All Chapters of Life or Not: Chapter 11 - Chapter 20
40 Chapters
Bab 11 Tragedi
Ketika aku pulang dari kerja tubuhku terasa sangat lelah aku tidak bisa beranjak dari sofa seperti ada magnet yang menarik diriku. Sampai tidak terasa 30 menit berlalu dan diriku masih terbaring lelah tadinya aku akan pergi untuk mandi ku kumpulkan niat terlebih dahulu hingga akhirnya aku beranjak dari sofa dan mengambil handuk kemudian pergi ke kamar mandi.Tidak lama kemudian aku menonton film hanya sekedar hiburan semata tidak lama kemudian paman menelponku.“Brian kudengar kau sudah menyetujuinya aku akan memperiapkannya untukmu,” ucap paman dalam telpon“Ya sudah ku setujui. Oh ya paman...,” ucap ku“Iya ada masalah?”“Tidak jadi tidak ada yang ku khawatirkan.”“Oh ya kalau begitu sampai bertemu nanti.”“Baik paman.”Kemudian ku matikan telpon itu. Ternyata waktuku di kota ini hanya tinggal satu minggu lagi. Kemungkinan juga Toni sudah memberitahu semu
Read more
Bab 12 Melelahkan
Begitu banyak dokumen yang harus di isi ada setumpuk dokumen yang belum ku periksa laporan untuk pasien kali ini cukup banyak. Satu persatu ku periksa dengan teliti kemudian ku seruput segelas kopi yang ada di mejaku. Udara dingin dari AC menusuki tubuhku setelah selesai melakukan operasi kini yang harus dilakukan adalah mengerjakan setiap dokumen ini. Tinggal menunggu 5 hari lagi begitu aku pindah dari sini semuanya akan kembali ke titik nol. Sambil mengerjakan pekerjaan yang setumpuk ini ku lihat beberapa pesan yang memenuhi ponselku dan semua itu dari dari paman. Jam sudah menunjukan pukul tiga sore hari sekarang setengah dokumen sudah selesai ku kerjakan untuk itu aku harus terus mengerjakannya agar semuanya selesai tepat sebelum pertukaran dinas malam. Memang membuat lelah semua ini terlalu banyak jika dibandingkan dengan sebelumnya. Pasien anak perempuan yang tertabrak baru-baru ini membuatku merasa kepikiran karena dia mengalami beberapa komplikasi oleh karena itu operasinya
Read more
Bab 13 Kebetulan
Pagi harinya begiru Brian membuka matanya ternyata dia tengah berada di ruang tengah dan terbaring diatas sofa dengan keadaan berantakan. Tidak lama kemudian dia pergi ke dapur untuk mengambil segelas air minum setelah itu dia duduk di sofa dan mencoba mengingat apa yang terjadi semalam. Ketika dia mencoba mengingat dia melihat jam yang menunjukan pukul tujuh pagi untungnya hari ini dia dinas siang jadi tidak terlambat bangun. Malam itu dia yang masih dalam keadaan mabuk kemudian pulang menggunakan taxi karena sebelumnya dia memang berangkat naik taxi juga. Dengan terhuyung-huyung dia kemudian keluar dari dalam club dan memanggil taxi begitu dia mau naik taxi dia nyaris muntah lagi hanya saja itu tidak terjadi. Kemudian dia mengatakan kepada supir taxi untuk membawanya ke apartemen hingga akhirnya dia berhenti tepat di depan gedung apartemen dengan keadaan masih setengah sadar dia mencoba untuk pergi ke lantai atas dan kemudian memasuki rumahnya itu. Ingatan bahwa sebelumnya dia mun
Read more
Bab 14 Hidup Terus Berjalan
Disebuah apartemen seorang wanita dengan rambut panjang berwarna cokelat dan memliliki tubuh yang proporsional dia melihat ke sebuah cermin memperhatikan bagaimana penampilannya hari ini dengan percaya diri sambil melantunkan melodi dia terus mengecek riasannya. Tidak lama kemudian datang seorang perempuan yang ternyata merupakan teman kerjanya sebagai idol mereka berdua sedang bersiap untuk pergi ke lokasi syuting karena perempuan berambut cokelat itu harus syuting drama yang dia bintangi. Begitu mereka berangkat di depan apartemennya sudah berdiri seseorang yang di duga merupakan manajer mereka. Temannya itu juga ikut dengannya karena penasaran. Dalam perjalanan menuju ke lokasi syuting mereka dikejutkan dengan berita bahwa drama yang di bintangi rekannya itu mengalami peningkatan rating. Dengan perasaan bahagia mereka bersorak. Tidak lama kemudian akhirnya tiba di lokasi syuting yang merupakan sebuah tempat seperti daratan rendah  penuh dengan rumput. Cuaca begitu terik memb
Read more
Bab 15 Hustle Culture
Malam itu setelah bertemu dengan Meredy diriku langsung pulang ke apartemen. Hari libur yang cukup untuk sekedar melepas penat yang tertahan selama dalam sepekan ini. Ketika tiba di apartemen Brian membuka pintu kamarnya dan meletakan tas yang di bawanya setelah itu duduk di depan komputernya sambil memainkan game online. Belum lama ini dirinya mengunggah game baru. Di tempat yang berbeda Meredy belum kembali ke rumahnya dia pergi ke pusat perbelanjaan dan melihat-lihat sekitar tidak di sangka dia bertemu dengan Sera. Dengan cepat Meredy pergi ke arahnya dan menyapa Sera.“Hey Sera.”“Iya oh Meredy.“Belanja apa?”“Aku harus mencari makeup untuk dipakai merias.”“Oh kalau begitu bagaimana mencari bersama. Kebetulan aku juga akan belanja kosmetik.”“Baiklah.”Di pusat perbelanjaan mereka berdua mencari kosmetik dengan perasaan senang. Telihat banyak sekali diskon di temp
Read more
Bab 16 Gossip
Setelah pak tua itu datang menemui Brian. Dia kemudian langsung termenung di dalam ruangannya. Dan dia dikejutkan dengan kedatangan suster Mei ke ruangannya sambil membawa beberapa dokumen. Tidak lama kemudian setelah menyerahkan dokumen tersebut suster Mei kembali keluar dari ruangan itu tanpa bertanya apa pun yang terjadi. Brian yang langsung membuka dokumen tersebut dan mengisinya dia kembali terlihat seperti sedang tidak terjadi sesuatu dan kembali bekerja. Suster Mei yang baru saja keluar dari ruangan Brian kemudian dia ditanyakan oleh suster dan pekerja lain tentang apa yang telah terjadi. Namun suster Mei hanya menggelengkan kepala dan mereka semua sontak dibuat kecewa.“Astaga harusnya kau tanyakan itu.”“Benar kami juga ingin tahu.”“Bukankah ini sesuatu yang luar biasa.”“Sayang sekali padahal jika aku adalah kau akan ku tanyakan.”“Kalau begitu kenapa tidak kalian tanyakan sendiri saj
Read more
Bab 17 Permasalahan
Brian dan kedua temannya itu memandangi orang itu. Ternyata orang itu sadar apa yang dia lihat. Tidak lama kemudian Toni beranjak dari tempat duduknya dan menyapa orang itu menawarkan untuk begabung dengan mereka di sana. Sambil melihat ke arah Brian dan senior dia kemudian mengangguk dan pergi bersama dengan Toni. Brian kemudian menyapanya dan orang itu juga terlihat tidak marah. Senior yang melihat reaksi mereka berdua dia juga memberikan reaksi yang sama terhadapnya. Mereka berempat kini kembali minum-minum dan meskipun tidak sampai mabuk parah kali ini Brian memperingatkan mereka agar tidak mabuk parah karena itu merepotkan. Mendengar ucapan Brian yang memperingatkan mereka dengan senyum meledek mereka mengatakan setuju dengan pendapat Brian. Sebenarnya akhir-akhir ini kami sering pergi minum-minum bukan tanpa alasan. Dalam kehidupan pribadi mereka banyak sekali ujian yang membuat mereka nyaris kewalahan dan menyerah. Akibat dari itu semua mereka minum-minum dengan dalih menghil
Read more
Bab 18 Hari Sial
Hari ini merupakan hari yang sial. Tiba-tiba turun hujan dan membuat Brian yang tengah berada di luar rumah harus terjebak di sebuah toko makanan dekat jalan raya. Di sana dia duduk sendirian sambil melihat hujan yang turun deras sekali. Ketika dirinya sedang berteduh dia kemudian di tawari rokok oleh seorang pria tua sepertinya dia usianya sekitar 50 tahun. Dia terus melihat Brian dengan tatapan yang mengasihaninya. Pria tua itu pun duduk di sekitar tempat duduk sambil merokok. Brian yang merasa kesal karena harus menunggu hujan reda dengan begitu dia bisa pulang ke rumahnya. Di tempat makan itu diirnya membeli cemilan hanya sekedar membuatnya tidak merasa bosan. Hujan turun dengan lebat dan kemudian di sertai petir yang membuat dirinya kaget seketika. Pak tua itu masih saja merokok dan kini dia menghabiskan satu bungus rokok yang dia bawa sambil meminum kopi. Udara semakin dingin membuat suasana terasa tidak nyaman. Di samping itu Brian melihat ke arah pemilik toko yang tengah men
Read more
Bab 19 Bimbang
Malam hari di pusat kota Domino. Penuh dengan keramaian membuat suasana terasa hangat di bawah bintang yang menghiasi gelapnya malam. Tepat di sebuah apartemen milik seorang pria di sana dirinya tengah bertelepon dengan seseorang dalam percakapnnya terdengar begitu santai.“Kau yakin?”“Benar dia sendiri yang mengatakannya. Kau tidak percaya?”“Hah tidak masalah bukankah setidaknya aku bisa bertemu dengan pecundang itu.”“Kau ini tidak berubah rupanya.”“Jika ada hal seru lagi jangan lupa bilang padaku.”“Tentu saja Jason.”Apartemen tersebut ternyata milik Jason Feredict teman masa kuliah Brian. Dia belum lama ini berada di kota Domino. Di tempat yang berbeda di sekitar Baverley orang-orang tengah pulang dari tempat kerja mereka. Stasiun kereta bawah tanah penuh oleh mereka yang baru saja meninggalkan tempat kerjanya. Suasanan begitu sumpek bahkan nafas saja tera
Read more
Bab 20 Naik Turun
Siang hari dimana Brian harus segera bersiap untuk pergi bekerja. Setelah dirinya selesai mandi dan berganti pakaian sekarang saatnya untuk pergi berangkat ke tempat kerja. Tinggal menunggu 2 hari lagi dirinya akan pindah dari kota ini. Brian yang berangkat menaiki bus dirinya sekarang sudah berada di dalam lift untuk menuju ke lantai dasar. Tidak di sangka ternyata dirinya bertemu dengan seseorang yang dia kenal di dalam lift. Orang itu tersenyum dengan ramah kepada Brian dan menjabat tangannya. Dia berpakaian rapi memakai jas berwarna hitam dan kemeja putih seperti layaknya orang habis mendatangi acara formal. Ternyata orang itu bernama Mario teman masa kuliah Brian. Sekarang dirinya merupakan seorang dermatolog yang bekerja di sebuah rumah sakit di kota Domino. Jika dilihat dari kedatangannya sepertinya dia habis menemui seseorang yang juga kebetulan tinggal di gedung apartemen ini.“Brian. Sudah lama ya bagaimana kabarmu?” ucap Mario kepada Brian sambil menjab
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status