Semua Bab Anak Kembar Sang Konglomerat: Bab 51 - Bab 60
97 Bab
51. Dokter Andre Menyukai Elina
Andre menatap bingkai foto di atas mejanya. Beberapa menit yang lalu ia telah pulang dan langsung menghampiri kamar pribadinya dulu dengan almarhumah sang istri. "Jihan! Aku rindu. Dan aku menemukan wanita yang begitu mirip denganmu. Wajah kalian memang berbeda tapi tatapan lembut itu membuatku sama terlena dengan mu. Maafkan aku." Sudah lima tahun berlalu. Sejak kecelakaan maut yang menewaskan istri dan anaknya. Sejak saat itu Andre memilih menduda karena hatinya telah mati. Namun sekarang perlahan hatinya menghangat hanya melihat tatapan lembut seorang wanita. Suara pintu terbuka.  Andre mengalihkan perhatiannya ke arah pintu. Hanya mamanya yang diizinkan ma
Baca selengkapnya
52. Kecemburuan Aldi
Aldi menatap kosong kepergian mobil dokter Andre. Elina dan anak-anak masuk ke dalam mobil itu. Aldi mengepalkan tangannya. "Apakah mereka memiliki hubungan yang spesial?" gumam Aldi. Yang Aldi tahu dokter Andre adalah duda yang ditinggal mati istrinya. Kepribadian yang baik dan juga cekatan dalam bekerja. Dari segi semuanya Aldi kalah jauh dengan dokter Andre.  "Aku tidak akan segampang itu mengikhlaskan mereka bersama."  Mobil Aldi melaju dengan kecepatan kencang membelah jalan raya. Nafas Aldi memburu membayangkan anak-anak nya nanti akan membencinya dan memilih ayah baru mereka. Aldi tidak bisa membayangkan itu terjadi padanya. Mata Aldi merah
Baca selengkapnya
53. Angel Bukan Anak Aldi
"Sedang apa Anda di sini? Dokter Shanika yang terhormat."  Shanika menatap wajah dokter Andre yang terlihat tidak menyukai keberadaannya. Mereka adalah teman satu universitas kedokteran. "Saya mohon. Jangan memberikan hasil itu ke suami saya." Jadi, Aldi adalah suami dari Shanika. Berarti Shanika adalah selingkuhan Aldi dan madu dari Elina. Mereka berdua telah bermain di belakang Elina bahkan berzina. Ternyata wanita ini serendah itu hanya untuk mendapatkan cintanya dengan menjatuhkan wanita lain. "Kenapa?" tanya Andre dingin. "Saya akui Angel bukan putri dari Aldi tapi hasil hubungan gelap saya dengan suami salah satu mantan ipar saya."
Baca selengkapnya
54. Shanika Kabur Dari Rumah
Aldi mencari keberadaan Shanika dimana-mana. Wanita licik itu tidak ada. Aldi masuk ke dalam kamar dan memeriksa isi lemari. Aldi mengepalkan tangannya. "Wanita itu telah kabur."  Aldi dengan nafas memburu langsung keluar kamar dan berteriak nyaring membuat semua anggota keluarga keluar melihat apa yang terjadi dengan Aldi. "Kak ada apa?" tanya Naila.  "Kakak kenapa berteriak seperti tadi? Kakak gak kenapa-kenapa?" sambung Keyra. "Tidak. Kalian berdua duduk. Mana mama?"  "Mama...." "Ada apa Aldi?" tanya Tamara keluar dari ka
Baca selengkapnya
55. Kediaman Alexander
Hari ini si kembar bermain-main dimension besar Devan. Tidak ada yang bisa menembus gerbang keluarga Alexander dengan sembarangan. Penjagaan yang ketat membuat siapa saja berpikir seribu kali untuk sekedar bertamu dan melangkahkan kakinya ke mansion ini.   "Dev, mana deddy dan mommy?" tanya Liana duduk di dekat Devan.    "Wah si kembar telah datang," seru Mita langsung duduk di dekat Liana. Wajah Liana sangat cantik dan juga cute. Bagaimana Devan tidak terpesona.   Devan memutar bola matanya malas melihat tingkah mommy nya yang sangat berlebihan. Devan memilih mengobrol dengan Liam tentang penemuan baru mereka. Entah apa itu.   "Mommy Dev?" tanya Liana polos. Mita mengangguk.  
Baca selengkapnya
56. Bertemu Mantan Mertua
Hari ini adalah hari sibuk untuk Elina, ia harus menyambut kedatangan tamu penting dari Jerman yang ingin memeriksa cabang butik Alice di Indonesia, utusan dari nyonya Alice. Elina jadi merindukan nyonya Alice yang sangat baik padanya selama di Jerman. Elina bertemu dengan nyonya Alice ketika membantu wanita paruh itu membawa barang belanjaan. Waktu itu Elina tengah mengandung lima bulan dan ingin pergi berjalan-jalan di sekitar rumah, namun niatnya berubah dan  ia ingin berjalan lebih jauh lagi dan berakhir bertemu dengan nyonya Alice di jalan, yang tengah kesulitan dengan barang belanjaan yang banyak.  Suara ponsel Elina bergetar. Sepertinya ada panggilan masuk.  “Aku merindukanmu Elina dan kedua anak kembar itu.” Suara dibalik telepon terdengar
Baca selengkapnya
57. Elina yang Berubah
“Kak Liam, gendong Nana terus putar,” ujar gadis kecil itu mendekati Liam yang tengah membaca buku dengan Devan.    “Biar Dev saja,” kata Devan menawarkan diri. Liana segera menggelengkan kepalanya.   “Ndak boleh. Hanya kak Liam yang boleh. Nanti bunda marah.”   Devan mengerti dan mengalah. Liam tersenyum ke arahnya seakan mengejeknya. Devan memilih tidak memikirkan Liam. Liam sangat menyebalkan.   Liam menggendong Liana dan berputar-putar membuat Liana tertawa dengan keras karena impiannya terwujud. Liana selalu bermimpi memiliki sayap seperti bidadari. Dan Liam memiliki ide untuk membahagiakan adik kecilnya, dengan menggendongnya dan berputar tanpa henti.   
Baca selengkapnya
58. Penyakit Elina Kambuh
"Kita perlu bicara Elina," ucap Aldi hendak memegang lengan tangan Elina, namun wanita itu langsung menepisnya dengan kasar.  Aldi tidak menyerah, ia menghadang langkah Elina. Elina menatap Aldi dengan wajah datar dan dingin. "Ada apa lagi? Urusan kita telah selesai Aldi?"  "Kamu ada hubungan dengan dokter Andre? Tolong! Jangan membuatku sakit hati Elina. Aku tidak bisa mengikhlaskan mu dengan orang lain." Kamu yang melepaskan aku Mas, batin Elina memperhatikan wajah Aldi yang nampak putus asa. Elina tidak bisa menghilangkan rasa cinta yang masih terselip di benaknya. Ia masih mencintai Aldi. Tapi mereka tidak akan mungkin bersatu kembali. Andai d
Baca selengkapnya
59. Dilamar Dokter Andre
Elina mengingat kejadian yang membuatnya pingsan. Aldi, mantan suaminya mengingatkan dirinya tentang kenangan pahit dahulu. Elina memilih tidak melanjutkan ingatannya kembali, agar kepalanya tidak sakit. Suara pintu terbuka, menampilkan seorang dokter tampan dengan senyuman manis menyapanya dan memanjakan indra penglihatan Elina.  “Alhamdulilah, akhirnya kamu membuka mata Ibu Elina. Liam dan liana sangat bersedih melihatmu menutup mata kemarin. Sekarang Liam dan Liana tengah masuk sekolah.” Tanpa ditanya oleh Elina, dokter Andre mengerti arti sorotan mata Elina, ingin menanyakan sesuatu. Ia sudah  hafal dengan gelagat pasien, karena ia ahli dalam bidang ini juga. “Terima kasih dokter tela
Baca selengkapnya
60. Perusahaan Diambang Kehancuran
Kedua anak kembar masih menggunakan pakaian sekolah berlari berhamburan memeluk bundanya yang tengah menyendok makanan. Elina tidak ingin disuapi oleh Rani, karena ia bisa sendiri melakukannya. Rani mengalah dan duduk di dekat Elina sembari memperhatikannya. "Bunda, akhirnya bangun. Nana takut Bunda ninggalin Nana dan kak Liam." Elina menaruh sepiring makanannya di samping meja dan beralih mengelus wajah putrinya. Pasti anak-anak sangat sedih melihatnya sakit seperti ini. Ia adalah ibu yang lemah. "Bunda sudah sehat berkat doa kalian. Kalian mendoakan Bunda, kan?"  Mereka mengangguk kencang. Elina bangga anak-anak nya tumbuh menjadi anak-anak yang baik
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status