All Chapters of Pejuang LDR: Chapter 51 - Chapter 60
110 Chapters
Part 50 S2. Menyembunyikan Dissa
"Cepat, lakukan tugas kalian. Jangan sampai kalian kalah dengan permainan mereka," ucap Kenzo dari balik panggilannya. "Baik Tuan," ucap seorang pria bertubuh kekar yang berada di depan mensionnya. Akhirnya, Kenzo mematikan sambungan panggilan sepihak dan ia melangkahkan kaki menuju pintu ruangan. Kenzo berjalan menelusuri lorong mension dan di sepanjang jalan ia tersenyum penuh arti karena tunggu sebentar lagi permainan terakhirnya akan dimulai. "Dengarkan aku, sebentar lagi permainan terakhirku akan dimulai," ucap Kenzo terus melangkahkan kakinya menuju satu ruangan. Ting! Pintu lift terbuka dan sampailah mereka di lantai tingkat satu mension. Kenzo terus menarik paksa tangan Dissa dan sampailah di tempat tujuan yang dimana mereka berdiri di depan pintu ruangan. Kenzo membuka pintu kamarnya menggunakan telapak tanga
Read more
Part 51 S2. Jangan Menghalangiku
Cekrek!Suara pintu terbuka dan disana terlihat seorang wanita cantik yang sedang terbaring lemah di atas tempat tidur. Wanita itu adalah Dissa Richard. Dengan kecantikan yang menyerupai panutan hati Kenzo Albert membuat hidup Kenzo lebih berarti. Kenzo tersenyum tulus menatap ke arah Dissa yang masih setia menutup kedua bola matanya di atas tempat tidur. Tadi, sebelum Kenzo datang kesini. Ia menyuruh maid yang bertugas mengantarkan makanan untuk terlebih dahulu memasukkan sebuah obat tidur agar Dissa tidak bisa kabur dari mensionnya. Kenzo masuk ke dalam kamar bernuansa gold dan ia menutup pintu kamar dengan sangat pelan. Kenzo melangkahkan kakinya menuju tempat tidur Dissa. Setelah sampai di depan Dissa, Kenzo menatap penuh cinta dan ia berpikir sejenak apa yang akan dilakukannya terhadap Dissa itu benar atau tidak. Kenzo mengambil sebuah alat suntik yang berada di kantong belakang celananya. Sebenarnya, ia ragu
Read more
Part 52 S2. Lepaskan Aku
Diki mengalihkan pandangannya menuju Daniel. "Iya, benar katamu." sahut Diki dan mereka melirik ke arah sekitarnya. "Budi," ucap Daniel dan Diki bersamaan. "Dimana dia?" tanya Diki. "Aku tidak tahu, maka dari itulah aku seperti kehilangan sesuatu dan ternyata Budi tidak bersama kita." jawab Daniel. "Sepertinya, Budi sedang dikejar oleh beberapa mayat hidup tadi. Bagaimana ini? Budi tidak pandai membela diri dan kita harus secepatnya menolongnya," lanjut Daniel. "Ayo," jawab Diki dan mereka berjalan cepat menuju pinggir jalan mension. Diki dan Daniel terus berjalan cepat mencari keberadaan Budi. Daniel yang masih berjalan dan menatap ke sekelilingnya, ia mendapati seorang pria yang sedang memanjat di atas pohon mangga. "Sepertinya, aku kenal dengan pria itu atau jangan-jangan..." ucap Daniel terhenti saat mendapati sua
Read more
Part 53 S2. Dissa Terkejut
Kenzo menitikkan buliran kristal yang hampir mengenai wajah tampannya dan ia tak membayangkan betapa besar perjuangan Cinta Surga mereka. "Aku tahu Dissa mirip dengan Sarah, Istrimu. Tapi, demi cinta surga izinkan dia menjadi istriku. Jangan sakiti diri sendiri demi keegoisan diri dan dendam hati. Ayo kita mulai hidup yang baru dan menata hidup yang lebih baik." imbuh Daniel. Kenzo mengalihkan pandangannya menuju ke arah Daniel. "Aku tidak ikhlas jika kalian bahagia dan sementara aku menderita!" bentak Kenzo mengepalkan kedua tangannya dan menatap tajam ke arah Daniel dan terjadilah baku hantam. "Dissa, jangan bergerak biarkan aku yang melepaskan semua ikatan yang berada pada tubuhmu," ucap Budi mulai memotong ikatan tali yang mengikat erat di tubuh Dissa. "Terima kasih." sahut Dissa membuang tali yang melekat di tubuhnya. Budi mengamati Dissa yang berusaha berdiri dari duduknya.
Read more
Part 54 S2. Perkelahian Tak Bisa Dihindarkan
Pagi telah menjelang, sinar matahari terbit dengan semestinya. Di sebuah mension mewah keluarga Richard terlihat seorang wanita paruh baya tetapi terlihat tetap awet muda dan cantik. Dila sedang menelpon seseorang yang sangat dirindukannya. "Nomor yang anda tuju sedang berada di luar jangkauan, silahkan hubungi nomor ini nanti." ucap Seorang pemilik kartu ponsel Dissa yang panggilannya tidak terhubung. "Ada apa ini? Kenapa dari tadi tidak masuk panggilan teleponku." gumam Dila mulai cemas dengan keadaan anaknya. Dedi yang baru keluar dari ruang kerjanya, ia menyerhitkan keningnya saat melihat istrinya yang sedang mondar-mandir dari ruang keluarganya di lantai tingkat dua. Dedi berjalan menuju ke arah Dila. "Sayang, kamu kenapa?" tanya Dedi berdiri di sebelah Dila. Dila menoleh ke arah sumber suara dan ia memberikan senyuman tipisnya. "Aku
Read more
Part 55 S2. Diki Mendapatkan Vaksin
Tok! Tok! Tok! "Masuk!" ucap Dedi dari ruang kerjanya di dalam mension mewahnya. "Permisi Tuan, ini semua laporannya dan dapat tuan periksa terlebih dahulu." jelas tangan kanan Dedi. "Tidak usah, kau bisa kembali ke tempat kerjamu," ucap Dedi yang sedang duduk di kursi kebesarannya. Dedi mengalihkan pandangannya menuju sebuah dokumen yang diberikan oleh tangan kanannya. Dedi khawatir dengan keadaan Dila yang sepanjang hari terus mengurungkan diri. Akhirnya, Dedi berinisiatif untuk menyuruh tangan kanannya agar dapat melakukan pencarian terhadap Dissa bersama Daniel. Dedi mengambil beberapa dokumen kertas yang berada di atas mejanya dan ia mulai membuka lembar demi lembar untuk dibacanya dan betapa terkejutnya Dedi saat membaca laporan dari tangan kanannya bahwa Dissa sedang diculik oleh seorang pengusaha bernama Kenzo Albert dan berada di kota yang dipenuhi oleh virus mematikan.
Read more
Part 56 S2. Kebaikan Dila
Ting! Pintu lift terbuka dan Diki berjalan keluar lift. Baru saja, ia melangkahkan kaki berjalan keluar lift, ia mendengar suara teriakan histeris dari Daniel, Criss, dan Budi. "Izinkan aku memberikan vaksin ini kepada Dissa," ucap Diki meminta izin di depan Daniel. Daniel mengangguk dan melihat Diki sedang mendudukan diri dan mengambil beberapa alat suntik dari saku celananya. Diki mengarahkan jarum suntik itu di lengan kiri Dissa dan ia berhasil memberikan satu vaksin. Menurut takaran yang ia pelajari, jika Kenzo memberikan suntikan langsung ke dalam tubuh orang lain maka orang itu harus menerima vaksin sebanyak tiga suntikan. Diki mengambil alat suntik itu lagi dan mulai menyuntikkan ke arah tubuh Dissa. Terakhir, Diki pun melakukan hal yang sama untuk menyuntikkan Dissa dan tubuh Dissa yang dipenuhi oleh berbagai guratan berwarna biru. Sedikit demi sedikit telah hilang dan memudar. 
Read more
Part 57 S2. Nick Professional
Dila berdiri dari duduknya sambil mengangkat dua plastik besar yang berisi beberapa peralatan pakaian dan barang branded yang tidak dibutuhkannya. Dila menaruh plastik itu di atas meja dan ia mengambil telepon mension yang letaknya di atas meja sofa kamarnya. "Bisakah kau memanggil semua maid untuk berkumpul di ruang keluarga." ucap Dila melalui telepon mension. "Baik Nyonya." jawab Kepala Maid. "Dan satu lagi, cepat datang ke kamarku. Bantu aku membawakan plastik besar ini." titah Dila mulai menutup panggilan dari telepon mension. Tidak membutuhkan waktu yang lama, kini kepala maid datang untuk membawakan kedua plastik hitam ukuran besar di kedua tangannya. "Ayo cepatlah, jangan lambat seperti siput." titah Dika berjalan memimpin dan diikuti kepala maid yang berada di belakangnya. "Iya Nyonya." jawab Maid itu cepat dan terus mengikuti langkah kaki Nyonya bes
Read more
Part 58 S2. POV Diki
"Baiklah, terima kasih atas informasinya dan bisakah kau memberikan tempat penyimpanan vaksin itu. Aku sangat membutuhkannya sekarang, adikku sedang terjangkit virus dari senjata biologis dan ia tidak punya waktu yang banyak lagi untuk diobati. Jika terlambat, maka temanku akan berubah menjadi mayat hidup. Dunia pun akan berubah dengan keadaan yang tidak baik-baik saja dan dipenuhi oleh mayat hidup yang berkeliaran dimana-mana." jelas Diki panjang lebar di hadapan Lela. "Hem..." deheman Lela. "Ayolah, aku tidak menipumu. Aku lelaki baik-baik dan pastinya masih sendiri. Apakah kau tidak mau membantuku untuk berbuat kebaikan dengan menolong kehidupan orang lain. Pahalanya besar loh kalau menolong orang yang sedang kesusahan." bujuk Diki menyentuh telapak tangan Lela. Lela yang menerima sentuhan dari Diki, ia merasa tersipu malu. "Baru kali ini, aku dihargai oleh orang lain. Walaupun aku hanyalah anak dari seorang maid teta
Read more
Part 59 S2. Dedi Terkejut
"Kakak," ucap Dissa pelan membuka kedua matanya yang terlihat sayup. "Kau jangan bergerak dulu, tubuhmu masih lemah dan kau cukup diam saja. Nanti aku akan menyuruh Daniel untuk mengangkat tubuhmu menuju ruang kesehatan di dalam helikopter." titah Diki menatap wajah pucat Dissa. Dissa mengangguk setuju dan ia menatap ke sekelilingnya. Ia menoleh ke arah Daniel yang memberikan senyuman paksa ke arahnya. "Terima kasih kak, kau sudah menyelamatkanku," ucap Dissa tulus. "Tidak perlu mengucapkan terima kasih padaku, aku lah yang berterima kasih padamu karena mau mengakui diriku sebagai kakakmu. Aku sangat bahagia, kau datang dengan sendirinya untuk menemui ku walaupun secara tidak langsung. Aku sangat bersyukur, aku diberikan kesempatan untuk bertemu dengan keluargaku." balas Diki dengan mengeluarkan buliran kristal yang membasahi wajah tampannya. Daniel berjalan menuju ke arah Diki d
Read more
PREV
1
...
45678
...
11
DMCA.com Protection Status