Cerita tentang dua bersaudara Savana dan Maura, tanpa mereka ketahui mereka mencintai pria yang sama yaitu Aksa. Hubungan mereka berdua yang memang tidak pernah baik menjadi semakin buruk setelah Maura mengetahui Aksa akan menikahi Savana. Namun akhirnya niat Aksa terlaksana dengan dukungan ayah Savana walaupun ditentang oleh Maura dan Ibunya. Namun setelah menikah rumah tangga Aksa dan Savana tidak berjalan lama, sebab Savana dituduh membunuh Erik mantan pacarnya, Savana mendekam dibalik jeruji besi dalam kondisi hamil, seolah dipermainkan oleh takdir Savana juga diceraikan oleh Aksa suaminya. Setelah kejadian itu Aksa menikah dengan Maura, beberapa waktu kemudian, Savana kaget melihat keduanya sudah menjadi sepasang suami istri. Hidup terpuruk Savana tiba-tiba bertemu dengan Xabiru Adiguna yang merupakan konglomerat muda dan mereka menjalin hubungan spesial hingga menikah, yang tidak disangka Xabiru menikahi Savana dengan motif balas dendam. Xabiru merupakan kakak kandung Erik. Bagaimana kah kisah Savana selanjutnya? "Tidak ada satu orang pun Ayah di dunia ini yang rela anaknya dipermainkan dalam pernikahan." –Papa Rangga "Karena hancurnya rumah tangga bukan selalu karena orang ketiga, tapi karena tidak adanya rasa saling percaya." -Savana
Lihat lebih banyakSetiap orang pasti memiliki kisah cintanya yang tidak terlupakan, entah itu cinta pertama yang manis maupun menyakitkan, ataupun kisah cinta yang tidak tersampaikan maupun kisah cinta yang penuh penyesalan.
Savana adalah perempuan cantik, cerdas, mandiri, berwawasan luas dan juga baik hati.Dia merupakan Manajer muda di sebuah Perusahaan besar yang ada di Jakarta. Savana memiliki adik perempuan yang bernama Maura. Maura yang sejak kecil selalu dimanjakan oleh orang tuanya terutama ibunya, tumbuh menjadi pribadi yang tidak bisa bersikap dewasa, egois, manja, tidak bisa hidup susah, dan enggan bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri.
Sehingga savana selalu mengalah. Tugas kuliah Maura saja Savana yang mengerjakan. Apa yang savana miliki Maura menginginkannya. Tanpa mereka ketahui bahwa mereka mencintai pria yang sama yaitu Aksa Pengusaha muda kaya dan juga tampan.
Hubungan persaudaraan mereka yang dari awal sudah tidak baik, menjadi semakin buruk saat Maura mengetahui bahwa Aksa akan menikahi Savana.
Sang surya menampakan cahayanya, bias sinarnya masuk kedalam kamar gadis cantik bernama Savana Anindya Putri melalui celah jendela yang tidak tertutup korden dengan sempurna. Menggeliat, Savana bangun dan bergegas masuk kedalam kamar mandi.
Hari ini, Savana akan pergi ke Price kafe salah satu kafe termewah di Jakarta, untuk merayakan hari ulang tahun kekasih barunya yaitu Aksa, namun tiba-tiba saat dalam perjalanan savana di jambret oleh dua orang pria yang tidak dikenal hingga ia terjatuh, kue ulang tahun yang dia buat untuk Aksa pun hancur.
"Astaga kue aku," ucap savana sambil merintih kesakitan.
Savana mencoba berdiri untuk mengambil kuenya yang sudah rusak namun kakinya kembali terkilir sehingga membuat ia terjatuh kembali.Beruntung, saat itu ada pria yang membawa mobil sport dan melihat kejadian itu, Pria tampan yg mengenakan jas nevy lengkap dengan kacamata hitam itu langsung turun dari mobil mewahnya, ia langsung menghampiri dan menolong Savana.
"Kamu enggak apa-apa?" tanya pria tampan itu sambil membantu Savana berdiri dan memegang pundaknya.
Savana terlihat merasa risih. "Saya enggak apa-apa kok. Bisa sendiri," ucap Savana Sambil melepaskan diri dari pria tampan itu.
"Kamu mau kemana?" tanya pria tampan itu.
"Saya mau ke Price kafe," sahut Savana dengan muka juteknya.
"Yaudah saya anterin," ucap pria tampan itu, sambil membuka kaca mata yg di pakainya.
"Enggak ... Gak usah saya bisa sendiri kok," sahut Savana sambil mengernyitkan dahinya.
"Enggak usah Ge-er deh. Saya cuma mau nolong, enggak modusin kamu kok. Jalan aja kamu enggak bisa," kata Pria tampan itu, dengan gayanya yang cool.
Akhirnya Savana menerima tawaran pria tampan itu untuk mengantarkannya ke kafe yang ia tuju. Selama dalam perjalanan keduanya masih bersikap acuh tak acuh.
Di lain tempat Aksa sedang menunggu Maura di Restoran mewah untuk membicarakan sesuatu yang cukup penting. Tidak butuh waktu lama akhirnya Maura datang dengan membawa bingkisan kado untuk Aksa, Maura langsung memberikan senyuman manisnya kepada Aksa, dan tidak lupa ia mengucapkan selamat untuk Aksa yang sedang berulang tahun.
Matanya berbinar-binar sambil tersenyum bahagia melihat Aksa. "Hai sayang! happy birthday," ucap Maura.
Namun respon Aksa malah sebaliknya sikap Aksa sangat dingin terhadap Maura. "Makasih Maura," sahut Aksa dengan sangat dingin.
Aksa pun langsung menatap tajam ke arah mata Maura. "Maura ada yang mau aku bicarakan," ucap Aksa dengan nada berat.
Namun Maura tetap tersenyum manis pada Aksa ia mengira bahwa Aksa akan melamarnya. "Kemarin temen aku liat kamu di toko perhiasan lagi beli cincin, pasti kamu mau ngelamar aku kan? aku mau Aksa," ucap Maura.
Aksa pun heran dengan apa yg di katakan Maura, senyum pahit terpatri di wajah Aksa. "Hahaha ... Maura-Maura kamu itu salah paham!" sahut Aksa sambil mengerutkan keningnya.
Senyuman di wajahnya kini memudar. "Salah paham?" tanya Maura pada Aksa.
Senyuman di wajahnya kini memudar. "Salah paham?" tanya Maura pada Aksa.
"Aku jujur dulu diam-diam aku memang sempat suka sama kamu, tapi seiring berjalannya waktu kamu sibuk dengan pekerjaan kamu, kita jarang ketemu, perasaan itu lama-lama hilang. Jadi aku berpikir untuk mencari perempuan lain paling tidak punya waktu untuk aku, dan Alhamdulillah aku menemukannya, rencananya hari ini aku mau melamarnya," kata Aksa sambil menatap tajam mata Maura.
Maura mengangkat pandangannya, dia menatap Aksa dengan tatapan teduh, telinganya sudah tidak kuat mendengar perkataan Aksa.
"Oh iya aku rasa ini adalah pertemuan terakhir untuk kita," tutur Aksa sambil berdiri dan pergi meninggalkan Maura sendirian di restoran tempat mereka bertemu.
Maura pun tidak dapat berkata-kata lagi, ia hanya dapat tertunduk lesu, air matanya terus mengalir membasahi wajahnya. Maura begitu tersakiti setelah Aksa mengutarakan perasaannya.
Tiga puluh menit berlalu, suasana restoran yang sepi dan terasa dingin membuat Maura semakin larut dalam kesedihannya, kata-kata yang di lontarkan Aksa terus terngiang-ngiang di pikirannya dan sangat membuat ia sakit hati.
Maura menghela napasnya pelan. "Oke gue jangan sedih terus gue harus cari tahu siapa wanita yang telah membuat Aksa berpaling dari gue," ucap Maura pelan.
Ia tampak menatap ke arah langit-langit hingga akhirnya ia pergi meninggalkan tempat tersebut, meski air mata masih terus membasahi wajahnya.
Savana masuk ke ruangan Xabiru dengan membawakan minuman untuk Mama Yunita. "Permisi, Pak, Ibu," ucap Savana dengan sangat ramah dan senyuman manis di wajahnya menggambarkan ketulusan hati dan jiwanya.Mama Yunita yang tadinya sedang asyik menggobrol dengan Xabiru langsung mengalihkan pandangannya kepada Savana. "Wah terimakasih banyak ya," ucap Mama Yunita."Iya baik sama-sama Bu, kalau begitu saya permisi ke belakang dulu," ucap Savana.Penampilan Savana yang sangat rapih dan cantik meskipun menggunakan seragam kantor sebagai cleaning servis. Hal itu langsung membuat Mama Yunita begitu sangat menyukai Savana. "Kamu Office Girl baru ya disini?" tanya Mama Yunita.Savana hanya mengangguk dan tersenyum. "Bukan Office Girl Ma, tapi dia adalah calon menantu Mama," sambung Xabiru yang sontak langsung membuat Savana terkejut seketika."Apa maksud dari ucapan Pak Xabiru? Aku enggak salah dengar kan?" tanya Savana pada dirinya sendiri dalam hatinya."Kamu yang bener Xabiru masa calon mantu M
Mama Yunita yang merasa bosan karena setiap harinya harus di rumah terus akhirnya sekarang ia memutuskan untuk pergi ke kantor meskipun tidak untuk bekerja dan hanya mengecek bagaimana kondisi kantor perusahaan peninggalan suaminya itu namun sudah cukup membuat hatinya merasa sangat senang. "Tolong antar saya ke kantor ya," ucap Mama Yunita pada salah satu sopir di rumahnya."Apa Bu? Ke kantor?" tanya sopir itu yang sepertinya terkejut dengan perkataan Mama Yunita."Iya," sahutnya.Raut wajah sopir itu tampak tegang karena ia takut dimarahi Xabiru jika ia salah. "T-tapi Bu?" ucap sopir itu dengan gugup.Setelah itu Mama Yunita langsung tersenyum karena ia langsung paham dengan maksud sopir pribadinya itu. "Kamu tenang aja enggak usah takut sama Mas Biru nanti saya bilang sama Biru kalau saya mau main ke kantor," jelas Mama Yunita."Oh baik kalau begitu, ayo Bu saya antar," sahut sopir pribadi itu yang langsung membukakan pintu mobil Toyota Alphard.Setelah itu Mama Yunita langsung mas
Setelah sampai di taman Maura pun langsung me gaja Syifa untuk duduk, ia juga tidak lupa memberikan es cream yang dibawanya kepada Syifa. "Ini Es krim nya Syifa, Tante beliin spesial hanya untuk kamu," ujar Maura yang selalu bersikap baik kepada Syifa karena ia sangat tahu jika gadis kecil yang saat ini sedang bersamanya itu bisa dimanfaatkan dengan sangat baik."Wah, makasih banyak ya Tante," jawab Syifa yang kemudian langsung memakan es cream yang dibelikan oleh Maura, raut wajah Syifa begitu sangat senang, ia tidak kesepian lagi, ia serasa memiliki seorang yang siap mendengarkan semua celotehan lucunya."Syifa Tante mau tanya deh," ucap Maura."Tanya apa Tan?""Sekarang ini Tante enggak pernah lihat kamu main bareng kaya gini Mama kamu, Mama Sava," ucap Maura mulai memancing.Syifa yang tadinya ceria langsung murung dan menundukkan kepalanya lagi ketika Maura mulai membahas Sola Savana karena memang saat ini Savana memang sedang sibuk-sibuknya bekerja hingga kurang waktu untuk berm
Sementara itu saat ini Syifa sedang ikut Papah Rangga mengurusi bisnis restoran dan juga kafenya. Pengngujung restoran hari ini cukup ramai jadinya Syifa sedikit kesal karena Papah Rangag sibuk melayani para pelanggan bersama dengan beberapa karyawan lainnya. "Oppa juga sibuk banget dari tadi mondar-mandir terus sementara itu disini sendirian terus," guamam Syifa.Papah Rangga yang sudah selesai mengantarkan pesanan ke meja pelanggan tidak sengaja melihat Syifa yang sedang melamun sendirian dengan raut wajah yang sedih, Papah Rangga langsung menengok kearah ruangan restoran miliknya. "Pelanggan lagi ramai-ramainya lagi tapi Syifa kayanya lagi sedih karena enggak ada yang ngajak main," batin Papah Rangga yang langsung menghampiri Syifa."Syifa," ucap Papah Rangga dengan lembut sambil duduk disamping cucunya."Syifa kenapa kok diem terus sih?" tanya Papah Rangga."Syifa kesel sih kenapa coba Opa sama Mama itu sibuk-sibuk banget, aku juga pengen main sama kalian,"ucap Syifa.Mendengar ce
Saat melihat Savana yang tidak pernah berhenti bekerja sejak pagi hingga siang hari membuat hati Agri cukup iba melihatnya. "Dia dari pagi enggak istirahat kali ya, kerja terus, kasihan juga kalau gini lihatnya," batin Agri dalam hatinya.Sementara itu Xabiru terus bertanya kepada Agri tentang kondisi Syifa ketika ibunya sibuk bekerja dari pagi hingga malam. "Agri Apakah kamu tahu gimana kondisi Syifa ketika ibunya bekerja?" tanya Xabiru pada Agri."Sebenarnya saya tidak tahu pasti sih Pak, tapi saya yakin kalo Syifa merasa sangat kecewa ketika ibunya terlalu sibuk dengan pekerjaannya, Syifa sendiri pasti merasa jika ibunya lebih mementingkan pekerjaannya dibandingkan dirinya," jelas Agri sambil menatap wajah Xabiru."Sebenarnya saya akan terus membuat kondisi Savana terus menerus menderita selama satu Minggu kedepan tapi Apakah fisik dia kuat? Gimana nanti kalau dia sakit jadinya yang ada enggak bisa usilin dia lagi nanti," batin Xabiru dalam hatinya."Sekarang perempuan itu lagi nga
Hari kedua bekerja Savan sudah harus berangkat pagi-pagi sekali yakni pukul 05.00 atas perintah Agri kemarin. Sebenarnya ia masih ingin melanjutkan tidurnya karena kegiatan kemarin sungguh sangat melelahkan. Sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 04.45 dan ia harus cepat pergi ke kantor. Papah Rangga yang sedang duduk diruang tv langsung keningnya ketika melihat putri tercintanya sudah sangat cepat untuk pergi ke kantor pagi-pagi sekali."Savana kamu mau kemana Nak? Ini masih pagi banget loh masa udah mau pergi ke kantor lagi aja?" tanya Papah Rangga.Mendengar suara Papah Rangga, Savana langsung menghampirinya lalu menyalami tangan Papah Rangga. "Aku mau pamit sama Papah untuk pergi ke kantor karena kerjaan aku di kantor banyak banget Pah jadi harus berangkat pagi-pagi," jelas Savana mencoba memberikan penjelasan kepada Papah Rangga yang selalu mengkhawatirkan kondisi kesehatan Savana."Tapi harus pagi banget kaya gini ya? Padahal kemarin kamu juga pulang tengah malam sayang. Papah t
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen