All Chapters of Hero Gladiolus and The Gate of Gardraff: Chapter 31 - Chapter 40
49 Chapters
Kemenangan Tim Satu
Tim dua sudah berada di titik awal, tepat di tengah hutan. Namun, Callia sudah tak ada di sana. Sayangnya, mereka juga tidak bisa merasakan aura seperti yang dilakukan Hero atau orang dewasa lainnya.Beberapa jam mencari dan keluar masuk hutan, keberadaan Callia sama sekali tidak diketahui. Bendera merah yang dikatakan Callia juga tak berhasil ditemukan.“Aku yakin bendera itu memang ada pada guru Callia,” ujar Arion yang masih memikirkan cara untuk menemukan gurunya.“Kami juga memikirkan hal yang sama,” sahut Eireena. Tim tiga kembali ke titik awal sebab Dann ingat saat Callia memintanya untuk mundur Dann melihat bendera merah di pinggang Callia, persis di dekat sarung pedang.“Tapi, kami juga tak berhasil menemukan guru Callia,” tambah Luka kemudian duduk di sebelah Teon. Mereka semua merasakan hal yang sama, termasuk rasa lapar yang mulai bergejolak dan perut pun menagih untuk diisi.“Tim satu sekarang
Read more
Merebut Gulungan Kertas
Hero segera menyusul Callia dan tampak mempercepat langkah untuk memastikan satu hal yang mungkin diketahui gurunya itu.“Guru, apa selama ini ada peri lain yang bisa masuk ke Kota Gardraff?” tanya Hero yang tak pernah melupakan pertemuannya dengan Andromeda Freesia di hutan larangan.“Tidak, setahuku tidak pernah ada, Hero,” jawab Callia dengan tatapan menyelidik dan curiga bahwa Hero mengetahui sesuatu.Namun, saat Callia menanyakan hal itu, Hero menjawab bahwa dirinya tak mengetahui apa pun. Hero mengatakan bahwa ia hanya ingin tahu hal yang menyebabkan Kota Gardraff disegel.“Baiklah, bersiaplah untuk latihan.” Callia menepuk bahu kanan Hero.Latihan berikutnya adalah menghilangkan aura. Callia meminta muridnya yang sudah menguasai kemampuan itu untuk membantu mengajarkan pada mereka yang belum terlatih.“Jika kalian belum tahu, sebenarnya menghilangkan aura adalah tentang kalian dan diri kalian
Read more
Menyerang dan Diserang
Hero dan Leander menyadari bahwa tim dua dan tim tiga sudah bergerak mengepung. Namun, mereka tak tahu bahwa Cia berhasil menyentuh peti gulungan kertas. Gadis itu mencabut pedangnya pelan-pelan dan langsung memotong akar pohon yang melilit peti itu.Arion bergerak mengalihkan perhatian Seema, sementara Teon menangkis serangan Hero yang hampir mengenai Cia.Leander pun tak berdiam diri. “Dehyperlean!” lirihnya dan langsung merebut peti yang dipegang Cia. Gadis itu perlahan dapat dilihat dan posisinya terduduk karena kaki Cia tersandung akar pohon besar di sana.Memanfaatkan kekacauan ini, tim tiga bergerak dengan cepat. “Sequoia saltrees!” Eireena mengatasi kembarannya dengan mengikat kaki Leander lalu menggantungnya di pohon dengan posisi kepala di bawah.“Maafkan aku, Lean,” ucap Eireena seraya bergegas merebut peti dan melemparnya ke arah Dann.“Hero, Seema ... Kejar Dann!” teriak Leander dan berus
Read more
Ular Raksasa
Di kedalaman hutan menyimpan banyak rahasia. Memasuki hutan seperti tenggelam dalam lautan berwarna hijau tua karena dipenuhi pepohonan dan berbagai jenis rumput. Hero dapat mendengar dengan jelas suara gemeresik daun-daun kering di tanah dan suara desisan tak jauh dari jebakan yang dibuat Luka.Mereka bereempat sama sekali tak membuat gerakan apa pun, Leander bahkan melirik Hero pelan-pelan untuk menanyakan aura siapa yang dirasakannya.“Aku mendengar ular berdesis,” bisik Hero. “Kau pasti akan bernostalgia, Lean.” Hal yang pernah dikhawatirkan Hero ternyata benar-benar terjadi. Menurutnya, ular raksasa yang pernah mengejar Leander kembali lagi ke hutan.Hero sudah bersiap-siap untuk menyerang, tetapi ia tak lagi merasakan keberadaan ular raksasa itu di sekitar mereka. “Luka, sepertinya sudah aman,” ucap Hero dan mereka pun kembali melangkah.“Ular itu sepertinya hampir masuk perangkap,” kata Luka sambil me
Read more
7 Iblis Bersaudara
Tirana tiba di kediaman sembilan pedang suci. Ketika Hero melihat rambut merah Tirana Saffron yang dikepang, ia pun berpikir tentang adanya kemungkinan Tirana mengenal sosok perempuan dalam mimpinya.Namun, Hero menahan rasa penasarannya. Selain rambut Tirana yang tampak lebih terang, Hero juga memperhatikan bahwa Tirana dan perempuan yang mengaku ibunya tak memiliki kemiripan wajah.Sementara itu, Teon tampak menghampiri Tirana dan memberikan setitik darah yang sebelumnya Teon ambil dari pedang Hero.“Kalian tunggulah sebentar, aku akan memeriksa ini,” ujar Tirana pada Teon.Tak membutuhkan waktu lama, Tirana bisa dengan cepat mengetahui si pemilik darah itu. Ia pun beranjak menemui sembilan pedang suci di halaman depan.“Di mana dan bagaimana kalian bisa bertemu iblis pemilik darah ini?” tanya Tirana.“Di dalam hutan saat memeriksa perangkap yang dibuat Luka, Guru.” Seema menjawab dengan lugas lalu mence
Read more
Crocunees Healing
Satu demi satu rasa penasaran yang mendera sembilan remaja itu perlahan menemukan jawaban. Sekarang mereka tahu bahwa Adark memang telah binasa seperti yang pernah dibaca Seema dalam buku catatan Dryas.Namun, mereka tak menyangka bahwa iblis yang mendambakan keabadian justru dihabisi oleh putra sulungnya sendiri. Terlalu mengerikan untuk dibayangkan, tetapi seperti itulah kenyataannya.Tirana menghentikan ceritanya dengan meminta sembilan pedang suci untuk lebih berhati-hati dan terus berlatih agar bisa melindungi penduduk kota.“Sekarang kalian harus fokus latihan!” Tirana berdiri dan mulai menjelaskan beberapa hal yang harus diketahui murid-muridnya.Selain menjelaskan tentang cara menangani memar, luka lecet, luka robek, luka tusuk, dan luka bakar, Tirana juga menunjukkan beberapa jenis obatnya. Selain itu, ia pun membawa berbagai jenis racun dan menjelaskan obat dan tanaman yang bisa menjadi penawar.“Guru, apa tidak ada peri
Read more
Cerita Dua Penjaga
Hero pelan-pelan melangkah dan berdiri membelakangi Tirana dengan pedangnya yang siap menebas. Ia juga meminta teman-temannya waspada karena Hero merasakan aura Snakeroot dari dalam hutan.Bruukk!Tubuh dua penjaga dilempar ke arah mereka. Sembilan pedang suci sangat mengenali kedua penjaga itu, wajah mereka tampak pucat dan tak sadarkan diri. Tirana meraba denyut nadi dua penjaga dan meminta murid-muridnya membantu membawa mereka.Teon, Dann, Luka, dan Arion mengangkat tubuh kedua penjaga ke dalam tempat tinggal mereka. Sementara Eireena dan Cia membantu Tirana membawa tas yang berisi banyak jenis obat.“Hero, ayo!” Leander melesat berlari memasuki hutan disusul Hero. Mereka sama sekali tak mengkhawatirkan tentang betapa kuatnya Snakeroot.“Hei, kalian berdua!” teriak Seema yang tak dapat menahan langkah dan segera menyusul.Semilir angin bertiup pelan, Hero tak lagi merasakan aura keberadaan Snakeroot, kead
Read more
Kembali ke Pusat Kota
Di aula Kota Gardraff, Atalla, Dryas, dan Xalma sedang mendengarkan penjelasan dari Callia dan Tirana. Kekhawatiran pun tampak di wajah mereka. Setelah Tirana menceritakan hal yang dialami saat latihan, Xalma memintanya kembali ke laboratorium sementara Callia menuju ke markas pasukan pengintai.“Aku sudah memanggil mereka berempat ke sini,” kata Argana yang baru saja tiba.Tak berselang lama, Leander dan Seema yang menunggangi Lyonell tiba di depan aula kota, kemudian disusul Hero dan Luka yang mengajak Flash atas izin Dann.Hampir satu minggu mereka tak menginjakkan kaki di pusat kota, tak ada yang berbeda hanya saja terasa menyenangkan melihat penduduk berlalu lalang. Mereka berempat bahkan tampak berbisik-bisik merencanakan sesuatu setelah urusan di aula selesai.Keempat remaja itu menunduk hormat saat bertemu Atalla, Dryas, Xalma, dan Argana. Mereka diminta menceritakan tentang Snakeroot, terutama Hero yang langsung berinteraksi dengan ib
Read more
Memanah Tepat Sasaran
Sembilan pedang suci dilatih secara khusus agar mereka menguasai banyak kemampuan. Jika berada dalam keadaan mendesak dan tak memiliki apa pun untuk dijadikan sebagai senjata, sembilan remaja itu dapat memanfaatkan kemampuan unik yang sudah dikuasai.Sembilan pedang suci ditempa untuk menjadi lebih berani dari remaja lainnya yang seusia dengan mereka dan dipersiapkan untuk berada di medan pertempuran.Atalla dan Dryas yakin bahwa perang pasti akan terjadi lagi, karena itulah tak hanya sembilan remaja itu yang dilatih melainkan pasukan keamanan kota juga terus dibekali dengan latihan setiap hari.“Senjata ini menjadi salah satu andalan pasukan,” ucap Dryas sambil mengangkat busur panah di tangan kanannya.Hari ini Dryas melatih sembilan pedang suci untuk belajar memanah. Mereka tampak berdiri dan berjejer rapi menghadapi sembilan papan target yang sudah disiapkan.“Silakan gunakan kemampuan khusus kalian!” seru Dryas yang mem
Read more
Dryas vs Helldan
Dryas mengedarkan pandangan menembus keheningan hutan. Tak ada siapa pun di sana, hanya terdengar suara dersik angin bertiup pelan dan ranting pohon yang saling bersinggungan. Bruukk! Dryas tiba-tiba tersungkur karena ada kekuatan yang mendorongnya dari belakang. Seketika Dryas pun berdiri dan mencermati keadaan di sekitarnya. “Purple flame!” Dryas berada dalam lingkaran api ungu dan berkonsentrasi untuk menemukan posisi Helldan. “Terbakarlah!” lirih Dryas saat melihat Helldan menampakkan wujudnya. Namun, bola api ungu yang dilemparkan oleh Dryas bisa dihindari Helldan dengan cepat. Iblis yang memiliki tubuh tinggi berotot dengan bentuk dagu lancip itu menyeringai hingga barisan giginya yang kehitaman dan bergerigi pun tampak. Helldan tidak memiliki lengan kiri karena sudah terbakar oleh api milik Dryas belasan tahun lalu. Namun, dua senjata andalan Helldan berupa tongkat yang berbentuk tombak sekarang menjadi lengan kirinya s
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status