All Chapters of Pejuang LDR: Chapter 41 - Chapter 50
110 Chapters
Part 40 S2. Menerima Tawaran Kerjasama
Hari ini, Diki berniat menenangkan dirinya untuk pergi ke sebuah kafe yang tidak jauh dari kediamannya. Ia menaiki mobil kesayangannya, saat ia memarkirkan mobil di area parkiran, ia mendengar suara seorang wanita yang berteriak meminta tolong. "Ada apa lagi ini!" gumam Diki yang sudah mengerti dengan situasi di kota ini. Ia membuka bagasi mobil dengan menggunakan remote kunci mobil yang digenggamnya. Bip! Bip! Bagasi mobil terbuka secara otomatis, ia mulai mengambil beberapa peralatan senjata api pistol dan menaruhnya di samping celananya. Diki menutup bagasi itu dan ia melangkahkan kaki menuju sumber suara yang snagat familiar di dengarnya. "Tolong! Tolong aku!" teriak suara seorang wanita yang dikenalnya. Diki berlari dari tempat dan mendapati 4 bodyguard di serang oleh 10 mayat hidup yang ingin memangsanya, Diki menembaki 10 mayat hidup itu dan untung saja 4 bodyguard itu tidak terkena gigitan. Setelah itu, ia berjalan dan melihat seorang
Read more
Part 41 S2. Informasi Menarik
Daniel yang melihat Criss sedang berbicara serius di hadapan seorang pria yang duduk di ruang VIP. Daniel permisi ke toilet terlebih dahulu, dari tadi ia menahan hajatnya dan ia pun berjalan cepat menuju toilet. Setelah menuntaskan hajat yaang ditahannya dari tadi, lantas Daniel melihat seorang wanita cantik yang sedang berdiri di depan pintu toilet wanita. Daniel melangkahkan kakinya menuju ke arah wanita itu. "Dissa? Ngapain kamu kesini?" tanya Daniel berdiri di depan Dissa. Dissa yang sedang asyik membalas pesan chat di grubnya, ia mengalihkan pandangannya ke arah depan. "Sayang?" panggil Dissa tersenyum, ia membuka kedua tangannya untuk meminta pelukan hangat dari sang suami. Daniel dengan senang hati membalas pelukannya. Sejujurnya, Daniel sangat merindukan istri tercintanya tetapi apalah daya karena sikap kecintaannya terhadap pekerjaannya yang membuat dirinya melakukan cin
Read more
Part 42 S2. Perang Lagi
Sementara di tempat lain, Dissa sedang membersihkan tangannya di westalfel toilet. Ia menatap pantulan dirinya di depan kaca toilet.   "Itu bukanlah hal yang baik dari diriku," gumam Dissa pada diri sendiri.   Dissa mematikan kran wastafel dan membersihkan sisa air di tangannya menggunakan tisu kering.   Brak!   Dissa mendengar suara dari dalam kamar toilet dan ia membalikkan tubuhnya dan berjalan menuju salah satu kamar toilet itu. Ia memegang gagang pintu dan membukanya. saat ia ingin membukanya, ia melihat ada darah segar yang mengalir dari bawah kamar toilet, Dissa menghela nafas sejenak, ia membuka pintu itu. Disana, ia melihat seorang wanita tewas mengenaskan duduk di atas toilet. Dissa terkejut mendapati kondisi ini, dari belakang, ia merasakan lehernya dicekik oleh seseorang dan menariknya secara paksa.   Dissa memberontak tetapi ia tetap tidak bisa melepaskan jeratan dar
Read more
Part 43 S2. Pernikahan Yang Tak Diinginkan
Criss mengalihkan pandangannya menuju jasad Kornelius. "Kami memiliki laptop Dissa, mari kita lacak dimana keberadaannya," ajak Daniel. "Aku membutuhkanmu," ucap Daniel lagi berdiri di hadapan Diki. Diki menoleh ke arah laptop yang terjatuh di atas lantai dan laptop itu terlihat di kelilingi oleh butiran debu bangunan kafe. Mereka pun berjalan keluar dari tempat kafe dan mulai berjalan menuju helikopter. ***Di sebuah ruangan bernuansa serba putih dibaluti dengan beberapa bunga indah yang di kelilinginya. Disana, terlihat seorang wanita cantik sedang terbaring di atas kursi dengan kedua tangan diikat erat dan ia berpenampilan pengantin berbaju putih brokat. Dissa masih memejamkan kedua matanya, ia terbangun saya otaknya mulai bekerja terhadap virus mematikan. Dissa membuka kedua bola matanya pelan-pelan untuk menyeimbangkan cahaya yang masuk ke dalam m
Read more
Part 44 S2. Menyelamatkan Dissa
"Kita harus mempercepat penyebaran virus." perintah Kenzo dari balik ponselnya. "Rencananya pada jam sibuk." jawab Yanti dari ponselnya. "Aku pikir Pemerintah bisa mencari lokasi itu, jadi, kita harus membuat balas dendam tersebut," ucap Kenzo setelah itu ia mematikan panggilan telepon sepihak. Dissa yang masih duduk di atas lantai mendengar semua ucapan dari Kenzo. Ia terus menatap punggung belakang pria yang sedang menelpon seseorang. "Kau merencanakan serangan lain?" tanya Dissa dan Kenzo membalikkan badannya ke arah Dissa. "Aku merencanakan masa depan kita. Waktu kita di mulai dari sekarang." jawab Kenzo berjalan menuju mendekati Dissa. "Kita?" tanya Dissa lagi. "Iya, seiring dengan sisa temanku dan memasuki kehidupan baru kami bersama-sama." jawab Kenzo mengalihkan pandangannya menuju sebuah tampilan foto dirinya bersama istrinya dan
Read more
Part 45 S2. Janji Suci Kenzo
Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh sepasang kekasih yang saling mencintai walaupun salah satu keluarga besar dari mempelai wanita tidak merestui hubungan mereka tetapi mereka tetap melaksanakan janji suci di hari pernikahan ini. Di sebuah taman yang letaknya di pinggir pantai, disana, terlihat beberapa tenda dan dekor bunga mawar putih yang sangat indah bergaya pesta outdoor. Semua orang berdatangan dalam menyambut pesta ikatan janji suci dari kedua insan yang dimabuk cinta. Ayah Kenzo dan Yanti yang merupakan adik kandung Kenzo pun datang dalam menyaksikan acara pernikahannya. Teman-teman dekat Kenzo datang dan mengucapkan selamat atas pernikahannya. Setelah mengucapkan ijab kabulnya dan dinyatakan sah menjadi sepasang suami-istri. Di acara terakhir, saling memasangkan cincin pernikahan. Semua orang yang berada memberikan tepuk tangan yang sangat meriah kepada mereka. Kenzo berdiri dari
Read more
Part 46 S2. Adikku Tersayang
Drt! Drt!   Dissa mengalihkan pandangannya menuju sumber suara panggilan masuk dari ponselnya. Ia segera mengambil ponsel dari tasnya yang terletak di atas meja kerja Kenzo. Baru saja, Dissa melangkahkan kakinya menuju meja kerja Kenzo tetapi ia kalah cepat dengan dirinya. Kenzo berhasil lebih dulu mengambil ponselnya dan mengangkat panggilan masuk dari ponsel Dissa.   "Hallo Dissa! Kau tenanglah disana, aku akan segera menyelamatkanmu," ucap Daniel dari balik ponselnya yang sedang menelepon Dissa.   "Kau tak akan bisa menyelamatkannya, sebentar lagi, aku akan membuatnya menjadi milikku seutuhnya, hahaha..." sahut Kenzo melalui panggilan di ponsel Dissa.   "Jangan sentuh istriku! Atau akan aku bunuh kau menggunakan tanganku!" ancam Daniel. "Hahaha... Kau lucu sekali," ucap Kenzo dari panggilan masuk di ponsel.   "Kau!" bentak Daniel dengan tatapan tajam yang berapi-api.
Read more
Part 47 S2. Kau Milikku
        Daniel memanggil... "Ada apa, Daniel memanggilku pagi-pagi begini. Bukankah hari ini waktunya untuk istirahat penuh," gumam Diki dalam hati. "Hallo!" ucap Diki melalui panggilan masuk dari ponselnya. "Diki, bisakah kau datang kesini sekarang. Kami telah menemukan titik lokasi tempat mension Kenzo menyekap Dissa." jawab Daniel dari ponselnya. "Baiklah, aku akan segera kesana." sahut Diki langsung mematikan panggilan secara sepihak. Diki langsung berjalan menuju pintu ruang kerja dan melangkahkan kaki menuju kamar pribadinya untuk bersiap-siap datang kesana.***Drt! Drt!Dissa mengalihkan pandangannya menuju sumber suara panggilan masuk dari ponselnya. Ia segera mengambil ponsel dari tasnya yang terletak di atas meja kerja Kenzo. Baru saja, Dissa mel
Read more
Part 48 S2. Permainan Terakhir Kenzo
Di sebuah jalan yang terlihat sempit dan hanya bisa dijalankan oleh satu kendaraan, terlihat sebuah mobil rumah sakit melaju dengan kecepatan tinggi. Mobil itu telah di renovasi sehingga kaca dan pintu pada mobil tidak akan retak karena dibaluti besi anti peluru. Begitupun, mobil yang ditumpangi oleh Diki, Daniel dan Budi mobil mereka anti peluru. Suasana di dalam mobil terlihat hening, semua orang yang duduk di dalam mobil menyalami pikirannya masing-masing. Jesika yang duduk di kursi penumpang sedang memikirkan bagaimana keadaan Dissa, walaupun dia sangat membencinya tapi ia tetap peduli dengan Dissa. Dulu, Dissa sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri. Semenjak ia mengetahui Dissa bermain api dengan pacarnya, sejak itulah putus hubungan antara kakak dan adik. "Semoga kau disana baik-baik saja," gumam Sarah tulus seraya menatap luar kaca mobil. Nick yang duduk di sebelah Criss pun menyelami harapan
Read more
Part 49 S2. Menekankan Dissa Agar Mencintaiku
Di depan gerbang Mension mewah milik Kenzo, terdengar beberapa kegaduhan dari depan gerbang. Kedua satpam yang sedang duduk di pos keamanan Mension Kenzo. Sebenarnya, mereka mengetahui ada beberapa perkelahian antara musuh Kenzo dengan mayat hidup yang dijadikan Kenzo sebagai senjata biologisnya. Namun, karena mereka diutus untuk tetap mengabaikan saja hal itu dan demi menyangkut keselamatan bersama. Akhirnya, mereka tetap duduk di pos keamanan mension.   Sementara di luar gerbang, Diki, Daniel dan Budi telah mengeluarkan senjata api dengan menggunakan peluru mematikan. Siapa saja yang terkena tembakan maka mereka tubuh mereka langsung mengeluarkan asap dan mati di tempat.   "Mari serang mereka secara berpencar," ucap Diki.   Mereka pun mulai mengalahkan beberapa mayat hidup di depannya.   Dor! Dor! Dor!   Dor! Dor! Dor!   "Shit!" umpat Daniel saat peluru di
Read more
PREV
1
...
34567
...
11
DMCA.com Protection Status