All Chapters of Militer Mengangkat Surgaku: Chapter 21 - Chapter 30
50 Chapters
21.Pembentukan panitia
Hari Edo kembali ke kesatuannya untuk melaksanakan tugasnya memimpin rapat pembentukan Panitia peserta anggota TNI yang baru.   Edo memimpin rapat dengan menunjuk orang-orang yang di anggap berkompeten dalam melaksanakan tugas.   Para panitia pun menyetujui hasil rapat kali ini dan menanda tangani berkas yang ada tanda sanggup menjalankan tugas.   " Ingat dokumen administrasi semuanya harus lengkap !" Edo kembali mengingatkan para panitia yang telah di bentuknya.   " Dan jika nanti sudah banyak yang mendaftar ! Seleksi semuanya dan loloskan mereka yang benar-benar memenuhi kriteria.   Waktu menunjukkan sudah masuk waktu Dzuhur dan Edo pun membubarkan rapatnya.   _-_-_-   Rama di sibukkan dengan kegiatan tambahan barunya yakni mencari orang yang terbiasa dengan membangun rumah dari nol hingga ia akhirnya bertemu dengan Pak Rudi salah satu
Read more
22.latihan lagi
Hari Minggu pun tiba dengan latihan bertemakan " berenang "   Ridwan sedari shubuh sudah menyiapkan menu masakan simple untuk di bawa bekal nanti.   Sementara Albi lebih sibuk berlatih dengan menggunakan burble buatannya sendiri.   Dari hari ke hari lengan Albi menjadi terlihat lebih berotot.   Terkadang jika sedang di berlatih di taman.Alvi lebih memilih pull up bergelantungan di pohon.   Badan Albi kini menjadi lebih tegap berbeda saat pertama kali ia bertemu dengan Zahra di mana kulitnya yang masih terlihat bersih bahkan tidak ada warna coklat yang terbakar matahari.   " Bi...kamu yang bawa ya !" Ridwan menyodorkan tas yang berisi makanan untuk santap siang mereka di sana.   " Hmmm..." Jawab Albi ringan.   Zahra sudah datang terdengar dari suara deru motornya.   " Simpan motormu di sini saja !"
Read more
23.Ayo daftar
Edo sang paman melihat Zahra dari seberang jalan saat Zahra,Ridwan dan Albi keluar dari area kolam renang.   Tampak jelas dari raut wajah sang paman yang merasa tidak senang ketika Zahra berjalan di apit oleh dua lelaki.   Edo hanya berdiam diri saja melihat Zahra dan kedua teman pria nya sedang menaiki angkutan umum.   Edo mengikuti mereka bertiga tanpa sepengetahuan Zahra.   Saat Zahra bersama kedua temannya sudah sampai di depan kostan sang paman masih dengan posisi mengintai memantau Zahra.   Di lihatnya Zahra sangat akrab dengan kedua teman laki-lakinya kemudian Zahra pun pamit undur diri pada Albi dan Ridwan dan langsung menyalakan mesin motornya berlalu meninggalkan mereka .   Edo masih dengan setia membuntuti Zahra dari belakang dan setelah setengah jalan menuju rumah barulah sang paman membunyikan suara klakson motornya.   Zahra
Read more
24.untuk ibu
Usai latihan bersama Zahra,Albi merebahkan tubuhnya di atas tanah.   " Cape...." Albi berkata sambil menatap langit sore.   " Ini...minumlah " Zahra menyodorkan botol air minum.   " Terima kasih " jawab Albi tulus.   Albi bangkit sejenak dari rasa nyamannya menggeletakan diri di atas tanah kemudian ia meneguk air minum yang di berikan Zahra.   Dahaganya seketika hilang tapi dahaga akan kerinduan dengan sosok keluarga kandungnya tidak bisaiabendung lagi.   Banyak pertimbangan jika Albi harus menemuinya sekarang mengingat kondisi nenek,paman,bibi juga Hari dan Tia yang merupakan keluarga dekat sang ibu bisa saja mengusiknya menjadi lebih dari ini.   Hari,Ningsih,Supri,Andi,Rika dan Tuti merupakan saudara kandung ibuku ! Mereka terlahir dari rahim yang sama tetapi saat di lahirkan kedunia tentu saja karakter mereka berbeda.  
Read more
25.ketahuan
Tiga hari lagi daftar ulang para peserta calon anggota Bintara akan di buka dan Albi pun bersiap-siap mengumpulkan berkas yang akan di bawanya nanti.   Albi masih di sibukkan dengan kegiatannya menjadi kuli bangunan.   Hari ini tidak seperti biasanya Pak Rudi mengumpulkan semua pegawainya termasuk Ridwan dan Albi.   " Ridwan dan Albi kalian pindah ke tempat yang baru" Pak Rudi memberi perintah.   Tak ada bantahan baik dari Albi ataupun Ridwan keduanya hanya bisa manut jika masih menginginkan pundi-pundi rupiah masukke kantong mereka.   Rumah yang akan di bangun kali ini milik Edo yang tak lain paman dari Zahra.   Saat jam istirahat berlangsung Edo meninjau langsung lokasi yang akan di jadikanya hunian dan beberapa petak kontrakan.   Edo melihat jelas sosok Albi dan Ridwan yang tempo hari ia lihat bersama dengan Zahra.  
Read more
26. Start
Satu hari sebelum keberangkatannya Albi memangkas rambutnya menjadi model rambut khas TNI.   Usai mencukur rambutnya Albi bergegas kembali ke tempat kostannya dan mulai menyiapkan keperluan yang akan di bawanya.   Ini adalah hari di mana Albi akan menyerahkan berkas regristasi ulang.   Zahra dan Ridwan menepati janjinya untuk mengantarkan Albi menuju gerbang kesatriaan.   Sebelum Albi masuk ke gerbang militer ia menyempatkan diri untuk melihat kedua orang yang telah mendukungnya selama ini.   Albi melihat Zahra yang memberikan kehidupan baru untuk dirinya dan kini mata Albi melihat Ridwan sosok yang akan di rindukannya kelak saling beradu mulut terlebih lagi Ridwan sudah mengajari tehnik berenang di air yang selama ini belum ia dapatkan.ternyata alam yang mengajarkan Ridwan.   Seragam hitam putih yang melekat di tubuhnya kini hasil tangan Zahra yang menyetrik
Read more
27.test
Para peserta bersiap berdiri di pinggir kolam renang termasuk Albi.   " Untung dulu latihan dulu sama Ridwan " batin Albi bermonolog.   " Kekuatan nafas dan waktu sangat di butuhkan ! Bisa ... Bisa... Bisa ..!Albi menyemangati dirinya sendiri.   Kini giliran Albi di panggil . Panitia tidak memanggil Albi dengan nama melainkan dengan nomor peserta.   Albi bersiap melakukan renang dan para instruktur terkejut melihat Albi bisa melakukannya dengan baik.   Senyum bahagia terpancar jelas dari wajah Edo sebagai tim penilai.   Albi merasa senang mendapatkan tepukan yang meriah dari para peserta dan para instruktur di lapangan.   " Terimakasih tuhan dan juga kedua temanku " Albi mengucap syukur sesaat setelah mengalahkan ke lima rekannya yang lain dan mendapatkan nilai yang memuaskan karena kecepatan waktu yang di peroleh nya.  
Read more
28. Lari
Albi kini sudah bersiap dengan test lari yang di haruskan bagi setiap peserta calon anggota TNI yang baru.   Ia memilih berada di pinggir lapangan terlebih dahulu untuk melenturkan otot-ototnya supaya tidak merasakan kram saat melaksanakan test nya .   Mata Albi sibuk melihat seputaran lapangan.banyak peserta yang hadir di sana .   Terlihat dari banyak peserta yang kumpul ada yang sudah terbiasa dengan test tersebut dan ada juga seperti tidak biasa melakukan nya.   Jika berlatih sungguh-sungguh maka kesempurnaan hasilpasti akan di dapat.   Albi menjadi teringat dengan Zahra mentor dadakan yang sedikit usil mengerjai dirinya dengan tali rapia di sekujur tubuhnya,helm sepedah di jadikan helm perang dan alat penggorengan di jadikan senjata.   Terdengar lucu bila mengingat kembali masa latihan bersama Zahra belum lagi Zahra mengikuti yang Ridwan lakukan dimana Al
Read more
29.deg-degan
Satu persatu para petugas memeriksa para orang tua dan mencatatkan nama dari Mading - masing peserta.   Tia dan Hari langsung di izinkan masuk  karena mereka bisa memperlihatkan surat undangan resmi.   Kini tiba giliran Ningsih dan Wawan. Zahra bersiaga penuh dan segera menghampiri Wawan dan Ningsih hingga salah satu penjaga menanyakan tentang surat undangan yang resmi..   Deg ... Tentu saja Ningsih dan Wawan tidak bisa memperlihatkan undangan tersebut.   Lalu sang petugas bertanya " ok...kalau surat undangannya ketinggalan kami maklumi ! Dengan orang tua siapa dan sebutkan nama lengkapnya " pinta sang petugas    " Saya orang tua dari Albi Shaka " jawab Wawan.   Sang petugas kembali mengecek nama peserta yang di sebutkan tersebut.   " Maaf,anda jangan main - main dengan kami ya ! Kami menerima tamu hanya untuk yang mener
Read more
30.hasil
Albi masih berada di asrama militer sampai tes DNA nya keluar menunjukkan hasil.   Rumah keluarga Ningsih dan Wawan di jaga ketat oleh beberapa orang TNI .mereka bertugas silih berganti.   Nyali Hari dan Tia sudah jelas menciut saat akan hendak mengunjungi rumah. ningsih tak kala melihat ada beberapa orang menjaga rumah Ningsih dan Wawan bersiaga menggunakan seragam loreng .   Hari Dan Tia terpaksa melangkahkan kakinya untuk segera balik kanan karena tidak mungkin bagi mereka untuk mengancam atau menekan Ningsih dan Wawan.   Kini Albi merasa lega dan ia di berikan kewenangan oleh pihak militer agar bisa berkomunikasi meskipun hanya lewat layar ponsel.   Kemenangan memang akan datang terlambat tetapi Albi masih bisa bersyukur bisa melalui ujian ini semua.   " Kamu benar...hasil tes DNA menyatakan kalau kamu memang benar anak kandung dari Wawan dan Ningsih dan
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status