All Chapters of Hear Me: Chapter 31 - Chapter 40
48 Chapters
31; Surprise!
Pada akhirnya, malam ini Jeff lebih memilih untuk menemui Vella, alih-alih berkunjung ke Panti Asuhan bersama Rinji, seperti yang sudah dia janji kan beberapa hari lalu. Bukan maksud Jeff untuk ingkar janji, hanya saja, seperti nya Vella sedang dalam keadaan yang tidak baik-baik saja. Begitu mobil nya terparkir di halaman utama rumah bergaya Amerika tersebut, Jeff buru-buru melangkah kan kaki nya masuk ke dalam. Di ketuk nya pintu kamar gadis itu dengan cepat. "Vella, ini saya." Ucap Jeff. Ada setetes peluh yang membasahi dahi nya. Namun, pria itu tidak menggubris nya sama sekali. Dia hanya mengkhawatirkan perempuan yang ada di dalam kamar tersebut, yang tak kunjung merespons nya."Vella, saya masuk ya?" Masih tetap sama. Tidak ada sahutan sama sekali, hingga kemudian, Jeff pun langsung memutar knop pintu. Pria itu sedikit lega karena Vella tidak mengunci kamar nya.Namun, saat Jeff memasuki kamar tersebut, tidak ada cahaya sedikit pun yang menerangi nya. Jeff semakin panik dibuat
Read more
32. Satu Menit Terakhir
Pukul sebelas lewat lima puluh lima. Jeff akhirnya bisa duduk santai seorang diri di tepi kolam hanya untuk memandangi air kolam yang tenang. Satu persatu orang-orang tadi bergegas pulang. Pesta pun sudah berakhir. Dan Vella, perempuan itu tidak berdaya karena alkohol memenuhi tubuh nya. Jeff berniat pulang, namun niat nya dia urung kan ketika melihat notifikasi ponsel nya. Nama Rinji tertera di sana, membuat Jeff mengukir senyum tipis nya.From: RinjiJeff, maaf mengganggu, tapi sepertinya dompet saya ketinggalan di mobil kamu.Saat membaca nya, Jeff terkekeh pelan sambil geleng-geleng kepala. Dia kemudian berdecih. "Dasar gadis ceroboh." Dan di akhiri dengan kekehan lagi.Astaga gadis itu benar-benar lucu, pikir nya. Alih-alih membalas pesan itu, Jeff malah langsung menghubungi nya."Halo?" Suara serak Rinji segera menyambut telinga Jeff. Pria itu meringis, sedikit merasa bersalah karena sudah membangun kan Rinji."Kamu sudah tidur, Rinji?""Hah? Oh, nyaris. Thanks, Jeff, kalau k
Read more
33. Miss Alatas
Dalam perjalanan menuju kantor, Rinji hanya terdiam sembari menatap pada jalanan yang basah. Jakarta pagi ini di temani gerimis yang mengundang rindu, kalau kata Dildar, ketika hujan turun. Ah cowok itu. Rinji jadi merindukan nya. Rasa nya sudah sangat lama tidak berjumpa dengan nya. Berkomunikasi pun, Rinji jarang melakukan nya, sebab dia terlalu sibuk dengan pekerjaan. "Mona?""Iya, Bu?" "Kapan saya senggang?""Hari senin, bulan depan, Bu." Rinji kontan mengesah seraya memejam kan mata nya."Bagaimana dengan jadwal saya hari ini?"Kontan Mona membuka I-pad nya, lantas membacakan jadwal untuk Ibu Bos nya."Jadwal Ibu hari ini, ada meeting dengan pemilik Saino Group, terus di lanjut dengan rapat umum pemegang saham di Kanora Corp, sekaligus makan siang bersama mereka, setelah itu Ibu harus menghadiri event pagelaran seni di Bandung---""Tunggu, Bandung? Jadi hari ini saya ada jadwal ke luar kota?"Anggukan kepala Mona membuat Rinji mengesah sekali lagi. Itu artinya, dia tidak akan b
Read more
34; look so similar
Sejak dua tahun terakhir, Alabaster Building selalu menjadi topik pembicaraan yang selalu di bahas di kalangan konglomerat. Imbas nya, nama Abraham Alatas, selaku pemilik resmi gedung tinggi 45 lantai tersebut menjadi terkenal. Rasanya tidak ada yang tidak tahu dengan nama itu, termasuk Jeff. Akan tetapi, Jeff hanya tahu Abraham Alatas, tidak dengan putri semata wayang nya yang sangat mirip dengan Rinji. "Beberapa waktu lalu, dia resmi menggantikan posisi Ayah nya yang sekarang sedang sekarat di rumah sakit." Ucap Joshua lagi. Padahal Jeff juga tahu berita tersebut, tapi dia baru memahami nya sekarang, kalau ternyata putri semata wayang Abraham Alatas adalah Jianna Alatas yang memiliki wajah dan perawakan persis seperti Rinji. Demi Tuhan, bahkan dari samping seperti ini pun mereka terlihat sama. "Cantik ya Jeff?" Jeff tidak bisa berkata-kata saat Joshua membisikkan kalimat itu tepat di telinga nya. Pria baruh baya itu kemudian terkekeh sambil bergumam, "Anak muda... Tahu saja ma
Read more
35; teman pertama Jia
"Bukan kah kita pernah bertemu, Nona Jianna?" Rinji sempat tertegun, dan sedikit takut ketika mendengar pernyataan tersebut. Tentu saja, bagaimana kalau Jeff menyadari diri nya adalah Rinji? Lalu, bagaimana jika Jeff menyebarkan fakta tersebut? Lantas, bagaimana nasib Mami dan Papi nya nanti, kalau publik tau dirinya hanya lah putri angkat keluarga Alatas? Bagaimana nasib perusahaan yang sudah susah payah Papi nya rintis? Bagaimana nasib kepala keluarga yang bergantung dari perusahaan tersebut? "Seperti nya anda lupa? Baik lah biar saya ingat kan." Rinji semakin di buat takut. "Anting. Bukan kah kita pernah di pertemukan karena insiden anting, Nona Jianna?" Sontak, Rinji langsung bernapas lega ketika mendengar kalimat tersebut. Dia juga mengucap syukur sebanyak-banyak nya dalam hati, karena Jeff tidak menyadari dia Rinji.Rinji kemudian berdeham untuk menetral kan diri. "Pak Jeff, saya sudah berusaha untuk pura-pura lupa dengan kejadian itu, tapi Pak Jeff mengingat kan nya. Ha
Read more
36; Cantik
Sebenar nya, apa yang membedakan Jianna dan Rinji?Rinji, dia adalah gadis lugu, namun juga ceria. Dia selalu bersemangat menjalani hari. Penampilan nya sangat sederhana, dia suka memakai celana jeans dengan kaos atau sweatshirt warna-warna soft, kadang juga kemeja polos. Rambut nya hitam, sedikit bergelombang dan sebahu. Dia tidak pernah memakai riasan berlebihan, hanya lipstick merah muda dan maskara yang sering dia gunakan. Sneakers dan flat shoes adalah alas kaki kesukaan nya. Dan sling bag adalah tas nya. Tentu saja, itu sling bag biasa yang dapat di temukan di toko mana pun.Sementara Jianna, dia adalah wanita berkelas, cerdas dan di segani. Semua pakaian yang dia kenakan selalu dari brand ternama sekelas Gucci, Chanel, dan sebangsa nya. Rambut nya panjang sepinggang karena dia menyambung nya dengan hair extension warna cokelat. Sebagai wanita yang harus terlihat berkelas, wajah nya harus di poles make up full. Sesekali juga dia memakai lensa kontak, hingga membuat lensa cokelat
Read more
37; Pantai
Hari ini, sesuai dengan yang sudah di jadwal kan dua hari lalu, dia akan menemui Rinji untuk mengembalikan dompet perempuan itu. Dompet mungil berwarna biru muda yang ada di tangan besar nya, Jeff bahkan di buat gemas sendiri saat melihat nya. Well, pria itu sudah sampai di Kafe Anaco, dan kata nya, Rinji sedang dalam perjalanan. Entah mengapa, Jeff jadi semakin tidak sabar di buat nya. "Jeff!" Dan akhirnya, suara itu terdengar setelah Jeff menunggu beberapa menit dalam diam nya. Sontak, Jeff langsung berdiri menyambut kedatangan Rinji. "Rinji... Duduk." Langsung saja, Rinji menduduk kan diri nya di hadapan Jeff. Mereka bersitatap dengan senyum sumringah yang terukir di bibir masing-masing."Udah lama?" Tany Rinji basa-basi."Baru beberapa menit." Jawab Jeff seada nya.Kemudian, pria itu langsung memberikan dompet milik Rinji yang di terima sang empu nya dengan riang."Aaaa... Akhirnya." "Saya sempat berpikir kalau kamu tidak membutuh kan dompet itu, saat kamu membatal kan janji
Read more
38; Cerita Untuk Hari Esok
"Kalau kamu butuh teman untuk berbagi keluh-kesah, saya bisa mendengar kan nya." Seumur-umur, Rinji tidak pernah mendengar kalimat tersebut dari siapa pun, termasuk Dildar. Dildar yang dia temui dua tahun lalu, lelaki itu hanya bisa berbagi tawa saja dengan nya. Namun Jeff, yang baru beberapa bulan dia kenal, entah bagaimana bisa lelaki itu mengatakan hal demikian, padahal Rinji sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyembunyikan kesedihan di dalam diri nya.Maka tentu saja, hal itu memancing sesuatu hangat di mata Rinji. Sebelum sesuatu itu pecah dan mengaliri pipi nya, Rinji buru-buru memaling kan wajah. Kemana pun, asal tidak terlihat oleh Jeff. "Hari ini cuaca nya bagus. Bukan begitu, Jeff?" Pada akhirnya Rinji memilih untuk mengalih kan pembicaraan, alih-alih merespons kalimat Jeff."Hm." Dan Jeff hanya bisa pasrah, sebab Rinji terlihat enggan, atau mungkin gadis itu benar-benar belum siap jika harus berbagi apa yang dia rasakan dengan nya. Iya, Jeff berpikiran begitu.Kare
Read more
39; Background Checking
"Nama lengkap nya Jeffrey Karenzio, lahir dan menetap di Jakarta, bekerja di Hans Company sebagai sekretaris pribadi Direktur Utama. Hm... Dia pasti lulusan kampus ternama." Ujar Mauryn begitu membaca secarik kertas di dalam map merah yang baru saja di serah kan oleh Dani, tangan kanan nya untuk mengawasi putri semata wayang nya, Jianna Alatas. Tapi seketika, saat mata nya membaca kaliamat selanjut nya dari dalam kertas itu, pupil nya langsung melebar. "Dia bahkan tidak kuliah?!" Pekik nya dengan suara cukup lengking. "Bagaimana cerita nya bisa bekerja di perusaan besar seperti Hans Company tapi tidak kuliah?" Mauryn menatap Dani yang kontan menggeleng. "Saya hanya mendapat kan data tersebut, Nyonya." Mencoba meredam diri nya, Mauryn sontak melanjut kan kalimat berikut nya. "Dia putra tunggal dari Tamara, pemilik butik Tammy's House dan... Siapa? Siapa ayah pria itu, Dani?" "Tamara tidak pernah tercatat menikah." Ujar Dani apa ada nya. Kontan Mauryn langsung membanting map m
Read more
40. Bincang Malam
"Ah iya, bukan kah Ayah kamu sedang di rawat di rumah sakit?" Tunggu, bagaimana bisa Jeff tahu kalau ayah Rinji berada di rumah sakit. Atau jangan-jangan lelaki itu sudah tahu kalau sebenar nya, diri nya adalah Jianna Alatas. "Rinji?""Hah? Oh iya. Kamu tahu dari mana, Jeff?""Kamu lupa, kalau saya yang mengantar kan kamu ke rumah sakit?" Pernyataab Jeff langsung membuat Rinji menepuk jidat nya. Bisa-bisa nya dia melupakan kejadian malam itu. "Ah iya! Maaf Jeff, aku benar-benar lupa. Akhir-akhir ini aku benar-benar memiliki kesibukan yang luar biasa, jadi... Aku lupa beberapa kejadian yang udah terjadi beberapa waktu lalu." Jelas Rinji sambil berharap Jeff tidak tersinggung. Karena sungguh, meskipun Rinji amat sangat berterima kasih pada lelaki itu yang sudah menolong nya, Rinji benar-benar lupa. Tentu saja, itu semua karena jadwal nya yang super padat, hal itu benar-benar membuat memori otak nya pun tidak terlalu fokus pada beberapa hal atau kejadian yang sudah terlewat beberapa w
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status