All Chapters of Tanpa Restu: Chapter 21 - Chapter 30
38 Chapters
BAGIAN 21
Aku sampai di depan rumah Kamila, kulihat Kamila membawa sepiring makanan dan memberikannya pada salah satu pelanggan disana. Aku jadi ragu dan malu untuk menghampirinya, apa aku harus memberanikan diri? Back to Kamila: Pikiranku kacau namun aku memaksakan diri untuk melayani pelanggan walau sudah ibu larang. Lagi-lagi aku melawan larangannya, namun kali ini demi kebaikan, aku tak tega jika hanya ibu yang bekerja sendirian.Jadi aku memutuskan untuk membantunya, aku mengantarkan piring berisikan nasi dan lauk berikut air minumnya pada pelanggan yang memesan.Ketika keluar untuk mengantarnya, aku melihat seorang pria yang tak asing bagiku tengah berdiri tak jauh dari rumah. Aku segera meletakkan pesanan lalu kembali ke dapur, aku menggebrak meja dapur dengan sangat marah." Mengapa aku harus melihat dia!? " Mendengar namanya saja membuatku muak, apalagi melihat wajahnya. Kenangan pah
Read more
BAGIAN 22
Evan pov:Aku pulang dengan lesu, bagaimana mungkin Kamila yang dulu sangat lemah lembut sekarang jadi galak seperti itu, apa perasaannya padaku sudah benar-benar berubah?Meski begitu aku berusaha terlihat tegar di hadapan temanku." Van kamu habis dari mana? Dari rumah Kamila ya? "" Ti...tidak kata siapa? "" Sudah lah ngaku saja, lagi pula wajar kalau kamu rindu padanya "Aku hanya menunduk malu, dari dulu temanku tau bahwa aku tidak lemah terhadap wanita, namun kali ini aku lemah terhadap Kamila.Tak lama kami berbincang, mantanku datang.dari mana ia tau bahwa aku ada di sini?" Evannn..kamu kemana saja sayang, aku sangat rindu padamu "Kaila memeluk lenganku erat-erat, kami sudah lama tidak bertemu semenjak aku berangkat ke kampung, sejak saat itu aku tak lagi menghubungi Kaila ataupun Kamila." Hei! Lepaskan tanganku, lagi pula dari mana kamu tau aku ada disini!? "" Alex memberitahuku, jadi
Read more
BAGIAN 23
Ibu dan Yanti berdebat soal kelanjutan sekolah Yanti, ia ingin lanjut sekolah namun ibu tak mampu membiayai.Aku tau semua anak-anak terutama Yanti pasti ingin melanjutkan pendidikannya agar menjadi orang sukses, aku juga berharap Yanti bisa melanjutkan pendidikannya agar tidak seperti aku yang hidup sengsara dan hanya lulusan SD.Aku berusaha melerai, dan menenangkan Yanti agar ia berhenti menangis dan marah pada ibu." Yan... Tolong mengerti keadaan kita, kakak dan ibu juga pengen kamu lanjut sekolah, tapi mau bagaimana lagi? Kondisi kita kan tidak memungkinkan "" Ini semua karna kakak! Kakak terus tinggal dan numpang sama ibu, kakak itu cuma jadi benalu! Harusnya kakak tinggal dan cari makan sendiri! Jadi ibu tidak kesusahan dan bisa membiayai sekolahku! "" YANTI CUKUP! " Bentak ibu pada Yanti.Yanti semakin menangis dan berlari ke kamarnya, aku yang mendengar pernyataan dari Yanti meneteskan air mataku.Benar katanya, aku hanya
Read more
BAGIAN 24
Aku tak bisa tidur, terus menatap langit-langit kamar dan melamun. Aku harus bagaimana? Apa aku harus mencari pekerjaan? Tapi jika aku kerja siapa yang akan menjaga Tiara dan Abidal, aku tak mau merepotkan ibu lagi dengan menitipkan anakku.Tiba-tiba aku teringat dengan ucapan Billy waktu itu, apa aku terima saja lamarannya? Dengan begitu aku bisa membantu Yanti melanjutkan sekolahnya, dan aku juga tidak merepotkan ibu lagi.Tapi apa perbuatanku tidak jahat dengan memanfaatkan orang lain?Tidak! Aku tidak boleh memanfaatkan kebaikan orang lain seperti itu, aku harus memikirkan cara lain.Mataku mulai berat ngantuk rasanya, akupun tertidur~ Evan pov:" Sana pulang! Hari sudah malam, sudah berapa lama kamu disini!? "" Aku masih rindu padamu Van "Perempuan ini menjengkelkan sekali, ia tak mau pulang walau sudah kupaksa, tak enak jika tetangga tau.Harus pakai cara apa lagi untuk mengusirnya, dia memang keras
Read more
BAGIAN 25
" Sialan! Berani-beraninya kamu! " Bentakku dengan kesal padanya." Ups..maaf ya bu hahaha "Berani sekali dia memanggilku bu, memangnya aku sudah tua!? " Kamu jangan cari gara-gara denganku! Bisa ku cabik wajahmu itu! " " Kedengarannya menyeramkan, tapi tak semenyeramkan hidupmu. Hidupmu jauh lebih menyeramkan bukan? Haha "" Apa maksudmu!? " Tanyaku." Sepertinya Evan masih mencintaiku, dia datang ke Jakarta hanya untuk menemuiku" senyumnya miring." Apa aku peduli? "" Memang seharusnya kau tak usah peduli! Tak usah peduli pada urusan cinta kami " Menatapku dengan tajam lalu pergi.Menjengkelkan sekali perempuan itu, membuat amarahku memuncak.Aku lalu memunguti belanjaanku yang jatuh, setelah itu pulang ke rumah.Di perjalanan pulang, aku bertemu Billy. Ia menghampiriku dan berniat ingin membantuku dengan membawa barang belanjaan yang kubawa." Biarkan aku membantumu "&nb
Read more
BAGIAN 26
Evan pov:Selesai mandi aku memakan nasi uduk yang sudah dibelikan oleh temanku tadi, sedang asyik-asyiknya makan seseorang datang dan itu membuatku terganggu.Ceklek__seseorang membuka pintu." Hai sayang. Aku bawa makanan nih buat kamu "Kaila memberikan bubur ayam, tapi setelah melihat Evan yang sedang makan, dia merasa tersinggung karna Evan sudah makan lebih dulu sebelum ia membawakan untuknya.Tapi ia tetap meletakkan bubur itu di samping Evan." Terimakasih, tapi aku sudah mendapat makanan lebih dulu "" Sepertinya aku terlambat ya? Haha " Tertawa paksa.Kaila menerka bahwa makanan yang di makan Evan adalah pemberian Kamila, didalam hatinya sangat marah dan dendam pada Kamila, namun ia berusaha tersenyum dihadapan Evan, agar ia tak terlihat payah dimatanya.Melihat Kaila yang terus menatapnya Evan
Read more
BAGIAN 27
Gorengan yang ku goreng gosong, air minum tumpah karna tersenggol olehku, kopi yang kurang manis, teh yang kurang panas.Dan masih banyak lagi kekacauan yang kubuat, bekerja sendiri memang sangat melelahkan, beda saat bekerja bersama ibu. Semuanya aman terkendali.Kepalaku sudah pusing menghadapi ini semua, ingin pecah rasanya mendengar ocehan para pelanggan, mereka tak mau bersabar.Lalu situasi menjadi terkendali saat Billy datang." Kamila. Biar ku bantu pekerjaanmu"Dia mengantarkan pesanan dan membuatkan semacam kopi dan teh, aku fokus melayani dan memasak.Beberapa jam telah berjalan dengan aman, semuanya telah beres karna bantuan Billy, untung saja dia datang, jika tidak kacau semuanya.Aku menghembuskan nafas lega, lalu ambruk di kursi, kusandarkan kepalaku pada punggung kursi. Pening sekali rasanya menghadapi situasi yang terjadi.
Read more
BAGIAN 28
Tak lama setelah Billy pergi, Yanti datang dia baru pulang dari sekolahnya.Seperti biasa wajahnya masam padaku, dia tak pernah tersenyum dihadapanku, meski begitu aku tetap menyayanginya." Ma..mamah..maaa "Tiara memanggil-manggilku sambil merengek." Iya sayang! Mamah datang nak "Aku meraihnya dan menggendongnya, ku buat susu formula dan memberikannya pada anakku.Abidal yang lapar pun kuberi makan, aku menggendong Tiara sambil menyuapi Abidal, beginilah wanita janda yang memiliki dua anak, semua harus aku yang mengurusi, walaupun repot dan lelah tapi tetap kujalani.Memiliki dua anak dan suami yang jahat, membuatku semakin dewasa dan mengerti jalan hidup yang sebenarnya, aku telah paham bagaimana kehidupan setelah pernikahan.Aku banyak memiliki pelajaran dalam hidup, terutama tentang pernikahan.***
Read more
BAGIAN 29
Kaila menyuruh Yanti mengambil buku apapun dan berapapun yang ia mau, Yanti tak percaya ada orang baik yang mengabulkan keinginannya.Yanti begitu senang dan antusias mengambil beberapa buku yang ia idamkan.Lalu Kaila membayar semuanya dan mengajak Yanti untuk memakan bakso, dengan waktu yang singkat mereka akhirnya akrab satu sama lain.Hari sudah malam, mereka akhirnya pulang Kaila tak mengantar Yanti, mereka berpisah di tengah jalan." Kak makasih ya sudah membelikan novel kesukaanku "" Sama-sama, lain kali kita akan main bersama lagi. Bisa? "" Bisa kak, oh iya ini nomor telefon rumahku, kakak bisa mengabariku jika ingin main bersama lagi "Yanti mengeluarkan secarik kertas dan menuliskan beberapa digit nomor telefon menggunakan bolpoin.Mereka saling tersenyum kemudian masing-masing pergi. *** Ibu dan anak-anakku sudah tertidur, namun aku belum tertidur, aku masih menunggu Yanti
Read more
BAGIAN 30
Malam ini tidurku tak nyenyak, aku selalu terbangun setiap beberapa jam, aku adalah tipe orang yang tak bisa melupakan suatu masalah walau masalah itu sepele.Perilaku Yanti membuatku tak bisa tenang dan terus memikirkan, mau sampai kapan dia bersikap angkuh padaku? Padahal saat masih kecil kami sering main bersama, kenangan bersamanya membuatku rindu, rindu akan tingkah manisnya, mengapa waktu begitu cepat? Mengapa Yanti begitu cepat melupakan kenangan kami?dan itu semua membuatku tak bisa tidur dengan nyenyak, aku terjaga selama beberapa jam, namun Sekitar pukul 03:30 kantuk menyerang tanpa sadar mataku menutup, entah mengapa diakhir malam tidurku sangat nyenyak sampai-sampai membuatku melewatkan sholat waktu subuh. ***Hari ini aku bangun terlambat, aku bangun pukul 07:12 itupun masih mengantuk, tak ada yang membangunkanku, ibu juga pasti tidak bisa turun dari ranjangnya dan membangunkanku, aku tak belanja kebutuhan warung sehingga hari
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status