All Chapters of The New World: Chapter 21 - Chapter 30
146 Chapters
Chapter 21. Di Lembah (I)
Eira berjalan menyusuri hutan yang gelap dengan licah. Ia tampak yakin kemana harus melangkah, seolah-olah dia adalah peri hutan hingga hafal seluk beluk tempat itu di luar kepala.Lock termenung sesaat sebelum menggeleng, memutuskan ‘peri hutan’ tidak cocok dengan gadis temperamental yang pandai berkata kasar itu. Gadis itu terlihat lebih mirip seperti penyihir jahat yang berkuasa atas para monster di hutan selama berabad-abad.Dan ngomong-ngomong soal monster..Kii! Kii!Si monster delima melompat-lopat mengikuti Lock dari atas pohon. Lock tidak tahu mengapa, tetapi karena si monster itu tidak melakukan apapun padanya, Lock mengacuhkannya dan pura-pura tidak melihatnya. Namun, beberapa saat kemudian Lock menyadari bahwa monster itu sangat berguna.Pada saat menyusuri hutan bersama Eira, Lock mulai melihat penampakan para Petunjuk. Petunjuk berbentuk seperti bulu babi bewarna biru yang bersinar dan melayang di udara,
Read more
Chapter 22. Di Lembah (II)
Darah terciprat di baju dan wajah Lock yang masih tertegun.“Kyaaa!”Seperti kembang api, beberapa peserta yang lari tunggang langgang satu per satu meledak. Setelah tubuh mereka tercerai berai, tubuh mereka perlahan menghilang seperti yang terjadi pada si monster tikus atau kalkun. Teriakan-teriakan terakhir mereka menjadi teriakan tidak berarti; jeritan tanpa makna.Lock membersihkan wajahnya yang terciprat darah dengan lengan bajunya. Dia terkejut, tentu saja. Tetapi, yang lebih membuatnya syok adalah kenyataan bahwa pikirannya kosong dan dia masih tenang saat melihat seseorang meledak tepat di depan matanya. Untuk pertama kalinya, ia menyadari bahwa ucapan Jo Collin bukan sekedar ancaman.<Zona 3 – ‘Boneka Beruang?’Waktu: 09:53>Jika tidak ingin berakhir seperti mereka, Lock harus segera bergerak.Pada saat dia hampir berbalik meninggalkan lembah dan monster menyeramkan yang tidak mungkin dapat
Read more
Chapter 23. Di Lembah (III)
<Zona 3 – ‘Boneka Beruang?’Waktu: 04:42>Di tengah waktunya yang semakin sempit, Lock lari berpencar dengan keempat orang yang mengikuti usulnya. Ia berlari bersama dengan Embry, Mommy berlari ke arah yang berlawanan, dan pasangan Pergi Dariku-Bajingan! berlari menuju bukit.“Hei, Bajingan! Apa kau tidak bisa berlari lebih cepat lagi?”“Kau mau mati, ya, gadis brengsek!? Berani menghinaku sekali lagi, maka kau akan…!”“Lalu, aku harus memanggilmu apa, Idiot!? Namamu memang Bajingan!”Lock sempat khawatir melihat mereka berdua, tetapi dia tidak punya banyak waktu untuk berpikir ulang. Sisa waktunya tidak banyak, tetapi keempat peserta lainnya lebih sedikit lagi. Mereka semua sadar jika mereka memilih untuk mencari jam pasir monster lain untuk mendapatkan tambahan waktu, tidak ada jaminan senjata-senjata yang dijaga oleh monster beruang itu belum lenyap saat mereka kembali. Se
Read more
Chapter 24. Gudang Senjata
Monster beruang itu membuka mulutnya di depan Mommy dan Lock yang sedang lari sekuat tenaga. Bola api terbentuk di dalam mulut si beruang yang kedua matanya sekarang buta. Beruang itu tampak sangat marah atau kesakitan hingga tidak lagi berpikir mengenai jam pasir miliknya, dan mulai menyerang dengan membabi buta. Panas menguar dari mulutnya, sementara Mommy dan Lock berlari sambil berpandangan dengan ngeri…DOR! DOR!Serentetan tembakan mengenai telinga si monster. Walau serangan itu tidak berarti banyak bagi monster besar tersebut, tetapi itu memberi Mommy dan Lock tambahan sedikit waktu untuk melarikan diri sementara beruang tersebut tersentak begitu menerima serangan lagi.Saat monster itu akhirnya mengeluarkan bola api, Mommy dan Lock telah berhasil keluar dari jarak bahaya dalam keadaanya nyaris terpanggang hidup-hidup. Lock bisa merasakan hawa panas dari api itu membakar baju belakangnya dan membuat kulit punggung dan betisnya mel
Read more
Chapter 25. The Last Enemy
Lock tidak heran, sebetulnya, apalagi setelah melihat kenyataan bahwa Bajingan memiliki nasib yang serupa dengannya, dan setelah melihat Mommy bereaksi dengan kotak kubus yang aneh tersebut. Lock memikirkan sedotan yang dimilikinya di kantong dengan pikiran kosong. Apa dia hanya berjodoh dengan sedotan besi aneh itu..?“Sepertinya kau dapat mengambil satu senjata apapun yang kau sukai,” kata Embry dengan nada tidak yakin. “Kurasa itu lebih baik daripada tidak sama sekali.”Lock mengangguk dan dia memilih sebuah pedang ringan yang tidak tampak mengesankan saat berada di tangannya. Bajingan juga mengambil senapan yang sempat diambil Pergi Dariku.“Jadi,” Pergi Dariku mendesah setelah mereka semua berkumpul lagi. “Sekarang bagaimana?”Bajingan yang terlebih dahulu menggumam bahwa mereka harus segera pergi dari [Panggung Akhir] ini. Teman-temannya yang awalnya membentuk tim dengannya, tewas kehabisan waktu.
Read more
Chapter 26 – The Real Monster (I)
Kii! Kiii!Monster delima itu kembali mengikuti Lock; kali ini ia bahkan tidak segan-segan menempel pada pundaknya. Lock tidak tahu mengapa, tetapi dia membiarkannya saja karena monster itu terbukti berguna untuk menangkap Petunjuk dan dapat menjadi umpan bila dibutuhkan. Bahkan terkadang monster itu memberitahunya letak jam pasir.<Hourglass diaktifkan! 10 menit waktu akan ditambahkan.><Zona 3 – ‘Boneka Beruang?’Waktu: 17:21>Sudah beberapa menit berlalu sejak Lock berpencar dengan peserta lainnya. Mereka berpisah dalam situasi yang tidak enak karena mereka tidak bisa mengenyahkan kemungkinan bahwa disaat mereka bertemu kembali, mereka mungkin akan menjadi musuh. Mereka semua setuju untuk mencari lebih banyak Petunjuk. Lock, di lain pihak, fokus kepada hal lainnya.Lock hanya memerlukan waktu yang cukup untuk mengumpulkan Petunjuk Emas. Saat menghadapi musuh terakhir, sisa waktu miliknya aka
Read more
Chapter 27. The Real Monster (II)
“Aaaaa!”“Tolongggggg!”Jeritan-jeritan itu saling sahut menyahut dengan riuh seolah-olah Lock berada di sebuah hutan yang ramai. Namun, permasalahannya adalah Lock tidak melihat siapapun atau apapun. Suara itu melengking mengerikan dan membuat bulu kuduknya naik. Bahkan monster delima bersembunyi di dada Lock dengan tubuh gemetaran mendengar itu semua. Secara instingtif, Lock berusaha menghindari jeritan-jeritan tersebut, tetapi jeritan itu berada dimana-mana. Tiap kali melangkah, ia bisa mendengar jeritan lain yang tumpang tindih dengan jeritan sebelumnya.“Tolong! Jangan makan aku!”“Sakiiitt! Mommy! Daddy!”“Aaaa! Siapa disana!? Siapa!? Tolong!”Jeritan kesakitan itu begitu menyayat hati; itu jeritan kematian yang pilu. Lock meringis dan menutup telinganya, namun jeritan itu sangat menusuk.“Sialan!” geram Lock.Dia tidak tahu apa yang terjadi,
Read more
Chapter 28. The Real Monster (III)
‘Ini pertama kalinya aku bernyanyi untuk seseorang dan dia langsung mencekikku!? Seburuk itukah suaraku hingga dia semarah ini?’Lock tidak bisa tidak berpikir demikian saat Rue duduk diatas dada Lock dan mencekik lehernya dengan kuat. Jejak-jejak air mata terlihat di pipi gadis itu, dan mata merahnya tengah membelalak di depan wajah Lock dengan ekspresi bertekad.“Kkk… Tu-tunggu,” Lock berusaha melepaskan tangan Rue, tetapi gadis itu setengah menekan lengan kanan Lock dengan lututnya. Ia memiliki kekuatan tersembunyi yang tidak terduga. “Ka-kau salah pa-pa-paham. Aku ti..dak.. ugh!” aku tidak berusaha merusak gendang telingamu, Lock bermaksud berkata demikian, tetapi kalimat tersebut terlalu panjang sehingga dia mengurungkan niat untuk menjelaskan.Rue menggertakan giginya. “Mati! Mati! Cepat mati!” ia menggeram. Seluruh bobot tubuhnya ditumpukan pada jemarinya yang mencekram leher kurus Lock. &ldq
Read more
Chapter 29. The Worst Nightmare (I)
“Apa..” Pergi Dariku berkata dengan ragu-ragu. “Apa kita akan menjadi sepertinya nanti? Babak akhir nanti…”“… Berapa Petunjuk emas yang sudah kau dapatkan?”“…Dua..”Lock mengangguk. “Kau masih mempunyai sisa waktu untuk mengumpulkan sisanya.”Pergi Dariku menggeleng dengan cepat. Sosok gadis kuat, keras kepala dan pemarah yang selama ini melekat kuat sebagai karakternya, mendadak runtuh begitu ia melihat kenyataan sesungguhnya dari [Panggung Akhir].“Aku..” dia menggigit bibirnya. “Aku tidak mau menjadi monster.”Lock mengamati Pergi Dariku sesaat dan berkata, “Jika kau tidak menyelesaikannya, kau tidak akan bisa keluar dari mimpi buruk ini.”“Jika aku menjadi monster dan membunuh salah satu dari kalian, mimpi burukku tidak akan pernah berakhir!”“Kalau begitu, jangan,” jawab Lock.
Read more
Chapter 30. The Worst Nightmare (II)
Ia mengenakan pakaian serba hitam.Kemeja hitam, celana hitam, dan mantel panjang bewarna hitam. Ekspresi wajahnya.. Yah, Lock tidak yakin ekspresinya bisa setajam itu. Wajahnya juga bersih tanpa noda dan luka, sangat berkebalikan dengan Lock. Namun, selain itu, Lock seperti sedang bercermin.Setelah keterkejutan yang melandanya berangsur mereda, Lock menarik nafas lega. Dengan sosok ‘Lock hitam’ di hadapannya, Lock yakin apa yang ia hadapi sekarang hanyalah ilusi. Lagipula, paling tidak ia mengetahui dirinya sendiri dengan baik dan dapat mengambil keuntungan dengan kenyataan bahwa ia lemah. Jadi, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Lock yakin dia bisa lolos dari babak ini dengan mudah.Lock menahan diri untuk tidak tertawa. Sambil menyeringai, ia mengangkat tangannya, menyapa sosok ‘Lock’ lain di hadapannya.“Hal – Ugh!”Detik berikutnya, Lock terhuyung ke belakang seperti sayuran layu. Pandangann
Read more
PREV
123456
...
15
DMCA.com Protection Status