All Chapters of Monsieur OH: Chapter 31 - Chapter 40
45 Chapters
Pujian II
   Sebulan kemudian, atau tepatnya saat perayaan tahun baru di istana, aku mendapat begitu banyak pujian dari para bangsawan atas tindakan ku. Mereka memuji ku  sebagai orang yang bijak karena penyelesaian daerah sengketa sebelumnya. Ada juga yang memuji ku karena dalam jangka waktu yang singkat aku dapat menyingkirkan pekerja ku yang korup.   Walau aku senang dengan pujian tersebut, aku merasa terbebani dengan sindiran yang mereka tujukan pada tuan duke yang mereka cap gagal melaksanakan tugasnya. Bahkan ada yang berkata:"itulah sebabnya rakyat jelata yang menerima gelar bangsawan tidak akan pernah bisa melakukan pekerjaan bangsawan asli dengan baik walau mereka telah berusaha sekeras mungkin. Darah kita denganmereka jelas berbeda"   Pernyataan itu jelas kelewatan dan telah mencoreng nama baik tuan duke, terlebih saat mengatakannya mereka berpura-pura tak melihat Alejandro yang berdiri tepat di sebelah ku. Alejandro hanya d
Read more
Kapal L'armée
   Esoknya aku menulis surat untuk mengucapkan selamat tahun baru dan harapan ku yang terbaik untuk Nyonya Sereva. Aku juga tak lupa untuk menyertakan hadiah kecil, berupa teh Chamomile yang sengaja ku pilih karena sebelumnya saat bertemu Nyonya serevia sempat bercerita kalau belakangan ia sulit tidur. Aku harap dengan meminum teh ini beliau dapat memiliki tidur yang baik.   Belum sempat surat yang tengah ku tulis selesai, tiba-tiba Gilliard mengetok pintu. Tapi kali ini ia tidak sendirian, ia membawa seorang pria bersamanya. Pria itu mengenakan jubah lengkap dengan tudung yang membuat wajahnya sulit untuk dilihat. Siapa sebenarnya pria ini dan kenapa Gilliard membawanya ke ruangan ku?"tuan muda, maaf karena saya datang tampa memberi kabar", ujar Gilliard sambil menundukkan kepalanya."Tak apa Gilliard, tapi ada apa ini? dan siapa pria dengan jubah tertutup ini?", tanya ku balik.   Bukannya menjawab pertanyaan ku, Gilliard
Read more
Taktik
   Seminggu kemudian, Nyonya Serevia berkunjung ke mansion Ophelium, ini merupakan kunjungan pertamanya sejak aku menyelesaikan pendidikan tata krama ku tahun lalu. Nyonya Serevia berkunjung dengan membawakan ku beberapa hidangan dan buah segar yang ia tanam langsung di kebun mansionnya."Anda tidak perlu repot-repot membawa semua ini", ujar ku ketika kami masuk ke ruangan ku."Kita harus hati-hati, tak ada yang bisa menjamin kalau semua orang yang ada di sini bukanlah orang suruhan putra mahkota", ujar Nyonya Serevia tenang."tapi tampaknya putra mahkota tak akan melakukan hal mencolok seperti itu", ucap ku untuk membuat Nyonya Serevia lebih tenang."dengan segala popularitas yang anda miliki saat ini? tampaknya itu menjadi sulit. Putra mahkota sekarang tak akan memandang anda sebagai sepupu, melainkan saingan untuk mendapatkan tahta", Nyonya Serevia berbicara sambil menatap mata ku langsung."Anda berlebihan, memang belakangan popularit
Read more
Kejutan
   Pagi ini aku menemui tuan duke di ruang kerjanya untuk mendapatkan informasi apa pun yang diketahuinya tentang putra mahkota. Tuan duke lalu mulai bercerita, sepanjang pengetahuannya ketika raja yang sekarang naik tahta, ia segera mengusahakan agar perjanjian antara kerajaan Graftan dengan kekaisaran Xing yang dibuat oleh ayahnya dapat di akhiri.   Raja telah melakukan banyak upaya melalui cara negosiasi dan akhirnya usahanya tercapai ketika perang yang telah berlangsung lama di benua Xiu selesai beberapa tahun yang lalu. Sejak itu perjanjian antara kerajaan Graftan dengan kekaisaran Xing dianggap selesai. Namun, kerajaan Graftan tetap memegang hak monopoli sebagai rekan kerja sama pemasaran produk kekaisaran Xing.   Tapi setelah perang antar wilayah utara dan selatan pecah lagi, tampaknya kekaisaran Xing memaksa agara kerajaan Graftan membantu mereka. Saat itulah putra mahkota menawarkan diri untuk menjadi penanggung jawab kesepakata
Read more
Pilihan
   Rapat dadakan itu segera di mulai ketika putra mahkota memasuki ruangan, Selain putra mahkota dan pengawalnya ada tujuh orang lainnya di ruangan itu. Aku, Alejandro, tuan duke Ophelium, perdana menteri, mentri perang dan dua orang kepala keluarga yang menjabat sebagai mentri urusan dalam istana dan mentri urusan luar kerajaan. Bisa dibilang peserta rapat itu adalah orang-orang yang memegang kendali penting kerajaan."tampaknya kita semua yang berkumpul hari ini telah mengetahui agenda pembahasan kita. Karena itu untuk menghemat waktu, jika tak ada yang hendak ditanyakan saya akan segera memulai penghitungan suara", putra mahkota membuka rapat itu dengan tergesa-gesa."putra mahkota, mohon maaf atas kelancangan saja. Kami memang telah mengetahui kalau yang mulia raja telah melakukan kontak dengan fraksi bangsawan yang menghubungkannya dengan Kerajaan Xavier. Tapi bukan kah itu adalah hal yang baik? lagi pula kerajaan Xavier tengah berkembang pesat saat ini.
Read more
Penghakiman
   Hari yang ku tunggu akhirnya tiba, putra mahkota meminta ku untuk menemuinya di istananya sendiri. Saat memasuki ruangan itu aku bisa melihat kalau putra mahkota menunjukkan minat yang cukup besar untuk menemui ku. Bukan kah ini cukup aneh? saat bertemu sebelumnya dengan paman ia bahkan tak memedulikan ku."Saya memberi salam pada-", Salam yang ku ucapkan belum selesai tapi putra mahkota segera menghentikannya dan meminta ku untuk langsung duduk saja."Jadi kenapa kakak ingin bertemu dengan ku? apa ini ada hubungannya dengan pertemuan sebelumnya?", tanya nya antusias pada ku.Kakak? rasanya sangat canggung tiba-tiba dipanggil dengan "kakak" padahal hubungan kami berdua sangat canggung."itu benar yang mulia, maksud saya..", aku tak bisa melanjutkan kata-kata ku ketika menyadari muka putra mahkota berubah masam."apakah ada yang salah yang mulia?", tanya ku kepadanya."padahal dulu saat hanya bertemu berdua kakak selalu
Read more
Sepucuk Surat
   Ada begitu banyak hal terjadi di luar ekspektasi ku, putra mahkota yang ternyata adalah sumbermasalah di tempat ini, paman yang memutuskan untuk berperang dengan anaknya sendiri hingga Arrahad, adik ku sendiri yang memutuskan untuk tak berkomunikasi dengan ku lagi.   Semua bermula karena aku hendak memberikan "wasiat" padanya, tapi sepertinya adik ku itu belum siap untuk menerima semua kenyataan yang selama ini terpendam. Bagaimana pun aku berusaha untuk mendekatinya, ia terus menjauh.   Waktu terus berjalan seakan tak peduli dengan kesiapan ku, hingga kini tinggal lima hari sebelum festival berburu diadakan dan tiga hari hingga pembukaan festival berlangsung. Aku tak bisa memastikan keselamatan ku di sana tapi Arrahad tetap menolak untuk berbicara dengan ku. Aku pun tak punya kekuatan untuk menghentikan paman atau pun putra mahkota.   Tak ada yang bisa memprediksi apa yang akan dihasilkan dari festival itu, namun sa
Read more
Pertemuan Pertama?
   Esoknya, dengan di dampingi oleh ku dan tuan duke, paman selaku raja kerajaan ini menyambut para tamu kehormatan yang di utus dari negara tetangga. Aku mengenali beberapa wajah di antara mereka. Wajah orang-orang yang membantu putra mahkota untuk mengembangkan usahanya hingga kini.   Kami menyambut mereka dengan hangat walau tau kalau mereka akan balik menyerang kami besok. Sesuai jadwal setelah semua utusan tiba di istana, kami akan melakukan acara minum teh bersama. Total orang yang hadir di acara itu adalah lima belas orang.   Putra mahkota tak ikut di dalamnya, karena berdasarkan tradisi kerajaan, putra mahkota bertugas menemani para tamu yang tiba ke istana sehari sebelumnya. Walau pemimpin mereka tak ada di sini, tampaknya mereka dengan berani akan mencoba memojokkan paman."Yang mulia saya senang melihat anda sehat di usia anda sekarang. Saya harap anda akan berumur panjang", puji salah satu utusan yang merupakan penduku
Read more
Festival Berburu
   Esoknya, sesuai dengan rencana seluruh utusan dan tamu undangan beserta para peserta festival berburu berkumpul di halaman belakang istana. Di sana dilakukan semacam perpisahan untuk para peserta berburu yang akan bertolak ke hutan.   Setiap peserta diijinkan membentuk sebuah tim yang berisikan satu orang peserta dan dua orang pengawal. Hal ini dilakukan untuk berjaga-jaga dari hal berbahaya mengingat kalau peserta berburu ini berasal dari kalangan bangsawan menengah dan atas. Kemanan mereka selama festival berlangsung harus dapat dipastikan.   Ini pertama kalinya dalam sepuluh tahun paman ikut serta dalam festival berburu, paman dikawal oleh Tuan Duke Ophelium dan ketua pasukan kesatria kerajaan. Sedangkan aku di kawal oleh Gilliard dan Tuan Ignatius yang nantinya akan menunjukkan arah pelarian.   Sebelum berangkat ke hutan, aku menemui ibu yang tengah berada di antara kerumunan nyonya bangsawan lainnya. AKu mencium
Read more
Festival Berburu II
Tuan muda!Tuan muda sadarlah!Tuan saya mohon bukalah mata anda!     Suara itu terus tergiang di kepala ku, suara siapa itu? tempat ini begitu gelap. Aku tidak bisa melihat apa pun, sejauh mata ku memandang aku hanya bisa melihat kegelapan yang tak berujung. Suara itu terasa semakin dekat."Hah", aku berteriak.   Aku memperhatikan sekitar ku, tubuh ku dipenuhi dengan peluh keringat. Jantung ku berdebar tak karuan seperti habis berlari jauh, apa tadi itu hanya mimpi? Gilliard memandangi ku dengan tatapan aneh."Apa anda bermimpi buruk? dari tadi anda terus berteriak. Tapi tak peduli bagaimana saya memanggil anda, anda tak kunjung bangun", keluh Gilliard.    Itu berarti aku benar-benar bermimpi, tapi kalau diingat-ingat sepertinya itu bukan lah mimpi biasa. Itu adalah ingatan seseorang, seperti ingatan ketika aku melihat ayah dan ibu ku dibunuh dulu. Tapi siapa pemilik ingatan
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status