Tous les chapitres de : Chapitre 71 - Chapitre 80
121
Chapter 71
Saat ini pikiran Aksa benar-benar kacau setelah bertemu dengan Maura, dalam perjalan ke penjara ia menyetir mobilnya dengan oerhana karena ia takut terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan. Aksa sendiri takut jika semua yang Maura katakan adalah sebuah fakta yang sangat menyakitkan bagi dirinya. Ia bingung harus bagaimana dengan kondisi Savana yang berada di penjara dan juga bukti-bukti yang ditemukan oleh polisi yang menyatakan Savana memang bersalah."Savana aku sangat mencintai kamu tapi aku juga bingung, aku juga takut kalau apa yang Maura katakan itu benar. Apalagi tentang kehamilan kamu," ucap Aksa sambil menyetir mobilnya.Untungnya sekarang jalanan terasa lancar tidak macet seperti biasanya jadi sedikit membuat Aksa tenang. Mungkin sekitar hampir satu jam akhirnya Aksa sampai. Ia segera turun dari mobilnya namun sebemum ia masuk ia bertemu dengan Papah Rangga yang baru saja selesai menjenguk Savana."Eh Aksa?" ucap Papah Rangga yang lebih dulu melihat Aksa yang berjalan denga
Read More
Chapter 72
Sementara itu Agri yang merupakan asisten pribadi Xabiru sudah berhasil mendapatkan data pribadi tersangka kasus pembunuhan Erik. Sambil terus mengotak-atik lapt6yangbada dihadapannya dan beberapa kali ia membereskan beberapa lembar dokumen yang ada disampingnya. Agri selalu memastikan jika ia menyelesaikan pekerjaannya dengan sangat baik suapaya bisa menyenangkan hati Xabiru."Ternyata nama perempuan itu adalah Savana," guamam Agri dengan pelan sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.Agri sendiri sebagai orang terdekat dari keluarga Adiguna tidak pernah menyangka jika Erik putra bungsu dari keluarga Adiguna harus meninggal dunia dalam kondisi seperti itu. "Cepet banget kamu pergi Rik, padahal masih banyak urusan kerjaan yang belum kita obrolin bareng," batin Agri ketika kembali teringat dengan sosok Erik yang merupakan partner kerja sekaligus sahabat terbaiknya.Kepergian Erik memang meninggalkan duka yang sangat dalam terutama untuk orang-orang di lingkungan terdekatnya. Tidak lama s
Read More
Chapter 73
Saat ini Papah Rangga sudah kembali ke rumah dan ia langsung disambut oleh senyuman manis dari istrinya. "Gimana kondisi Savana Pah?" tanya Mama Maia basa-basi."Kondisi dia saat ini benar-benar sangat terpuruk, Papah kasihan sama dia. Sekarang Papah juga lagi cara supaya bisa bantu dia keluar dari penjara," jawabnya.Maura yang kebetulan juga beras ditempat yang sama langsung mengerutkan keningnya setelah mendengar ayahnya berbicara seperti itu, ia tidak rela jika Savana keluar dari penjara dalam waktu cepat karena dia belum berhasil merebut Aksa."Udahlah Pah, orang Kak Savana sudah ditentukan bersalah masih aja dibelain!" sambung Maura yang sontak langsung membuat mata kedua orangtuanya tertuju padanya."Jaga mulut kamu Maura! Gimanapun juga Savana adalah anggota keluarga kita dan dia itu Kakak kamu juga masa kamu tega lihat dia di penjara!" jawab Papah Rangga dengan cepat yang tidak terima dengan apa yang keluar dari mulut Maura.Disitu Mama Maia mencoba untuk menengahi keduanya d
Read More
Chapter 74
Saat ini di kamarnya Maura merasa tenang karena Savana sudah berada di penjara dan sepertinya rencananya untuk merebut Aksa akan berjalan mulus. Meskipun saat ini ia juga mempunyai masalah yang lumayan menguras pikirannya, ya tentang kehamilannya. "Kalau Kak Savana bilang sama semua orang kalau aku yang hamil anak Erik gimana ya?" batin Maura mulai gelisah lagi.Namun saat ini yang terpenting bagi dirinya adalah bagimana cara dirinya merebut Aksa yang sudah mulai masuk kedalam perangkapnya. "Cepat atau lambat sepertinya keinginan gue akan terwujud dan gue mau menikah sama Aksa secepatnya, sebelum anak yang ada dalam kandungan gue lahir," ucapnya sambil mengelus perutnya.Awalnya memang Maura sangat panik karena ia tidak mau hamil apalagi laki-laki yang membuatnya hamil adalah laki-laki yang bukan diinginkan oleh dirinya. Samapi saat ini yang mengetahui kehamilan dirinya hanya Mama Mia dan Savana. Papah Rangga saja tidak mengetahuinya dan Maura juga bingung harus cerita pada Papah Rang
Read More
Chapter 75
"Kamu udah jenguk Savana?" tanya Mama Devi saat melihat putranya yang baru saja duduk diatas sofa.Aksa hanya menganggukkan kepalanya saat sang Mama bertanya seperti itu, entah kenapa perasaannya semakin tidak menentu seteleh ia bertemu dengan Savana apalagi saat di kantor polisi tadi keduanya sempat berdebat."Kamu yang sabar ya Aksa, gimana kondisi Savana disana?""Ya gitu Ma."Sekarang Aksa menjadi lebih pendiam Bahakan pada ibunya sendiri ia tidak banyak bicara tampaknya ia benar-benar terkejut dengan semua permasalahan yang terjadi saat ini ditambah lagi dengan ucapan-ucapan Maura yang terus berkeliaran dipikirannya."Kamu harus support istri kamu ya, Mama juga enggak ngerti gimana kejadian bisa-bisa jadi seperti ini," ucap Mama Devi yang selalu membela menantu kesayangan."Kalau Mama setiap keputusannya ikut kamu," lanjutnya lagi.Sebagai putra tunggal di keluarganya, Aksa memang Selakau mendapatkan perhatian yang lebih dari kedua orangtuanya terutama sang mama yang selalu mend
Read More
Chapter 76
Hari berganti hari, Minggu berganti Minggu, dan bulan berganti bulan, tidak terasa kini kandungan Maura sudah berusia tujuh bulan namun ajaibnya perutnya masih terlihat kecil seolah ia tidak sedang mengandung padahal usia kandungannya sama dengan kehamilan Savana yang justru kandungan Savana kini sudah begitu membesar.Saat ini entah mengapa tidak seperti biasanya, perut Maura terasa sangat sakit namun ia berusaha untuk menahannya, ia tidak ingin berbicara pada Mama Maia karena ia juga tidak ingin merepotkan ibunya itu. "Perut gue sakit banget gila, mau bilang sama Mama tapi enggak enak karena gue udah kevewain dia dan masa iya gue tega bikin susah dia lagi sekarang karena kondisi kehamilan gue," ujar Maura yang terus menekan perutnya menggunakan bantal yang ada di tempat tidurnya."Semoga aja enggak terjadi apa-apa sama kandungan gue!" batin Maura yang sebenarnya ia juga sangat khawatir jika akan terjadi sesuatu dengan bayi yang ada dalam perutnya.Padahal seharusnya sekarang ia bers
Read More
Chapter 77
Mama Maia begitu terkejut ketika melihat kondisi Maura yang sangat lemah dan hampir pingsan yang lebih membuatnya shock lagi adalah ketika melihat Maura yang tergeletak dibawah tempat tidur karena tampaknya sudah tidak tahan lagi menahan rasa sakit yang dirasakannya. Melihat kedatang sang Mama, Maura langsung meminta tolong pada ibunya dengan merintih. "Mah tolong aku, sakit banget Mah," lirih Maura sambil menangis menatap wajah sang Mama. Melihat kondisi Maura membuat Mama Maia merasa sangat sedih tanpa pikir panjang ia langsung membawa Maura, membangunkan Maura dan menuntunnya pelan-pelan untuk masuk kedalam mobil, rencananya ia akan membawa putrinya ke rumah sakit terdekat untuk diperiksa lebih lanjut. "Kamu masih kuat jalan ya kan sayang sampai garasi depan aja," ucap Mama Maia sambil melihat kearah Maura. Maura hanya dapat mengangguk lemah dan ia pun berjalan dengan perlahan dibantu oleh Mama Maia. "Hati-hati sayang," ucap Mama Maia sambil menuntun Maura berjalan. Setelah mas
Read More
Chapter 77
Sementara itu saat ini Aksa sedang bersiap-siap untuk bertemu dengan Maura nalmun ia juga merasa ragu karena sampai saat ini handphone Maura masih juga belum aktif padahal ia ingin bertemu dengan Maura untuk menggobrol tentang Savana. "Dari tadi pagi Maura handphonenya enggak aktif sebenarnya jadi enggak sih kita ketemuannya nanti jangan sampai aku udah capek-capek nunggu dan dia malah enggak datang," gerutu Aksa yang terus mondar-mandir didalam kamarnya."Sekarang aku telepon juga enggak aktif," keluhannya lagi.Banyak hal yang perlu ia bicarakan bersama dengan Maura karena Aksa merasa jika Maura dapat memberikan informasi apapun dengan jelas tentang Savana namun sayangnya sekarang ia merasa sangat kesal karena Maura sangat sulit dihubungi.Sekarang hubungan Maura dan juga Aksa juga semakin dekat bahkan sekarang Aksa sudah jarang lagi menjenguk Savana di kantor polisi dan ia lebih memilih untuk bertemu dengan Maura. Bagi dirinya Maura tidak hanya dapat sekedar memberikan informasi te
Read More
Chapter 78
Xabiru terus memperhatikan Mama Yunita yang saat ini sedang berada di meja makan, setelah sekian lama akhirnya ia merasa sangat bahagia karena bisa duduk kembali bersama dengan ibunya yang sempat depresi karena kepergian Erik. Sampai saat inipun Mama Yunita masih terlihat sangat terpukul dengan kepergian Erik namun kondisinya saat ini sudah sangat jauh lebih baik dari sebelumnya. "Mama makan yang banyak ya," ucap Xabiru dengan sangat lembut pada ibunya. "Iya thank you, Biru." Tidak ada hal yang lebih membahagiakan dalam hidupnya selain bisa melihat ibunya tersenyum meskipun ia sendiri tidak tahu bagaimana perasaan sang mama saat ini yang masih sering kepikiran dengan Erik. Wajar saja karena Mama Yunita merupakan tipe ibu yang sangat penyayang baik pada Xabiru maupun pada Erik anak bungsunya. Setelah kehilangan suaminya ia harus merasakan kesedihan yang lebih dalam lagi akibat kepergian Erik, namun meskipun begitu ia masih sering diberikan dukungan yang sangat baik oleh Xabiru yang
Read More
Chapter 78
Sementara itu Mama Maia dan juga Maura sekarang tengah merasa hancur karena Maura mengalami keguguran. ia tak kuasa menahan air matanya lagi saat Dokter memgatakan jika janin yang ada didalam perut Maura gagal berkembang.Dokter menjelaskan pada Mama Maia jika keguguran ialah berhentinya kehamilan dengan sendirinya sebelum usia 20 minggu (kurang lebih 5 bulan). Penyebab keguguran kebanyakan tidak bisa diketahui secara pasti, namun kemungkinan besarnya adalah adanya kelainan genetik yang menyebabkan tubuh menghentikan kehamilan dengan sendirinya."Kemungkinan janin tidak berkembang sehingga kehamilan berhenti dan tubuh mengeluarkannya. Tanda keguguran yang paling umum adalah perdarahan dari vagina. Bisa juga disertai nyeri perut bawah," ucap seorang Dokter kandungan sebelum akhirnya keluar dari ruangan itu.Maura terus menangis karena ia bum siap kehilangan calon buah hatinya begitupula dengan Mama Maia yang sangat mengharapkan kehadiran calon cucunya dari Maura. "Maura udah sayang kam
Read More
Dernier
1
...
678910
...
13
DMCA.com Protection Status