Semua Bab LILY: Bab 11 - Bab 20
46 Bab
BAB 11
Lily semakin kehilangan kesadarannya. Namun, dirinya mencoba untuk tetap sadar. Gadis itu sudah tidak kuat menopang tubuhnya lagi. Semakin lama pandangan Lily mulai buram dan kehilangan kesadarannya. Saat itu juga Aunty Sera yang berada di sana dan melihat Lily yang kehilangan kesadarannya langsung berteriak panik. "LILY," jerit Aunty Sera.Semua karyawan yang berada di sana langsung menoleh ke sumber suara yang baru saja mengalihkan perhatian mereka. Sontak mereka semua terkejut karena salah satu atasan mereka tergeletak tak berdaya di lantai. Para karyawan yang berada di dekat sana langsung saja menghampiri Lily.Begitu pula dengan Aunty Sera. “Lily sadar sayang,” ucap Aunty Sera sambil menepuk pelan pipi Lily. Namun, Lily masih terdiam dan tidak bergerak. Rachel yang berada di lantai atas tidak sengaja mendengar kegaduhan di bawah sontak langsung menuju ke sana.Hal pertama yang dia lihat adalah sah
Baca selengkapnya
BAB 12
Wajah Dokter Bara berubah sendu. Hal ini karena gadisnya harus rawat inap di rumah sakit. Sungguh hal itu membuat dirinya sedih. Lelaki itu takut jika terjadi pada gadisnya. Mungkin lebih baik nanti dia mengunjungi gadisnya di ruang rawat inap.“Kenapa dengan Lily?” tanya Dokter Bara.“Kondisi jantung Lily semakin memburuk ditambah kemarin dia disibukkan dengan pembukaan cabang baru,” jelas Rachel.“Harusnya Lily tidak boleh terlalu capek Chel,” ujar Dokter Bara.“Iya Dok saya tahu, tapi Lily orangnya sangat keras kepala,” ungkap Rachel.“Kamu sebagai temannya harus lebih memperingatkan Lily untuk tidak kelelahan,” ucap Dokter Bara.“Iya itu benar Dok, mungkin saat ini saya harus lebih tegas lagi untuk memperingatkan Lily,” balas Rachel.“Hmm,” gumam Dokter Bara.Rachel yang mendegar jawaban Dokter Bara yang singkat itu merasa kesal. Sudah bicar
Baca selengkapnya
BAB 13
Malam harinya Llly masih berada di rumah sakit. Rachel masih setia menemani sahabatnya itu. Lily sudah memaksa Rachel untuk pulang ke rumah. Namun, Rachel bersikeras ingin menemani Lily sampai keluar dari rumah sakit. Sedangkan Rayhan sudah pulang sejak sore hari. Lelaki itu masih ada urusan dengan temannya.“Chel apa kamu engga lapar?” tanya Lily.“Lapar sih, tapi aku masih malas pergi ke kantin,” jawab Rachel.“Lebih baik kamu makan dulu Chel,” saran Lily.“Ya sudah aku ke kantin dulu ya,” ujar Rachel.“Iya,” ucap Lily.Rachel segera bangkit dari duduknya dan berjalan keluar dari ruangan untuk pergi ke kantin. Setelah Rachel pergi, tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk pintu ruang inap Lily. Lily yang penasaran siapa yang ingin menemuinya malam-malam, langsung mempersilahkan untuk masuk ke dalam. Ternyata yang mengetuk pintunya adalah sosok lelaki yang tampan. Lelaki itu adalah Do
Baca selengkapnya
BAB 14
Lily saat ini sudah berada di apartemennya. Rachel langsung pulang setelah mengantar dirinya sampai lobi apartemen. Gadis itu langsung menidurkan badannya di kasur. Rasanya nyaman sekali bisa tidur di kasur miliknya. Meskipun, ia bisa tidur pulas di rumah sakit, tetap saja kasur di apartemennya lebih nyaman.Lily kemudian memejamkan kedua matanya. Gadis itu tertidur tanpa membersihkan diri. Belakangan ini Lily sering mengantuk. Mungkin karena efek obat yang diminumnya. Hari mulai berganti malam. Gadis itu pun masih tertidur pulas.Dreett ... Dreett ... DreettBunyi telepon terdengar nyaring di dalam kamar sebuah apartemen. Sontak hal itu membuat seorang gadis merasa kesal. Gadis itu masih ingin tidur. Namun, suara dari ponselnya tidak berhenti berbunyi. Sebenarnya, siapa orang yang menghubunginya dimalam hari begini?.“Halo,” gumam Lily.“Lily,” ucap si penelepon.“Hmm ... ini siapa?” tanya Lily dengan mat
Baca selengkapnya
BAB 15
Malam hari yang begitu sunyi. Namun, adanya bintang dan bulan membuat malam ini sangat terang. Lily sedang berdiri di balkon. Gadis itu sedang menikmati sinar rembulan dan bintang yang bersinar malam ini. Betapa bersyukurnya Lily bisa melihat hal indah seperti ini.Sedangkan disisi lain, Bara sedang berjalan menuju balkon apartemennya. Ia ingin menikmati secangkir kopi di sana. Lagipula dirinya ingin menghilangkan penat, setelah bekerja seharian. Saat berada di balkon, Bara melihat seorang gadis yang dicintainya juga berdiri di balkon sebelah apartemennya .Ternyata gadis itu juga sedang menikmati malam yang indah ini. Bara memperhatikan wajah Lily dengan diam. Sedangkan orang yang sedang diperhatikan tidak berkutip sama sekali. Cantik, itu yang sekarang berada dipikiran Bara. Betapa beruntungnya ia bisa mengenal seorang gadis yang cantik seperti Lily.Tidak ada kata bosan bagi Bara untuk memandangi wajah Lily. Seakan wajah Lily adalah objek yang menarik. Lily m
Baca selengkapnya
BAB 16
Cuaca siang hari ini tiba-tiba mendung. Hal ini menandakan jika sebentar lagi akan turun hujan. Memang wajar itu terjadi mengingat saat ini sudah berada dipenghujung tahun. Biasanya intensitas turun hujan lebih tinggi dibandingkan dengan beberapa bulan yang lalu. Lily melihat ke arah luar jendela untuk sekedar melihat suasana mendung di luar restoran.Rachel menolehkan kepalanya ke arah Lily dan Rayhan secara bergantian. Ia masih bingung dengan ucapan Lily tadi. Sampai saat ini, ia masih belum mengetahui maksud dari kedua sahabatnya itu. Kedua sahabatnya itu hanya diam dan saling pandang. Hal ini membuat perasaan Rachel semakin kesal."Baiklah, sebenarnya ada apa? Bisa kalian jelaskan?" tanya Rachel."Apa yang harus dijelaskan?" tanya Rayhan balik."Oh ayolah, kalian benar-benar membuat kepalaku pusing," tutur Rachel."Aku tidak mengerti dengan yang kamu bicarakan," ucap Rayhan."Terus tadi apa? Kenapa Lily bisa bertanya seperti itu?" tanya
Baca selengkapnya
BAB 17
Waktu semakin cepat berlalu. Hari kian berganti. Besok adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh Rachel dan Lily. Hari di mana mereka akan pergi berlibur bersama dengan Rayhan dan sepupunya. Kehebohan pun terjadi pada kedua gadis itu.Rachel yang heboh dengan pakaian yang harus dibawanya. Sedangkan, Lily sibuk sendiri. Ia harus segera menyelesaikan pekerjaannya sebelum berangkat esok hari. Begitulah kehebohan dan kebingungan mereka sebelum berangkat. Akan lebih banyak lagi kehebohan yang terjadi pada beberapa hari ke depan.“Kamu tidak berniat untuk segera pulang?” tanya Rachel mengintip di celah pintu ruang kerja Lily.“Sebentar lagi aku pulang, masih ada beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan,” jawab Lily.“Jangan malam-malam, besok kita berangkat pagi,” tutur Rachel.“Iya aku tahu,” ucap Lily.“Kamu sudah packing, ‘kan?” tanya Rachel.“Belum,” ti
Baca selengkapnya
BAB 18
Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih 7 jam. Mereka sampai di bandara Kingsford Smith yang terletak di Sydney. Saat ini mereka sedang menunggu teman Bara yang tiinggal di Sydney. Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya orang yang ditunggu datang. Jordi namanya. Ia adalah teman Bara saat SMP dulu.“Maaf sudah menunggu lama,” ucap Jordi.“Tidak masalah,” jawab Rayhan.“Kita akan menginap di rumahmu?” tanya Rachel.“Tentu saja, jangan khawatir tempatku sangat luas dan mampu menampung lebih 10 orang,” ucap Jordi dengan tertawa lepas.“Sombong,” hardik Bara.“Hei, itu kenyataannya dude,” balas Jordi dengan tersenyum kecil.“Sudahlah, aku capek ingin segera rebahan,” timpal Rayhan.Mereka bergegas masuk ke dalam mobil yang telah disiapkan oleh Jordi. Satu mobil mewah keluaran BMW dan satu mobil keluaran ferari. Dua unit mobil itu
Baca selengkapnya
BAB 19
Bara sedang tidur terlentang di atas kasur dengan menatap langit-langit kamar. Suara pintu tertutup tidak dihiraukannya. Lelaki itu masih nyaman dengan posisinya. Dany yang sedang masuk ke dalam kamar tidak memperdulikan Bara. Biarlah bosnya itu menyendiri.Setelah Dany keluar dari kamar mandi. Bara masih saja di posisi sebelumnya. Hal itu membuat Dany penasaran. “Bar, are you okay?” tanya Dany. Sikap Bara belakangan ini aneh. Tidak seperti biasanya.“Bar?” panggil Dany lagi.“Ha? ada apa?” tanya Bara dengan wajah bingungnya.“Ada yang sedang kamu pikirkan?” tanya Dany dengan penasaran.“Entahlah,” balas Bara singkat.Dany merasa bos sekaligus temannya itu sedang memikirkan perempuan kecilnya. Bukan tidak mungkin Dany mengetahui hal itu. Ia dengan Bara sudah berteman sejak lama. Bara juga pernah bercerita mengenai perempuan kecilnya. Sampai saat ini Dany rasa temannya itu m
Baca selengkapnya
BAB 20
Setelah makan malam selesai. Mereka yang berada di meja makan pergi ke halaman belakang rumah Jordi. Di sana suasananya benar-benar asri. Cuaca yang lumayan dingin tidak membuat mereka malas untuk berada di luar. Banyak daun-daun yang berguguran. Mengingat memang saat ini adalah musim gugur.Betapa senangnya Lily bisa melihat keindahan ini. Bisa berkumpul dengan sahabatnya. Selain itu, ia juga bertemu dengan teman baru yang baik. Rasanya ia tidak ingin hari semakin cepat berlalu. Cuacanya semakin dingin. Lily memeluk dirinya sendiri supaya tidak kedinginan.Sedangkan, yang lainnya sedang asyik bersenda gurau. Gadis itu merasa heran dengan teman-temannya. Apakah mereka tidak kedinginan? semakin malam udaranya semakin dingin. Padahal Lily sudah memakain baju lengan panjang. Seharusnya Lily tadi mengikuti sara Rachel untuk memakai mantel.Lagipula siapa yang mengira jika di halaman belakang udaranya sangat dingin. Apalagi Lily tidak biasa dengan cuaca dingin. Ia in
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status