All Chapters of LATIFAH: Derita Istri yang Terbuang: Chapter 31 - Chapter 40
40 Chapters
PART 31
 Keesokan hari, seperti janjinya semalam, Zoelva membawa Latifah dan rombongan kecilnya ke kawasan wisata Candi Borobudur. Menurut mereka, sekalipun mereka orang Jawa, Jawa Tengah bahkan, tetapi baru baru kali pertama mereka menyaksikan langsung kemegahan bangunan kuno yang merupakan salah satu keajaiban dunia itu. Mereka mengabadikan momen itu berswafoto bareng maupun sendiri-sendiri dengan kamera hapenya masing-masing.      Saat di stupa utama candi, Latifah bertanya ke Zoelva, “Akhi pernah dengan soal mitos yang berkenaan dengan merogoh patung Budha dalam stupa ini nggak?”      “Oh itu namanya Kunto Bimo,” jawab Zoelva. “Kunto Bimo itu sebutan untuk arca Budha dalam stupa di dalam ini. Menurut  sebuah mitos yang dipercaya masyarakat sekitar, bahwa siapa saja yang merogoh ke dalam sebuah stupa berongga  ini dan dapat menyentuh bagian te
Read more
PART 32
       “Insha Allah, Akhi, besok akan saya sampaikan. Besok kegiatan apa saja di Demak.”      “Oh, mungkin saya akan mampir untuk melihat persiapan pembukaan cabang utama,  setelah itu saya akan lanjut ke dua cabangnya di dua mall. Sorenya saya baru balik ke Jogja, esok hari ke Jakarta.”       “Lantas acara pembukaan cabangnya kapan, Akhi?”      “Rencananya ya seminggu lagi. Tapi kayaknya Akhi tak bisa hadir dalam cara itu karena saya harus berkeliling dulu ke cabang-cabang bengkel di Bandung dan Sukabumi. Kira-kira Mbak  Ifah bisa nggak membantu saya memesan makanan untuk kenduri sederhana? Dananya akan saya transfer beberapa hari lagi. Mbak  Ifah atur saja sama Mirdas dan Haikal. Sudah saya  bicarakan juga dengan mereka soal ini. Kalau bisa, libatkan juga A
Read more
PART 33
        Tentu Zoelva pun ikut merasa senang berada di desa kelahiran ayahnya itu. Karena di samping  bisa menikmati suasana alam pedesaan  Sumatra yang alami dan permai, aku juga bisa sempat mengenal keluarga besarku dari garis ayahku. Aku disambut dan diterima oleh keluarga besarku dengan baik dan ramah. Karena didasari oleh ikatan nasab, kami pun cepat akrab satu sama lain. Kebetulan juga ayahku merupakan salah satu tokoh dalam keluarga itu.       Sentuhan tangan keluarganya dan mungkin akibat pengaruh suasana yang demikian akrab yang mempengaruhi suasana kebatinannya, menjadi obat pemulih sendiri bagi ayahnya Zoelva. Tak sampai satu Minggu berada di desanya kondisi ayahnya berangsur-angsur pulih seperti sedia kala. Allah telah mengembalikan semua kenikmatan indrawi ayahnya yang sempat dicabutNya.        Pada malam keempat Zoelva berada di desa kelahiran ayahnya, saat ia, ayah, dan ibunya d
Read more
PART 34
    Namun demikian, Zoelva menyadari, bahwa Zaenab sekali-sekali suka mencuri pandang ke arahnya. Tetapi entah mengapa, pada pandangan pertama itu ia belum merasakan ketertarikan sedikit pun terhadap wanita itu. Justru yang muncul saat itu adalah wajah Latifah. Bahkan saat itu hatinya masih sempat bertanya-tanya, sedang apa Latifah saat ini? Karena selama ia berada di Sumatra, ia belum sekalipun menatap lagi wajah cantik dan lembutnya di layar hapenya. Ia hanya mengabarkan padanya saat aku akan ke Jambi karena ayahnya sakit, itu saja. Semoga Latifah memahami situasi dan kondisiku saat ini, pikirnya pula.        “Kapan Nak Zoel akan kembali ke Jawa?”tiba-tiba Paknga Rasyid bertanya dan agak mengagetkan Zoelva.       “Insha Allah dalam satu dua hari lagi, Paknga.”     “Kenapa cepat sekali pulangnya ke Jawa, Nak Zoe
Read more
PART 35
        Sepasang suami istri menyambut mereka. Kata Zaenab, mereka adalah Pangah Mat Yasid dan Bingah Hawsah. Mereka duduk berbincang-bincang di luar bangunan sejenis gazebo yang khusus untuk menerima tamu.        Mungkin memang sudah direncanakan sebelumnya, tak lama mereka sampai, suami istri itu menjamu mereka makan dengan berbagai lauk pauk dari bahan daging yang olah secara istimewa. Ada yang dipanggang dan ada yang dimasak kuah.        “Bang Zoel makan kambingkah?” tanya Zaenab.        “Nggak, Dik Zaenab, kalau dagingnya makan?”         Jawaban Zoelva itu tak urung membuat sang dokter muda itu langsung menutup mulutnya dengan tisu.         “Saya itu jenis omnivora kok, Dik. Asal halal saja,”
Read more
PART 36
        “Oh, gara-gara itu masalahnya?” balas Zoelva. Dia cemburu rupanya? Zoelva jadi tertawa dalam hati oleh sikap sang bidadari. Tertawa dan mungkin sedikit bangga dan tersanjung karena dicemburui oleh wanita secantik itu.       Tapi kemudian dia lanjut menulis, "Lantas masalahnya apa, Mbak? Kenapa Mbak Ifah mesti cemburu? Bukankah hubungan antara kita hanya sebatas sahabat?"       "Saya bukan cemburu, hanya kesal saja karena Akhi membohongi saya. Katanya Akhi nggak punya WIL di dunia maya. Nyatanya…?"       "Bukan cemburu?" kejar Zoelva, "Kalau bukan cemburu lantas artinya apa?"       "Saya marah saja. Karena Akhi ternyata berbohong pada saya," tulisnya.       &
Read more
PART 37
 Zoelva pun membalas pertanyaan Latifah dengan argumen yang masuk akal, "Mbak, ada berbagai cara yang bisa ditempuh oleh seorang laki-laki untuk mendapatkan cintanya seorang wanita pujaan hatinya, termasuk bila perlu adalah dengan cara membohonginya secara halus, mungkin. Tetapi kami menggunakan jurus berbohong hanya agar kalian mau menerima cinta kami, dan itu pun sebagai jalan terakhir. Tapi itu sama sekali bukan ingin berniat jahat. Justru demi cinta!”        Tak ada tanggapan dari sang bidadari di seberang.        Zoelva pun melanjutkan: “Mbak Ifah kan masih ingat dengan kisah legenda Jaka Tarub yang pernah kita bahas di awal-awal kita ber-video call ? Tentu Mbak Ifah pun sudah akrab dengan legenda masyhur dari Tanah Jawa itu. Jaka Tarub adalah seorang pemuda yang sangat baik dan memiliki cinta yang sejati. Namun
Read more
PART 38
        Dua hari kemudian mereka pulang ke Jambi. Ia disambut oleh keluarga besarnya seperti orang yang baru turun haji di zaman dulu. Sentuhan tangan mereka menjadi obat pemulih sendiri baginya. Zaenab juga datang dari Seulak, dan menginap di rumah orang tuanya Zoelva. Ia ikut merawatnya menurut pengetahuannya. Karena ia bukan dokter umum, melainkan dokter gigi.       Dan alhamdulillah, berkat sentuhan semuanya, dalam waktu beberapa minggu saja kondisi Zoelva sudah berangsur-angsur pulih. Allah telah mengembalikan semua kenikmatan indrawinya yang sempat dicabutNya. Terimakasih ya Rabb, ya Allah. Bahkan ia sudah mulai kuat untuk menyalurkan hobi lamanya, yaitu memancing. Sungai-sungai yang ketika ia masih SMP dan SMA dulu, ia jajaki kembali.      Dan...ohya, kerinduan Zoelva kepada Latifah pun bisa terobati. Saat ia kembali on-line atau mem-vidcall
Read more
PART 39
       Hingga sampai pada suatu hari--seminggu setelah kami vidcall terakhir--, saat ia menengok kembali linimasa akun Facebook-nya Sang Bidadari, di situ terpampang sederetan ucapan dari teman-teman Facebook-nya. Ucapan yang tak mungkin  ia bisa mempercayainya. Sampai-sampai ia mengira, bahwa ia sedang mengalami sebuah mimpi yang paling buruk. Namun, ketika ia menggigit bibirnya kuat-kuat, ia merasakan sakitnya yang sangat.       Oh, saya tidak sedang bermimpi, jerit Zoelva dalam hati. Deretan ucapan belasungkawa di linimasa itu benar nyata adanya. Itu tak mungkin mereka sedang bercanda. Yeah, Latifah, sudah tiada! Sang bidadari itu telah kembali ke ‘khayangan’. Ia telah melupakan segala dukanya.       Tak terasa air mata Zoelva mengalir keluar, tanpa mampu ia tahan. Ada hunjaman kep
Read more
PART 40
     Lama Zoelva duduk merenung sembari menutup kedua matanya dengan kedua tangannya, sebelum mengucapkan lagi selamat tinggal kepada Latifah dengan menjamah kayu nisannya.      Saat keluar dari komplek makam, dan hendak menuju kendaraannya, Zoelva sempat melihat sosok seorang wanita yang berpakaian baju muslimah berwana hitam hingga ke hijabnya. Jaraknya sekitar dua puluhan meter.       Firasat Zoelva mengatakan, bahwa wanita itu memperhatikannya sejak tadi. Saat ia menoleh ke arahnya, dengan cepat wanita itu memalingkan wajah ke arah lain.      Mungkin hanya peziarah juga, pikir Zoelva pula, kemudian melanjutkan langkah ke kendaraannya.     Tujuan Zoelva selanjutnya adalah menuju Pantai Morosari Sayung. Ia ingin bernostalgia di tempat itu. Di pantai berhutan mangrove yang dulu pernah ia kunjungi bersama
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status