Semua Bab Pejuang LDR: Bab 91 - Bab 100
110 Bab
Part 90 S2. Harapan Nick
Jesika terbangun dari tidurnya, ia meregangkan otot-otot tubuhnya. "Hoammm... Pegal sekali tubuhku," gumam Jesika pelan. Ia menatap ke sekelilingnya yang berada di dalam apartemen pribadinya. Ia melihat dirinya terbaring di atas sofa panjang dan ia berpikir sejenak dengan posisinya sekarang.   Setelah semua ingatannya kembali, ia baru sadar bahwa Jimmy telah meninggalkannya. "Jimmy, jangan tinggalkan aku." lirih Jesika pelan.   Jesika tersadar bahwa semua pilihannya selama ini ternyata salah besar, Jimmy yang merupakan seorang pengusaha muda yang terkenal di kotanya itu bukan seorang pria yang baik. Melainkan, ia seorang Casanova yang tak tahan dengan satu pasangan hidup. Jesika tak pernah mendengar saran dari beberapa teman-temannya yang mengetahui bahwa calon suaminya itu suka bergonta ganti pasangan. Jesika yang mendengar segala gosip yang beredar, ia seolah menutup mata dan telinga untuk membahas permasalahan itu. Jesika
Baca selengkapnya
Part 91 S2. Dissa Kritis
Jesika menangis histeris saat ia menggenggam jam tangan berwarna merah itu. Ia sangat menyesal karena telah mengecewakan Nick yang tulus mencintainya.   "Nick, maafkan aku, aku jahat padamu, aku wanita jahat karena sengaja meninggalkanmu. Maafkan aku Nick, hiks," ucap Jesika dengan mengeluarkan buliran kristal yang membanjiri wajahnya.   Jesika duduk tersungkur saat mengingat waktu itu waktu dimana ia benar-benar wanita jahat yang lebih memilih harta, tahta dibandingkan dengan cinta tulus dari Nick.   "Sayang, siapa dia?" tanya Nick saat menghampiri Jesika sedang saling menyuapi makanan di dalam restoran mewah.   Jesika menghentikan aktivitasnya sejenak, ia menaruh sendok yang dipegangnya. Jesika menoleh ke arah Nick dan ia tersenyum meremehkan menatap Nick yang sedang mengenakan pakaian jas putih.   Jesika menyodorkan tangannya di depan Nick dan ia tersenyum
Baca selengkapnya
Part 92 S2. Daniel Posesif
Tiba-tiba, dunia Daniel serasa hancur berkeping-keping, harapannya menjadi seorang papa dan menginginkan buah hatinya terlahir selamat bersama istrinya kini telah sirna. Hanya tinggallah sebuah puing lembaran cerita. "Ma-maksudmu, anakku tidak selamat," lirih Daniel yang mulai mengeluarkan buliran kristal. "Katakan! Katakan bahwa semua ini tidak benar kan! Ayo katakan!" teriak Daniel yang berusaha menarik kerah baju Dokter Surya tapi Dila berusaha menenangkan Daniel agar tidak berbuat kasar. "Ma, ini semua tidak benar kan, anakku dan istriku sedang baik-baik saja kan?" tanya Daniel menoleh ke arah Dila yang berdiri di sebelahnya. "Daniel, tenangkan dirimu, kamu harus banyak bersabar. Ingat, Tuhan memberikan cobaan kepada umatnya itu berarti Tuhan ingin mengetest dirimu sanggup kah menerima cobaan ini. Yakinkan saja, semua akan baik-baik saja." jawab Dila panjang lebar. Dedi yang
Baca selengkapnya
Part 93 S2. Menemui Bidan Ratna
Saat ini, Diki sedang asyik membaca beberapa berkas laporan perusahaan keluarganya. "Tuan," ucap Novi seraya membuka pintu ruang kerjanya. Diki mengalihkan pandangannya dari berkas laporan menuju ke arah Novi. "Bisakah kamu mengetuk pintu terlebih dahulu," ucap Diki dengan wajah datarnya. Novi yang berdiri di depan pintu, ia hanya menundukkan kepalanya di depan Diki."Maaf tuan," ucap Novi. Diki yang melihat Novi menundukkan kepalanya, ia merasa kasihan dengan wanita di depannya. Diki menghela nafasnya sejenak dan ia tersenyum ke arah Novi. "Ya sudah, masuklah." sahut Diki seraya menatap Novi yang berjalan masuk ke dalam sambil membawa nampan makanan yang di pegangnya. "Tuan, aku membawakan makanan ini untuk sarapan pagi," ucap Novi menaruh tampan makanan di depan Diki. Diki melirik ke arah beberapa makanan yan
Baca selengkapnya
Part 94 S2. Mimpi Buruk
Saat ini, Diki dan Novi berjalan cepat menuju ke arah parkiran mobil. Diki tak ingin ambil pusing untuk memanggil supir dan menunggu supir agar datang mengantarkannya menuju rumah sakit karena ia tahu cara menyetir mobil. Novi berjalan mengikuti langkah kaki Diki, ia menoleh ke arah kanan dan kiri yang menampilkan betapa indahnya tanaman bunga yang bermekaran indah menghiasai area sekitar mension hingga ia tak menyadari tubuh Diki yang tiba-tiba terhenti di depannya. "Awww!" pekik Novi mengelus keningnya yang terasa sakit saat menabrak dada bidang Diki yang berdiri di depannya. "Makanya kalo jalan itu lihatnya Pake mata dan jalannya Pake kaki," ucap Diki dengan melipatkan kedua tangannya di atas dadanya. "Bener juga ya." jawab Novi cepat. "Sakit kah?" tanya Diki menatap kening Novi memerah dan Novi menganggukkan kepalanya. "Ya sudah, masuk ke dalam mobilku da
Baca selengkapnya
Part 95 S2. Obat Penahan Rasa Sakit
Di sebuah taman mini tepatnya berada di belakang rumah sakit. Daniel duduk termenung memikirkan perkataan dari dokter mengenai kondisi istrinya dan calon anaknya yang telah tiada. "Kenapa hidupku selalu dipenuhi cobaan yang penuh liku-liku? Salah aku apa Tuhan? Aku tak pernah berbuat jahat kepada siapapun tapi aku yang selalu tersakiti." gumam Daniel pelan. "Dulu, semasa aku masih pacaran dengannya, aku terpisahkan dengan Dissa oleh jarak, setelah menikah, aku terpisahkan oleh virus mematikan, dan sekarang aku kehilangan calon anakku dan Dissa yang terbaring lemah di atas tempat tidur. Tuhan, tolong sadarkan dia begitu berhargai bagiku." lanjut Daniel. Seorang wanita berpakaian serba warna hitam dan ia mengenakan masker dan kacamata di wajahnya sedang berdiri tidak jauh dari tempat duduk Daniel di taman rumah sakit. Risa terus mendengarkan keluh kesah Daniel yang terlihat memilukan. Risa menghapus bu
Baca selengkapnya
Part 96 S2. Nick Terkejut
Setelah menyelesaikan rapat dengan para kliennya di dalam kafe mini tapi sangat menarik dengan dekor indah yang disusunnya. Budi pamit pulang terlebih dahulu, hari ini, ia berencana untuk menjengguk Dissa, sepupu jauhnya. Budi mengambil kunci mobilnya dari saku celananya dan ia menekan tombol kunci otomatis mobilnya. Budi membuka pintu mobil dan ia menstarter mobilnya untuk siap melajukan mobilnya menuju ke arah rumah sakit. Saat di persimpangan jalan menuju ke arah rumah sakit, Budi melihat sebuah mobil yang sangat dikenalnya. "Bukankah itu mobilnya Jesika, kenapa dia pergi ke klinik bidan itu." kata Budi dalam hati. Ia menepikan mobilnya di pinggir jalan, Budi membuka pintu mobilnya. Ia berjalan keluar dari mobilnya, ia melihat ada papan pengenalan nama klinik bidan yang namanya tertulis Ratna Antika. "Aku pernah mendengar nama bidan itu tapi siapa dia?" Budi berdiri di depan klinik bidan itu. Ia mencoba mengingat-inga
Baca selengkapnya
Part 97 S2. Menolong Jesika
Setelah mencurahkan isi hati kecilnya, Daniel memilih untuk pulang ke mension Richard. Saat ini, ia telah berada di area parkiran mobil rumah sakit. Bip! Bip! Notifikasi kunci mobil Daniel terbuka dan ia memegang gagang pintu untuk membuka mobilnya. Daniel berjalan masuk ke dalam mobil, ia menstarter mobilnya untuk memanasi mobil sebentar. Daniel menoleh ke arah sebelahnya di kursi kemudi yang biasa di duduki oleh Dissa. Daniel menyentuh kursi itu, diusapnya dengan sayang seperti ia membayangkan sedang mengusap kepala Dissa. Daniel terbiasa melakukan aktivitas itu saat berdua dengan Dissa di dalam mobil. Terkadang, mereka saling bercanda dan saling menyuapi jika ada makanan yang dibeli. "Aku merindukan waktu itu." lirih Daniel saat ia mengenang masa lalunya bersama Dissa. "Maafkan aku, tidak bisa menjaga dirimu dengan baik. Tuhan, aku mohon sembuhkan istriku dari penyakitnya dan
Baca selengkapnya
Part 98 S2. Kemarahan Nick
Setelah menutup panggilan masuk dari Budi, Nick langsung berjalan menuju ke arah area parkiran. Tujuannya hanya satu, ia ingin menyelamatkan nyawa Jesika dan ia tidak peduli jika Jesika menolak atau tidak dengan kebaikannya yang terpenting ia harus berbuat kebaikan kepadanya. "Aku akan menolongmu." lirih Nick seraya membuka pintu mobilnya dan ia menstarter mobilnya agar mobilnya melajukan mobilnya keluar dari rumah sakit. suasana jalan raya begitu ramai, mengingat ini waktunya jam waktu pulang. Nick tidak pernah menyerah dan ia tetap menolong Jesika sekalipun dulu ia tersakiti oleh penghianatan Jesika tetapi ia tetap menolong Jesika. *** Kini, Daniel telah sampai di depan area parkiran mobil rumah sakit. Daniel langsung keluar dari mobilnya dan berjalan menuju ke arah pintu utama rumah sakit. "Daniel!" panggil seorang wanita paruh baya tetapi terlihat masih cantik. 
Baca selengkapnya
Part 99 S2. Nick Yang Sebenarnya
"Daniel!" panggil Mama Riska, memecahkan suasana hening di antara mereka. Daniel menoleh menuju sumber suara dan ia tersenyum tulus menatap mama Riska."Iya." jawab Daniel seraya menatap kedua bola mata Riska yang berdiri di sebelahnya. "Maafkan mama dan papa, selama ini tidak memperhatikan dirimu. Mama dan papa salah karena terlalu sibuk dengan dunia kerja dan terlalu mengabaikanmu. Maaf Mama karena sudah..." ucapan Riska terhenti saat Daniel memotong pembicaraannya. "Huttt! Jangan bilang seperti itu, Daniel mengerti kalau selama ini mama dan papa sibuk bekerja untuk kebaikan Daniel di masa yang akan datang. Lihatlah, hasil kerja keras kalian, aku bisa mencapai cita-citaku sebagai dokter dan aku telah menemukan panutan hati yang sangat mencintaiku." jelas Daniel panjang lebar sambil menatap mama dan papa yang berdiri di sebelahnya. "Papa juga minta maaf karena tidak dapat hadir di acara perni
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status