All Chapters of YOUTUBER DAN KONTRAKAN BERHANTU: Chapter 21 - Chapter 30
38 Chapters
Kejadian sebenarnya terungkap
  "Apa yang kamu lakukan, Sumi?" ucap Pelita sambil menepis tangan Bi Sumi yang tengah membekap Doma dengan bantal. Bi Sumi yang terkejut, langsung berlari keluar. Kini tatapan Pelita tertuju pada Pak Rudi si Bapak kos. Ia pun dengan menunduk cepat-cepat keluar.  "Citaa ... kau sudah bangun, Nak. Syukurlah," ucap Wati sambil memeluk putrinya. Doma pun bangun perlahan. Beruntung Pelita lebih cepat memergoki aksi Bi Sumi. Telat sedikit saja, bisa-bisa Doma meninggal. "Kenapa dia ingin membunuhku?" ucap Doma heran. Saat Sukma keluar dari raga otomatis raga seperti orang yang tengah koma. Jika raga saat kembali sudah tak berdetak maka Sukma tak bisa kembali. Bisa meninggal atau mencari raga yang kosong atau baru. Itulah bahayanya ritual lepas Sukma ini. "Mungkin dia takut kerajaan gaibnya lu hancurin kali," celoteh Aldo. Namun ia langsung melamun sambil terdudu
Read more
POV Bi Sumi
    POV BI SUMI   Kontrakan Kenanga, empat puluh tahun lalu aku dibawa oleh Ibu Lastri untuk bekerja dengannya. Sebagai perawan tua yang tak kunjung mendapatkan jodoh, aku nekat saja menyanggupi tawarannya itu. Bagi orang di kampungku, dua puluh tahun belum menikah sudah dianggap perawan tua. Mereka terbiasa menikahkan anak gadis saat masih belasan tahun. Demi menghindari omongan orang tua dan tetangga, aku memilih ikut Bu Lastri.   Bu Lastri memperlakukanku layaknya pembantu biasa. Menyuruh-nyuruh yang mememang hak dia untuk melakukan itu. Namun rasa lelah dan kadang kesal karena disuruh-suruh terus terhapus sudah jika sudah menerima amplop gaji, hasil keringatku dari majikan.    Suami Bu Lastri--Pak Karyo sering menggodaku saat Ibu tak ada. Awalnya aku menolak tapi ia mengancam akan
Read more
DOMA INGIN MENEPATI JANJI
    "Kalau kau mau anakmu bangun kembali. Bawakan aku pemilik baju ini," ucap siluman ular saat datang dan melihat keadaan anak Bi Sumi yang terbaring lemah di kasur.    Setumpuk pakaian pria kini tengah dipegang oleh Bi Sumi. Itu pakaian Aldo yang sengaja Bi Sumi tukar dengan baju pengantin Kalina. Baju sudah diletakan di atas meja. Bi Sumi mulai membakar kemenyan dan membaca-bacakan mantra pada baju di depannya.   "Selain pemuda itu, kau juga harus melenyapkan pemuda pembawa pedang. Dia bisa mengancam keselamatan kami," ucap Siluman itu lagi.   "Bagaimana caranya, Guru?" tanya Bi Sumi kurang paham.   "Bunuh dia di alam manusia. Karena ia selayaknya manusia di alamnya. Serang dia saat sedang lemah. Walau dia mempunyai pelindung, tapi bukan berarti tak ada celah. Jangan biarka
Read more
Pertarungan
#KONTRAKAN_200_RIBU_24 Doma kini tengah berada di rooftop kampusnya. Tempat dulu ia sering mengasingkan diri dan bertemu dengan Kalina karena sama-sama dikucilkan. Bayangan kejadian demi kejadian saat Kalina masih menjadi temannya tergambar indah bak menonton drama yang hanya Doma saja yang bisa melihatnya.  Lagu Dear God dari grup Gun's and Rose's menjadi backsound mengiring bayangan-bayangan itu menari di pelupuk mata. Terasa nyata, saat matanya melihat Kalina menyeka luka darah di dahi karena dilempar alat praktikum oleh teman. Dia merobek ujung roknya untuk menghentikan laju darah yang mengalir. Saat itu Doma merasa ada yang perduli untuk dia tetap hidup. "Demi kau Kalina, aku menanggalkan rasa takut mengasah kemampuan supranatural-ku. Melihat ribuan mahluk mengerikan setiap hari dan melihat arwah-arwah orang yang sudah mati. Demi bisa bertemu dengan arwahmu, aku melakukan semua itu " u
Read more
Bi Sumi dan kekuatan gaibnya
  Sugeng yang malam itu membiarkan anak dan istrinya tidur entah dimana karena tak ingin pusing mendengar mereka yang tak ingin pulang ke kontrakan. Tak ada sedikitpun rasa khawatir yang Sugeng rasakan pada anak istrinya itu. Ia pulang sendiri, membuka pintu kontrakan dan langsung tidur saja. Baju kantor yang bau keringat pun masih ia pakai saat membaringkan badan di kasur. Seharian bergelut dengan kertas-kertas dan angka-angka membuat Sugeng sangat kelelahan. Saat sedang tidur, Sugeng mendengar ada orang memasak. Itu seperti sesuatu yang digoreng dalam minyak panas. Suara minyak beradu itu sangat khas dan membuat Sugeng langsung terbangun. Ia pikir Wati, istrinya. Tapi saat melihat jam di tangannya masih jam satu malam. Karena penasaran ia pun berjalan menuju dapur. Saat pintu dapur di buka, semua tampak rapi, bersih, tak ada tanda-tanda bekas masakan.  Sugeng jadi terheran sendiri. S
Read more
Bertemu dengan pemilik kontrakan sebenarnya
  Pelita dan Doma meminta petunjuk dari gurunya perihal bagaimana menghadapi kerajaan Jin di kontrakan Kenanga. "Kalian temuilah dulu pemiliknya. Cari tahu siapa yang melakukan pesugihan itu. Buat dia bertaubat dulu baru kita mulai peperangannya. Akan sulit jika si pembuat perjanjian tak mau melepaskannya. Mereka akan tetap kuat karena didorong oleh keyakinan manusianya itu," ujar sang guru. Doma dan Pelita mengerti. Mereka lalu datang ke kosan Aldo untuk bertemu Bapak kos atau Pak RT. Aldo yang tak mau ketinggalan langsung ikut untuk mengobrol dengan Bapak kos."Pak, boleh minta waktunya sebentar. Ada beberapa hal yang ingin kami tanyakan," ujar Pelita. Namun Bapak kos seakan enggan dan menghindar. "Maaf saya lagi sibuk," jawabnya. Padahal ia tak sedang melakukan kegiatan apa-apa. Bapak kos/Rudi disuruh Bi Sumi untuk tak
Read more
Mendatangi tempat rukiah
  Ayah Cita, Pak Sugeng membawa keluarganya menginap untuk sementara di hotel melati yang dekat dengan tempatnya bekerja. Ia sedang mengajukan permohonan tinggal di mes milik kantor. Semenjak kejadian itu, Sugeng jadi tak tenang meninggalkan anak istrinya bekerja. Apalagi Cita seringkali berceloteh seakan sedang mengobrol dengan seseorang yang tak terlihat oleh orang tuanya. Seperti malam itu. Sugeng terbangun karena bunyi bensin pemantik api rokok terus menerus bersuara. Dilihatnya jam di meja, masih jam satu dini hari. Saat melihat ke sampingnya, hanya ada Wati-istrinya yang tertidur.  "Kemana Cita? Mah! Mah! Bangun Mah! Cita mana?" ucap Sugeng sembari membangunkan istrinya. Wati yang masih mengantuk mengucek matanya mengedarkan pandangan. Tak ditemukan putrinya itu di kamar."Citaaa ... Citaaa, kamu dimana, Nak?" S
Read more
Lastri berubah pikiran
   Lastri jadi kepikiran tentang ucapan beberapa anak muda yang kemarin datang ke rumahnya. Ia tahu, memang ada yang gak beres di tempat usaha kontrakannya. Namun ia kapok jika harus mendatangkan lagi dukun dan sejenisnya.  Lastri juga merasa aneh, mengapa mereka menanyakan tentang kamar semedi suaminya? Apa sebenarnya yang mereka ingin katakan? Suaminya memang hobi melakukan ritual seperti membakar kemenyan di kamar itu. "Pak, berhentilah melakukan ritual-ritual seperti itu. Musrik itu," ujar Lastri saat melihat suaminya--Karyo membawa sesajen dengan kemenyan yang mengepul ke dalam kamar itu. "Hus.. Musrik apa? Ini tuh tradisi leluhur nenek moyang. Sebagai sikap saling mengingat dan menghargai mereka-mereka yang telah meninggal," jawab Karyo ngeles. Karyo memang penganut jawa piwitan yang masih percaya hal-hal mitos seperti Nyi roro kidul
Read more
CITA MENGHILANG
  Setelah bertemu dengan Doma, Pelita dan Aldo di rumah adiknya, Lastri memutuskan untuk membawa mereka bertiga ke rumahnya lagi. Setelah Lastri memuntahkan kain panjang dibantu oleh Pelita. Ia masih shock dan ingin dibersihkan dituntaskan segalanya. Ia yakin Doma dan Pelita bisa membantunya.  Aldo melihat peluang bagus untuk memvideokan apa saja yang terjadi di rumah Bu Lastri. Itu bisa dijadikan konten gratis. Satu kamera kecil yang disembunyikan dibalik jaket, sebagai perekam nanti di sana. Ia merasa tak enak pada Bu Lastri kalau harus terang-terangan merekam. Makanya ia membawa kamera tersembunyi. Sesampainya di rumah, Bu Lastri langsung membukakan kamar tempat suaminya biasa bersemedi atau meletakan sesajennya. Saat pintu dibuka, bau kemenyan dan gaharu menguar. Lastri mencari sang suami ke semua sudut di rumahnya, namun ia tak ada. Seharusnya Karyo juga ada di sana untuk menyaksi
Read more
Cita diculik oleh penunggu
  Aldo, Doma dan Pelita meninggalkan rumah Bu Lastri menuju kosan Aldo. Namun sesampainya di kosan, barang-barang Aldo sudah ada di luar semua. Mereka sangat terkejut. "Kok barang-barang gue di luar, bro?" ucap Aldo sambil memeriksa barang-barangnya. "Pak ..., Bapak kos. Bapaaaak?!" Aldo mencari-cari bapak kos karena hutang penjelasan. Namun tak didapati lelaki tua itu. Aldo beberapa kali menggedor pintu rumah pemilik kontrakan. Posisi pintu kosannya di kunci namun semua barang Aldo sudah ada di luar. Munculah seorang wanita membuka pintu. "Mba, mba anaknya bapak kos kan? Mau tanya, kenapa barang-barang saya dikeluarkan?" tanya Aldo cepat. Wanita itu memandang sekilas. "Kata Bapak, kamar sudah tidak disewakan lagi. Jadi silahkan cari tempat lain." Aldo benar-benar tidak puas dengan jawaba
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status