Semua Bab Destiny About Me: Bab 81 - Bab 90
127 Bab
Bab 80.
Semenjak Rama datang mengacak acak restonya, Dafa tidak mengizinkan Aya keluar rumah, atau ikut dengan lagi ketika ia ingin ke resto atau cafenya.Meskipun kadang perempuan itu ngeyel sampai harus marah, namun Dafa tetap tegas menolak permintaan istrinya, bukan dia tidak sayang dan tidak mau, ini semua demi kebaikan Aya, sayangnya dia tidak berani mengatakan sesungguhnya. Seperti saat ini, wanita itu tengah merajuk dan merengek minta ikut suaminya yang akan pergi ke resto. "Ayolah Mas, sekali aja. Aku mau ikut, aku janji nggak akan ganggu." mohon Aya, dengan wajah berbinar. "Nggak sayang, pokoknya kamu tetap di rumah. Tolong ngertiin aku dan jangan bandel, ini demi kamu dan anak kita." ujar Dafa tegas tak ingin di bantah. "Sebenarnya Mas kenapa? aku punya salah ya?" ucap Aya berwajah sendu. "Maafin aku Mas, kalau aku hamil malah bikin Mas Dafa kesal dan nggak suka," sambung Aya lagi, gerakan tangan pun pelan. Dafa menarik dan membuang napasnya begitu pelan, sembari memijat kenin
Baca selengkapnya
Bab 81.
Ivan sepertinya adalah tipe pria keras kepala dan suka berbelit belit, selama dalam pemeriksaan. Lelaki itu tidak ada seriusnya sama sekali, setiap di tanya siapa yang menyuruhnya. Maka jawabannya selalu sama, yaitu tidak tau, namun setelah beberapa menit di tanya lagi. Jawabannya berubah, katanya yang menyuruhnya adalah bos besar. Melihat tidak ada kata serius dari Ivan, membuat Dafa geram, apalagi Tito yang memang memiliki kesabaran tipis dan mudah emosian. Jika saja tidak di kantor polisi, Ivan sudah babak belur, di tangannya, atau bahkan sudah tidak memiliki nyawa. "Jawab yang jujur!" hardik polisi begitu tegas. "Lho, gimana sih Pak. Saya sudah jujur."BUGH! Satu pukulan telak mengenai rahangnya, dan tonjokan itu berasal dari tangan Dafa, pria itu pun sama seperti Tito yang sudah tidak bisa bersabar lagi. "Sabar Pak, jangan main hakim sendiri." hardik petugas kepolisian itu. "Saya bukan main hakim sendiri, Pak. Tapi saya sudah kesal karena dia nggak mau jujur!" tuding Dafa
Baca selengkapnya
Bab 82.
"Tadi katanya ada yang marah-marah," goda Dafa ketika pria itu masuk kamar, dan melihat istrinya tengah duduk di kursi menghadap kearah luar jendela. Perempuan itu menoleh, senyumannya terbit begitu cerah mengetahui jika suaminya sudah pulang, ia berlari kecil lalu memeluk bergelanyut manja di dada bidang Dafa. "Kenapa nggak kasih tau aku, kalau kamu mau makan Pancake, sayang?" Aya sedikit menjauh lalu menggerakkan tangannya. "Aku pengin coba masak sendiri, di bantu Ibu. Tapi ternyata rasanya nggak seenaknya buatan Mas Dafa, aku kesal sama diri aku sendiri. Padahal takaran dan bahan-bahannya sama, tapi kenapa rasanya beda." ucap Aya berbahasa isyarat, wajahnya pun tertekuk lesu. Hal itu mengundang tawa dari Dafa, istrinya ini kenapa selalu membuatnya gemas. "Nggak boleh nyalahin diri sendiri gitu Ah! setiap orang-orang kan beda, aku tadi sudah makan pancake buatan kamu kok, dan rasanya enak. Siapa bilang nggak enak? Ehmm." Dafa mencolek ujung hidung Aya. "Aku buatin lagi ya?" Aya
Baca selengkapnya
Bab 83.
Tak ingin melihat Syifa bersedih, Tito berusaha menghibur gadis itu, entah ucapan ataupun tindakan. Padahal tanpa dia sadari, hal itu semakin membuat Syifa berdebar dan salah tingkah, seperti saat ini. Pria itu belum mau mengajak Syifa pulang, mereka mampir ke kesai es krim yang cukup terkenal di kota Jakarta, tentu Syifa senang. Siapa yang tidak senang, datang ke tempat makanan favoritnya, ia paling hobi makan es krim dengan rasa coklat ataupun tiramisu. Tapi ada satu hal yang membuat Syifa kesal, yaitu. Banyak anak remaja atau pun perempuan yang cukup berumur menatap kagum pada Tito, ada juga yang terang-terangan minta di goda oleh pria tersebut, siapa juga yang tidak terpesona dengan penampilan Tito. Pria itu menggunakan kemeja hitam yang di gulung sampai siku, dengan satu kancing bagian atas terbuka, di tambah aksen rambut sedikit berantakan. "Kenapa sih? Mas ajak kesini masih di tekuk gitu mukanya?" goda Tito mencolek dagu gadis itu. "Mas lihat kita jadi pusat perhatian pen
Baca selengkapnya
Bab 84.
Ada rasa sesal yang di rasakan Tito terhadap Syifa, sebab. Usai mengatakan jika dirinya sayang kepada gadis itu, Syifa berubah diam. Ia tidak tau, Syifa diam karena tidak suka, atau bagaimana. "Fa," pria itu memegang pergelangan tangan Syifa, mencegah agar gadis itu tidak turun dari mobil. "Kenapa Mas?" tanya Syifa setenang mungkin. "Kamu kenapa? marah sama Mas? perkataan Mas tadi ada yang nyakitin hati kamu?" ujar Tito serius namun begitu lembut. Syifa mengedarkan pandangan kearah mana pun, saat ini ia sedang gugup. Apalagi Tito menatap wajahnya dengan intes. "Syifa_" panggil Tito dengan suara dalamnya. "Eh iya Mas, maaf aku jadi ngalamun." Tito menghela napas, menyandarkan tubuhnya di jok mobil, menatap kearah depan. "Kamu kepikiran soal omongan Mas, di kedai tadi? ehm." jeda sejenak. "Kalau iya, kamu nggak salah dengar kok. Mas memang sayang sama kamu, lebih dari seorang Kakak," mencoba menoleh, respon gadis itu tak banyak. Syifa masih bergeming menatap kedepan. "Mas juga n
Baca selengkapnya
Bab 85.
Dafa menelusuri area di perumahan-nya, dia berharap bisa bertemu dengan pria yang membuat hidupnya tak tenang. Namun sudah berkeliling menggunakan mobil, ia tak menemukan apapun, suasana sepi, hanya ada beberapa warga yang lewat di sepanjang perumahan tersebut. "Apa dia sudah pergi ya?" monolog Dafa, ia menepikan mobilnya terlebih dahulu. Dafa sampai keluar dari mobil, ia bediri di badan mobil sambil melipat tangannya di dada, matanya pun awas memperhatikan sekitaran. Tak menemukan apa apa Dafa pun masuk kedalam mobil dan kembali ke rumahnya. Saat masuk, Ia di sambut oleh sang istri berwajah panik, Tentu hal itu membuatnya ikut panik. "Kenapa sayang?"Aya tak lantas menjawab, perempuan itu justru memeluk erat tubuh suaminya. Dafa bisa merasakan tubuh Aya bergetar hebat, tangan pun sangat terasa dingin. "Bu sebenarnya ada apa?" Bu Hasniah baru kembali dari halaman belakang, wajahnya pun tak kalah berbeda dari Aya. "Tadi ada orang di luar pagar, Ibu nggak tau siapa. orang itu mau
Baca selengkapnya
Bab 86.
Asyik dengan ponselnya gadis berkuncir kuda, hampir saja tersungkur ke lantai, jika saja tidak ada seseorang yang menangkapnya. Syifa yang syok mencengkram kuat lengan kejar dan keras, milik seorang pria dengan wangi yang gadis itu kenal, mereka saling pandang, menyelami begitu dalam. Hingga suara berat dan dalam dari pria tersebut, menyadarkan Syifa. "Kalau jalan lihat-lihat," katanya sangat lembut di telinga Syifa. Ia buru buru menegakkan tubuhnya, tersenyum kamu, lantaran malu. "Hehe_ Maaf Mas," kikuknya."Kok minta maaf?" "Oh iya ya, ngapain minta maaf." Tito tak bisa menahan tawanya mendengar monolog dari gadis itu. "Harusnya makasih dong, ya." lanjut gadis itu tersenyum tipis. "Sama-sama, lain kali. Jangan main HP sambil jalan," pesan pria berkemeja hitam tersebut. Syifa mengangguk berulang kali, seperti boneka angguk. "Kemana Mas?" seketika Tito menghentikan langkah kakinya, lalu berbalik badan menatap Syifa jail."Kekamar mandi, kenapa. mau ikut?" Syifa membulatkan ma
Baca selengkapnya
Bab 87.
Entah bagaimana caranya, atau memang Rama cerdas. Saat ini pria itu, sedang duduk di balik kemudi mobil, menatap tajam kearah rumah Dafa, Rama berhasil membohongi, satpam penjaga komplek perumahan di tempat Dafa tinggal yang membuatnya berhasil masuk di kawasan tersebut,, dan tujuannya saat ini adalah, Membawa kabur Aya, dan dia tidak boleh gagal lagi hari ini.Melepas sabuk pengamannya ia berniat memasuki rumah itu, namun Rama menghentikan pergerakannya, saat melihat objek yang membuat hatinya panas. Di depan teras rumah Dafa, ia melihat wanita yang selama ini dia cari kini berdiri dengan wajah berseri, Hati Rama bergemuruh, ada sesuatu yang rasanya ingin meledak.Antara senang atau marah, karena Aya semakin cantik, tapi ada perasaan marah, melihat mereka begitu mesra, keduanya saling pandang penuh cinta. Aya juga terlihat mengalungkan kedua tangannya di leher pria itu, entah apa yang di bicara Dafa, namun mampu membuat Aya tertawa lalu menyandarkan kepalanya di dada bidang Dafa.
Baca selengkapnya
Bab 88.
"Eghm!" suara deheman dari arah belakang Tito membuat Tito dan Syifa yang masih saling pandang, terlonjak. sangking terkejutnya Syifa hampir saja terjatuh kebelakang, beruntung ada tangan kokoh melingkar di perutnya. Sehingga menyelamatkan Syifa dari rasa sakit. "Heh!? mulai berani pegang-pegang ya lo!" marah Dafa meskipun hanya pura-pura, saat Tito melingkarkan tangannya di perut Syifa. entah bagaimana bisa ada Dafa, padahal beberapa menit yang lalu pria itu masih berada di kamar bersama istrinya. Tapi sekarang malah sudah di sini, mengganggu adik dan sahabatnya. "Adik lo mau jatuh, masa iya gue biarin." jawab Tito tak kalah ngegas."Halah, modus kan lo?""Serah!" membantu Syifa berdiri, Tito mengamati keadaan gadis itu. "Kamu nggak apa-apa kan?" Syifa hanya menggeleng, ia masih malu dengan kejadian hari ini. habis mengutarakan perasaannya, malah kepergok kakaknya berduaan dengan jarak begitu dekat. Tito yang sadar masih ada Dafa di sana pun menoleh. "Ngapain lo di situ?" sar
Baca selengkapnya
Bab 89.
Semenjak Tito tau jika Syifa juga memiliki perasaan yang sama, pria itu kini jauh lebih perhatian dengan Syifa, sekarang Tito lebih rajin antar jemput. Meskipun sebelum juga melakukan hal yang sama, tapi kali ini, ia tidak pernah absen sesibuk apapun Tito. Dia akan meluangkan waktunya untuk gadis itu. Padahal Syifa tidak pernah meminta untuk di antar jemput, gadis itu paham dan tau bagaimana sibuknya Tito. Belum lagi jika masalah Kakaknya tentang mantan suami dari Kakak iparnya itu datang, Tito ikut sibuk membantu. Ketampanan yang Tito miliki cukup membuat anak gadis di kampus Syifa menjerit histeris, bagaimana tidak. Dengan mobil mewah setelan jas, atau kadang kemeja yang di gulung sampai siku, sudah mampu membuat terpesona. Hal itu cukup mengganggu dan membuatnya kesal, alasan itu juga Syifa menyuruh Tito tetap di dalam mobil. Tapi sayangnya Tito tidak mengindahkan permintaan gadis itu, ia tetap keluar dengan kaca mata yang bertengger di hidung mancungnya. Kekesalan Syifa kia
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
13
DMCA.com Protection Status