Semua Bab YOUTUBER DAN KONTRAKAN BERHANTU: Bab 31 - Bab 38
38 Bab
Aldo pindah
#KONTRAKAN_200_RIBU_31 Setelah diusir secara tidak langsung oleh Bapak kos, Aldo memutuskan untuk pulang ke apartemennya. Aldo memang mempunyai apartemen pemberian orang tuanya, namun ia kurang suka dengan keadaan apartemen yang serba besi dan kaca. Aldo lebih suka menginjakan kaki di tanah dengan semilir angin sejuk dari rimbunnya pepohonan. Bertemu orang-orang yang sangat sulit untuk bermasyarakat di lingkungan tempat tinggalnya kini Apartemen.  Selain kegersangan yang monoton, sebenarnya ada hal lain yang membuat Aldo kurang nyaman menempati apartemen miliknya itu. Ia sulit tidur jika berada di sana. Mungkin karena tempatnya cukup lama tak ditempati. Jadi aura rumahnya jadi sedikit menyeramkan. Tapi, mau gimana lagi? Aldo tak punya pilihan lain sebagai tempat tinggal. Maka ia akan berusaha menikmati tempat tinggal barunya itu. Doma dan Pelita membantu Aldo pindahan. Entah mengapa, Pelita
Baca selengkapnya
Pencarian Cita oleh Ustad
  Aldo menyeringai saat melihat dua temannya telah tak sadarkan diri di lantai kamar tamu. Segera ia mengunci pintunya agar Doma dan Pelita tak bisa pergi walaupun mereka sudah sadar. Sebenarnya saat Aldo menanyakan Bapak kos ke rumahnya, ia tak sengaja melihat Cita tengah duduk sambil murung. "Itu, Cita kenapa ada di sini?" tanya Aldo pada putri bapak kos. Lalu putri bapak kos menjawab namun suaranya berbeda dari sebelumnya. Seperti tengah kerasukan. "Dia sedang aku culik. Kalau kau ingin menyelamatkannya datang lagi besok tapi buat dua temanmu itu terkunci di kamar. Mereka akan membuat anak ini takut." Aldo yakin yang berbicara tadi bukan putri pemilik kosan, tapi jin, setan atau sejenisnya.. Ia merasa harus menyelamatkan Cita dari mahluk itu. Maka ide memberi obat tidur muncul agar Doma dan Pelita tidak tahu kemana ia pergi. Setelah mengunci
Baca selengkapnya
Jebakan
  Pelita dan Doma berusaha menggedor-gedor pintu. Namun pintu yang dikunci dari luar sangat sulit walau Doma berusa dobrak. Lewat jendela pun mana mungkin, apartemen Aldo ada di lantai atas lagi pula jendela pun ikut terkunci.  "Sebenarnya siapa yang mengurung kita di sini? Apa mungkin Aldo? Tapi untuk apa?" tanya Pelita pada Doma . "Entahlah, aku juga blank," jawab Doma. "Aku khawatir, dia dalam bahaya." Pelita berucap sambil memandang langit ibu kota dari balik jendela. "Pasti sedang ada hal besar. Makanya kita dikurung di sini." Doma dan Pelita berusaha memikirkan bagaimana cara mereka keluar dari kamar itu. Menelepon seseorang pun tak mungkin, pasti Apartemennya di kunci. Doma melihat Pelita tengah fokus  pada lubang kunci. Ya ternyata kuncinya menempel dan Pelita berusaha memutar kunci itu dengan kekuatan batinnya. Itu
Baca selengkapnya
Mayat yang di dalam koper
  Beberapa saat setelah meminum minuman yang diberikan Pak Rudi, Doma tergeletak. Pak Rudi bergegas membawa Doma yang tak sadarkan diri itu ke ruang bawah tanah. Susah payah ia menyeret tubuh tambun itu. Hingga akhirnya sampai juga di depan sebuah peti. Doma digeletakan begitu saja di pinggirnya.  "Aku akan menyembunyikanmu di sini, Nak. Kalian akan aman di sini," ucap Pak Rudi. Lalu ia keluar dari tempat itu dan menguncinya kembali. Ustad Junaidi yang terluka akibat gigitan Aldo di pundaknya mengobati luka itu di pondok pesantren. Sengaja ia tak pulang ke rumah, karena tak ingin membuat istrinya hawatir walau jarak rumah dan pondok hanya terhalang empang saja.  "Seperti gigitan hewan buas, Tad. Habis tarung di mana?" tanya dokter jaga pesantren yang juga teman karibnya--Ustad Habibi. "Yakin ... itu gigitan binatang?"tanya
Baca selengkapnya
Pengakuan Rudi dan Aldo
#Kontrakan_200_Ribu_35 "Kenapa kau mengawetkannya?" tanya Doma sambil meletakkan jenazah itu ke dalam peti. Pak Rudi tertunduk malu sekaligus sedih. "Begini ... sebenarnya ... Emhh ... aku takut mayatnya diautopsi polisi. Aku merasa bersalah sekaligus takut jika kematian Kalina menimbulkan masalah untukku nantinya.   Ini sebagai ungkapan terakhirku untuk melindunginya." Pak Rudi langsung menangis di samping peti. "Tapi arwahnya tak tenang jika tak dikebumikan. Untuk apa? Toh dia tak akan hidup lagi. Bantu aku menghancurkan kerajaan jin yang dibangun oleh suami Bu Lastri dan Bi Sumi. Maka, Kalina pun akan terbebas." Setelah mengatakan itu, arwah Kalina datang dan menatap Doma. Ia menangis bercucuran air mata dengan wajah yang datar.  Walau akhirnya Doma tak akan bisa melihat Kalina la
Baca selengkapnya
Pertarungan dimulai
  "Do. Jangan, Do. JANGAN!!" Aldo melemparkan tubuhnya dari ketinggian yang bisa meremukkan tubuhnya jika menyentuh tanah.  Refleks Pelita menjerit dan menutup mata. Secara tak sadar ia telah menggunakan kekuatannya untuk menahan gaya gravitasi sehingga tubuh Aldo tak serta merta mencium tanah. Perlahan Pelita membuka matanya. Sedikit demi sedikit. Ia takut saat matanya terbuka, sebuah pemandangan mengenaskan terpampang nyata di hadapannya. Tak ada pemandangan Aldo jatuh, yang ada ia malah menatap tajam pada Pelita seperti seekor harimau yang siap menerkam mangsanya. Aldo tiba-tiba melesat ke Arah Pelita dan berusaha mencakar dengan tangannya. Tapi tiba-tiba Doma hadir menghalau serangan itu hingga Aldo terpental. Karena merasa kalah, Aldo lalu berlari entah ke mana. "Thanks, ya." Pelita ucapkan pada
Baca selengkapnya
Penyelamatan
  Pertarungan makin sengit. Doma dihadang habis-habisan oleh mahluk berwujud wanita berambut panjang hingga menutupi sebagian wajahnya yang berjalan merangkak seperti laba-laba. Di lantai bawah Ustad Junaidi mendapat serangan berupa angin yang sangat kencang hingga hampir melemparkan tubuhnya.Angin yang membuat siapapun yang berada di pusarannya menjadi kesulitan bernapas.  Walau entah bertarung dengan siapa, seperti terlihat bertarung melawan angin padahal sesungguhnya penghuni kontrakan Kenanga tengah melakukan perlawanan dengan kekuatan tak kasat mata yang sangat dahsyat. Teman Ustad Junaidi yang lain berjumlah lima orang juga mengalami serangan yang sama. Mereka tetap bertahan melantunkan ayat suci Al-Qur'an untuk melawannya. Para santri pun diminta membacakan surah Yasin sekencang-kencangnya. Nahas beberapa orang santri seperti kehilangan pita suaranya. Bacaan-nya tak
Baca selengkapnya
Berakhir pahit untuk Aldo
  "Sebenarnya, kita mau kemana sih, Nek?" "Ke kontrakan Kenanga." Bu Lastri terkejut saat si Nenek memperlihatkan wajah aslinya yang rusak. "Astagfirullah haladzim" ucap Bu Lastri yang kemudian tak sadarkan diri.  Pertarungan antara Ustad Junaidi dan kawan-kawan beserta Doma masih berlangsung sengit. Para santri yang membantu membaca shalawat satu per satu berguguran.  Doma melihat Pak Rudi juga ada di pihak mereka yang ikut menyerang. Doma mengeluarkan kertas pengunci roh jahat lalu menempelkannya di dahi Pak Rudi. Ia lalu tergeletak lemah. Setidaknya, ia bisa mengamankan dulu Pak Rudi dari pertempuran ini.  Ustad Junaidi masih mendapat perlawanan dari Bi Sumi. Ustad mengalungkan tasbihnya pada leher Bi Sumi. "Aduh! Aduh, panass!" teriak Bi Sumi. Lehernya seperti terbakar dan kepulan asap
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status