Semua Bab Ketulusan Cinta Rania: Bab 21 - Bab 30
87 Bab
TAK BISA PERGI
“Weeewww.... Weeewwww... Rania gak punya orangtua.. Rania gak punya ayah... Rania gak punya ibu...”Seorang anak gadis berusia 7 tahun tampak sedang terduduk sambil menangis. Beberapa anak laki-laki mengelilingi gadis itu sambil terus menghina dirinya yang terlahir sebagai yatim piatu. Iya, dia Rania. Sejak dari kecil gadis itu tau kalau kedua orangtuanya bukanlah orangtua kandungnya. Seorang ibu-ibu tetangga pernah mengatakan hal itu kepadanya.“Hey Rania, kamu itu anak yang dibuang. Kamu itu hanya anak pungut. Kamu itu gak punya orangtua. Nayla dan Agung itu hanya memungutmu dari jalanan agar kamu gak mati kelaparan.”Masih terngiang jelas di telinga Rania saat tetangganya itu berkata demikian. Karena hal ini juga membuat gadis itu semakin terpuruk dan semakin pendiam. Nayla yang mengetahui kejadian itu juga ikut sedih, kenapa bisa tetangganya itu tega berkata seperti demikian kepada anak yang masih kecil. Nayla tau, kalau wanita itu ti
Baca selengkapnya
BERITA DUKA MEMBAHAGIAKAN
Di rumah keluarga Pratama, perasaan Luki yang semula sudah kembali ceria dan bersemangat, nyatanya sekarang kembali menjadi murung dan marah-marah kembali. Sebuah impian kerjasama dengan salah satu perusahaan yang paling bergengsi di negara ini nyatanya harus gagal karena sang anak dari kliennya itu tidak jadi datang. Hari itu sebenarnya Tuan Luki akan mengadakan kerjasama dengan perusahaan dari Pak Deni yang tidak lain adalah ayah dari Dimas. Iya, tujuan Dimas pergi ke terminal saat itu karena dirinya ditugaskan untuk membeli buah tangan bagi Irma, istri dari Luki yang merupakan sahabat dari sang ibu. Namun ternyata apa yang sudah direncanakan pun harus hancur begitu saja tanpa sisa karena pertemuan antara Luki dan juga Dimas gagal. Luki tidak pernah tau kalau anak dari kliennya itu adalah sahabat dari Rania, wanita yang sangat dia benci. Dan Dimas pun belum tahu kalau mitra kerja ayahnya itu adalah Paman dari Rania, wanita yang sangat dia cintai. “Sudah lah
Baca selengkapnya
KEDAI ES KRIM
Setelah berpamitan kepada sang ibu mertua, siang itu, Rania dan juga Rizky dibawa oleh Dimas pergi berjalan-jalan dengan menggunakan mobilnya. Rizki tampak sangat senang bisa naik ke dalam mobil. Terlihat dari pergerakan badannya yang tidak bisa diam. Terus melompat-lompat dalam gendongan sang Bunda.Rania dan Rizky pun duduk di kursi depan di samping kemudi. Ada rasa bahagia di hati Dimas melihat sang wanita yang selalu dicintainya itu kembali duduk di sampingnya. Ia sangat berharap kalau posisi seperti ini bisa ia lewati setiap hari. Tentu saja dengan status Rania sebagai istrinya dan Rizky sebagai anaknya. Dimas tak mempermasalahkan jika Rizky bukan anak kandungnya, bukan darah dagingnya. Dimas akan tetap menyayangi dan mengurus Rizky layaknya anaknya sendiri. Hanya saja satu hal yang masih berkecamuk di dalam pikirannya. Apakah Rania mau menerimanya atau tidak?Bukan hanya Dimas yang bahagia, Ibu Tyas pun sama senang melihat sang menantu mau keluar kamar dan pergi
Baca selengkapnya
BERMAIN KE RUMAH PANTI
Setelah beristiahat sejenak sekaligus mengenang masa lalu, Dimas dan juga Rania kembali melanjutkan perjalanan mereka. Mungkin kerena kekenyangan dan kelelahan, kali ini Rizky tertidur tenang di pangkuan sang Ibu. Sambil mengendalikan kemudi, sesekali tangan Dimas bergerak mengusap kepala Rizky yang baginya tampak sangat lucu.“Kamu sungguh beruntung bisa memiliki Rizky, Rania. Kamu tidak boleh menyia-nyiakan malaikat kecil yang sudah dititipkan oleh Allah kepadamu itu.”Mata Rania menatap wajah laki-laki itu yang masih fokus melihat ke arah jalan di depannya. Dalam hatinya Rania berfikir mungkin memang benar apa yang dikatakan oleh Dimas, jika selama ini apa yang sudah dilakukannya, terpuruk karena keadaan, sama halnya dengan tidak mensyukuri adanya Rizky di dalam kehidupannya. Akan tetapi kembali mengingat Yusuf sang suami yang selama ini selalu ada di sampingnya, selalu menjadi penguat dan penopang hidupnya, yang kini telah pergi meninggalkan dirinya unt
Baca selengkapnya
MENGINAP
“Iya Ayah. Begini saja, ayah kirimkan file nya ke email aku, nanti aku kerjakan semuanya dari sini,” ucap Dimas yang kini sedang menerima panggilan dari sang ayah.“Kamu itu sebenarnya ada dimana sih, Dim? Ini sudah lebih dari tiga hari loh kamu menghilang. Setiap Ayah tanya kamu dimana, kamu tidak pernah menjawab. GPS ponselmu juga mati. Apa kamu sengaja mematikannya agar Ayah tidak bisa melacak dimana keberadaanmu?” gerutu sang Ayah dari balik telepon itu.Dimas tersenyum mendengar ucapan sang Ayah. Iya, memang benar. Setelah dirinya mengambil keputusan untuk tinggal disini untuk beberapa hari atau bahkan beberapa minggu, Dimas sudah mengantisipasi semua yang memungkinkan keberadaan dirinya diketahui oleh sang Ayah.“Bukan begitu Ayah. Hanya saja Dimas sekarang sedang berada di kota terpencil. Sinyal pun agak susah disini.”“Ya sudah sekarang katakan kamu ada dimana dan kapan akan pulang? Lagipula apa yang sedan
Baca selengkapnya
RANIA dan YUSUF
Beberapa tahun yang lalu...“Baiklah kita tutup pengajian ini dengan hamdallah. Alhamdulillahirobilallamin. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh,” ucap penutup dari sang kiyai. Semua jemaah pun menjawab salam tersebut. Mereka pun berdiri bersiap untuk segera pulang lagi ke rumah mereka masing-masing.Setiap satu minggu sekali, tepatnya setiap hari Jum’at sore, masjid Al-Muhajirin selalu mengadakan pengajian. Masjid Al-Muhajirin merupakan mesjid terbesar yang ada di kota B, khususnya di daerah sekitaran Panti Asuhan. Umi Nayla sangat beruntung karena dengan kegiatan ini, dia bisa mengajak para anak asuhnya untuk terus mengikuti pembekalan batin itu. Semua anak asuh Umi Nayla, selalu datang ke sana untuk mengikuti pengajian itu. Baik yang laki-laki ataupun perempuan, baik yang masih kecil ataupun yang sudah besar, semua diwajibkan untuk mengikuti pengajian itu.Rania dan saudara-saudaranya yang lain yang seumuran dengannya malah sudah terg
Baca selengkapnya
RANIA dan BIAN
Semakin lama kedekatan antara Yusuf dan Rania pun semakin erat saja. Kini keduanya sudah bisa saling terbuka satu sama lain. Yusuf yang awalnya hanya pendiam tapi ternyata aslinya laki-laki itu sangat hangat dan perhatian. Begitu juga dengan Rania. Gadis yang awalnya sangat dingin itu nyatanya dia adalah gadis yang bawel dan ceria juga. Iya keduanya memiliki rahasia sendiri dengan sifatnya. Bukan maksud keduanya menyembunyikan identitas akan tetapi memang seperti itulah sifat mereka, pendiam jika kepada orang yang tak dikenal, dan hangat kepada orang yang sudah dikenal.Umi Nayla selalu mendidik semua anak asuhnya agar bisa hidup mandiri dan juga pintar. Itu sebabnya dirinya selalu berusaha menyekolahkan semuanya hingga ke tingkat paling tinggi. Beruntung jika sang anak pintar dan akhirnya mendapatkan beasiswa, seperti hal nya Rania. Karena kepintarannya Rania pun berhasil mendapatkan beasiswa dari sekolahnya untuk melanjutkan belajar hingga ke perguruan tinggi.Sejak
Baca selengkapnya
UNGKAPAN CINTA
“Aku tidak peduli dengan pekerjaanku sebagai penjual minuman. Yang jelas Rania adalah milikku. Dia adalah calon istriku. Jadi tidak ada satu orang pun yang boleh menyentuhnya,” tegas Yusuf.Ada rasa tekejut di hati Rania saat mendengar Yusuf berkata seperti itu. Dengan lantang laki-laki itu berkata kalau dirinya adalah miliknya. Tapi sejak kapan? Mengungkapkan rasa di dalam hati juga belum pernah terjadi diantara mereka. Entah itu hanya sebuah gertakan saja dari Yusuf ataukah memang pernyataan secara tidak langsung, Rania tidak tau. Yang jelas, dia sangat bersyukur karena Yusuf sudah datang menyelamatkannya dari laki-laki seperti Bian.Mendapat pukulan telak dari sang kakak sepupu dan juga mendengar pernyataan kepemilikan atas Rania, membuat Bian murka. Dia pun berdiri tegak dan hendak memukul Yusuf dengan membabi buta. Akan tetapi emosi tidak bisa mengalahkan segalanya. Tak ada satu pun pukulan dari Bian yang mengenai tubuh Yusuf, membuat laki-laki itu sem
Baca selengkapnya
PENOLAKAN
Pagi itu semua penghuni panti baru saja menyelesaikan sarapan pagi bersama. Pagi itu langit sangat cerah. Dan pagi itu adalah pagi pertama dimana Dimas bisa melihat Rania yang kembali ceria seperti sedia kala. Gadis itu benar-benar telah menepati janjinya semalam bahwa dirinya tidak akan terus terpuruk, tidak akan terus bersedih dan akan menjadi Rania yang ceria kembali, demi sang anak Rizky dan juga demi orang-orang yang selama ini sangat menyayanginya.Gadis itu begitu sigap membantu Kak Reni membereskan semuanya. Semua anak panti juga sudah pergi untuk bersekolah. Kini di rumah hanya ada Dimas, Kak Reni, Umi Nayla, Rizky, Rania, dan juga Lestari yang sengaja izin untuk tidak bekerja hanya karena ingin bersama dengan Dimas.Rizky sangat senang bermain dengan Umi Nayla. Sedangkan Dimas, laki-laki itu terus saja mendekati Rania, menggodanya dan terkadang menjahilinya, membuat Kak Reni tertawa dengan tingkah dua sejoli ini. Sejak kecil pasangan ini memang selalu saja te
Baca selengkapnya
MAU APA
Karena merasa khawatir dengan sang ibu mertua, Rania pun mengajak Dimas untuk pulang ke rumahnya siang harinya. Dimas langsung bersemangat untuk menyanggupinya karena sejujurnya setelah Lestari mengungkapkan perasaanya kepadanya, membuat laki-laki itu menjadi merasa tak nyaman untuk tinggal disana lama-lama.Umi Nayla dan juga Kak Reni merasa sedih dengan keputusan Rania karena mereka masih kangen dengan Rizky, akan tetapi mau bagaimana lagi, mereka semua sudah tidak memiliki hak lagi untuk mengatur wanita itu karena sekarang dirinya sudah berkeluarga. Walaupun sang suami sudah tidak ada, akan tetapi mereka juga sadar kalau kini sang ibu mertua hanya tinggal sendiri dan hanya Rania lah yang wanita itu milikki saat ini.Siang itu juga Rania dan Dimas berpamitan kepada Umi Nayla, Kak Reni dan para anak panti yang kebetulan sudah pulang sekolah. Semua orang mengantarkan kepulangan mereka kecuali Lestari. Gadis itu sama sekali tidak mau keluar dari dalam kamarnya walaupun
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
9
DMCA.com Protection Status