All Chapters of Psychofagos: Pemakan Jiwa: Chapter 21 - Chapter 30
54 Chapters
20. Laut (2)
Semakin gelap, semakin gelap. Awan yang tadinya berwarna abu itu kian mencekam dengan warna yang makin menua. Hawa hitam mulai terlihat dari horizon yang membatasi laut dengan langit. Untunglah pantai sudah sepi, tak ada pedagang maupun pengunjung, mereka sudah mengungsi karena takut dengan kedatangan badai.Vee masih memperhatikan apa yang ada di hadapannya itu, ia belum tau harus melakukan apa setelah ini. Menyerang ke laut pun terdengar seperti bunuh diri. Tak ada cara lain selain menunggu.Asap hitam yang jauh itu semakin mendekat ke arah pantai, Vee bersiap dengan pedang di tangan kanannya, barangkali ada serangan cepat secara tiba-tiba. Namun, semua itu masih tenang-tenang saja. Aura hitam di dekat horizon masih terasa berat namun tenang, kekuatannya seperti stabil, tidak bergejolak naik maupun turun. Namun tetap, hawa gelap itu benar-benar mencekam.“Aku tak tahu jika ada wanita cantik di sini,” kata seseorang di bawah rumah yang Vee pijak.
Read more
21. Laut (3)
Suasana semakin memanas meski es di lengan Lava masih terasa dingin, ia harus cepat membunuh Chofa di hadapannya itu agar Vee bisa selamat, sebelum jiwanya dipisahkan lalu dilahap sepenuhnya.Seluruh tubuh Lava menjadi dingin, asap putih itu muncul secara massive dari sekujur tubuhnya. Beberapa saat kemudian, Lava kembali mengeluarkan baju perang berat yang pernah ia gunakan sebelumnya. Baju perang es yang membuat gerakan di sekitarnya akan melambat.Chofa menyerang terlebih dahulu dengan gerakan yang cepat, namun, semuanya melambat setelah mendekat pada Lava dengan mode baju perang es yang tengah digunakan sekarang. Dengan mudah, Lava menyerang Chofa tersebut, namun hanya membuatnya mundur beberapa meter serta masih dalam keadaan berdiri.Adu pukul pun kemudian terjadi, Lava berhasil memukul mundur Chofa itu beberapa langkah karena gerakannya yang diperlambat. Lava mengarahkan lengannya yang tajam ke dada Chofa, namun sama sekali tidak menembusnya, sep
Read more
22. Laut (4)
 Lava dengan sigap menangkap Vee yang hendak pingsan tersebut. Tangan besarnya menggenggam tepat punggung indah Gadis Cantik itu.“Kenapa kau?” Lava bertanya, ia berekspetasi jika Vee dapat mengalahkan Chofa yang saat ini berdiri di hadapannya. Namun pada kenyataannya, tubuh Vee tak mampu menahan kekuatan yang diberikan Azamy sebelum ini. Lava pun meletakkan kepala Vee dengan lembut di atas pasir, mengelus rambutnya sekali karena gemas dengan kecantikan wajahnya. Kemudian berdiri tegak, memandang nanar ke arah Chofa di hadapannya. “Sepertinya, aku akan serius melawanmu.” Lava berjalan perlahan, tubuhnya memang terlihat tidak berdaya, namun sebenarnya ia masih menyembunyikan sesuatu dalam dirinya. Udara sekitar menjadi lebih dingin, Lava menodongkan tangannya dengan bentuk seperti pistol dengan jari telunjuk mengarah langsung kepada Chofa.“Bam!” sebuah gumpalan es kecil melesat ke arah Chofa, tak bisa dihindari, gumpalan
Read more
23. Rumah Sakit Keluarga Avalon
Vee membuka lembar demi lembar buku yang menarik perhatiannya tersebut. Ia tak langsung mencari bagian tentang Azamy, ia juga tertarik dengan iblis-iblis lain yang ada dalam buku tersebut.Vee membaca nama-nama iblis beserta sedikit ceritanya secara acak. Hampir semua yang ia baca itu adalah pengetahuan yang menarik, yang belum ia ketahui sebelumnya. Ada iblis yang takut dengan serangga, ada iblis yang buta, ada juga iblis yang memiliki kekuatan bintang. Vee tidak terlalu mengerti penjelasan dalam buku tersebut karena semua bab ditulis dengan cara penulisan yang berbeda-beda. Hal tersebut jelas membuat pembaca menjadi kebingungan, apalagi Vee yang sudah sangat jarang membaca setelah ia menjadi pembasmi Chofa.Akhirnya Gadis Cantik tersebut sampai pada halaman di mana data-data tenang Azamy tertulis. Vee membaca bagian paling atas di mana ada beberapa daftar nama juga tanggal ritual pemasukkan iblis sampai wafatnya.- Gurenta Avalos : 1995-2000- Gaze Aval
Read more
24. Menuju Rahasia Keluarga Ice (1)
“Apa kau siap untuk petualangan kali ini?” tanya Lava pada Vee di atap sebuah rumah malam itu. Vee sudah keluar dari rumah sakit dan siap kembali menjalankan tugasnya di malam ini.“Maksudmu?” heran Gadis Tengkorak tersebut.“Sebelumnya kan aku sudah pernah bilang jika membutuhkan teman untuk melakukan sesuatu,” jelas Lava.Vee mengingat-ingat di atas kepalanya. Ya, ia ingat hal tersebut beberapa hari yang lalu. “Apa yang akan kau lakukan?”“Aku akan menunjukkan kepadamu apa yang belum diketahui banyak orang, termasuk keluargaku sendiri.” Lava mengeluarkan sesuatu dari dalam tas yang sedari tadi ia gendong, tak pernah sebelumnya lelaki itu menggendong sebuah tas. “Ini!” Lava kini menggendong sebuah buku besar berwarna biru cerah yang melambangkan keluarga Ice.“Apa itu?”“Ini adalah buku yang menyimpan rahasia keluarga Ice,” jawab Lava.&ld
Read more
25. Menuju Rahasia Keluarga Ice (2)
Lingkaran hitam itu semakin besar dan kilatan-kilatan di sekitarnya semakin menyala terang pula. Angin di sekelilingnya pun semakin kencang, membuat suasana mencekam bertambah. Vee mendahului masuk ke dalam lingkaran tersebut, sementara Lava mengikutinya dari belakang karena jika Lava yang lebih dulu masuk, portal tersebut akan tertutup. Setelah mereka berdua masuk, kesan mencekam pun sirna, lingkaran hitam pun lenyap, bekas-bekas ritual juga menghilang. Tubuh dua pemuda itu kini masuk ke dalam sebuah tempat entah di mana, seluruhnya hitam dan tubuh mereka seakan terseret ke dalam suatu arah. Lama kelamaan, tubuh yang mereka rasakan menjadi lemas, semakin lemas, hingga menjadi kenyal, seperti sebuah jelly. Kesadaran pun perlahan menghilang, pandangan mereka menjadi abu-abu kini. Namun, secercah cahaya muncul, meski tak begitu jelas dilihat mata mereka, cahaya itu berwarna putih bersih di antara gelapnya ruangan. Tubuh kedua pemuda itu masuk ke dalam cah
Read more
26. Menuju Rahasia Keluarga Ice (3)
Di sebuah tempat yang cukup luas, dengan es yang berkilau di dinding-dindingnya, namun alas dari tempat tersebut bukanlah gumpalan es, melainkan rumput yang hijau. Di sebelah selatan tempat tersebut ada sebuah lubang yang mengarah langsung ke tempat matahari yang bersinar singkat di Kutub Utara. Ya, di bumi bagian kutub saat musim dingin, matahari hanya bersinar tak lebih dari satu jam, seperti saat ini, padahal, baru beberapa menit matahari terlihat, namun akan tenggelam beberapa menit lagi. Lava menginjak rumput hijau di bawah itu, terasa lebih hangat, ia tak mengerti bagaimana bisa ada rerumputan hijau di tengah padang es. Sementara saat Vee menginjak rumput tersebut, rasanya hangat, dinginnya berkurang drastis, tubuhnya tidak lagi menggigil. Mata Vee melihat rumput di bawahnya tersebut, kemudian menyentuhnya dengan telapak tangan karena penasaran dengan apa yang diinjaknya ini. Hangat, benar-benar berbeda dengan suhu es di sekelilingnya. “Mungkin, ini adalah keku
Read more
27. Menuju Rahasia Keluarga Ice (4)
Matahari pun kini tinggal setengah, hari akan segera malam namun Lava belum bisa menuntaskan tantangan yang ia terima-menyentuh tanduk sang Naga. Meski begitu, lelaki dari keluarga Ice tersebut belum menyerah, ia kini akan mengeluarkan salah satu serangan pamungkasnya. Jari telunjuk Lava sudah bersiap mengarah ke sasaran yang ia tentukan.WUZH! Sebuah peluru es melesat dengan cepat, Naga Ice tidak bisa membaca pergerakan serangan itu jauh-jauh waktu, ia baru sadar saat hampir mengenai tanduk putihnya. Alhasil, Naga Ice melindungi tanduknya itu dengan perisai yang tidak optimal.CRACK! Perisai es untuk melindungi tanduk itu pecah dan peluru es berhasil menembus tanduk putih sang Naga, pecahan-pecahan tanduk pun bertebaran di mana-mana. Namun, tanduk itu masih kokoh berdiri.“Apa itu barusan?” untuk yang kesekian kalinya, Naga Ice takjub.Sementara itu, Lava sudah terbaring karena kehabisan tenaga setelah serangan yang barusan lakukan. Vee pun m
Read more
28. Avalon dan Ice (1)
Vee dan Lava akhirnya berhasil kembali setelah puas dengan mendapatkan apa yang mereka ingin ketahui, terutama Lava, ia sangat puas karena bertemu dengan naga yang selama ini menjadi sumber kekuatannya. “Sekarang, aku tahu jika ada yang jauh lebih kuat dariku,” kata Lava setelah mereka baru saja keluar dari gerbang. Syarat-syarat pembuka gerbang itu sudah lenyap, tinggallah sebuah cahaya biru yang perlahan-lahan memudar. Vee hanya diam, ia belum sempat membalas apa yang dikatakan Lava, lelaki dari keluarga Ice itu lebih dahulu meneruskan kalimatnya, “Trysula, ia adalah lelaki terkuat di keluarga Ice, aku mengakui itu.” Vee hanya mendengarkan, sementara ia memandang bulan yang hanya separuh terang. “Aku pulang.” Vee langsung bergegas pulang, ia mungkin kelelahan setelah menemani Lava ke Kutub Utara. Tanpa berpikir panjang jika nanti ada Chofa yang bisa saja sedang menyerang manusia saat ini. Sesampainya di rumah, Gadis Tengkorak itu masuk melalui jendela kamar
Read more
29. Avalon dan Ice (2)
Avalon dan Oya-nama keluarga Ice sebelum mendapatkan kekuatan dari Naga Ice- sudah bermusuhan sejak lama. Sebelum Chofa tumbuh dengan cepat, sebelum keluarga Avalon mendapatkan kekuatan dari kontraknya dengan iblis, sebelum Oya mendapatkan kekuatan dari Naga Ice. Cerita itu bermula dengan meresahkannya Chofa di dunia saat itu, di mana manusia benar-benar terdesak tanpa adanya kekuatan yang dapat melawannya. Saat itu, manusia hanya menggunakan kekuatan fisiknya seperti bela diri tangan kosong maupun dengan menggunakan senjata. Hanya satu keluarga yang tersohor dengan cap sebagai pemburu Chofa dan sangat disegani saat itu, mereka adalah keluarga Drakon, keluarga yang mendapatkan kekuatan untuk melawan Chofa lebih dulu dari keluarga-keluarga lainnya. Di samping itu, hal itu membuat iri beberapa keluarga yang lain yang notabene merupakan keluarga besar saat itu. Suatu hari, sesosok yang tak diduga hadir, berwujud seperti gumpalan hitam namun bisa berbicara bahasa ma
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status