All Chapters of Sang Dewa Perang: Chapter 651 - Chapter 660

Di gedung perkantoran Skyworld Enterprise, pasir perlahan turun dari jam pasir di atas meja.Ryan membalik jam pasir dan dia menatap pasir yang jatuh. Dia merasa bingung.Dia telah menghitung begitu banyak orang dalam hidupnya, tetapi dia tidak pernah merasa begitu panik seperti ini sebelumnya. Dia adalah orang yang menjebak orang. Kenapa dia merasa panik sekarang?Bahkan jika dia gagal, sepertinya dia tidak akan rugi. Dia mampu melakukannya lagi.Namun, kecemasan ini berkutat lama dalam kepalanya. Dia tidak bisa menghilangkannya bagaimana pun caranya.“Sudah berhari-hari, Thomas. Kenapa kau belum mengambil tindakan yang tepat?"Apa kau benar-benar ingin Hiburan Seni Budaya Peringatan Scott dihancurkan dengan cara ini?"Meskipun ini benar-benar tujuan Ryan, yang namanya para pahlawan menghargai para pahlawan. Dia selalu ingin melihat Thomas mampu bertahan dengan indahnya karena itu adalah kebahagiaan karena berurusan dengan seorang ahli.Agak membosankan jika Thomas dihancurkan

“Aku tidak percaya ini! Aku tidak percaya!"Conley dengan kasar melemparkan cangkir teh di atas meja ke tanah. Dia menggeram marah. "Bagaimana mungkin Thomas menghancurkan rencana yang begitu sempurna?"Dia berbalik dan menatap Ryan. “Kita belum kalah. Hanya Bennet yang muncul dan mengumumkannya sekarang. Kita masih punya kesempatan untuk membalikkan situasi!“Kita bisa bersikeras mengatakan kalau Bennet berada di geng yang sama dengan Thomas dan kita bisa bekerja sama dengan perusahaan lain untuk menangani mereka.”Ryan tertawa terbahak-bahak.Bagaimana dia harus menjelaskan ini kepada si idiot ini?Ryan berpikir sejenak sebelum dia dengan lembut berbisik, “Bahkan orang idiot sepertimu bisa mengetahui situasi ini. Apa Thomas tidak akan mengerti? Selain itu, karena sebuah perusahaan melompat keluar dan mengakui kesalahan ini, bagaimana kau bisa yakin kalau tidak ada perusahaan kedua atau ketiga? Tunggu dan lihat saja. Bennet hanyalah titik awal. Pertahanan yang kita usahakan untu

Thomas dan Anna sedang berdiskusi di kantor, dan mereka mendengar teriakan lagi dan lagi dari luar.Anna berjalan ke jendela dan melihatnya. Sekelompok besar orang memegang spanduk di pintu sambil meneriakkan sesuatu. Mereka tidak mendengarnya dengan sangat jelas.Wanita itu mengerutkan kening."Apa yang sedang terjadi? Bukannya sudah diklarifikasi? Kenapa orang-orang ini masih datang dan mengangkat spanduk?“Ini sangat konyol!"Dulu aku tak enak melakukan itu, tapi aku tidak akan membiarkanmu kali ini."Sambil berbicara, Anna berjalan keluar."Hei ...." Sebelum Thomas berbicara, Anna berbalik dan memelototinya. “Aku sudah cukup menderita akhir-akhir ini. Ini juga saatnya aku melampiaskan semuanya. Kalau kau berani menghentikan aku hari ini, aku akan berurusan denganmu.”Thomas terkekeh. “Aku tidak ingin menghentikanmu. Aku hanya ingin pergi dan mengeceknya bersamamu.”"Baiklah."Mereka berdua turun, berjalan melewati lobi, dan berjalan keluar dari pintu putar. Mereka sampa

Conley tidak bisa menerima hal seperti itu.Lelucon macam apa ini? Orang yang bersaing dengannya sebenarnya adalah Pak Panglima yang bertanggung jawab atas Distrik Southland? Apakah ini berarti sejak awal dia ditakdirkan untuk kalah?Mengapa dia melawan Thomas saat itu?Dia mengangkat kepalanya dan menatap Thomas. Dia bertanya dengan tidak percaya, “Tidak, ini tidak mungkin. Kalau Anda memang Panglima yang bertanggung jawab atas Distrik Southland, Anda bisa mengalahkan saya kapan saja, kan? Kenapa Anda membuatnya begitu rumit dan membuang banyak waktu?"Thomas Mayo, berhenti berpura-pura sekarang!"Thomas tetap tenang menghadapi tuduhan itu.Tapi, Ryan terkekeh, dan dengan canggung dia berkata, “Saya seharusnya sudah memikirkan ini sejak lama. Kita beberapa kali kalah karena melibatkan instansi pemerintah. Kali ini, pengadilan, Badan Pajak, dan polisi bahkan bekerja sama."Kalau status Anda tidak luar biasa, tidak mungkin Anda mencapainya."Dia mengatakan hal ini pada Conley, d

Setelah satu malam, langit menjadi cerah.Thomas bangun pagi-pagi untuk menyiapkan sarapan lezat untuk seluruh keluarga.Emma menguap sambil berjalan ke meja makan. Dia duduk, menatap sarapan yang lezat, dan dengan gembira berkata, "Wow, akhirnya aku bisa menikmati sarapan yang enak."Johnson berjalan keluar dengan sedih."Apa maksudmu? Apa menurutmu sarapan yang biasa Ayah siapkan untukmu tidak enak? Kau sangat tidak berbakti karena kau melupakan ayahmu saat suamimu kembali!”Emma menjulurkan lidahnya. Dia minum susu sambil makan telur goreng. Dia sangat senang.Wanita itu dengan penasaran bertanya, “Thomas, kenapa kau punya banyak waktu untuk membuat sarapan hari ini? Apa kau tidak perlu menangani pekerjaan hari ini? Bukannya akhir-akhir ini kau sangat sibuk sampai-sampai kau tidak bisa pulang?”Thomas tersenyum tipis sambil menjawab, “Aku sudah melakukan semua pekerjaan di perusahaan, jadi aku bisa santai akhir-akhir ini. Aku tidak harus pergi bekerja sekarang.”"Jadi begitu