Semua Bab Setitik Hitam: Bab 1 - Bab 5
5 Bab
1. Prolog
Yura bersama kedua orangtua dan adiknya pergi berlibur keluar kota. Mobil berhenti di pinggir jalan. ayah dan ibu Yura keluar untuk membeli makanan ringan. Yura duduk sendiri di kursi bagian tengah sementara adiknya di belakang sedang bermain game. Sebuah balon berbentuk beruang, terbang dan berhenti tepat di luar mobil sebelah Yura. Ia menyukai bentuk lucu balon itu. Ia pun keluar dari mobil ingin mengambil balon tersebut tanpa disadari oleh adiknya. Namun balon tersebut terbang lagi. Yura yang masih berusia 9 tahun terus mengejar balon itu. Ayah dan ibunya kembali ke mobil. Tanpa memeriksa kursi belakang, ayahnya langsung menyalakan mesin mobil dan melaju. Saat hendak memberikan makanan untuk anaknya, ibu Yura sontak teriak saat melihat Yura tidak ada di kursi tengah dan hanya ada anak laki lakinya duduk bermain game di kursi paling belakang. Juno, anak laki-lakinya sontak terkejut melihat kakaknya tidak berada di tempatnya lagi. Ayah memutar balikkan mobilnya panik dan me
Baca selengkapnya
2. Karyawan baru
“Mohon perhatian sebentar!” kata Fares ketika semua sedang asyik mengerjakan pekerjaan masing masing.  Hari ini kita kedatangan teman baru. Silahkan perkenalkan diri kamu,”“Halo semuanya... saya Ega Fransiska, panggil saja Ega, mohon kerja samanya yaa,” karyawan baru itu memperkenalkan diri dengan senyum sumringahnya.“Silahkan kembali ke meja kamu. Anggap saja kita semua keluarga,” perintah Fares dengan ramah. Ega si karyawan baru duduk di sebelah meja kerja Yura.          “Malam ini kita akan makan malam bersama untuk menyambut teman baru kita,” lanjut Fares.Fares memang seorang pimpinan yang dekat dan perhatian terhadap semua bawahannya. Ia memiliki wajah tampan, senyum manis, dan tubuh yang tinggi yang akan membekas di hati orang yang melihatnya. Ia bahkan sering duduk bercampur dengan karyawannya pada saat makan siang. Namun ketika menyangkut te
Baca selengkapnya
3. Akhirnya Dipertemukan
Waktu menunjukkan pukul 10 pagi saat Yura tiba di sebuah panti asuhan. Ia memarkirkan mobil kantornya. Yura turun dengan membawa bingkisan besar. Bingkisan itu adalah hadiah pemenang karya tulis ilmiah. Lomba karya tulis ilmiah diadakan oleh perusahaan penerbitan Fares sebulan lalu. Yura tiba di dalam panti dan disambut hangat oleh ibu panti dan yang lainnya.  Pemenang adalah sosok anak down syndrome yang jenius. Bisa saja bingkisan itu dikirim dengan paket ekspedisi. Namun karena pemenangnya adalah anak istimewa dan tinggal di panti asuhan, Fares mengusulkan untuk hadiah juga diantarkan dengan istimewa. “Saya Yura bu,” ucap Yura memperkenalkan diri sambil mengulurkan jabat tangan yang langsung disambut oleh ibu panti asuhan. Ibu panti sudah mengenali Yura karena sudah berkomunikasi melalui telepon dan pesan. “Ya ampun Mba Yura… Tiaranya pergi dan belum kembali. Perginya tidak pamit. Saya bi
Baca selengkapnya
4. Memastikan Kebenaran
Langit pagi itu terlihat cerah. Ega si karyawan baru terlihat memasuki ruangan kantornya membawa beberapa minuman.           “Pagi semua,” ucapnya dengan senyum sumringah.            Beberapa menjawab beberapa lagi hanya tersenyum melihat tingkah semangat Ega. Ia kemudian membagikan minuman yang dibawanya satu persatu sambil menyebut berbagai minuman favorif rekan rekan kantornya.           “Gimana caranya mendapatkan penulis yang tulisannya keren dan bakal laku di pasaran!” Yura kaget tiba tiba Gea sudah berdiri di sampingnya dan menanyakan hal itu tepat di samping telinganya.                    “Ngagetin aja! cari di platform a
Baca selengkapnya
5. Penjemputan Tisha
Keesokan harinya saat istirahat makan siang, Yura mengajak Fares istirahat bersama. Ia menceritakan apa yang sedang ia alami dan perasaannya saat ini. Yura bercerita bukan hanya karena ingin bercerita. Tapi karena ia ingin meminta bantuan Fares. Fares mendengarkan Yura dengan seksama. Matanya berbinar melihat wajah Yura yang serius bercerita. Terlihat perasaan senang dan antusias melihat Yura berbicara panjang namun sedih mendengar kisah Tisha. Yura meminta bantuan Fares untuk menyewa atau meminjam pengacara atau jika Fares memiliki teman sebagai pengacara yang cukup hebat. Yura mengatakan bahwa ia butuh pengacara dengan sangat hati hati, karena ia tahu pengacara yang hebat tidak murah dan entah Fares mau membantu atau tidak. “Tenang Yura, gue punya teman pengacara cukup terkenal. Tapi gue ikut ya ke tempat Tisha,” ucap Fares menenangkan. Yura menatap Fares terharu. Tak pernah sedikitpun Fares memangdangnya r
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status