All Chapters of Bapakku Dukun: Chapter 41 - Chapter 50
68 Chapters
Kembali Masa Lalu
Part 41 Dimas mencoba membuka pintu kamar. Ternyata tidak terkunci. Kepala Dimas nongol ke dalam, ia mengedarkan pandangan. Sepi ... tertiba Dimas mendengar suara dari kamar rahasia itu. Dimas berniat mengintip ke dalam sana. Namun, tiba-tiba ada yang menepuk pundak Dimas dari belakang.  "Astagfirullahaladzim ... Neng Ayu! Ngagetin aja!" "Kamu ngapain di sini, Dek? Nggak sopan lho!"  Sssstttt.  "Lah, Neng juga ngapain ke sini? Kan, udah malem?"  "Neng nggak bisa tidur. Butuh temen ngobrol. Mau bangunin kamu, eh ... kamu malah di sini! Hayo ngapain?Jangan-jangan ...." "Anu, tadi aku mendengar sesuatu dari kamar ibu. Dimas cuma pengen memastikan aja, kalau ibu baik-baik saja."  "Hem ... alesan!"  "Neng, jangan bilang-bilang ke ibu ya. Nanti Dimas malu, Neng tahu kan, maksud Dimas. Entar Dimas beliin skincare, deh!  "Hem ... nyogok!"  "Dah, lah, Neng!" Dimas m
Read more
Tanda di kening Dimas
Part 42Dimas melemaskan badanya, ia berniat mengambil minuman dingin di bawah, tepatnya di dapur. Saat Dimas membuka pintu kamar. Alangkah terkejutnya Dimas.لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ العَلِيِّ العَظِيْمِLa haula wa la quwwata illa billahil 'aliyyil azhimi.Artinya: "Tiada daya dan upaya kecuali dengan kekuatan Allah yang maha tinggi lagi maha agung.Lantai marmer itu berubah menjadi lautan darah. Bau anyir menyeruak ke hidung Dimas. Anyir dan busuk! Lampu cristal yang menggantung berubah menjadi jejeran bayi yang digantung."Astagfirullahaladzim!"Tangga ke lantai dua juga berubah menjadi jejeran tubuh manusia. Guci-guci cantik itupun tak kalah menyeramkan. Mereka semua menangis dan meraung meminta pertolongan. Rumah mewah itu seketika menjadi bak neraka jahanam. Dimas tak mampu melangkahkan kakinya. Ia terjebak di lantai atas kamarnya.Brakkk! Dimas menutup pintu kamarnya dengan kasar. Napasnya na
Read more
Dua kutup magnet yang bertolak belakang
Part 43"Kenapa? Kok, lemes, Nak?" tanya Nuning yang mau menyimpan oleh-oleh dari adiknya. "Nggak papa, Bu," jawab Dimas singkat. Nuning tersenyum ramah, tetapi tiba-tiba pandangan Nuning menegang setelah melihat sesuatu di kening putranya.Dimas! Jantung Nuning rasanya mau copot. 🔥🔥🔥Dimas meneguk air dingin. Ia memijat pangkal hidungnya. "Ka-kamu kenapa, Nak?" tanya Nuning. "Kepala Dimas sakit, Bu. Dimas mau istirahat dulu, siapa tahu nanti pas bangun tidur sudah enakan," jawab Dimas. Ia masih terus memijat pangkal hidungnya dan membawa sebotol air minum ke kamar. Nuning sangat ketakukan melihat sisik hijau menempel di kening anaknya. Hanya Nuning yang mampu melihatnya, orang awam tidak akan tahu. Dimas anaknya di cintai oleh demitnya sendiri. Nyi Dewi Sekar Ayu. Itu pasti sisik Nyi Dewi. Apakah Dimas sudah diajak ke alamnya? Apakah Nyi Dewi hanya bermain-main atau ..
Read more
Nyi Dewi Sekar Ayu
Part 44 Nggih Pak! Bapak butuh bantuan Mila?" "Tidak!" Ya, Allah. Ternyata Abi hanya pura-pura memanggil Mila agar Dimas pulang. Mila segera masuk ke rumah, membantu Dyah beres-beres rumah. Lalu masuk ke kamar lagi. Dimas sudah tahu kalau orang tuanya mengambil pesugihan. Sekarang, kira-kira apa yang akan dia lakukan kalau dia tahu bahwa, orang tuanya jugalah yang telah menfitnah keluarga Mila. Apa Mila sudah berbuat salah? Kenapa harus  Dimas yang harus menanggung hukuman atas perbuatan orang tuanya? Ini sangat nggak adil. Tiba-tiba Mila terus saja memikirkan Dimas, Mila sangat memperdulikannya. Ingin rasanyan ia bertemu dan meringankan bebannya. Apakah ini yang di namakan cinta? Ish ... apa yang aku pikirkan. Mila mengerutuki dirinnya sendiri.🔥🔥🔥Di kamar Dimas. Ia membuka buku binder Mila yang berisi catatan Mila kecil, bagaimana beratnya Mila kecil menjalani hidupnya. Di saat ana
Read more
Weton
Part 45"Pak, Si Dimas kenapa?" tanya Mila ingin tahu. "Dia akan jadi penerus pesugihan ibunya!" Hah .... "Yang benar Pak? Dimas nggak mungkin begitu, dia ingin menghentikan pesugihan orang tuanya malah. Kemarin Dimas bertanya padaku, bagaimana caranya untuk bisa menghentikan perbuatan orang tuanya! Dia sudah tahu semuanya, Pak. Aku yang memberitahu kepada Dimas!" Mila begitu mengebu-ngebu tanpa ia sadari Mila malah mengatakan semuanya sendiri."Jadi, Dimas sudah tahu semuanya?" tanya Abi. Mila menunduk. "Iya, Pak. Dimas sudah tahu semuanya, dan dia ingin menghentikan perbuatan syirik ibunya.""Sementara ini jauhi Dimas, Nak. Dia disuakai oleh siluman ular. Kalau sampai siluman itu tahu Dimas dekat denganmu. Bisa jadi kamu akan diincar oleh siluman itu! Bapak cuma tidak ingin ada apa-apa dengan Mila. Bapak dan ibu sudah tua. Bapak harap setelah ini Mila mendapat jodoh yang jauh. Lalu membawa Mila pergi jauh dar
Read more
Terciduk
Part 46 Bagas.Nyi Dewi menemukan foto Bagas terpajang di depan sesajen kamar gelap. Aroma kemenyan dan dupa mengundang Nyi Dewi. Tampan dan wetonya juga bagus, saptu paing. Weton dengan energi yang sangat kuat. Nyi Dewipun tersenyum girang. "Ampun Nyi ... pemuda itu kepersembahkan untuk Nyai!" "Baiklah. Dia akan memberi kekuatan lebih padaku! Malam satu suro, antarkan dia padaku! Satu lagi, persiapkan darah ayam panca warna untukku!" "Inggih Nyi!" Nuning menyembah, dan Nyi Dewi pun menghilang. Senyum merekah di bibir Nuning dan Jamil. "Semua berjalan lancar, Mas!" kata Nuning senang. Siapa lagi yang akan ditumbalkan oleh Ibu. Ternyata Dimas berhasil menguping pembicaraan mereka. Terdengar langkah Nuning dan Jamil. Tak, ada waktu, Dimas menengok ke kiri dan kanan akhirnya Dimas masuk ke kolong tempat tidur Nuning. Shit! Ternyata dikolong tempat tidur ibunya ada sesajen. Sesajen dimana-m
Read more
Mengintai
Part 47Saat Nuning menutup pintu, Dimas sudah berada di belakangnya."Bu, darimana?" tanya Dimas mengangetkan ibunya.Nuning memegang dadanya. "Bikin kaget Ibu saja. Ini, tadi sore Ibu membeli kerudung. Terus Ibu gantungin di tempat kunci. Barusan Ibu baru ingat, jadi Ibu buru-buru ambil," kata Nuning sambil menunjukan plastik warna hitam di tangannya."Coba Dimas mau lihat kayak apa kerudungnya!" telisik Dimas.Nuning pun membeberkan kerudung warna maroon itu. "Bagus nggak, Le?" tanya Nuning, ia mememakai kerudung tersebut sambil tersenyum kecil. "Bagus, Bu." Dimas menjawabnya dengan nada datar. "Dimas ke kamar duluan," kata Dimas lagi. Ternyata ibunya sudah cukup lihai. Ia tidak bisa diremehkan, semua terlihat rapi dan alami. Bahkan raut wajahnya begitu tenang bagai air telaga. Nuning memandang putranya dari bawah sampai ia masuk ke kamar. Fuh ... untung saja. Sekarang Nuning harus lebih berhati-hati. Janga
Read more
Terlambat
Part 48 "Di-Dimas!"  "Iya, Pak! Aku Dimas anakmu, bukan memedi yang sedang menyamar!" jawab Dimas.  "Nak ...." Suara Jamil gemetar.  "Apa yang kalian lakukan di sini. Di tengah hutan, malam hari, mandi, sesajen, kemenyan." Dimas berhenti sesaat. "PESUGIHAN!" Dimas menatap bapaknya yang sudah tampak lemah. Jamil memegang kedua bahu Dimas.  "Nak!" Hanya itu yang mampu keluar dari mulut Jamil. Dimas mengelak tangan bapaknya.  "Aku sudah tahu semua, Pak. Sekarang tolong hentikan Ibu. Aku tahu Ibu mau menyerahkan seseorang kepada Nyi Dewi Sekar Ayu bukan?" Mata Jamil melotot, bagaimana Dimas bisa tahu tentang Nyi Dewi? "Tolong Pak, jangan ada tumbal lagi!" Dimas memohon. Jamil mulai menitihkan air mata.  "Terlambat! Ibumu telah menyerahkan Bagas kepada Nyi Dewi!" kata Jamil tertunduk dalam, tak mampu memandang mata Dimas.  "Bagas? Bagas anak paklek Arif maksudnya?" t
Read more
Interogasi
Part 49"Pak ... ayo!" desak Ilyas. Sekali lagi Abi menepuk pundak Dimas sebelum pergi.Abi dan Ilyas segera pergi dari sana tak mau berlama-lama. Dimas masih memandang Abi sampai masuk ke dalam rumah. Kemudian Dimas melanjutkan mengubur barang-barang ritual ibunya. "Terima kasih!" ucap Abi kepada Ilyas. Abimemang sengaja meminta bantuan kepada Ilyas, kalau sampai Dimas bertanya siapa dia. "Nanti, kalau Dimas tanya siapa kamu, jawab saja kalau kamu adalah calonya Mila!" ucap Abi sebelum mendekati Dimas."Memangnya kenapa, Pak," tanya Ilyas."Sepertinya Dimas mencoba mendekati Mila. Bapak nggak mau, kalau sampai Mila ada hubungan dengan anaknya Nuning itu. Buat jaga-jaga saja. Walaupun dia baik dan saleh. Kalau bisa orang lain saja!" terang Abi."Injih, Pak!" jawab Ilyas. Dijadikan mantu beneran juga nggak papa, Pak. Ucapnya dalam hati. Ilyas pun menjadi penasaran dengan anaknya Nuning yang bernama Dimas itu. Setelah
Read more
Terjebak
Part 50"Mil ... jangan tinggalin aku ya, Mil!" Dimas malah mengigau memanggil-manggil Mila sambil memegangi tangan Lidya. "Mila?" gumam Lidya. "Bagaimana?" suara Ayu menganggetkan Lidya. Lidya segera melepaskan genggaman tangan Dimas dan minggir. Ayu duduk di pinggir sofa, ia menyiprat-nyipratkan air ke wajah Dimas beberapa kali sampai akhirnya Dimas mulai tersadar. "Kamu nggak papa, Dek?" tanya Ayu. "Kenapa?" tanya Ummi panik. Ummi  baru saja selesai ganti baju dan sudah bersiap. "Nggak papa, Mi. Cuma pusing sedikit," jawab Dimas."Ya, sudah. Kita ke puskesmas dulu saja baru ngelayat." Mereka pun bergegas berangkat. Bahrul dengan Lidya duduk di kursi depan. Ummi dan Abah duduk di tengah, sementara Ayu dan Dimas di belakang. Sesekali Lidya mencuri pandang kepada Dimas lewat spion kecil. Sudah sejak lama Lidya menaruh hati kepada Dimas, tapi Dimas sama sekali tidak pernah peka. Mila ...
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status