Semua Bab Manusia Penakluk Dunia: Bab 101 - Bab 110
139 Bab
99. Evgenia Bortich
Anatasia tiba dengan mobilnya di depan Gedung Biro Hunter Federasi Rusia. Bangunan itu serba putih mirip dengan Gedung Pemerintahan Federasi Rusia, tapi yang sedikit berbeda adalah bangunan itu lebih kecil dan tingkat lantai yang lebih sedikit. Ia sengaja memarkirkan mobilnya di halaman luas depan gedung tersebut. Meski area parkir terlarang, ia tak peduli karena perasaannya sedang muak saat ini.Meski ini bukan pertama kalinya Anatasia bertemu Evgenia Bortich, kesan dari masa lalunya membuat ia membenci wanita itu. Murka ayahnya selalu menyebut nama wanita itu dan menghubungkan kelahiran Anatasia yang menewaskan ibunya.Murka Ayah Anatasia yang telah meninggal terbayang dalam benaknya yang sedang berjalan di halaman gedung. Ia mengingat amarah ayahnya yang berkata, “Seharusnya Nona Evgenia Bortich memilih ibumu dari pada kamu. Ia salah karena memilih gadis pembangkang sepertimu.”Dan bayangan kakaknya yang menyebalkan pun juga terngiang di kepalanya
Baca selengkapnya
100. Ramalan Ke-3
“Monster itu datang dari tanah kematian, ia membawa naga dan pasukan mayat hidup. Saat itu aku melihatmu memimpin di baris terdepan bersama para hunter. Tapi wajahmu tak menunjukkan tekad perjuangan, kesedihan ada dalam dirimu, Ana.”“Percayalah, kematian Alyesye tak akan membuatku sedih,” ucap Anatasia sambil menahan tawanya.“Bagaimana dengan hunter bertato itu?” sindir Evgenia Bortich.Spontan Antasia marah dan langsung menarik bordiran baju di sekitar leher wanita tua itu. Tubuh wanita tua itu terangkat dengan mudah, kini Anatasia menatap dengan sangat tajam ke arah wanita tua itu. Entah itu hanya perkataan, sindirian, atau ramalan, Anatasia sungguh tak terima jika pacarnya disebut-sebut akan mati.“Hanya satu orang yang bisa melukai Issac, tapi sekarang Issac-lah yang terkuat di dunia. Tak ada yang mampu membunuhnya bahkan perkataan dan ramalanmu,” ancam Anatasia.“Jika dia selalu bersamamu
Baca selengkapnya
101. Lord of Death
Di sore hari, Shido Katsuko terpaksa kembali ke kantornya. Di meja kerjanya menyala sebuah layar laptop yang melakukan panggilan video dengan Mitshuhiro.[“Yang aku tahu, ini tak pernah terjadi. Gate sebesar tinggkat S yang tiba-tiba muncul dan menghilang, jika itu monster pembuka gerbang pastinya monster yang sangat mengerikan.”]“Ada lagi?” tanya Shido Katsuko.[“Aku hanya mendengar desas-desus para hunter di Rusia sedang bersiap, bahkan semua hunter dan aset negara mereka. Entah mengapa Ketua WH Organization yang baru langsung mengabarkan info ini ke dewan-dewan organisasi. Anak buah kita akan segera melaporkan jika ada temuan yang mencurigakan.”]Panggilan video mati.Shido Katsuko menghela nafasnya dengan berat, rasanya ia tak ingin meremehkan kejadian tersebut, tapi ia juga tak tahu harus bersiap seperti apa. Australia memang jauh dari Jepang, tapi mengingat bahwa gate yang bisa menghubungkan jarak sangat j
Baca selengkapnya
102. Ramalan Alyesye Prikodov
Naga yang paling besar melangkah ke depan Lord of Death, ia menjulurkan lehernya hingga moncongnya tepat di hadapan Lord of Death. Kemudian ia menjulurkan telapak tangannya untuk digoreskan pada taring naga itu. Darah hitamnya mengucur tidak terlalu deras, ia menggenggam tangannya, dan kemudian ia menyentakkan tangannya secara vertikal ke tanah.“Bangkir!!!”Lingkaran sihir bercahaya mulai muncul dan menjalar dengan sangat cepat tapi tetap mempertahankan bentuk bulatnya. Semua tempat yang dilalui oleh garis lingkaran itu membangkitkan semua makhluk yang telah mati. Baik manusia atau monster-monster bangkit dari dalam tanah. Mereka menjadi mayat hidup dan langsung bergerak menuju Lord of Death.***Tiba-tiba suara alarm berbunyi di ruangan yang William datangi itu, layar besar di ruangan mulai berkedip dan menyala berwarna merah, dan sorotan layar tiba-tiba berubah ke benua Australia— tepat di titik kemunculan gate tadi. Titik merah itu s
Baca selengkapnya
103. Satu Per Satu Tumbang
Baru saja terdengar suara gemuruh di arah yang dituju Anatasia. Mobilnya kini terjebak oleh keramaian dan kepanikan orang-orang di sana. Debu terlihat seperti kabut yang berhembus maju.‘Apa yang terjadi?’ pikirnya.Ia kemudian turun di pinggir jalan dan masih sedikit jauh dari Gedung Biro Hunter Federasi Rusia.“Siapa itu?” seorang tiba-tiba menyahut.“Monster!” teriak yang lain.Kepanikan mulai semakin menjadi-jadi, tapi beberapa orang ada yang bersikap tenang seperti Anatasia, sebagian dari mereka merekam kejadian itu dengan ponselnya. Ketenangan Anatasia tiba-tiba berubah, ia mengenal salah satu sosok dari dua yang melayang di udara.“Issac!” teriak Anatasia sambil berlari ke arah itu.Sosok yang lain menarik pedangnya dari tubuh Issac Hamis. Tubuh besar Issac pun segera jatuh ke bawah. Anatasia terus berlari tak peduli seberapa banyak orang yang bertabrakan dengan dirinya, tak pedul
Baca selengkapnya
104. Lari Arina!
Spontan Shido Katsuko berlari ke arah putri dan cucunya itu, Arina tampak bengong, dan Mula masih tersenyum mengemaskan. Tapi saat itu juga, jendela di hadapan Shido Katsuko tiba-tiba hancur tertubruk sesuatu yang tidak ia mengerti.Prang, suara hancurnya kaca dan jendela kini jelas terdengar. Sesosok kesatria muncul di hadapan Shido Katsuko, ia mengenakan helm kesatria yang mengkilap, dan di punggung kesatria itu ada sebuah pedang panjang.Shido Katsuko diam beberapa saat, ia sengaja tak ingin memancing pergerakan kesatria itu. Ia melihat Arina tengah mendekap bayinya, putrinya itu terlihat sangat terkejut tapi tahu bahwa tak boleh panik.“Siapa kau?” ucap Shido Katsuko sambil mengisyaratkan ekspresi mukanya agar Arina pergi. Jemari Arina mulai menutup mulut Mulan, agar suara bayi itu tak memancing suatu hal yang buruk.Kesatria itu meraih pedang di punggungnya, dia langsung mengacungkan pedang itu di hadapan Shido Katsuko. Yang ia rasakan ba
Baca selengkapnya
105. Panggilan Mendadak
“Aku tidak tahu, ada orang yang menerobos masuk rumah,” ucap Arina panik di telepon.Beberapa menit yang lalu dia dan ayahnya masih menikmati makan malam yang menyenangkan, tapi semua berubah ketika ayahnya mendapatkan panggilan telepon. Tiba-tiba sesosok makhluk yang menyerupai manusia menerobos masuk rumah. Bahkan seorang pengawal yang mengantarnya pergi juga tewas tertebas suatu serangan.Di tengah rasa ketakutan dan kekhawatirannya, Arina merasa sebuah keberuntungan menghampirinya tadi. Andai puppet di tangan Mulan tidak terjatuh dan Arina tidak berjongkok untuk mengambilnya, mungkin hal buruk dan kematian telah menghampirinya.“Arina, tenang! Aku sedang memanggil polisi dan anak buah Paman lainnya. Apa kamu melihat siapa yang menyerang Paman?” ucap Mitshuhiro di panggilan telepon.“Aku tidak tahu, aku hanya melihat orang itu sedikit tinggi, memakai helm, dan membawa pedang panjang,” ucap Arina dengan jantung yang b
Baca selengkapnya
106. Curhatan Kanta
Di Zalen, empat hari yang lalu....Jillian baru saja tiba di sana dan langsung di sambut ‘hangat’ oleh Kepala Suku Agung Soar. Ia akui, The Horn legenda itu pasti terpancing pada kemunculan Eryn. Sedangkan naga itu sungguh menyesatkan, andai tak ada Kanta pastinya kesalahpahaman itu akan sulit diselesaikan.“Baiklah, aku senang bisa menerima tawaran itu. Aku mohon bantuanmu untuk pulang ke Manaearth,” ucap Jillian karena tak ingin Eryn menyesatkannya lagi.“Tentu, Tuan Jillian,” jawab Kanta dengan senyum ramahnya.Kanta mulai meminta sebuah rusa untuk ditunggangi oleh Jillian, mereka menyebutnya ‘eura’ yaitu rusa nan indah yang berperan seperti kuda. Eura memiliki sebuah tanduk yang tumbuh di kepalanya dan menjalar seperti akar serabut tapi kuat. Beberapa bentuk tanduknya bahkan mirip dengan batang pohon bonsai.Eura memiliki postur tubuh yang sangat mirip dengan kuda-kuda Anora. Mereka tegap dan lebi
Baca selengkapnya
107. Nama Baru
Pemandangan di Zalen sungguh indah, meski Lohika dan Zalen sama-sama memiliki langit yang indah dan belantara hutan yang luas.Zalen memiliki hutan yang memancarkan kehidupan, beragam tanaman tubuh subur di sana, berbagai hewan sesekali terlihat berlarian, atau terlihat pula burung-burung yang beterbangan. Sedangkan Lohika, keindahan mereka berasal dari hutan homogen yang tak terjamah.Kala itu matahari di langit mulai turun dalam peredarannya. Lohika, Zalen, dan Manaearth memilik warna matahari yang sama. Langit mereka tampah menjadi oren keemasan, sama dengan pemandangan sore hari di bumi. Saat itu pula Ervy mulai terbang rendah untuk mencari tempat beristirahat.Sesuai saran Kanta, bukan karena bahaya malam yang mengincar mereka, tapi Kanta tak bisa menunjukkan jalan di malam hari.Ketika hari telah gelap dan api unggun telah siap, Kanta mengeluarkan sekantong biji-bijian dari kantong besarnya, dan ia mengulurkan itu ke Jillian.“Terima ka
Baca selengkapnya
108. Suku Viljely
Kanta mengatakan lebih dari separuh perjalanan mereka telah di tempuh. Segera mereka akan sampai sebelum sore hari. Jillian sungguh bersyukur tak ada masalah yang menghalanginya kini.Ia mulai melihat gunung besar sebagai tempat tinggal Suku Viljely dan para perapal mantra. Menurut Kanta suku ikut tinggal di kaki gunung, mereka memiliki perkebunan yang subur dan mereka akan menyambut dengan ramah. Suju Viljely  bisa dibilang taat dengan dogma yang menyangkut Kepala Suku Agung Soar.Eryn mulai melakukan manuver terbangnya untuk mendarat. Dari langit, Jillian melihat para The Horn sedang beraktivitas di kebun mereka. Segera pun terjadi sedikit kepanikan ketika para The Horn melihat kedatangan Eryn.Jillian jadi sedikit terbesit, “Mungkinkah Eryn juga akan membawa kepanikan di bumi? Mungkin.”Ketika Eryn mendarat Kanta-lah yang pertama melompat turun. Jillian yang melihat para balkanji itu mencoba turun, segera ia mencegahnya, “Kalian
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status