All Chapters of Kisah Cinta Sang Mafia: Chapter 31 - Chapter 40
144 Chapters
Titik Balik Celeste
Bagai seekor singa yang telah mendapatkan buruannya, Juan menatap ganas sang walikota yang tergeletak dilantai, tak berdaya.Dengan kasar Juan menarik kerah baju pria itu, lalu menyeretnya keluar. Walikota Alonzo yang kesadarannya mulai samar-samar hanya bisa pasrah menerima perlakuan Juan.Diluar, Celeste yang tengah berdiri menunggu dengan cemas apa yang terjadi didalam terkejut saat melihat Juan keluar dengan menyeret Walikota Alonzo yang telah babak belur.Mata indah wanita itu membelalak dan mulutnya yang ternganga segera ditutupnya dengan kedua tangan. "Ap..apa yang terjadi?" tanya Celeste ngeri.Juan terus berjalan dengan langkah besar dan mantap menyeret sang walikota. Para penjaga yang berada diluar terkejut bukan main melihat pemandangan itu. Namun mereka tidak
Read more
Giliran Armando Ferrari
Juan menatap teduh wajah wanita yang ia cintai itu. Sebelah tangannya terjulur mengelus lembut pipi Celeste."Mia cara Celeste, aku tulus mencintaimu. Tanpa syarat apapun," ucap Juan lembut nyaris berbisik. "Apapun yang terjadi hari ini padamu tak mengurangi sedikitpun rasa cintaku padamu."Celeste menatap Juan dengan tatapan tak percaya. Benarkah apa yang dikatakan pria ini? Benarkah ia mencintaiku apa adanya? Benarkah ia mau menerimaku yang hina ini?"Sayang, tolong hilangkan pikiran jelekmu. Tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Tapi, bersamamu… hidupku akan sempurna," bisik Juan seraya mengecup punggung tangan Celeste.Rasa haru seketika menyelimuti Celeste. Jika mem
Read more
Markas Klan Maximo
Rombongan Angelo tiba lebih dulu di markas milik Don Maximo yang berada tak jauh dari pusat kota Siracusa. Selang lima menit, mobil yang ditumpangi Juan dan Celestepun tiba.Angelo segera memerintahkan anak buahnya untuk membawa Walikota Alonzo keruang penyekapan yang berada dibelakang markas.Sementara Juan membantu Celeste turun dari mobil dan menuntunnya masuk kedalam markas mereka yang berupa rumah mewah dua lantai bercat kuning gading.Celeste memandang takjub bangunan didepannya. Rumah itu benar-benar terlihat mewah dan elegan. Sangat jauh dari bayangannya saat Juan mengatakan akan membawa dirinya ke markas Klan Maximo.Awalnya ia mengira markas yang dimaksud Juan berupa rumah tua yang seram, kotor dan berdebu. Tapi ternyata… sangat diluar ekspektasi seorang
Read more
Kekecewaan Celeste
Juan cukup terkejut dengan keberanian Celeste, namun ia juga menikmati ciuman yang penuh gairah itu. Tangan Celeste mulai meraba tubuh Juan, mencari-cari. Membuat tubuh pria itu menegang.Ia pun tak ingin kalah, tangannya mulai ikut meraba tubuh Celeste. Memeluk pinggang wanita itu dan menariknya hingga menempel erat di tubuhnya.Ciuman keduanya berubah liar dan semakin intens. Saat wanita itu mulai meminta lebih, dengan napas memburu Juan melepaskan ciuman Celeste lalu menjauh dari wanita itu.Celeste yang tengah menikmati cumbuan Juan menatapnya bingung saat pria itu menyudahinya."Ada apa, sayang?" tanya Celeste tak mengerti dengan napas memburu.Ada sedikit kilat kecewa dalam bola matanya, sebab ia tengah dalam puncak gai
Read more
Nyawa Walikota Alonzo di Ujung Tanduk
Sang walikota dengan mulut tersumpal berusaha mengatakan sesuatu saat melihat kemunculan Angelo. Tapi apa daya, tidak ada satupun kalimat yang keluar dari mulutnya. Angelo memerintahkan salah satu anak buahnya untuk melepaskan sumpalan di mulut sang walikota. Dengan napas terengah-engah, Walikota Alonzo yang mulutnya telah bebas meminta air. Tenggorokannya terasa kering. Angelo berbaik hati mengambilkannya segelas air dan membantunya minum. Dengan rakus Walikota Alonzo meneguk air dalam gelas tersebut. Namun saat air itu tinggal setengah dan sang walikota bermaksud menghabiskan semuanya, Angelo menariknya menjauh. Walikota Alonzo menjadi berang melihat hal itu. "Hey, jangan jauhkan dariku! Berikan! Berikan! Aku ingin minum, tenggorokanku sangat kering!"  Angelo
Read more
Satu Hukuman Untuk Walikota Alonzo
Angelo mendekati Walikota Alonzo dengan ketenangan yang mengagumkan, setelahnya ia berbisik di telinga pria itu."Bagian mana dari tubuhmu yang ingin merasakan tajamnya pisau terlebih dahulu, Walikota Alonzo?"Sang walikota bergidik ngeri mendengar suara Angelo bak iblis yang turun ke bumi menebar teror pada umat manusia."Apakah telingamu?" desis Angelo seraya memainkan pisau kecil yang dipegangnya ditelinga Walikota Alonzo."Ja-jangan, tuan. Aku mohon… j-jangan..," rengek Walikota Alonzo dengan tubuh gemetar ketakutan."Kalau bukan telinga, lalu bagian mana yang harus merasakan pisauku ini duluan, Walikota Alonzo?" Angelo kembali mengulang pertanyaannya dengan sikap mengancam.
Read more
Armando, si Pria Serakah
"Kau tunggu disini saja, sayang. Biar aku dan Angelo yang pergi," ucap Juan pada Celeste."Tapi, Juan. Aku juga ingin ikut," balas Celeste."Sebaiknya jangan, sayang. Aku khawatir ini akan membahayakanmu. Kita tak tahu apa yang akan dilakukan Armando dalam keadaan terdesak.""Tapi…" "Sayang, dengarkan aku," potong Juan seraya memegang kedua lengan Celeste."Kau sangat berharga bagiku. Aku tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk padamu. Jadi, tolong tetaplah disini," ucap Juan seraya menatap manik mata Celeste.Rasa haru seketika menyelimuti hati Celeste. "Juan… ternyata kau begitu perhatian padaku," batin Celeste."B
Read more
Bab 38
Armando spontan mengangkat kedua tangan untuk melindungi tubuhnya. Dengan menelan ludah ia menatap nanar bagaimana pintu gerbang yang terbuat dari besi kualitas nomor satu itu hancur begitu saja.Tubuhnya yang tiba-tiba gemetar dilanda ketakutan membuat kakinya tak mampu bergerak, walau otaknya telah memerintahkan dirinya untuk segera lari dari sana.Rombongan mobil Juan masuk dengan leluasa kedalam halaman kediaman Ferrari. Dan mobil yang ditumpangi Juan serta Angelo berhenti tepat di depan sang pemilik rumah yang berwajah pucat."Tuan Ferrari!" teriak Domenico dari dalam rumah.Armando menoleh ke arah Domenico dengan tatapan putus asa. Sementara itu, Angelo telah turun dari mobil disusul Juan dengan ekspresi berwibawa.Alan
Read more
Bab 39
Dengan jantung berdetak kencang serta rasa penasaran yang teramat sangat, Armando membuka kotak yang diberikan Juan. Setelah melihat isinya, spontan Armando melepaskan kotak tersebut dari tangannya dengan wajah mengerut jijik serta ngeri.Juan tersenyum miring melihat reaksi Armando Ferrari, tanpa banyak bicara ia memungut kotak yang dijatuhkan Armando lalu menunjukkannya jelas-jelas pada semua orang yang hadir disana."Ada apa, tuan Armando? Mengapa reaksimu seperti itu?" ejek Juan."Ja-jari siapa itu? Jari siapa yang ada didalam situ?" tanya Armando tergagap."Apakah kau tidak mengenalinya? Coba lihat baik-baik," jawab Juan seraya mendekatkan kotak berisi sepotong jari bercincin itu pada Armando.
Read more
Bab 40
"Apakah kau yakin kedatanganku kemari hanya karena sebuah kesalahpahaman, Domenico?" bisik Juan di wajah pria itu."Sejujurnya aku tidak begitu yakin, tuan. Tapi, aku rasa kita bisa menyelesaikan masalah ini dengan kepala dingin," jawab Domenico berani."Mari kita duduk dan mencari jalan keluarnya, bukankah itu lebih baik?" usul Domenico.Dengan kasar Juan melepaskan cengkramannya pada Domenico. Perlahan emosinya mulai merangkak naik akibat kepolosan -atau kebodohan- pria di hadapannya ini.Juan mengambil napas panjang-panjang, berusaha menenangkan dirinya. Lalu dengan berkacak pinggang, ia kembali menatap Domenico dengan ekspresi kesal."Ku akui kau sangat pemberani. Kau sama sekali tak takut walaupun kau tahu siapa aku. Tap
Read more
PREV
123456
...
15
DMCA.com Protection Status