Semua Bab Lentera Kegelapan: Bab 71 - Bab 80
115 Bab
Chapter 70 – Pola Pentagram
POV ANDRE   Aku sedikit kikuk mendapat tatapan tajam dari inspektur James, mungkin itu salah satu kekuatan seorang inspektur polisi. Aku duduk seperti seorang pasakitan di depan inspektur James, sedangkan detektif Johan membawa banyak berkas dari mejanya dan meletakkannya di hadapan aku dan inspektur James. "Dre, tentu kamu masih shock atas apa yang kita saksikan semalam, saya juga sudah tahu alasan sinting kamu untuk turun ke area pertempuran. Nah sekarang saya akan jelaskan dulu untuk tugas awalmu yang harus kamu ingat baik-baik," kata detektif Johan sambil mengambil satu berkas yang tercecer di meja. "Kamu masih ingat apa yang pernah saya ceritakan tentang Dark Lantern?" Tanya detektif Johan. "Tentu Om, saya masih mengingatnya," jawabku dengan cepat. "Bagus kalau begitu, saya akan ceritakan peristiwa pembunuhan atau lebih tepatnya pembantaian yang terjadi beberapa tahun lalu. D
Baca selengkapnya
Chapter 71 – Koordinat 5
POV ANDRE   Matahari sudah condong ke barat, aku langsung melajukan dengan motor kesayanganku menuju rumah Puri. Rasa kantuk yang sangat menyiksaku, tapi aku tak boleh menundanya. Jika apa yang dikatakan detektif Johan benar, maka pembantaian selanjutnya ada di titik yang sudah dijelaskan tadi. Dengan membawa peta yang sudah sempat dicorat-coret oleh detektif Johan, aku pastikan bisa menyampaikan semua pesan dengan jelas pada mereka. Suasana lalu lintas sangat padat sore ini, aku mencoba mencari jalan pintas agar tidak terjebak kemacetan. Namun akhirnya sampai juga di depan rumah Puri. Sebelum masuk rumah Puri, aku menelepon ibu-ku, mengabarkan akan telat pulang seperti kemarin. Sejak aku membantu mengurus setiap kasus yang ditangani detektif Johan, ibuku sering merasa khawatir bila ku telat memberinya kabar. Jadi aku selalu mengingatkan diriku untuk tak membuatnya khawatir padaku. Ibu selalu mendukung apa pun ya
Baca selengkapnya
Chapter 72 – Move On
POV ANDRE   Puri masih memeluk dengan erat, sedangkan aku merasa bingung sendiri apa yang harus aku lakukan. Sebagai laki-laki normal tentu saja aku ingin memeluknya kembali, tapi aku bukan laki-laki bajingan yang memanfaatkan situasi. Jadi aku hanya diam terpaku dan berusaha menahan hasratku yang terasa semakin naik ke ubun-ubunku. "Dre, aku ingin kamu memelukku juga," kata Puri dengan suara yang pelan setengah berbisik di telingaku. Perlahan-lahan aku mengangkat tanganku dan memeluk tubuh seksi milik Puri, jantungku berdetak kencang seperti berpacu dalam sebuah perlombaan lari. "Kamu tahu Dre, andai saja aku bisa memiliki seseorang yang mencintaiku dengan tulus, aku tak akan ragu memberikan semua yang aku punya dan memujanya sepanjang umurku," kata Puri, lalu dia melepaskan pelukannya padaku. Puri menuntunku untuk kembali duduk di sofa, dia terus menatap wajahku. Hingga membuatku merasa risih se
Baca selengkapnya
Chapter 73 – Misi Penyelamatan
POV ANDRE   Aku bingung dengan tatapan mata Alex, hingga aku mundur selangkah dari hadapannya dan pegangan tangan Alex di bahuku pun terlepas. Sambil mengerutkan dahi aku balik menatap wajah Alex. "Ada apa Lex?" tanyaku dengan risih. "Kamu harus bantu kami, Dre," kata Alex, tapi aku melihat keraguan di matanya. "Lex, Yogi pengguna elemen petir dan listrik, dIa pasti akan baik-baik saja," kata Puri menyambung pembicaraan kami. "Baik-baik saja menurutmu Pure? Belum tentu. Setiap elemen punya kelemahan masing-masing, masa kamu ngak mengerti ya...," kata Alex. "Yogi sangat baik, dia juga orang yang ta'at beribadah. Aku yakin di jam-jam segini dia pasti sedang berada di moshala dekat rumahnya," kata Tim yang baru saja sampai beberapa saat yang lalu bersama sepuluh orang temannya. "Perkampungan tempat tinggal Yogi sudah di kepung Lex, kita harus segera menyelamatkan dia,
Baca selengkapnya
Chapter 74 – Penyerangan
POV ANDRE   Aku terjebak dalam keadaan yang sangat sulit, tetap diam di sini? Mungkin aku akan terlibat bentrokan dengan aparat. Jika aku bisa lolos keluar dari sini..., aku tak mungkin tega pada para penduduk kampung. Ahhhggg...., aku kesal sendiri jadinya. Aku ambil ponselku untuk kembali menghubungi Puri. "Halo Puri, aku tak berhasil membujuk Yogi dan mereka sudah siap menyerang!" Kataku dengan panik. "Kamu di mana sekarang?" Tanya Puri "Aku masih di dalam perkampungan, terjebak di sini," jawabku. "Ahh sial!" Gerutu Puri. "Aku tak bisa keluar sekarang, mungkin sebentar lagi kalau para polisi itu akan maju, dan para penduduk kampung juga sudah siap menyerang. Kita harus mencegah terjadinya pertumpahan darah," kataku. "OK, kami akan menuju ke sana," kata Puri, lalu memutus sambungan telponnya. BRAK! BRAK! BRAK! BRAK! BRAK! BRAK! Terdengar suara perisai peli
Baca selengkapnya
Chapter 75 – Hadirnya Balancer
Wanita berambut panjang itu berdiri tegak di tengah pertempuran, matanya yang tajam menatap ke arah agen SDI yang dia panggil Robert. Alex yang berhasil membebaskan diri dari rasa takutnya, dia langsung berdiri dan mendekat ke arah di mana wanita berambut panjang itu berdiri. Begitu pun dengan para pengguna elemen lainnya yang sudah berhasil mengatasi rasa takutnya. Mereka seakan sengaja dikumpulkan di belakang wanita berambut panjang itu.Sedangkan Robert, yang terpental beberapa meter dari tempatnya berdiri tadi, langsung bangun dan berbalik menghadap pada si wanita berambut panjang."Balancer?!" seru nya dengan ekspresi terkejut."Lama tidak bertemu, Kamu masih terlihat muda dan seksi seperti dulu," lanjut Robert sambil menyeringai."Huh..., kamu Robert masih saja haus darah seperti dulu," kata wanita yang di panggil Balancer oleh Robert."Aku balancer, sudah bersumpah akan menghabisi seluruh keluarga Van Bosch hingga tak akan pernah ada lagi, j
Baca selengkapnya
Chapter 76 – Balancer VS Robert
Pertarungan Robert dan Balancer berlangsung dengan sangat cepat, untuk mata orang biasa pergerakan mereka tak dapat dilihat dengan jelas. Hanya kilatan-kilatan bayangan yang seperti saling kejar dan saling mematahkan, suara-suara berdebum dua kekuatan yang beradu kadang terasa mengguncang area di sekitarnya. Berbeda yang dapat dilihat oleh Alex dan teman-temannya, Robert yang menggunakan sarung tangan jolt mampu mengendalikan lebih dari satu elemen. Robert bergerak dengan kekuatan elemen petir untuk mengimbangi gerakan Balancer yang cepat bagaikan kilat. Tubuhnya meliuk-liuk menghindari serangan Robert sambil menyerang dengan kuku-kuku besi tajamnya yang siap merobek tubuh lawannya. Beberapa kali benturan kekuatan keduanya terjadi, yang mengakibatkan keduanya terlempar jauh kebelakang. Namun itu hanya berlangsung sekejap, kemudian keduanya langsung bangkit dan kembali saling menyerang. Kuku-kuku balancer yang panjang mencoba menembus pertahanan Robert, lain dengan ro
Baca selengkapnya
Chapter 77 – Hubungan Rahasia
Dalam keremangan sebuah rumah sewaan, di salah satu kamar terlihat seorang wanita sedang berdiri sambil membuka baju besi yang menempel di tubuhnya. Satu persatu bagian dari baju besi itu dia lepaskan, matanya menyusuri bagian-bagian dari tubuhnya yang terpantul dari cermin. Wanita itu tersenyum dengan penuh rasa puas saat tak ditemukan satu pun luka di tubuhnya, tak ada yang mampu menembus baju besinya. Pertarungannya dengan laki-laki bernama Robert hari ini cukup menguras tenaganya, kelelahan terpancar dari mata indahnya. "Kamu cukup hebat juga Robert, lama tidak bertemu kamu sudah banyak perkembangan, tapi kamu tak berubah, masih pengecut seperti dulu," gumamnya sambil berjalan menuju kamar mandi. Sambil membersihkan tubuhnya, wanita itu masih memikirkan sarung tangan jolt yang tadi di pakai Robert. Menurutnya Robert dengan memakai satu sarung tangan sudah membuatnya kelelahan, hal itu harus dia lebih waspadai jika Robert menggunakan sepasang sarung tangan
Baca selengkapnya
Chapter 78 – Menjalin Ikatan
Waktu seakan terhenti saat bahagia hadir dalam sebuah kesempatan, Lili menatap wajah James yang terbaring di sampingnya. Senyuman terukir indah di wajahnya, Lili masih ingat saat pertama kali bertemu dengan James, orang yang sudah mampu membuka pintu hatinya. Entah di tempat yang ke sekian ratus Lili tinggali, dia terbiasa untuk selalu membuat catatan waktu, jika sudah lebih dari sepuluh tahun tinggal di satu tempat, dia akan pindah dan menjual rumahnya untuk pergi ke kota lain atau bahkan ke negara lain. Beberapa tahun sebelum terjadi gerhana Matahari, Lili sudah berada di negara Indonesia, tepatnya di kota Jakarta. Di kota inilah Wiseman Gleto meramalkan akan terjadinya gerhana Matahari, di mana posisi matahari, seluruh planet dan satelit berada dalam posissi sejajar. Hal ini tentu saja akan membangkitkan kekuatan kegelapan yang sangat besar, yang dapat mengancam seluruh umat manusia di dunia ini. Dan Lili harus dapat mencegah kebangkitan kegelapan itu. Lili sempat memasti
Baca selengkapnya
Chapter 79 – Kelahiran
Hari berlalu dengan penuh cinta di antara Lili dan James, mereka pun memutuskan untuk menikah. Pernikahan yang mereka rahasiakan dari siapa pun juga. Lili yang seorang Balancer sudah mengetahui kalau organisasi Dark Lantern sudah mencium keberadaan dirinya, dia tak ingin membuat James yang seorang penyidik terlibat dengan organisasi ini. Organisasi yang sukses menyusup di departemen kepolisian di mana James bertugas. "Lili, maafkan bila aku tak bisa selalu ada di sampingmu, keberadaan mulai tercium dan beberapa anggota SDI sedang berusaha mencarimu," bisik James di telinga Lili saat mereka sedang menikmati malam berdua. "Tak masalah James, aku sudah bisa menduga hal itu," jawab Lili sambil memeluk suaminya. "Apa kamu tahu apa itu 8 Miles?" tanya James sambil menatap wajah istrinya. "Tentu aku tahu, aku tahu tempat itu," jawab Lili. "Benarkah?" ucap James sambil mengerutkan dahinya. "Tentu James, di sini banyak para pengguna elemen di b
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
12
DMCA.com Protection Status