada diriku.” gumam Kasandra sambil berputar di hadapan cermin.Gaun tidur berwarna merah muda dengan belahan dada yang rendah ia kenakan tanpa m
Baca selengkapnya
Episode 79
“Sudahlah, San! Sekarang yang terpenting kita memikirkan nasib Dean. Kita harus segera menikah demi menebus kesalahan kita.” ucap Dendi menenangkan Kasandra yang histeris. Wanita itu masih berusaha mengejar Devano namun lelaki itu menghindarinya lalu pergi.Kasandra lalu menoleh kepada Dendi yang masih menggendong Dean dan duduk di sofa ruang tamu. Kepada Dendi, Kasandra menumpahkan amarahnya.“Memikirkan Dean katamu? Pakai apa kamu memikirkannya kalau pekerjaanmu hanyalah sebagai kacungnya Rio? Dean akan lebih bahagia menjadi anak Dev. Dia mapan dan kaya. Kalau kamu, tidak punya masa depan sama sekali!” teriak Kasandra menatap sinis kepada Dendi. Jari telunjuknya lurus menuding wajah Dendi.“Tapi dia anakku, San! Kamu sudah dengarkan ? Apa kata Dev.” sahut Dendi masih bersabar walau dirinya terhina.“Aku tidak pernah mengharapkan anak darimu! Sudah aku katakan, kamu tidak punya masa depan. Kamu tak punya reputasi, sampai
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
456789
DMCA.com Protection Status