Semua Bab Ketika Istriku, Tidak Minta Jatah Bulanan: Bab 21 - Bab 30
33 Bab
Bab 21
Bab 21Saat melakukan aksinya, Bik Murti mendengar suara langkah kaki yang sedang menuju ke kamarnya."Tok... tok.." Terdengar suara orang mengetuk pintu membuat Bik Murti gugup takut kalau yang datang adalah Pak Cipto.Kemudian Bik Murti keluar kamar. "Bu... dipanggil Bapak diajak makan malam bersama!" ucap Mbok Ijah sambil menunjuk dimana tempat Pak Cipto menunggu Bik Murti."Bilang saja saya sedang istirahat, tidak nafsu makan!""Tapi Bu..."Ucapan mbok Ijah terpotong, padahal Mbok ijah mau memberitahukan bahwa Pak Cipto sudah menyiapkan tempat malamnya dengan sangat romantis, Pak Cipto menghiasinya dengan bunga dan lilin."Sudahlah, bilang saja seperti itu!"Kemudian Bik Murti langsung menutup pintunya dan melakukan tujuan utamanya yang sedang tertunda."Pasti masih ada bukti lainnya, tapi dimana aku bisa menemukannya""Oh ya ponsel papah pasti ada foto mereka berdua"Tak butuh
Baca selengkapnya
Bab 22
Bab 22"Apa ini benar Bu Martha itu adalah Bik Murti?" Ria masih tidak percaya tentang apa yang dia lihat."Jadi, selama ini mereka sekongkol? tapi kenapa dia ke kantor polisi?" Ria sekarang sedang menaruh curiga kepada Pak Putra dan Bik Murti tetangga yang paling kejam yang pernah dia kenal."Jangan-jangan mereka merencanakan sesuatu untuk mencelakakan aku" pikiran Ria sekarang kacau, dia hanya berani melihat dari kejauhan. Dia sudah muak kalau berurusan dengan Bik Murti beserta keluarganya. Sekarang dia mencari cara untuk bisa kabur dari mereka.Karena Pak Putra sudah sadar, jika Ria sedang mengamati pertemuannya dengan Bik Murti. Pak Putra dengan secepat kilat langsung menghampiri Ria dan mencegahnya kabur. Sekarang tangan Ria sudah dia pegang dengan erat."Kamu mau kemana Ria ayo ikut sebentar aku mau menjelaskan mengenai masalah ini, sebuah Rahasia apa yang belum kamu ketahui!" Pak Putra menarik tangan Ria untuk ikut dengannya."Lepaska
Baca selengkapnya
Bab 23
Bab 23".......  Untuk yang kedua kenapa saya tidak lari bahkan menurut kepada Pak Cipto, karena Fahmi sudah dipukul dan diancam oleh orang yang tidak dikenal" Jawab Ria sambil sesekali mengelap air matanya yang mengembun di pelupuk mata."Saat itu, saat dimana saya masuk shift sore jadi pulang kerjanya malam. Saya melihat ada sebuah mobil yang terparkir di depan rumah, saya sempat curiga kalau mobil itu punya Pak Cipto. Namun, Fahmi bilang mobil itu punya saudara tetangga sebelah bahkan katanya sudah ijin kalau mau titip di situ. Namun, disini yang bikin saya penasaran adalah ketika Fahmi diajak ngomong, dia selalu menutupi pipi dan mulutnya dengan tangan. Baru paginya saya melihat ada luka seperti sebuah pukulan yang telah Bersarang hingga membuat pipi dan mulutnya berubah tidak beraturan. Saya tanyakan mengenai apa yang telah terjadi kepadanya, namun Fahmi masih saja mengelak. Setelah saya desak akhirnya dia baru mau mengaku, bahwa semalam ada seseorang y
Baca selengkapnya
Bab 24
Bab 24..........bahkan Pak Cipto adalah pelanggan tetap di rumah makan bibik dan sampai berani membawa wanita simpanannya itu makan di sana. Kalau boleh tahu gimana cara bibik mengelabuinya?""Itu sangat mudah menurut aku Ria, dulu pertama kali awal buka rumah makan, Pak Cipto keluar kota entah itu benar tugas kantor atau bersama gadis itu. Tapi itulah saat kesempatan emas yang tidak boleh dilewatkan. Supaya rahasia ini tidak bocor, acara peresmian itu sudah aku atur, acara itu aku adakan ketika dia tidak ada di rumah dan aku hanya mengundang beberapa orang saja yang bisa aku percayai. Aku pun memperkenalkan kepada semua tamu kalau pemimpin rumah makan ini adalah Pak Putra. Bahkan sampai saat ini loh Pak Cipto tidak tahu. Karena rahasia ini tertutup rapat""Berarti sebelumnya bibik sudah tahu sejak lama ya, mengenai hubungan Pak Cipto dan wanita itu?""Aku benar-benar mengetahui hubungan Pak Cipto dengan Rosa, sekretarisnya itu setelah aku membuka rumah
Baca selengkapnya
Bab 25
 25"Maaf ya, saya tidak kenal. Anda mungkin sudah salah orang," jawab Mbak Niken atau seseorang yang sangat mirip Mbak Niken.Degg... Ria kaget dan hanya bisa terdiam di tempatnya.'Masak iya, salah orang? tapi kalau dilihat dari mata hidung dan tahi lalatnya mirip sekali. Apa lagi di tangannya, terdapat tanda lahir berwarna hitam yang bentuknya sangat mirip dengan mbak Niken. Tidak mungkin aku salah orang,' ujar Ria dalam hati."Oh... iya maaf iya, soalnya wajahnya mirip sekali dengan mbk Niken, istri sepupu saya. Kalau begitu saya pamit dulu, permisi," ujar Ria. Wanita itu sedikit gugup saat Ria menyebutkan nama Niken. Dia merasa sedikit kurang nyaman."Iya, tidak apa-apa mbk," jawab wanita itu.Setelah berpamitan, Ria kemudian cepat-cepat pergi dari tempatnya. Sekarang Ria langsung menuju lantai dua, ruangan tempat dia bekerja.Waktu menunjukkan pukul 17:00 waktunya Ria pulang bekerja. Sore ini dia pulang
Baca selengkapnya
Bab 26
26"Sebetulnya sudah dari dulu mbk Niken jarang dikasih uang sama mas Seno, mbak. Dia yang cerita ke aku langsung. Bahkan aku juga pernah menemukan mbak Niken bekerja menjadi penjaga toko. Aku bingung juga ya dengan mas Seno, ngomongnya aja yang besar namun realitanya tidak sesuai. Kasihan Hani dan mbak Niken," ujar Tya."Memang dari dulu mas Seno itu ibarat kata tong kosong nyaring bunyinya, kupikir setelah menikah dia berubah, apalagi dapat istri seperti  mbak Niken. Aku sangat mengenal mbak Niken, dia orangnya kalem dan mandiri. Tapi mungkin mas Seno jadi keenakan punya istri mandiri. Jarang minta-minta kepada dia,"  ujar Ria."Terus kamu udah tahu belum siapa pelaku penyebar fitnah, kalau mas Hamid sudah berselingkuh?" tanya Ria kepada adiknya."Aku sih curiganya dengan mas Seno mbak. Kapan lalu saat mbak Ria pergi itu kan aku ke sini tiba-tiba ibu menanyakan mbak Ria dan curiga mbak Ria ada masalah dengan mas Hamid. Aku lihat memang ada ora
Baca selengkapnya
Bab 27
27"Baik kak, Tya pulang dulu assalamu'alaikum," pamit Tya kemudian pergi mengendarai motornya.Setelah sampai di rumah Tya langsung memarkirkan motornya di garasi, kemudian sambil berjalan Tya mengambil ponselnya di dalam tas kecil yang terselempang di pundaknya. Kemudian segera di buka chat yang dikirimkannya tadi kepada mas Seno dan ternyata, mas Seno masih belum juga membukanya."Mungkin mas Seno juga lembur seperti mas Hamid, ya udahlah aku tungguin aja balasan dari mah Seno. Aku gak jadi telfon nanti takutnya ganggu bisa-bisa mas Seno marah lagi sama aku," ujar Tya sambil menutup aplikasi hijau di ponselnya.Ketika Tya baru saja masuk ke dalan rumah, Tya di kejutkan suara dari balik pintu."Tya, kamu sudah dapat kabar mengenai Niken?" Dari tadi Bu Rahmi menanti kedatangan Tya di ruang tamu. Beliau berharap Tya mendapatkan petunjuk kemana perginya Niken, istri Seno."Astagfirullah, ibu... bikin kaget saja.""Gitu saj
Baca selengkapnya
Bab 28
28"Bu, bukannya Tya membela mas Hamid. Tapi Tya yakin banget kalau mas Hamid tidak akan melakukan hal itu kepada kak Ria. Percayalah bu. Aku saja bisa yakin, kenapa ibu tidak? jadi aku mohon percayalah ini hanyalah salah paham," ujar Ria sambil memegang tangan ibunya."Memang dulu mas Hamid itu kaya bu, mau keluar duit berapa aja gampang. Tapi bagaimanapun namanya kehidupan ya pasti ada saja cobaannya. Roda kehidupan itu berputar bu, kadang di bawah kadang juga di atas. Sedangkan mas Hamid dulu di atas sekarang sedang di uji dengan posisi di bawah. Yang penting sekarang mas Hamid juga sudah berusaha untuk bekerja meski hanya sebagai kuli bangunan itu tandanya mas Hamid bertanggung jawab dengan keluarganya, bu. Coba ingat-ingat dulu perjalanan ibu untuk bisa seperti ini bagaimana, pasti ada naik turunnya kan bu? gak tiba-tiba langsung kaya, kan tidak. Semua perlu proses. Ingat tidak, ketika kita tinggal di rumah yang sangat kecil dan ibu menitipkan hasil masakan ke tok
Baca selengkapnya
Bab 29
"Siapa ya? kok kayak mbak Niken. Tapi itu dia naik mobilnya siapa?" Sesosok perempuan itu akhirnya sudah sampai di depan rumah pintu Bu Rahmi dan tak lama kemudian pintu itu berbunyi dengan suara ketokan yang sangat keras dan terburu-buru. Tya bergegas membuka pintu itu. Setelah pintu itu terbuka ternyata benar dia adalah mbak Niken. "Mbak Niken?" tanya Tya. Tya menemukan Niken yang memakai pakaian minim namun bagian dadanya dia tutup menggunakan jaket. "Iya Tya ini aku Niken. Aku mau ajak Hani pulang ke kampung. Dimana dia sekarang?" tanya mbak Niken terlihat terburu-buru. "Dia sedang tidur mbk. Pulang kampung besok saja mbk, biarkan Hani tidur." "Tidak ada waktu lagi Tya. Aku sudah terburu-buru." "Tapi kenapa mbak?" Tya mencegah mbak Niken masuk ke kamar dimana Hani sedang tidur bersama ibu Rahmi. "Tolong jelaskan sebentar saja kepadaku mbk! supaya aku tidak berfikiran kotor kepada mbak Niken." Memang saat Tya melihat penampakan Niken sekarang, pikirannya sudah traveling k
Baca selengkapnya
Bab 30
"Seno sudah tahu tentang masalah ini belum, Niken?""Saya belum memberitahu kepada dia, Bu. Entahlah rasanya sekarang sudah tidak penting lagi untuk memberitahukan semua kejadian ini kepada mas Seno. Mas Seno sudah tidak perhatian lagi kepada kami. Makanya saya nekad untuk bekerja karena memang Mas Seno sudah tidak peduli.""Tidak peduli, apa maksud kamu, Niken?" tanya Bu Rahmi kaget."Selama ini Mas Seno sudah tidak memberi nafkah kami, Bu. Bahkan tak jarang dia melakukan kekerasan kepadaku.""Ya Allah..." Bu Rahmi bisa memahami apa yang di rasakan mbk Niken. Dia ikut bersedih mendengar pengakuan dari Niken."Kamu itu sudah aku anggap sebagai anak aku sendiri Niken, jika aku mendengar seperti rasanya hatiku teriris-iris, tidak ikhlas.""Kalau begitu kamu tinggal di sini aja, Niken! Kamu bisa bantu-bantu masak di sini. Apalagi sekarang usahaku mulai tumbuh sangat pesat, karena Tya sekarang juga memasarkannya di media sosial.""Tapi, aku sudah banyak menyusahkan keluarga Bu Rahmi. Apal
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status