Semua Bab Affair with CEO: Bab 21 - Bab 30
60 Bab
20. Pernikahan Kedua
Daniel mendorong pintu kamar, menghentikan pembicaraan Liora dan Jenna yang kini saling berpelukan. Kedua saudari kembar tersebut segera mengurai pelukan. "Jerome menunggumu, Jenna," ucapnya setengah mengusir. Jenna membencinya, itu sudah pasti. Semakin lama menghabiskan waktu bersama Liora akan memberikan dampak yang buruk. Yang mungkin bisa membuat Liora berubah pikiran dan melakukan pelarian lainnya. Jenna mendengus. "Kau mengusirku?" sengitnya kasar dengan pelototan mata bulatnya. Daniel memasang senyum selebar mungkin yang dibuat-buat dengan mengedikkan bahu "Dia memang menunggumu." Liora mengambilkan tas Jenna dan meletakkannya di pangkuan sang adik. Mengangguk singkat dan Jenna pun menutup mulut dengan paksa. Mencium Xiu dan sekali lagi memeluk sang kakak sebelum benar-benar beranjak ke arah pintu. Meninggalkan Daniel dan Liora yang membisu. "Setelah apa yang kau lakukan padanya, sekarang kalian memang benar-benar saling melindungi, ya?" Pertama kalinya Daniel bersuara mem
Baca selengkapnya
21. Niat Terselubung
Tatapan keduanya bertemu. Liora masih membeku sementara Daniel dengan tanpa rasa bersalahnya melenggang masuk sambil mengurai dasi kupu-kupu di leher dan melemparnya ke sofa. Berikut jas berwarna biru tuanya. “Kau belum tidur?” “Apa yang kau lakukan di sini?” “Ini apar ….” “Xiu sudah tidur. Jangan membuat alasan untuk datang ke sini.” Liora mengikat jubah tidurnya dan masih tetap di tempatnya. Mengamati Daniel yang hanya terkekeh dan duduk di sofa. Membungkuk untuk melepas sepatu dan kaos kaki. Tak menggubris kekesalan Liora. Kesal, Liora pun berjalan keluar kamar dan memutuskan tidur di sofa di kamar Xiu. Ia baru saja terlelap ketika pintu kamar kembali terbuka. Tahu Daniel yang masuk, ia tetap memejamkan mata dan mendengar langkah pria itu yang semakin mendekat. Berhenti di boks Xiu dan hanya ada keheningan. Berada dekat dan dengan Daniel yang masih berkeliaran di sekitarnya tak pernah tidak membuat emosi di dadanya bergejolak. Kebencian dan kemarahan yang masih bercampur jadi
Baca selengkapnya
22. Keluarga Bahagia?
Liora bisa melihat kecurigaan di mana Daniel yang membuatnya kesal. Tetapi … “Kenapa kau ada di sini? Bukankah ..” “Kau terkejut aku pulang lebih awal?” Bibir Daniel menipis dengan tatapan menajam kea rah Liora. Suara setipis angin, tetapi bisa di tangkap oleh telinga wanita itu. Liora segera menutup mulutnya. Ya, tentu saja ia terkejut. Seharusnya Daniel pulang masih empat hari lagi. Atau bahkan lebih lama lagi, kan? Daniel mendengus pelan. Mendekat ke depan LIora dan memasang senyum selebar mungkin untuk Xiu dengan kedua tangan menawarkan untuk menggendong. “Hai, putri kecil papa.” Xiu langsung menangkap uliran tangan Daniel. Bahkan hingga tertawa dengan kemunculan sang papa. Daniel pun menghujani wajah mungkin itu dengan ciuman, yang membuat Xiu semakin tergelak. “Kami harus pergi, Daniel. Jenna menunggu di bawah.” Liora berusaha menyela interaksi papa dan putri yang membuatnya cemburu tersebut. Kedua tangannya memegang lengan Xiu, tapi Daniel tak berniat memberikan sang putr
Baca selengkapnya
23. Keributan Carissa A
Liora membasuh wajahnya dengan air dingin. Amarah memenuhi dadanya meski seharusnya ia sudah melenyapkan semua jenis emosi itu dari hatinya. Semua antara dirinya dan Daniel tak perlu melibatkan perasaan. Butuh beberapa kali mengembuskan napas untuk mengembalikan ketenangan hatinya. Sebelum melangkah keluar dari kamar mandi dan bergabung bersama Jerome dan Jenna. Axel, Alexa, dan Xiu waktunya istirahat dan makan siang. Jerome jelas berperan aktif mengurus kebutuhan ketiga bayi mereka, sementara Jenna mulai terlihat kelelahan. Wajah adiknya tampak pucat. "Ada apa?" tanya Liora ketika melihat adiknya yang baru keluar dari kamar mandi di samping area dapur. Menyusap bibir yang masih basah. Jenna hanya menggeleng. Menghela napas kemudian membanting tubuhnya di sofa. "Akhir-akhir ini badanku lebih cepat lemas. Sepertinya terlalu banyak pikiran." "Kau sudah melewatkan haidmu?" Jenna seketika terdiam, tampak menghitung dan matanya melebar. "M-mungkinkah?" "Ck, kau bahkan tidak memakai k
Baca selengkapnya
24. Keributan Carissa B
Wajah Liora memias. Ya, bayangan ketika Carissa dan Daniel berbagi tempat tidur yang sama, sebelum kemudian pria itu naik ke tempat tidurnya tentu saja membuat perasaannya terganggu. Lebih dari itu, semua itu mengingatkannya akan pengkhianat Daniel yang berdampak lebih besar di hatinya lebih besar dari yang ia perkirakan. "Tidurlah. Atau aku yang akan menidurimu di tempat tidur ini. Dengan atau tanpa kerelaanmu, kau tahu aku bisa mendapatkannya darimu, kan? Jangan menguji kesabaranku lebih banyak dari ini." Genggaman tangan Liora yang hendak memutar gagang pintu tertahan. Ia bisa merasakan kemarahan yang teredam di balik suara dingin Daniel. Tahu bukan pilihan yang tepat untuk menyinggung ego pria itu lebih banyak lagi meski dorongan itu terasa lebih kuat. Liora pun melepaskan gagang pintu dan mendekati tempat tidur. Berbaring miring memunggungi posisi Daniel yang di sisi lain ranjang. Sedangkan Daniel berbaring telentang setelah mematikan lampu utama dan menyalakan lampu tidur, m
Baca selengkapnya
25. Kelicikan Carissa
'Kau tidak merindukanku?' Liora tersenyum membaca pesan singkat yang dikirim oleh Samuel. Jemarinya sudah akan bergerak mengetikkan balasan ketika pesan berikutnya masuk. 'Makan siang? Aku sudah mendapatkan tempat di Hilton's Restaurant.' 'Oke.' 'Aku akan menjemputmu jam 12.' 'Oke. Tapi …' 'Tapi apa?' 'Bagaimana dengan tunanganmu? Kau tak ingin mengajaknya?' 'Hmm, dia sedang sibuk berbelanja.' Menyusul sebuah foto Alicia yang tengah berdiri antara rak-rak dengan berbagai model tas dengan brand ternama. 'Aku sudah mendapatkan satu yang bagus untukmu. Alicia sangat kesal, tapi … dia mengabaikannya karena bisa mendapatkan yang lebih banyak darimu.' 'Kenapa aku merasa menjadi simpananmu?' 'Kau tidak.' "Siapkan berkas untuk tuan Lucky." Suara Daniel yang melempar sebuah map tipis berwarna merah ke meja Liora. Liora bergegas membalik ponsel dan mengangkat wajahnya. Kemudian mengangguk patuh. Daniel terlihat kesal, sejak ia keluar dari lift dan berjalan dari ujung lobi, senyum di
Baca selengkapnya
26. Keinginan Daniel
"Ck, kau tak suka aku menyebutnya simpanan dan sekarang kau masih kesal aku mengakuinya sebagai istrimu juga," decak Carissa meski tahu bukan itu alasan Daniel terlihat kesal. "Kau ingin aku menggunakan Liora untuk …" "Kau tak mau?" penggal Carissa. "Kecuali kau pun tak berminat menidurinya juga, sehingga ide ini cukup buruk. Kalau begitu kita bisa menggunakan ibu pengganti. Kau lebih suka pilihan yang mana? Aku sama sekali tak keberatan dan dirugikan dengan kedua-duanya." Daniel terdiam meski tak mengurangi kemarahan yang tersorot di kedua matanya. Bukan itu masalahnya dan pilihan kedua jelas sebuah ide tolol lainnya. Sudah cukup dua pernikahan ini membuat kepalanya pusing. Ia bisa gila jika harus melakukan pilihan kedua sialan itu. "Bahkan tak ada yang dirugikan di sini, Daniel. Tak ada yang dirugikan di antara kita bertiga. Aku bisa bersenang-senang dengan pernikahan kita, sebagai istri sempurna untukmu, juga denganmu dan Liora. Xiu pun diakui statusnya, begitu pun dengan anak
Baca selengkapnya
27. Kembali Memiliki
Liora terkejut menemukan Samuel yang berdiri menunggunya di lobi kantor. Membuat wanita itu geleng-geleng karena pria itu sama sekali tak risih menjadi pusat perhatian para karyawan yang pernah menjadi bawahan pria itu. “Kenapa kau di sini? Aku sudah bilang tak perlu menjemputku,” desis Liora ketika pria itu melebarkan lengan untuknya dan mendaratkan kecupan di pipi kanan dan kiri seperti biasa. Tatapan sinis yang menghujani keduanya pun sudah menjadi reaksi yang familiar dan keduanya sudah tak peduli lagi. Desas desus affair di antara keduanya juga sudah menjadi makanan sehari-hari, pun dengan pertunangan Daniel dan Alicia yang masih bertahan. Biarkan mereka semua kelelahan dengan gosip tersebut dan menghentikan diri mereka sendiri. “Untuk membuat suasana hatimu menjadi lebih baik,” jawab Samuel dengan senyum yang melengkung tinggi. Dan seperti biasa, Liora dibuat tertawa dengan ekspresi humor di wajah Samuel. “Aku akan mengantarmu.” “Sebelum langsung ke apartemen Alicia.” Samue
Baca selengkapnya
28. Mencoba Meluaskan Hati
Setelah bertahun-tahun, Liora belum pernah terbangun dengan tubuh remuk redam seperti ini. Mengerang pelan, ia merasakan ketelanjangan tubuhnya di balik selimut. Ingatannya berputar bagaimana ia berakhir seperti ini sebelum tertidur. Gairah seks Daniel benar-benar tak berkurang sedikit pun, bahkan semakin menjadi terhadapnya. Liora segera menggelengkan kepalanya mengingat semua itu. Dulu ia akan selalu terbangun dengan pelukan hangat pria itu yang membuat perasaannya nyaman. Sekarang jelas semua itu tak akan ia dapatkan. Ia menoleh ke samping, sisi tempat tidur sudah kosong dan suara gemericik air terdengar dari balik pintu kamar mandi. Ia meraih jubah tidurnya dan bergegas mengenakannya ketika suara dari kamar mandi mulai berhenti. Tapi kemudian digantikan oleh dering ponsel milik Daniel yang tergeletak di nakas. Liora melirik dan nama Carissa muncul di layar tersebut. Ia mengabaikannya dan bangkit berdiri. Sama sekali bukan urusanya, kan? Setelah melihat Xiu yang masih terlelap d
Baca selengkapnya
29. Merasa Lebih Baik
28. Merasa Lebih Baik"Mulai besok kau harus berhenti bekerja." Daniel menatap Liora yang berdiri di depan mejanya. Setelah kakeknya dan Carissa pergi, ia langsung memanggil Liora ke ruangannya. Sebelum kakeknya yang turun tangan dan mengendis sesuatu yang tak beres antara hubungannya dan Liora. Sebagai bos dan sekretaris, juga sebagai kedua orang tua Xiu.Setidaknya hanya ini yang bisa dilakukannya untuk membantu Liora dari ikut campur kakeknya.Liora tersentak dan tatapannya melebar. "Apa?"Daniel menatap raut kecewa wanita itu sejenak dan melanjutkan. "Kau tahu kakek tak menyukaimu, kan. Dia menyuruhku memecatmu.""Atas permintaan Carissa?" sengit Liora mulai emosi. Bukan karena ia menginginkan pekerjaan ini, tetapi kesal jika Carissa benar-benar ikut campur dalam rencana ini. Seringai wanita itu sebelum masuk ke dalam ruangan Daniel memperjelas kelicikan wanita itu."Ini tidak ada hubungannya dengan Carissa, Liora. Kakekku …"Liora semakin kesal dengan kalimat Daniel yang terkesan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status