Lahat ng Kabanata ng Militer Mengangkat Surgaku: Kabanata 31 - Kabanata 40
50 Kabanata
31.menaikkan derajat orang tua
Albi mendapatkan waktu ijin bersiar dan ia manfaatkan untuk menemui Ningsih dan Wawan sebagai orang tua kandungnya.   Albi berkunjung untuk yang pertama kalinya dengan seragam loreng melekat di tubuhnya membuat para tetangga berbisik - bisik dan bertanya - tanya " kenapa akhir-akhir ini banyak tentara yang menjaga rumah Ningsih dan Wawan "    Albi tidak menghiraukan suara nyaring para tetangga yang heboh saling berbisik dari telinga satu ke telinga lainnya    Ia terus melangkah menyusuri gang tempat kediaman kedua orang tuanya. Albi merasakan samping kiri dan kanan saat melangkahkan kaki mata para orangtua terus saja memperhatikan dirinya hingga jelas terdengar di telinga Albi " nanti anakku harus dapat suami tentara " celoteh salah satu tetangga dan Albi hanya memberikan senyuman manisnya.   Albi kini sudah sampai di jejeran kontrakan kedua orang tuanya.   Albi melihat
Magbasa pa
32.temu kangen
Albi menghubungi Zahra setelah di rasa cukup membantu ibunya namun yang di hubungi sepertinya sedang bermalas-malasan di atas kasurnya yang empuk.   " Bi...Alhamdulillah ini hasilnya " ibu menyodorkan uang pada Albi.   " Simpan saja Bu , kan besok Harus berbelanja lagi !" Albi menyodorkan kembali uang tersebut. " Biar saya tenang  saat di asrama nanti karena kininsudah ada usaha warung !" Albi tidak ingin kepikiran orang tuanya yang sering kekurangan.   " Nanti bulan depan , kita beli tabung gas elpiji untuk di jual lagi !" Tapi gak banyak dulu ya Bu " Albi ingin membuat komplit warung usaha orang tuanya.   " Kamu , memang gak pergi tengokin Hari dan Tia Bi..?" Tanya Wawan sang ayah.   " Belum...nanti sajalah ! Belum pengen kesana juga !" Jawab Albi.   " Gak baik musuhin mereka ! Mereka juga punya jasa buat kamu ! Jangan menyimpan dendam !" Sang
Magbasa pa
33. Zahra ngambek.
" Alhamdulillah " Ridwan bersendawa sambil mengucap syukur.   " Kenyang...kamu !" Tanya Albi.   " Kok,kamu sekarang tambah coklat Bi... !" Ridwan melihat kulit Albi.   " Namanya juga orang lapangan !" Jawab Albi.   " Pria berkulit coklat dan gosong karena matahari itu namanya keren !" Albi bangga dengan kulitnya yang sudah berubah.   " Benar juga ya ! Itu namanya pria pekerja keras " Jawab Ridwan membenarkan omongan Albi.   " Bi...kamu gak ajak Sari ?" Tanya Ridwan.   " Iya,ya ! Saya gak kepikiran sampai sana ! " Albi melupakan orang yang berjasa pada dirinya.   "Yang ini mah beneran lupa !"Albi menepuk jidatnya sendiri.   " Ya,gampanglah nanti kalau ada libur lagi sekalian aku kenalin juga !" Albi berbicara seolah tidak ada beban.   Namun,hal tersebut di artikan lain oleh Zah
Magbasa pa
34. Napak Tilas
" ibu sama bapak mau ketemu mereka ! Boleh Bi..?" Ningsih bertanya terlebih dulu.   " Iya,kita kesana sama-sama saja !" Albi mengajak serta semuanya.   " Kirain yang namanya Sari single ! Kamu ini ada - ada aja !" Apa yang ada di pikiran Ridwan berbeda dengan kenyataannya.   " Ya,sudah sebentar aku ke kasir dulu  !" Albi melangkahkan kakinya untuk segeramembayat nota tagihannya.   " "Ayo,sekarang saja ! Pakai angkot saja ya ! Saya kangen naik angkot " Albi merindukan masa masa itu.   Albi pun menyetop sebuah angkot yang melintasi daerah kostannya dulu .   Hingga ia menyuruh sang sopir untuk menghentikan lajunya karena Albi sudah sampai pada tempat yang di tujunya .   " Di gang ini Bi...!" Tanya Wawan.   " Iya,ayo turun !"    Mereka pun turun dan mulai menyusuri jalanan di dalam gang hing
Magbasa pa
35.karir
Zahra di sibukkan dengan kegiatan kampusnya dan sedikit perlahan mulai melupakan sosok Albi di hidupnya.   Ridwan kini mulai dekat dengan Azizah dan mereka sepakat membangun bisnis bersama dengan membuat usaha warung cemilan buat anak - anak muda dengan menu kekinian.   Keduanya saling mengisi satu sama lain dan saling bertukar ide dalam membuat menu yang baru.   Terkadang Zahra juga mampir di tempat warung milik Azizah dan Ridwan .   Ridwan mulai membangun bisnisnya dengan menggunakan uang hasil jerih payahnya selama menjadi kuli bangunan.   Ridwan membangunnya sendiri dengan teras rumah Azizah di jadikan tempat usahanya  yang baru .   Ridwan memanfaatkan kecanggihan teknologi dengan mengikuti jejak Zahra yang selalu memposting media sosial.   Beruntung Azizah memiliki motor sehingga jika ada pesanan yang minta di antarkan langsung
Magbasa pa
36.seperlunya saja
Saat Zahra hendak akan menjawab dan membalikkan badan ternyata Albi sudah pergi kembali ke tempatnya.   " Jangan...!" Zahra berbicara tetapi yang di ajak bicara sudah pergi.   Di dalam pos Albi mendengar teman-temanya sedang membicarakan gadis yang mereka taksir dan ia hanya tersenyum saja tidak mau memperdulikannya .   Albi lebih fokus dengan perapian karena ia sedang membuat ubi bakar. Zahra hanya melihat Albi dari balik jendela yang ada di kamar.   " Gimana ! Lihat yang bening ya !" Tanya Anita.   " Bening apaan ! Di sini kita cuman beberapa bulan ! Jadi anggap aja di sini itu kaya liburan " Zahra memang sedang ingin fokus dengan KKN nya.   " Kirain ...."    Kemudian Zahra pun menyetel alunan musik di ponselnya sambil melahap  jatah makanAlbi.   Zahra menjadi gadis incaran para prajurit yang sedan
Magbasa pa
37.rasa yang sama
Jam jam tiga sore Albi terbangun dari tidurnya.di rasa sudah cukup mengistirahatkan matanya tiba-tiba Albu mencium bau masakan yang khas yang ia rindukan dulu.   " Wangi yang sama " gumamn Albi sambil mengucek -ngucek matanya .   Zahra yang sudah di ajari Ridwan dulu kini begitu pandai mengolah setiap rempah yang di masaknya.   Albi bangkit dari kasurnya dan ia bergegas mencari aroma yang selama ini membuatnya rindu.   Di lihatnya Zahra sedang asyik bercengkrama dengan Rendra dan Janu .tersirat dalam hatinya rasa cemburu tak kala melihat pandangan Rendra yang  melirik Zahra.   Zahra sebenarnya menyadari kedatangan Albi tapi ia lebih memilih untuk meneruskan obrolannya dengan Rendra dan Janu.   " Wangi..." Albi datang tepat di hadapan Zahra dan Rendra.   " Baru bangun Bi..." Sapa Janu nada -basi.   " Hmm...iya " j
Magbasa pa
38.kehidupan mereka yang telah menyakiti
Hari mengalami masalah di tempat kerjanya karena Tia isterinya yang serakah dalam persoalan keuangan.   Nafsu dan serakah mata membutakan Tia untuk menguasai ambisinya yang ingin terlihat seperti kaum sosialita hingga Hari pun di keluarkan oleh perusahaan tempatnya bekerja.   Tia tidak pernah merasa puas dengan apa yang telah di dapatnya kini.   Andi pun di jadikan sasaran untuk memenuhi semua keinginannya.   Dalam segi tatanan bicara dan bahasa memang Tia memiliki sikap yang santun ketimbang Ningsih yang berbicara dengan hati yang jika marah maka ia akan mengeluarkan kemarahannya dan jika ia senang maka ia pun tidak menyembunyikannya.   Semua keluarga lebih memilih Tia dan memberikan cuma-cuma yang Tia inginkan dan Ningsih jelas tidak pernah sepeser pun ia bisa menikmati hasil jerih payahnya dalam membuat adik - adiknya sukses.   Rika kini menjadi penganggur
Magbasa pa
39.mencari tahu
Albi segera berjalan menaiki anak tangga menuju lantai dua dan segera membuka lemarinya.   Sesaat ia melihat pakaian yang ingin sekali ia kenakan saat menikah kelak dengan Zahra namun sayang itu semua tidak akan pernah terwujud.   " Bagaimana mungkin aku bisa menikahi wanita lain sementara kamu hadir di saat aku berada di titik terendah dan kamu yang mengajarkanku untuk bangkit dan berdiri di kaki sendiri " Albi berucap sambil memandangi pakaian tersebut.   Albi segera mengganti seragam dinas ya dengan sebuah kaos berwarna biru navy di tambah dengan celana pendek selutut.   Setelah mengganti pakaiannya Albi pun segera bergegas menuruni kembali anak tangga dan mulai mengerjakan membongkar motor Edo.   " Wah ini ada yang harus di ganti ! Paling di rawat inap dulu lah di sini !"Albi berbicara dan memperlihatkan caranya membongkar motor.   " Belajar dari mana Bi.
Magbasa pa
40.Ambil cuti
Albi menyadari penuh kalau Zahra mengacuhkannya lagi tapi kali ini hati Albi sudah kuat untuk tidak melepaskan Zahra sejengkal pun karena Albi mengetahui status Zahra yang masih sendiri dan belum menikah sampai sekarang  ini.   Albi mengajukan cuti untuk kembali ke pulau Jawa dengan alasan ingin melihat kedua orangtuanya di sana dan kali ini ada maksud tersembunyi dengan masa cuti yang Albi ajukan yaitu untuk mendapatkan Zahra kembali.   Edo mengetahui hal ini namun ia masih tetap memposisikan layaknya seorang pria dewasa yang ingin mengejar cintanya.   Albi hanya bisamengulum senyum saat bertemu dengan Edo yang baru saja memparkirkan motornya .   Edo paham jika Albi meminta cuti tapi sebagai lelaki yang sekaligus paman Zahra ia hanya bisa memantau saja .   _-_-_- Albi terlebih dahulu pulang ke rumah orang tuanya di sebuah komplek yang ia belikan khusus untuk kedua o
Magbasa pa
PREV
12345
DMCA.com Protection Status