Menceritakan sebuah kisah tentang hidup ini tidak luput dari keputusasaan, luka bahkan hal yang paling ditakuti yaitu kematian dan tragedi. Brian McDonnie seorang dokter bedah disebuah rumah sakit ternama di kota Domino yang frustasi karena tidak bisa menyelamatkan cintanya akan kah dia bisa mengatasi masalahnya dan membuka lembaran takdir?
view moreKehidupan manusia sebagaimana yang terjadi pada dasarnya memang tidak luput dengan tragedi. Banyak yang berpikir dunia ini tidak adil setiap nafas terasa sesak seakan oksigen hampir punah. Namun diriku mencoba terus berjalan beriringan dengan beban yang kupikul disetiap nafasku. Jeritan jiwaku membuat tidak berdaya hari demi hari aku mencoba untuk melewati dan membuatnya menjadi nyata.
Namaku Brian McDonnie kini diriku seorang dokter bedah disebuah rumah sakit di kota Beverley. Usiaku hari ini tepat 25 tahun. Diantara semua rekan kerjaku bisa dibilang aku paling muda. Mungkin aku termasuk orang yang beruntung diantara semua orang dalam lingkungan pekerjaanku semua tugas yang diberikan padaku selalu berjalan dengan baik tanpa adanya sedikit pun kesalahan. Bukannnya ini sombong hanya saja kenyataan lah memberikan jawaban.
Aku tinggal di apartemen tidak jauh dari tempatku bekerja hanya memerlukan waktu sekitar 15 menit saja menggunakan mobil. Hidupku bisa terbilang rumit. Orang tuaku tinggal di luar kota sudah lama sejak aku lulus dari Universitas kedokteran mereka tidak pernah bertemu denganku karena kami saling sibuk. Hanya berkomunikasi dengan video call saja. Namun diriku sudah terbiasa dengan hal seperti itu aku tidak terlalu mempermasalahkan tentang mereka.
Mengingat keluargaku aku memiliki satu adik perempuan 3 tahun lebih muda dariku yang kini dia menjalani kuliah di kota Domino namanya Bella McDonnie. Dia sangat mirip denganku memiliki warna mata cokelat dengan rambut hitam lurus. Sudah lama sekali tidak bertemu dengannya terakhir kali ketika aku sebelum berangkat ke Baverley.
Orang-orang mengatakan jika diriku jenius tapi dari lubuk hatiku itu tidak realistis. Hanya ambisius itulah yang ku sadari. Hidup ini terus berjalan dimana aku tidak lagi berada ditempat yang sama semuanya perlahan berubah seiring dengan berjalannya waktu hal itu berlaku untuk setiap manusia di dunia ini tidak terkecuali diriku. Sorot mata yang terpancar padaku seakan orang-orang mengisyaratkan suatu makna. Kadang dalam kepalaku terlintas suatu ide yang menakjubkan dimana aku bisa melakukan banyak hal dalam waktu singkat tanpa khawatir dengan konsekuensi yang akan menimpaku.
Imajinasi itu terus bermunculan dalam benak ku. Menandakan bahwa diriku masih terbilang cukup kekanakan. Padahal usiaku sudah berada di tingkat remaja akhir secara medis seperti itu. Dulu aku tidak berpikir untuk menjadi salah satu pekerja dalam bidang kesehatan aku hanya mengedepankan hobiku yang mana saat itu bahkan sampai sekarang aku masih menggelutinya bermain video game dan fotografis dua hal yang tidak bisa terpisah dariku. Sebelum akhirnya orangtuaku menyuruhku seperti pamanku bergelut dalam dunia medis. Sungguh sangat berat awal yang kurasakan hanya saja begitu seiring berjalannya waktu sepertinya ini tidak buruk dan tentu saja aku menikmatinya. Begitu juga dengan keluargaku mereka sangat membanggakanku bahakan kata-kata berlebihan sering terucap.
Setiap hari setiap waktu yang ku jalani begitu berharga sama sekali aku tidak pernah menyesal meskipun begitu aku masih mengundang tanda tanya kenapa pamanku dan kepala rumah sakit dimana tempat ku bekerja berikeras untuk memindahkanku ke Domino. Di satu sisi aku bersyukur mungkin disana aku lebih bisa banyak belajar lagi untuk membuat karirku semakin bagus tidak hanya itu saja aku juga bisa bertemu dengan adik perempuanku. Perasaan yang tidak biasa ini selalu menghantuiku menjadikan diriku overthinking. Mungkin ini jalan yang harus ku lalui ujian yang harus di lewati tanpa sadar aku begitu menyayangi keberadaan juga kebersamaan bersama rekan-rekanku di Mourin Hospital tempaku bekerja.
Keputusan yang berat kini ku putuskan dengan banyak pertimbangan pada akhirnya lagi-lagi aku melunak yang menyetuji semuanya tanpa banyak berkomentar. Aku hanya berharap keputusan yang telah ku ambil tidak berujung ke dalam penyesalan. Dua hari yang lalu setelah berpamitan dengan rekan-rekanku bahwa aku akan dipindahkan tugas mereka seraya mengucapkan salam perpisahan dengan mengadakan party BBQ terlebih dahulu pada malam hari di restoran BBQ. Kami merayakannya dengan acara minum-minum sebagai tanda party terakhir kalinya. Waktu sudah menunjukan pukul 02:00 kami langsung pulang ke rumah masing-masing sambil mengucapkan salam terakhir.
Aku menghubungi keluargaku untuk memberitahu mereka bahwa aku akan pindah ke Domino dikarenakan pekerjaan. Mereka dengan tenang memberikan dukungan padaku dan sepertinya tidak ada kekhawatiran sama sekali terlihat dari ucapan mereka di telpon.
Sekali lagi aku berpikir apakah yang ku lakukan ini benar? Apakah aku terjebak dalam perangkap? Ini terlihat janggal? Akankah aku baik-baik saja? Pertanyaan-pertanyaan itu selalu bermunculan sampai aku tidak bisa tertidur bahkan sudah beberapa kali memejamkan mata. Hingga aku kembali membuka ponsel dan membaca banyak webtoon agar aku merasa ngantuk dan mulai terlelap. Pemikiran yang terlalu berlebihan sudah sering terjadi padaku bahkan sampai membuatku terjaga sepanjang malam dan besoknya aku mengantuk beruntungnya hari itu aku libur sehingga tidak perlu risau dengan kerjaanku.
Kota Domino tempat dimana semua orang terlihat sibuk suasana metropolitan yang membuat kota ini terkenal dengan sangat metropolis. Orang-orang berlalu lalang kesana kemari menjadikan terasa hidup mereka telihat akan berangkat bekerja ada juga yang sepertinya pergi ngampus dan hal lainnya. Awalnya aku pikir akan berjalan semestinya dalam bayanganku terlintas pikiran seperti itu. Aku yang tengah bergegas menuju ke rumah sakit Holive yang mana itu adalah tempatku kini bekerja. Dalam perjalanan menuju ke sana kali ini aku akan menaiki bis sesampainya di halte tepat dekat Holive Hospital dengan bersemangat aku pergi kesana. Ini akan menjadi awal yang baik mungkin. Namun takdir berkata lain secara tidak sengaja aku bertemu dengan dia apakah ini suatu kebetulan yang nyata? Perasaanku yang tadinya tenang kini sebaliknya.
Apakah pertemuanku dengan dia ini sudah di takdirkan? Seketika hal ini telintas dalam kepalaku ataukah ini sebuah bencana yang membuatku terseret dalam kegelapan? Atau ini sesuatu yang manis yang akan menjadi ending yang ku nantikan? Rasanya aneh kenapa diriku dipenuhi dengan rasa penasaran sampai telintas memori yang sudah lama ku kubur.
Masa depan memang tidak bisa ditebak begitu juga dengan hari esok kita tidak bisa memperkirakan sesuai dengan ekspektasi yang terlintas dalam benak. Kadang takdir memang selalu memberikan kejutan. Semua kembali ke dalam diri apakah akan menerimanya dan menghadapinya? atau justru lari dan menghindarinya? Semua pilihan ada dalam genggaman setiap orang tinggal bagaimana cara dia memilihnya. Hidup bertumbuh dan jatuh adalah beberapa hal yang tidak bisa dihindari bagi semua manusia tidak terkecuali diriku. Apakah yang ku lihat ini nyata? Sampai pada akhirnya semuanya tenggelam dalam jurang teka-teki. Jawaban yang akan menetukan hidupku semuanya akan terungkap dalam suatu kisah yang tertulis melalui garis yang terikat dalam benang merah.
Hari ini Brian bekerja seperti biasanya di rumah sakit kota Domino dia sedang melakukan tindakan pemeriksaan fisik kepada pasien pasca operasi. Selama ini dia selalu melakukan pekerjaannya dengan baik sampai dia pulang ke rumahnya. Waktu sudah menunjukan pukul 6 sore semua orang hari ini menyudahi pekerjaannya dan mereka pulang ke rumah untuk beristirahat. Brian juga demikian dia pulang ke rumahnya yang berada di sebuah apartemen tidak jauh dari pusat kota. Dirinya begitu melihat pemandangan yang sangat indah membuatnya terkesima dalam waktu cepat. Begitu dia sampai di rumahnya dia langsung duduk di sofa sambil memakan ayam goreng yang baru saja dia pesan lewat pesan antar. Hari yang cukup lelah bagi dirinya sehingga dia menikmati dengan santai. Banyak sekali kejadian yang membuat dirinya merasa harus terkuras energinya. Kematian Hana yang merupakan temannya baru ini menyimpan duka mendalam bagi dirinya dan dia masih mengenangnya karena Hana bukan hanya sebagai teman namun dia juga
Tepat di kediaman Jason. Dirinya sedang meneguk wine sambil duduk dengan santai di kursi ruang kerjanya. Alunan musik klasik membuat suasana di ruangan tersebut terasa elegan. Dia terus menerus menggerakan gelas wine miliknya sebelum kemudian dia meneguknya. Pagi hari yang cukup indah di matanya seakan dia sehabis bermimpi indah. Jason merupakan seorang musisi sebelumnya dirinya sama seperti Yurian yang merupakan seorang pianis. Setelah 3 tahun lamanya dirinya menjadi musisi dan dia sering mengadakan konser di berbagai tempat dan tentunya penggemarnya sudah seperti penggemar selebriti mereka banyak sekali dan bahkan membuat fanbase khusus untuk dirinya yang diberi nama “Jasonius.” Mereka terdiri dari berbagai kalangan usia dan tentunya sangat menyukai dirinya. Bahkan setiap kali dia akan mengadakan konser mereka selalu datang dan mendukungnya bahkan di sebuah forum internet dirinya sempat menjadi trending karena hal itu. Jason memang berasal dari kalangan sendok emas dan
Saat ini Brian sedang berada di dalam ruangan kerjanya dia tengah memikirkan apa yang membuatnya penasaran dengan ucapan dokter Maria sebelumnya. Brian kemudian melihat ke arah jam dinding dan masih menunjukan pukul 3 sore. Tidak lama kemudian dia berencana untuk bertemu dengan dokter Maria yang sekarang berada di ruangannya. Dia kemudian bergerak menuju ke lantai 2 dimana mereka akan bertemu dan begitu sampai di sana dirinya melihat dokter Maria sudah menunggu kedatangannya dengan duduk di kursi ruang kerjanya. Meja di mana banyak sekali tumpukan kertas kemudian dokter Maria menghentikan aktivitasnya begitu Brian datang menemuinya dan mereka berdua akan memulai obrolan yang membuat dirinya penasaran.“Brian. Silahkan duduk,” ucap Maria“Langsung saja ke intinya.”“Baiklah ku harap kau bisa menerima ini dengan baik.”“Terserah saja.”“Yurian bukanlah orang yang waras. Dia semakin ke sini semakin
Waktu terus berjalan sampai tidak terasa sudah satu bulan lamanya Yurian dirawat di rumah saikit jiwa dan dia berada di sebuah ruangan yang merupakan ruang dirinya dirawat. Dengan penampilan yang terlihat lusuh dirinya mencoba untuk tetap waras namun kenyataan malah sebaliknya. Dia sekarang sudah seperti orang lain dimana dia terlihat begitu berbeda walau hanya sekilas. Hana yang menjadi susternya saat itu dan terus mendatanginya untuk melakukan perawatan serta pemberian obat. Melihat Hana yang bekerja kerasa dihadapannya membuat Yurian seketika teringat dimana dirinya dahulu merupakan orang yang seperti itu sehingga dia termenung dalam suasana terkejut sampai Hana menyadari akan hal itu dan bertanya kepada dirinya.“Yurian. Apa ada yang anda pikirkan?” tanya Hana kepada dirinya dengan tatapan lembut namun penuh arti“Tidak. Tidak ada apa-apa,” ucap Yurian sambil menggelengkan kepala“Baiklah kalau begitu. Oh iya jika ada yang ingin
Di kediaman Yurian 5 tahun yang lalu. Dia sedang berada di dalam kamarnya sambil membaca sebuah buku musik klasik yang dia dapatkan ketika dirinya masih berumur 5 tahun. Ibunya merupakan seorang musisi dia pemain piolin terkenal bernama Julia Antonius semenjak ibunya menikah dengan ayah Yurian dia berganti nama menjadi Julia Frances. Yurian merupakan anak tunggal dari pasangan yang salah satunya musisi dan yang satunya lagi merupakan dokter bedah terkenal di negeri ini namun mereka bedua pindah ke luar negeri begitu Yurian beranjak remaja. Dirinya menjadi seorang yang mandiri sejak saat itu karena harus bertahan hidup sendirian tanpa ada yang mengasuhnya kecuali orang yang menjadi manajernya di masa depan yang tidak lain adalah sekertaris ibunya. Keluarga Yurian cukup harmonis namun begitu ayahnya pulang dari luar negeri seorang diri Yurian merasa ada kekhawatiran dalam dirinya. Saat itu dia masih berumur 15 tahun dan tidak berani menanyakan hal yang terbilang cukup sensitif. Dia me
Brian dengan sibuk melakukan pekerjaannya tersebut kemudian dia melakukan prosedur operasi kepada pasien dengan bantuan rekan-rekannya. Selama dia melakukan tindakan tersebut dia dengan tenang melakukannya secara hati-hati. Setelah kemudian melanjutkan ke tahap berikutnya dirinya kemudian memotong usus buntu tersebut dan tidak lama kemudian memasukannya ke dalam pipet. Begitu dia selesai melakukan pengangkatan usus buntu itu tidak lama kemudian dia menjahit luka operasinya dengan perlahan sampai akhirnya menutup dengan sempurna. Di bawah lampu operasi dirinya dengan sangat hati-hati menjahit luka tersebut setelahnya dia kemudian membersihkan bekas darah yang berserakan disekitat meja operasi tersebut. Brian kemudian berhasil melakukan prosedur pengangkatan usus buntu.“Akhirnya selesai,” ucap Brian dengan menghela nafas dibalik masker yang dia gunakan“Tidak buruk juga.”“Akan ku bersihkan sisanya. Langsung saja bawa pasien ke ruang
Pembicaraan mereka berdua berlangsung lama. Brian seketika terdiam sambil memikirkan seseuatu yang terdengar familliar. Hana yang melihat Brian terkejut seperti itu membuat dirinya merasa heran. Brian kemudian meneguk wine di gelasnya dan dia masih terlihat begitu memikirkan sesuatu. Tanpa bertanya cukup banyak Hana kemudian melanjutkan makannya dan dalam pikirannya dia masih bertanya-tanya dengan apa yang terjadi kepada Brian seolah dirinya merasakan sesuatu yang aneh dan terkesan penasaran. Selama ini dirinya memang tertarik kepada Brian hanya saja dia tidak dapat mengungkapkannya kerena berbagai alasan. Dia dengan senang sekarang berada bersamanya namun semua itu tidak membuat dirinya merasa cukup dan ingin tahu lebih dalam.“Apa terjadi sesuatu dok?” tanya Hana kepada Brian“Ada sesuatu yang ingin ku pastikan.”“Memastikan apa?”“Apa kau bisa membantuku?” ucap Brian kepada Hana dengan tatapan meyakinkan.
Tepat di hari konser amal Yurian yang diadakan disebuah gedung opera di kota Domino. Banyak orang yang sudah berkumpul untuk meyaksikan konser tersebut. Mereka semua sangat antusias dan bahkan sudah dari pagi berada di tempat itu. Sambil menunggu acara di mulai mereka mengantri dan begitu masuk ke dalam gedung teater ternyata kursi di sana sudah di isi oleh beberapa orang. Brian yang hari ini datang ke lokasi dirinya melihat orang-orang yang berkumpul untuk menghadiri acara tersebut denga sangat senang. Brian kemudian mengantri seperti mereka dan begitu giliran dirinya dia langsung masuk ke gedung. Tepat di dalam gedung dia langsung duduk di kursi penonton bagian tengah. Ini merupakan pengalaman pertamanya di usia segini menghadiri acara musik. Orang-orang yang berada di kursi penonton mereka semua terlihat begitu gembira dan lagi ada banyak anak-anak yang datang ke tempat ini. Tidak lama kemudian seseorang datang menghampiri Brian. Orang tersebut tidak lain adalah Alex teman kerjan
Brian berjalan menuju ke ruangannya dia yang masih merasa kepikiran dengan apa yang dikatakan oleh dokter Maria hanya menghela nafas panjang. Kehidupan seseorang ternyata tidak bisa ditebak. Brian melihat pintu ruangannya dan kemudian dirinya masuk sambil membawa sebuah rekam medis. Dia kemudian duduk di kursinya dan terus melihat isi dokumen tersebut. Sekarang waktu sudah menunjukan pukul 5 sore dia masih memiliki waktu selama satu jam lagi untuk mengakhiri pekerjaannya hari ini. Dalam benaknya terlintas sesuatu yang membuat dirinya nyaman tidak lain yaitu liburan. Selama beberapa pekan dirinya bekeraja di kota ini dia belum merasakan liburan yang semestinya dia dapatkan. Hanya pekerjaan yang menumpuk dan membuat dirinya seakan diambang ketidak warasan dan ingin sekali melarikan diri bahkan bertekad untuk mengakhiri hidup. Sesuatu yang sangat merepotkan. Suara detik jam membuat dirinya merasa tenang terasa sepi dan membuat dirinya tenang. Brian kemudian melihat ponselnya dan ternya
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Mga Comments