All Chapters of Di pelupuk mata : Chapter 21 - Chapter 30
35 Chapters
Chapter 21
Adam yang melihat Lastri yang ekspresi nya berubah setelah lihat kamar Zayka yang kosong pun langsung bertanya. "Las? Hei kenapa?" tanya Adam memegang bahu lastri sambil berjalan. "Gak apa-apa mas, tadi liat kamar Zayka udah kosong, apa dia udah pulang ya?" tanya Lasti kembali ke Adam. "Mungkin, tapi kok gak ada pamit ke kamu?" Adam mempertanyakan hal yang sama, sebenernya Lastri pun memikirkan hal itu. "Iya itu yang aku pikirin, tapi ya udah lah. Lagian aku bukan siapa-siapa juga" jawab Lastri. Nita tak mendengarkan apa yang Lastri dan Adam bicarakan karna sedang focus ke HP nya. Sesampainya diluar rumah sakit, Lastri melihat kiri dan kanan, sebenernya ia mencari Zayka. Karna siapa tau Zayka masih berada di area rumah sakit. "Pasti nyari Zayka ya?" tanya Adam. "Iya mas, udah naik mobil mungkin," jawab Lastri yang sam
Read more
Chapter 22
"Terkadang, memfitnah itu menguntungkan sayang,"ucap Linda sambil tersenyum dan mencolek dagu Zayka. "Nggak mah, pokoknya Zayka gak mau!" dendam tegas Zayka menjawab kata-kata yang bau Linda ucapkan. "Mamah tidak perlu sepertujuan kamu, Zayka. Biar ini smua urusan mamah," ucap Linda. "Ta-tapi mah ... " Zayka tidak terima dengan rencana Linda yang ingin memfitnah Lastri. "DIAM!" bentak Linda sambil mengerem mendadak kendaaan nya itu. Zayka pun hanya bisa diam dan menahan air matnya agar tidak jatuh, dan membuat Linda semakin kasar. *Back to Lastri Selama perjalanan, Lastri diam tak berkata seperti sedang memikirkan sesuatu. Adam yang sedang menyetir sesekali melirik ke arah Lastri di sebelahnya, jadi muncul perasaan ingin bertanya, apa yang Lastri pikirkan. "Las, kenapa?" Tanya Adam. Lastri langsun
Read more
Chapter 23
"Hmmm ... Itu," ucap Linda sambil menunjuk sepasang makam orang yang tidak dikenal itu. "Dua? Berarti itu mamah sama papah kandung aku?" Zayka menatap makam itu sambil sesekali melihat Linda. "Iya, mamah antar kamu kesana," ucap Linda sambil mendorong kursi roda Zayka. Angin sepoi-sepoi, suara yang sunyi membuat hati Zayka semakin bergemuruh tak kuat dan tak percaya kalau kedua orang tua nya telah tiada. "Mah, pah kenapa aku hanya bisa melihat tanah dan batu nisan kalian. Kenapa kita gak bisa ketemu dulu," ucap Zayka dalam hati nya yang sudah tak bisa bersuara karna bibir terasa kaku. Sampailah Zayka dan Linda di tengah-tengah kuburan yang Linda bilang itu kedua orang tua Zayka. "Ini." Linda melepaskan genggaman nya dari pegangan kursi roda Zayka. Zayka melihat kanan dan kiri kuburan itu sambil menangis. "Ini serius m
Read more
Chapter 24
"Mah, tapi kan itu bukan kesalahan mamah, ini kan musibah mah?" ucap Nita. "Tapi, seandainya dia gak ikut mamah untuk ke caffe? Dia gak akan celaka!" Lastri masih kekeuh kalau dia penyebab Zayka celaka. "Udah-udah jangan pada ribut. Las, Nita memang bener, kamu gak boleh bilang terus kalau ini kesalahan kamu murni. Ini kan musibah, kamu juga gak mau kan celaka?," ucap Adam melerai. "Tapi ... ." Lastri menatap Adam dan Nita. "Nggak mah, ini bukan salah mamah," ucap Nita sambil memegang tangan mamahnya itu. Setelag mereka berbincang-bincang tak lama makanan mereka pun datang. "Permisi, makanan nya sudah jadi." Waiters menghampiri meja no 10 itu. "Oh iya-iya mas," ucap Lastri sambil mengangkat tangannya dari meja. "Hmm enak banget nih pasti, kamu pesen apa Las?" tanya Adam. "Lupa namanya hehehe cuma
Read more
Chapter 25
15 menit perjalanan akhirnya sampai juga di rumah Lastri. Adam melihat Lastri dan Nita tertidur sangat pulas, jadi gak tega kalau harus ngebanguninnya. "Aduh, hmm kasian pada tidur nih. Bangunin aja deh pelan-pelan," ucap Adam sambil melepas seatbelt nya. Adam pun ingin melepas seatbelt Lastri yang sedang tertidur lelap. Tapi saat sedang melepas seatbelt Lastri, Lastri kaget dan terbangun. Ia tambah kaget lagi saat melihat wajah Adam didekat wajahnya. "Ya allah, mas!" Lastri reflek langsung mendorong Adam sampai adam membentur pintu supir. "Eh Lastri." Adam tiba-tiba kaku membisu. "Mas mau ngapain?!" Lastri langsung melihat badannya dan badan Adam. "Lastri aku cuma bukain seatbelt kamu doank." Adam langsung menenangkan Lastri.  Lastri nampak masih syok dan kaget. "Beneran
Read more
Chapter 26
"Mah, tapi kan Zayka belum mandi mah, belum bebersih," ucap Zayka sedikit memelas. //Ya itu masalah kamu, pokoknya kita pengen nanti pulang udah ada makan malam ya cantik, bye.// Linda langsung mematikan telp nya. "Mah, mamaah." Zayka langsung melihat HP nya, ternyata telp nya sudah dimatikan Linda. Zayka langsung menangis. "Aku harus apa Ya Allah, aku belum bisa apa-apa sendiri, mengangkat pinggangku aja susah."ucap Zayka sambil melihat badan dan kakinya lagi. Zayka hanya melamun dikursi rodanya sambil melihat arah luar jendela. Sesekali ia mengusap air matanya yang jatuh, menandakan ia sedang sangat rapuh. Zayka pun sesekali membuka HP nya, ternyata ada notif WA dari Lastri. Zayka langsung dengan cepat membuka isi chatt itu. "Zayka? Udah minum obat? Lagi apa?" tanya Lastri dalam chatt itu, pertanyaan standart hanya ingin mengetahui kond
Read more
Chapter 27
Setelah Nita beranjak pergi ke kamarnya, Lastri langsung menepuk jidatnya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. "Aduh kenapa sih pake acara Nita denger, aku kan jadi harus  bohong kalau aku emang sebenernya lagi mikirin Zayka." Lastri menghela nafasnya. Tak lama dari situ, Lastri langsung pergi ke kamarnya karna memang sudah malam dan Lastri masih dalam masa penyembuhan. Sesampainya dikamarnya, Lastri langsung duduk di meja riasnya yang mewah. Lastri melihat wajahnya yang pucat dan kusam. "Aduh, pucet banget aku terus ini kok kusam gini," ucap Lastri sambil memegang dan mengusap wajahnya.  Lastri pun langsung mengambil masker wajah dilaci meja rias yang mewahnya itu. Tapi tanpa sengaja ia menjatuhkan satu barang saat mengambil masker wajah miliknya, barang yang dia pun lupa kalau dia pernah menyimpannya di laci. Barang itu adalah gelang berukuran k
Read more
Chapter 28
*Pagi hari~ Rumah Zayka Saat bangun, Zayka merasakan sakit luar biasa pada pinggangnya. Ini masih efek kecelakaan waktu itu. "Awww Ya Allah," ucap Zayka sambil kembali rebahan dengan perlahan karna untuk posisi duduk pun ia sakit. Mala yang tidur disebelahnya itu kebangun karna denger suara rintih Zayka yang berda tepat disebelahnya. "Kak? kaka kenapa?" tanya Mala yang langsung bangun dan duduk. "Pinggang kaka sakit banget dek, ssstt kenapa ya?" tanya Zayka sambil meringis kesakitan. "Mungkin ini efek kecelakaan kemarin kak, kan badan kaka semuanya kena," ucap Mala. "Iya kali ya, ssst aduuh tapi kaka gak kuat dek sakitnya," ucap Zayka yang tak kuat menahan sakit. "Hmm, ya udah kita ke rumah sakit yuk kak." Mala panik langsung turun dari tempat tidur nya dan mengambil kursi roda Zayka. "Tapi
Read more
Chapter 29
Yang datang adalah seorang lelaki berusia 48 tahun yang Lastri pun tidak mengenalinya, padahal dia adalah Bagas. Mantan suaminya. Lastri bingung dan tak mengenali Bagas sama sekali.Saat Lastri melihat Bagas, Lastri langsung diam tak berkutik. "Hmm Las??" tanya Bagas yang juga heran, kenapa Lastri kebingungan melihat dia. "Maaf, kamu siapa? Kita pernah ketemu?" tanya Lastri sambil memundurkan langkahnya dari pintu. "Aku ... " saat Bagas mau menjawab, Nita langsung menghampiri Bagas dan beretriak. "Papaaah ... " ucap Nita aambil lari dan memeluk Bagas. "Sayang papah," sahut Bagas sambil memeluk dan menciumi rambut anak kesayangannya itu. "Papah? Ini siapa Nit? Kok kamu manggil papah?" tanya heran Lastri menjadi-jadi. "Ini papah mah, mantan suami mamah," jawab Nita. "Ssstt awww." Lastri meringi
Read more
Chapter 30
Zayka tidak bisa berbuat apa-apa. semenjak kaki dia patah, dia seperti tidak ada harganya dirumah itu, ia hanya seperti benalu. Suap demi suap saat makam ia sambil menahan nangis, dia pun hanya berdoa dalam hatinya. "Ya Allah aku mau cepat sembuh, supaya bisa shooting lagi dan disayang mamah dan papah, setidaknya tidak terlalu seperti ini," lirih Zayka dalam hatinya. Zayka pun menghabiskan makannya dan segera membereskan meja bekas makan Linda, Arman dan Mala adiknya itu. tapi tentu, Mala tidak akan tinggal diam melihat kakanya harus beres-beres sendiri. Jadi Mala pun langsung membantu kakanya itu. "Kak, aku bantu ya." Mala langsung mengambil piring di genggaman kakanya itu, dan berjalan ke arah wastafel. "Makasih Mala," ucap Zayka berkaca-kaca. Setelah sarapan itu. Mala dan Zayka kembali ke kamarnya lagi, karna Mala harus mengerjakan tugas sekolah.&n
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status