All Chapters of Terpaksa Menikahi Musuh : Chapter 51 - Chapter 60
71 Chapters
Bab 49| Tetaplah Menjadi Sahabatku
"Anda yang bernama dr. Andres?" tanya seorang pria saat dia tiba di depan sebuah ruangan rawat inap dengan nomor kamar 209.Andres memperhatikan detail penampilan orang itu, penampilannya rapi khas seorang pekerja kantoran. Tubuhnya sedikit tambun dan memiliki perut buncit yang membuat kemeja nila yang dikenakannya terangkat tidak rata dengan dada. Memiliki tinggi sekitar 170 cm, kulit sawo matang dan berkumis tebal. Sepertinya dia bukan orang yang berasal dari benua Eropa, Amerika atau Asia timur. Pelafalan dan logat bahasa inggrisnya terdengar mirip dengan cara bicara Kanza."Benar, saya Andres," jawab Andres sopan."Di mana Kanza, bagaimana kondisinya sekarang?" raut wajah rupawan pria dengan usia sekitar 40 tahunan lebih itu tampak cemas."Anda tidak perlu khawatir, Tuan. Kanza sudah sadar sejak tadi pagi. Sekarang dia sedang berbincang dengan istri saya di dalam.""Syukurlah, terima kasih, Nak. Jika kau tidak menghubungiku, mungkin hingga deti
Read more
Bab 50| Nama Berharga
Dua pekan kemudian..."Kamu baik-baik di sana, semoga semua urusanmu lancar dan pengobatanmu juga berjalan dengan baik. oke, sudah dulu, ya. Sampai nanti." Ayana mengakhiri panggilannya. Tanpa diperintah gadis itu langsung menonaktifkan ponselnya."Kanza?" tanya Andres, sambil memasangkan sabuk pengamannya. Ia baru saja kembali dari toilet, jadi Ayana aman membicarakannya pada Kanza tadi."Mm, dia mengabariku tentang progres kesehatan matanya. Gadis itu tampak sangat bahagia, aku bisa tahu hanya dengan mendengar nada suaranya. Sangat riang, ringan, tidak ada lagi beban yang memberatkan pikirannya."Ayana  berseri -merasakan kebahagiaan Kanza."Itu bagus. Jadi dokter spesialis lagi?" tanya Andres sambil membenarkan posisi duduknya, lalu mengambil salah satu majalah yang terletak di tempat khusus yang ada di hadapan tempat duduknya."Iya, tapi kali ini dia menjadi dokter spesialis syaraf. Dia bilang, di rumah sakit t
Read more
Bab 51| Darurat
"Ada apa, aku mendengar keributan di kelas ekonomi?" tanya Ayana, pramugari yang hendak memasuki kelas utama itu pun berhenti dan menatap Ayana."Ada penumpang yang sedang kesakitan. Kami sedang mencari seorang dokter untuk memeriksanya," jelas pramugari itu cepat. Tanpa mencari informasi lebih dari si pramugari Ayana pun langsung berlari ke kabin kelas ekonomi, yang berisi penumpang lebih banyak dibandingkan dengan first class yang ditempatinya."Apa yang terjadi padanya?" tanya Ayana pada pramugari yang ada di sana. Kini orang yang tengah kesakitan itu sudah dibawa ke ruang khusus –tempat istirahat para petugas."Saya tidak begitu tahu, tiba-tiba saja tuan itu meringis kesakitan dan terus meracau jika perutnya sakit.""Hei, apa yang kau lakukan? Cepat umumkan pada semua orang dan tanyakan apakah ada dokter atau tidak!" teriak seorang pramugara pada pramugari cantik yang sedang berbicara dengan Ayana."Baiklah," jawab pram
Read more
Bab 52| Pulang
Yena berlari antusias dan terburu-buru menuju sang ayah yang baru saja tiba di rumah itu. Sejak kemarin malam anak kecil itu memang sudah menantikan dengan sangat kedatangan Andres. Menunggu dengan perasaan gusar membuat Yena tidak bisa tidur cepat semalam. Walau kakeknya terus memerintah dan mengancam tidak akan keluar kamar sebelum Yena tidur. Tetap saja tak lantas membuat mata bocah itu terasa berat. Sebaliknya ia semakin frustrasi saat melihat jarum jam di kamarnya yang berputar begitu lambat. Kini penantian panjang itu terbayar sudah, Andres benar-benar menepati janjinya untuk pulang dan menemui Yena saat libur musim panas."Aku merindukanmu, Ayah. Sangat merindukanmu," girang Yena saat berhasil berhambur dipelukan ayahnya. Andres tersenyum bahagia, dia pun merasakan hal yang sama dengan gadis kecil itu."Untuk itulah Ayah datang."Andres mengelus kepala Yena lembut, menumpahkan kerinduan penuh kasih sayang terhadap putri te
Read more
Bab 53| I Love You Even More
"Mau ke mana lagi?" tanya Andres malas. Kedua tangannya sudah pegal karena harus membawa sejumlah tas belanjaan milik Ayana dan juga Yena. Mereka bertiga baru saja keluar dari toko pakaian yang ada di salah satu mall ternama kota Jakarta. Ayana meraih tangan Yena, berjalan lebih dulu dengan bersemangat. Bahkan keduanya tidak memeedulikan pertanyaan Andres. Hari ini pria menyebalkan itu sedang menjalani hukuman pertamanya. "Ibu, buku tulis Yena sudah hampir habis. Sepertinya kita harus membeli yang baru." "Tentu, perlatan sekolah itu yang terpenting. Ayahmu akan membelikan semua kebutuhan pendidikanmu, sayang. Bukan begitu, Mas?" Ayana berbalik dan menatap Andres puas. Entahlah, hatinya berbunga karena berhasil mengerjai Andres telak seharian ini. "Keberadaanku masih diakui rupanya," desis Andres, tersenyum samar mengingat sedari tadi kedua wanita itu hanya sibuk berdua tanpa memedulikannya. "Kamu sedan
Read more
Bab 54| Teman Lama
"Terima kasih dokter, Cinta sudah bercerita bahwa kalianlah yang menolongku saat kejadian di pesawat dua hari lalu," ungkap ayah Cinta. "Kami hanya melakukan tugas kami sebagai dokter," jelas Ayana mengumbar senyum manis pada pria tua yang masih terbaring di ranjang pasien. "Meski ribuan kali bibir ini mengucap terima kasih mungkin tetap tak akan bisa membalas jasa kalian berdua. Entah apa yang akan terjadi pada suamiku jika waktu itu tidak ada kalian di sana." "Anda terlalu berlebihan Nyonya," sahut Andres merendah. "Itu tidak berlebihan dokter. Jujur saja, kejadian ini membuat jantungku nyaris keluar dari tempatnya. Suamiku tidak pernah memiliki riwayat penyakit yang aneh tapi dia bisa mengidap penyakit pembengkakan pembuluh darah. Itu terdengar mengerikan, padahal selama ini dia terlihat sehat dan baik-baik saja." "Apa tuan perokok? Anda sering minum minuman beralkohol?" tanya Ayana, pria tua itu hanya mengangguk pertanda iya. "Bisa
Read more
Bab 55| Masih Mencintainya
"Seharusnya kamu tidak usah cemburu pada Hasa tadi," tukas Ayana saat ia dan suaminya sudah berada dalam perjalanan pulang. Mereka masih berjalan di lobby utama rumah sakit Jakarta."Itu wajar, mengingat kejadian Hendrick membuatku harus tetap siaga pada semua pria yang mendekatimu. Apa itu salah?" Andres semakin posesif saja. Nada bicaranya memang terkesan datar namun tersemat sebuah keseriusan. Andres benar-benar tidak rela jika istrinya digoda oleh pria mana pun selain dirinya."Tidak, kau memang harus melakukannya. Karena aku cantik pasti sainganmu akan semakin banyak.""Sepertinya begitu," jawab Andres enteng, Ayana berdecih lalu tersenyum."Oh iya, apa besok kita jadi ke makam ayahmu?" Ayana bertanya seraya menggandeng tangan suaminya. Ia sudah tidak gengsi atau malu-malu lagi saat melakukan itu."Iya, kita akan berangkat pukul sepuluh pagi. Sudah lama aku tidak berkunjung ke makam Ayah.""Aku juga ingi
Read more
Bab 56| Janji Suci Kedua
"Halo Ayah, perkenalkan aku Ayana Jasmine, menantumu."Suara sang istri menarik diri Andres kembali pada dunia nyata. Setelah sebelumnya pria itu nyaris tenggelam dalam kungkungan ingatan dan tak bisa kembali karena kepekatan embun yang menutupinya."Maaf karena aku baru berkunjung dan menemui Ayah. Putramu, ah, maksudku suamiku ini memang menyebalkan. Dia baru memberiku kesempatan padahal sudah sejak lama aku ingin menemuimu."Ayana berucap tulus sambil memfokuskan mata, hati dan pikirannya ke arah batu nisan. Seakan sosok Hendra, ayah mertuanya benar-benar duduk di hadapan mereka.Andres menunduk, ia memejamkan mata untuk memecah kaca-kaca di matanya. Air kerinduan itu tidak mengalir banyak, hanya setetes dua tetes saja. Kemudian Andres membenarkan posisinya. Mengelus puncak kepala sang istri yang benar-benar paham akan kondisi hatinya saat ini.Andres pun semakin mendekatkan diri pada ayahnya, lebih tepatnya kuburan sang ayah. Jika
Read more
Bab 57| Malam Pertama
Malam tiba, Andres dan Ayana sudah istirahat di kamar mereka. Sekitar jam tujuh tadi mereka tiba di Jakarta. Karena alasan lelah keduanya tidak banyak berbincang dengan keluarga mereka. Meski begitu keduanya masih sempat makan malam bersama. Besok pagi-pagi mereka akan kembali bertolak ke New York. Liburan yang sangat singkat karena pekerjaan keduanya yang menuntut hal itu.Ayana baru saja keluar dari kamar mandi, dia berjalan menuju ranjang lalu menaikinya. Andres sedang duduk memperhatikan sang istri, dari ujung kaki hingga kepala gadis itu. Ayana mengenakan pakaian tidur berbahan tipis, berwarna merah muda dan cukup transparan. Entah mengapa Andres merasa hari ini Ayana terlihat semakin seksi. Gadis itu sibuk menyisir rambut pendeknya dengan tangan, memasukkan kedua kakinya ke dalam selimut lalu melihat Andres. Seketika Ayana mengernyit, ia sedikit kikuk diperhatikan seperti itu oleh suaminya."Ada yang aneh?" tanya Ayana sambil memperhatikan penampilannya sendiri.
Read more
Bab 58| Permintaan Orang tua Willy
"Sebenarnya, apa maksud kalian? Aku sungguh tidak mengerti," ujar tuan Kendra bingung. Ia menatap selidik pada sepasang suami istri yang baru saja memaparkan hal yang begitu sulit diterima nalarnya. Hari semakin siang, hanya tinggal beberapa jam lagi maka tibalah petang. Kendra terpaksa menghabiskan waktu makan siangnya bersama orang-orang yang tidak ingin ia temui. Jika bukan karena kedua orang itu yang mendatangi dirinya ke kantor dan meminta waktu untuk bicara. Dan andai saja tidak ada rekan kerja juga pegawainya di sana tadi maka tuan Kendra akan menolak permintaan kedua orang itu mentah-mentah."Pihak keluarga kami tidak pernah membatalkan pernikahan anak-anak kita. Waktu itu ada urusan mendesak yang tidak bisa kami tinggalkan. Seminggu sebelum hari pernikahan, kami menyuruh Willy pulang untuk melakukan operasi. Kami berencana untuk mengundur hari pernikahan itu, dan berniat untuk segera memberitahu kalian tapi Willy melarangnya.""Dia berkata, kalian
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status