All Chapters of Putra Naga: Aliansi Mematikan: Chapter 31 - Chapter 40
92 Chapters
Bab 10.3 | Aku Ingin Di sini Dulu
“It’s OK. Just go. Kau nanti tidak akan bisa pulang kalau tetap di sini,” kata Ghea sambil menepuk-nepuk punggung tangan Belzagum. Belzagum kemudian memeluk Ghea sambil menciumnya dengan sangat dalam. Ghea tahu ini adalah ciuman perpisahan dari apa yang dia rasakan. Air matanya pun meleleh. Setelah ciuman itu Belzagum melepaskan pelukannya. “Aku akan kembali,” kata Belzagum. Ghea mengangguk sambil terisak. “Pergilah!”
Read more
Bab 11.1 | Menunggu
Kedua manusia harimau tadi segera menyerang Belzagum. Serangan kedua manusia harimau tadi sangat cepat dan keras. Keduanya segera menggunakan cakar-cakarnya untuk mencabik-cabik Belzagum. Sang pangeran naga juga tak kalah cepat. Ia berusaha menghindarkan serangan manusia harimau dari Ghea. Belzagum memancing para manusia harimau menjauh. Cakar-cakar harimau yang disabetkan bukan cakar biasa. Cakar-cakar itu memiliki kekuatan magis yang tentunya bisa melukai dan menghancurkan apapun. Belzagum tak ingin berspekulasi apakah cakar-cakar itu bisa melukainya ataukah tidak. Sebagaimana yang ia tahu, tak ada yang bisa melukai kulit naganya, kecuali dengan senjata yang terbuat dari tubuh para naga. Namun, perlu juga diingat ia juga bisa terluka oleh benda-benda berkekuatan magis seperti pedang-
Read more
Bab 11.2 | Menunggu
Setelah peristiwa itu, Belzagum tinggal cukup lama bersama Ghea. Bertahun-tahun lamanya Belzagum berusaha untuk menunggu dan menunggu kedatangan teman-temannya. Namun, tidak pernah ada kabar baik. Selama di bumi Belzagum belajar menjadi manusia, hidup seperti manusia dan bekerja seperti manusia. Dia juga akhirnya diterima dengan baik oleh keluarga Ghea, hingga akhirnya mereka pun menikah. Pernikahan yang sangat sederhana dengan dihadiri keluarga dekat dan kawan-kawan. Belzagum merasa bagian jiwanya ada yang mengisi. Mereka kemudian mendirikan pondok di atas Gunung Semeru. Pondok ini nantinya akan menjadi tempat tinggal Primadigda, juga akan menjadi tempat latihan bagi Aryanaga kelak. Kenapa Belzagum memilih tempat ini, karena tempatnya sangat tenang dan nyaman. Tidak ada kericuhan, tak
Read more
Bab 11.3 | Menunggu
Hari-hari kelahiran pun hampir tiba. Masih ingat di dalam benak Belzagum, saat itu adalah hujan terakhir di musim penghujan. Kandungan Ghea sudah makin membesar saja, pergerakan janin yang ada di dalam perutnya juga sangat aktif. Primadigda memutuskan untuk tinggal bersama Belzagum hingga anaknya lahir. Keputusan ada di tangan Belzagum apakah dia harus tinggal di Dunia Atas atau di Dunia Bawah.Ketiganya sekarang berada di bandara udara. Primadigda tentu saja bersemangat, karena ini adalah pertama kalinya dia akan naik pesawat. Ghea dan Belzagum geli melihat tingkah polah Primadigda. Jatuhlah martabat seorang raja di mata Belzagum. Mereka berencana untuk pergi ke Jakarta menjenguk orang tua Ghea yang katanya sedang sakit.&ldquo
Read more
Bab 11.4 | Menunggu
Tiba-tiba pesawat bergoyang. Ada turbulensi yang membuat Ghea berpegangan pada dinding pesawat. Agni menolongnya agar tidak kehilangan keseimbangan. “Terima kasih,” ucap Ghea. “Aku awalnya tak pernah percaya dengan hal-hal mistis sampai aku mengenal suamiku, namun kalau memang aku mendapatkan kekuatan seperti yang kau maksudkan itu, aku tak mau menerimanya.”Agni mengangguk. “Aku tahu. Kau sangat menyayangi anakmu. Namun, aku tak akan memberikan kekuatan kepada mereka yang belum lahir ke dunia.”“Jadi?”
Read more
Bab 12.1 | Kelahiran
Angin berhembus masuk dengan kencang saat Primadigda membuka pintu pesawat. Hal itu membuat semua penumpang panik, pilot pun mulai kehilangan keseimbangan, terlebih lagi satu mesin di sayap pesawat terbakar akibat ulah salah satu Wyvern. Primadigda tak terpengaruh dengan kencangnya angin, karena dia bukan manusia. Dia ras naga dengan tubuh avatar, segera setelah ia membuka pintu pesawat ia tutup kembali pintu tersebut. “May Day! May Day! Menara kontrol, terjadi gangguan di pesawat, satu mesin rusak dan satu mesin lagi sedang diserang. May day! May Day! Mesin mati! Mesin mati!” ucap pilot. Ia berusaha menyeimbangkan pesawat agar tidak jatuh menukik. Primadigda bergerak
Read more
Bab 12.2 | Kelahiran
“Kau melihatnya?” tanya Primadigda. Ghea mengangguk. Primadigda memukul bahu Belzagum. “Bel, ini seperti yang dibicarakan Elyana. Kau masih ingat ramalan kakeknya? Kakeknya yang bisa melihat masa depan itu bilang kalau Ibu Para Naga tidak akan terbakar oleh api apapun?”“Kau masih percaya dengan ramalan itu?”“Tapi itu beneran, Bel. Tuh buktinya. Anakmu! Udah deh, kita jadi besan saja kalau gitu,” ucap Primadigda sambil be
Read more
Bab 12.3 | Kelahiran
Primadigda bersiaga sambil bersiap-siap kalau sewaktu-waktu ada kejutan. Tak lama kemudian Belzagum sudah berada di sampingnya, sedangkan Vincard ada di sebelah Primadigda. Tangan Belzagum menangkap tombak Vincard agar tak mengenai kepala Primadigda. Primadigda terkejut melihatnya. “Kau cukup cepat, Pangeran Belzagum,” puji Vincard. Darah menetes dari telapak tangan Belzagum. Dia menahan tombak Vincard dengan telapak tangannya. Segera Primadigda menyingkir. Dia nyaris tewas di tangan Vincard kalau tidak dilindungi oleh Belzagum. “Lepaskan tanganmu!”
Read more
Bab 12.4 | Kelahiran
“Lho? Sudahan?” tanya Vincard. Belzagum hanya bisa menggerakkan matanya melirik Vincard. Energinya benar-benar habis untuk tehniknya tadi. Energinya terlalu banyak ia gunakan untuk menahan racun agar ia bisa bertahan. Seharusnya ia bisa mengalahkan Vincard, tapi waktu dan tenaganya yang membuatnya tak bisa melakukannya. “Ghea…,” bisik Belzagum lirih.Primadigda perlahan-lahan bisa mencabut tanduk yang menancap di tubuhnya. Tanduk itu masih ada di tangannya, dari kejauhan ia melihat Belzagum terkapar tak berdaya. Segera ia mengepakkan sayapnya u
Read more
Bab 13.1 | Sambutan Kerajaan Peri
Dunia Bawah, SekarangRaja Belzagum mengamati Bayungan yang dinaiki putrinya menghilang dari pandangan. Putrinya benar-benar sudah berubah. Kini Aprilia benar-benar menjadi ksatria tangguh yang sulit dikalahkan. Dia yakin kalau masa depan kerajaan bisa benar-benar digdaya di tangan putrinya suatu saat nanti. Meskipun sekarang ini ia tidak tahu siapa yang mengutus Vincard untuk membunuh Ghea, dia sudah cukup puas telah mendidik Aprilia sekarang ini. Ia tak ingin kehilangan putrinya, sebagaimana ia pernah kehilangan Ghea. Maka dari itulah setelah sembuh dari luka-luka pertarungannya dengan Vincard, Belzagum benar-benar berlatih keras hingga sampai ke titik terpuncak di dalam ketahanan fisik tubuh avatarnya. Ratusan pertempuran ia alami dan semua musuh yang telah berhadapa
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status