Semua Bab Cintai Aku, Seperti Aku Mencintaimu: Bab 31 - Bab 40
45 Bab
Extra bab 11
“Apakah kau tak bisa menebaknya babygirl?” tanya Douglas menatap Emma dengan penuh nafsu.Emma menggelengkan kepalanya mencoba menepis pesona Douglas, dia tak ingin lagi menjadi mainan seks pria itu. Tapi, sentuhan Douglas membakarnya. Membuatnya bergairah.Tangan Douglas dengan cekatan menarik lepas kaos Emma dan membuka kaitan branya. Tangan besarnya menangkup payudara Emma, memberi gigitan kecil di belahan payudaranya.Emma menopang tubuhnya dengan kedua tangannya. Menggigit bibir mencoba menahan erangan nikmatnya saat Douglas kembali menyapukan bibirnya di sepanjang kaki indah Emma.“Hentikan Douglas… Ohhh..kumohon” desis Emma.Douglas mengangkat kepalanya. Tangannya meraih hotpants yang dikenakan Emma lalu menariknya lepas. Douglas menatap pakaian dalam Emma yang sudah terlihat basah dan menaruh kedua kaki Emma ditepi meja.Kepala Douglas turun, menghirup dalam aroma Emma yang terasa memabukan. Dengus nafa
Baca selengkapnya
Extra bab 12 end
Emma duduk gelisah menatap ayahnya yang masih menelpon seseorang. Diliriknya Douglas yang duduk tenang di sampingnya yang sesekali melempar senyum dengan maksud menenangkan dirinya.“Sayang..” tegur ayahnya tiba-tiba“A..ayah, aku..aku minta maaf ” jawab Emma gugup“Ada apa sayang, kenapa kau minta maaf?” Richard menatap Emma dan Douglas secara bergantianEmma menatap ayahnya dengan wajah bingung. Mengapa ayahnya tidak terlihat marah sewaktu dia datang bersama Douglas.Ayahnya bersikap seolah kebersamaan mereka adalah hal yang wajar. Berbeda sekali saat dia di jemput paksa oleh ayahnya waktu itu“Ayah memanggilmu karena ada sesuatu yang ingin ayah dan Douglas sampaikan padamu ” Emma kembali menatap bingung kearah dua pria itu.“Sebenarnya, ada apa dengan kalian semua. Ini tidak seperti biasa. Kalian membuatku bingung.” Emma memijat pelipisnya“Tenanglah baby girl
Baca selengkapnya
New 1
Prolog“Jangan terburu-buru Sir … mari kita bermain-main dulu.” Audy mengecup bibir pria tua itu. Simon Marcos yang sudah dimabuk nafsu mengikuti apa saja yang diperintahkan oleh Audy. Disela–sela itu, tangan Audy memberikan kode pada Jacob yang tidak jauh darinya. Jacob kemudian datang mendekat dan menempelkan sapu tangan yang sudah diberikan obat bius pada wajah Simon Marcos. Tubuh pria itu langsung terjatuh, Audy membuka pintu kamar hotel, menyuruh Jacob melakukan pekerjaannya. Jacob membuka semua pakaian Simon Marcos, membaringkannya terlentang di atas kasur kamar hotel itu. Audy kemudian naik ke atas tempat tidur membuka separuh gaunnya, memposisikan diri memeluk tubuh Simon Marcos dengan tertelungkup, agar wajahnya tidak terlihat. Jacob mengambil kamera, segera mengambil foto dua orang yang terlihat telanjang, seperti telah melakukan hubungan intim. Dengan berbag
Baca selengkapnya
New 2
Time to Action“Jangan khawatir Clara, kami adalah pria yang baik,” jelas Gerard. Ini adalah hari ketiga Audy berada di Florida, ia tidak ingin membuang-buang waktunya untuk segera kembali ke San Fransisco. Karena ia mulai memikirkan Jillian, putrinya. Mereka berlima masuk ke dalam mobil mewah milik Daniel, Jeep Grand Cherokee Overland berwarna putih dengan lima kursi penumpang. Gerard mengambil alih kemudi, Dave duduk di samping Gerard dan tentu saja Daniel tidak akan melewatkan kesempatan untuk berdekatan dengan Clara alias Audy. Audy duduk diantara Daniel dan Jim. Gerard memasang sabuk pengaman dan kaca mata hitam, membuat penampilannya semakin macho. Begitu juga dengan Dave, dengan pakaian kasualnya, celana Jeans gelap dan kemeja pendek berwarna putih. Ia juga mengenakan mirror sun glassesnya, semakin menambah ketampanan pria yang terkenal dingin pada wanita ini. Tujuan pertama
Baca selengkapnya
New 3
No ProgressMatahari memberikan panas cahayanya pada sepasang anak manusia di bawah pohon. Dave yang merasakan sengatan itupun terbangun. Ia menatap Audy masih tertidur dalam pelukannya. Dave tidak ingat, bagaimana mereka bisa tidur dengan posisi berpelukan seperti yang ia lihat pagi ini. Tapi itu membuatnya hangat, dan cukup bahagia. “Apa Kau ingin tidur terus di sini?” sergah Dave membangunkan Audy. Tanpa sadar Audy tidur bersandar di dada Dave semalaman. Pantas saja ia dapat tidur dengan pulas, walaupun kelaparan. Audy kaget sekaligus malu, mendapati dirinya dalam tubuh Dave. Wajahnya memerah, ia segera berdiri sebelum Dave kembali memarahinya. Mereka berjalan pelan-pelan, mengendap-endap mengawasi sekitarnya. Dave terlalu takut karena ia membawa seorang wanita bersamanya. Akan berbeda jika ia hanya sendiri saja. Karena terus berjalan tanpa arah, mereka berhasil keluar dari hutan. Sekarang mereka be
Baca selengkapnya
New 4
Failed MissionPonsel Gerard berdering di dalam saku celananya. Ia segera merogoh saku dan mengambil ponsel. Di layar tertulis My Bos yang tak lain adalah Dave. “Halo, Dave. Aku sedang menuju kamarmu,” jawab Gerard. “Temukan perempuan itu sekarang!” perintah Dave. Gerard bingung, perempuan yang mana yang dimaksudkan Dave. Ibunya, Sarah atau Clara. Ia langsung ingat pertemuannya dengan Audy beberapa menit yang lalu, Audy terlihat seperti ingin kabur secepat mungkin. “Siapa Dave, Clara?” “Bukan, My mom. Tentu saja! Bentak Dave. ‘Ada apa dengan pria ini? Beberapa hari yang lalu, ia masih mengatakan bahwa tidak bisa membuka hatinya. Hari ini, ia bersemangat sekali ingin memiliki wanita itu.’ Gerard menggeleng-gelengkan kepalanya, bingung dengan tingkah Dave yang berubah seratus delapan puluh derajat.
Baca selengkapnya
New 5 - party sucks
Party SucksAudy dan Dave tengah dalam perjalanan ke sebuah mansion, tempat pesta itu diadakan. Mereka duduk di kursi belakang supir. Audy mengenakan gaun panjang berwarna gold, terdapat belahan panjang di sebelah kiri gaun, itu memperlihatkan sebelah kakinya yang jenjang. Sementara Dave mengenakan tuxedo lengkap dengan dasi kupu-kupu berwarna hitam. Terangnya lampu-lampu jalanan malam itu, membuat Audy senang melihat apapun yang dilewati mobil mereka. Tiba-tiba jari tangan kirinya terasa hangat, karena Dave menggenggamnya. Audy memutar kepalanya menoleh pada Dave. “Ini untukmu, Sayang.” Dave menyematkan cincin berlian di jari manis Audy. Cincin itu memancarkan kilauannya di gelap malam, sangat indah. Audy hanya bisa menatap manik hitam mata Dave, ia bisa melihat hangatnya ketulusan hati pria itu. Audy memberikan sedikit senyum di bibirnya. Ini pertama kalinya Dave melihat semburat tipis itu di wajah A
Baca selengkapnya
New 6 - very forced
Very ForcedDi kediaman Alfred, Audy sangat stress memikirkan permintaan Alfred. Ia berusaha mencari cara agar bisa lepas dari ancaman Alfred. Tak lama kemudian, terdengar suara kaki pria yang dulu pernah ia sayangi itu, mendekati kamarnya. ‘Ah itu dia,’ batin Audy. “Audy, kapan Kau bisa melakukan tugasmu?” desak Alfred. “Bagaimana kalau tugas itu diberikan pada orang lain saja, Alfred?” tawar Audy. “Kenapa? Kau tidak tega?” tanya Alfred. “Aku tidak pernah membunuh siapapun, Alfred. Aku takut jika misi itu gagal, bagaimana denganku dan Jillian nantinya?”jelas Audy. Alfred diam, ia berpikir sejenak. “Begini saja, Aku yang akan membunuhnya dengan tanganku. Kau hanya perlu membawanya pergi ke tempat yang aku tentukan. Bagaimana?” “Deal,” jawab Audy.
Baca selengkapnya
Iris 1 - Coffee In The Morning
Coffee In The MorningIrish menghempaskan bokongnya di kursi, sesaat setelah dirinya sampai di kantor. Terlalu pagi untuk Irish sampai di hotel, tempatnya bekerja. Masih sepi. Irish biasanya akan datang 10 atau 15 menit sebelum jam ceklok. Tapi pagi ini dia memutuskan untuk berangkat lebih awal, untuk menghindari omelan mama yang menanyakan kapan dirinya akan menikah. Tahun ini usia Irish genap 28 tahun, namun masih belum menunjukkan tanda-tanda ingin mengakhiri masa lajang. Padahal adiknya, Arabel, yang terpaut 3 tahun dengannya, sudah dilamar oleh Dhega, kekasihnya. Irish bukannya tidak pernah berusaha mencari jodoh. Tak terhitung banyaknya lelaki yang mendekatinya, tapi itu semua hanya untuk tidur dengannya. Tak pernah benar-benar ada yang serius. Entah harus merasa beruntung apa merasa sial, pesona Irish hanya sampai pada tempat tidur. Namun Irish bukan perempuan seperti itu. Sampai detik
Baca selengkapnya
Iris 2 - bertemu mantan
Bertemu MantanGara-gara ulah Reagan kemarin hari ini Irish sukses terkantuk-kantuk saat briefing mingguan hotel. Apalagi dirinya pagi ini briefing dipimpin langsung oleh Reagan sendiri. Bahkan usai briefing, Reagan masih sempat-sempatnya menggoda Irish, yang dibalas Irish dengan memukulkan agendanya ke kepala Reagan. “Jahat banget sih loe Rish! Sakit nih.” Reagan mengusap-usap kepalanya akibat agenda Irish yang melayang tadi. “Biarin! Loe resek soalnya.” “Resek tapi bibir gue enak kan? Coba lagi yuk Rish. Di ruangan gue.” Setelah mengatakan itu Reagan langsung ngacir menghindari amukan Irish yang lebih besar lagi. “Nih, kontrak sama Travelo yang loe minta kemarin.” Kinta yang berjalan di sebelah Irish menyerahkan sebuah map berwarna biru. “Thanks ya Ta.” “Btw, elo s
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status